“Ibuku?” Louis mengerutkan kening. “Niken, apa kau yakin ibuku ingin bertemu untuk membicarakan sesuatu? Aku merasa ini tidak akan menjadi hal yang baik. Tapi kalau kau yakin untuk pergi ke sana, aku akan mengantarmu.” “Tidak perlu,” sergah Niken. “Turunkan saja aku di sini. Axel sedang dalam perjalanan menjemputku. Kami akan ke rumah ibumu bersama-sama.” Louis mengabaikan permintaan Niken. Dia menolak menurunkan Niken dalam perjalanan. Louis bersikeras mengantarkan Niken langsung ke rumah besar keluarga Marais. Mobil Louis berhenti di pelataran rumah besar keluarga Marais. Dari arah yang berlawanan, mobil Axel juga berhenti di saat yang sama. Mobil mereka pun saling berhadapan. Axel dan Louis saling tatap melalui balik kemudi masing-masing. Niken melihat ketegangan di antara mereka. Dia pun segera turun dari mobil Louis dan menghampiri Axel dengan tergesa. “Ayo, kita pergi!” ujar Axel sambil menarik tangan Niken. “Pergi? Apa maksudmu pergi?” Niken kebingungan. “Ya, apa maksud
Read more