“Cedera otak traumatik?” Lirih Aron dengan tatapan kosong ke depan. “Benar, Tuan.” Dokter itu membenarkan letak kacamatanya yang melorot. ”Cedera otak traumatik sendiri dikarenakan benturan keras saat kecelakaan, terjatuh, dan banyak faktor lainnya.”“Lalu mengapa ayah saya tidak kunjung siuman?” Aron kembali menimpali, rasa khawatir begitu menyerbunya sekarang. Dokter itu terdiam sejenak, lalu menatap Aron serius. “Dokter Tama tidak merespon terhadap rangsangan seperti rasa sakit, cahaya dan suara. Jadi, dengan berat hati saya sampaikan jika beliau mengalami koma.” Sementara itu, Bimo sedang mengintrogasi supir pribadi Tama yang sudah siuman, pria itu mengalami luka robek pada pelipisnya serta cedera engkel kaki. “Jadi, mobil yang menabrak kalian itu kehilangan kendali?” tanya Bimo.“Benar Tuan, awalnya Tuan Tama ingin ke kebun buah dulu, tapi beliau takutnya kemalaman, dan kamil langsung ke kebun bunga. Dalam perjalanan pulang, baru lima ratus meter keluar dari kabun itu, tiba-tib
Baca selengkapnya