“Akhirnya bisa kumpul main arisan lagi,” Giselle menatap pintu masuk salah satu cafe di daerah Jakarta.Langit petang menjadi tanda bahwa dia datang lebih cepat. Begitulah sejak dulu, selalu menjadi orang tepat waktu. Bahkan suka lebih dulu sampai, agar tidak membuat yang lain menunggu.“Selamat datang,” salah seorang pegawai menyapa. Giselle membalas sapaan dengan senyum ramah. Ia memberitahu nomor meja yang sudah dipesan lebih dulu oleh teman arisannya. Pegawai wanita segera mengantarnya. Menuju salah satu meja dengan sofa abu-abu serta meja panjang. Selepas kepergian pegawai wanita, tidak sampai sepuluh menit. Dua wanita paruh baya datang menghampiri.“Halo, Madam! Lama tidak jumpa,” sapa Giselle seraya beranjak berdiri. Salah satunya menyahut senang, “aduh, aduh! Coba lihat siapa yang akhirnya datang… Jeng Gisel. Ya ampun, Jeng. Sudah lama tidak jumpa~”“Maaf, ya… Madam Retno. Saya baru bisa ikut kumpul lagi.” Giselle tersenyum malu usai balas mencium pipi pemilik acara. “Ini ad
Last Updated : 2024-07-09 Read more