“Axel?” Mereka semua menoleh ke belakang dan melihat Clarissa berdiri di sana dengan gaun putih anggunnya. Clarissa mendekati Axel dan meraih lengan pria itu, tapi Axel menolak dan menepisnya. “Maaf, Clarissa. Sepertinya ada kesalahpahaman di antara kita. Aku ingin meluruskan gosip yang beredar di media saat ini tentang pertunangan kita. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai kekasihku, apalagi menerimamu sebagai tunanganku. Semua itu hanya pendapat ibuku dan asumsimu saja. Selama ini, aku hanya berusaha bersikap sopan terhadapmu.” Wajah Clarissa terlihat memerah karena marah dan juga menahan malu. Dadanya naik turun dengan napas terasa sesak. “Lagi pula, kau sudah mempunyai Louis,” ujar Axel sambil melirik pada adik tirinya. “Kau tahu betapa Louis mencintaimu? Kalian pasangan yang sangat serasi.” Axel mengangkat sudut bibirnya dengan angkuh. “Jadi,” suara Clarissa bergetar. “Itu karena dia? Karena dia mencintaiku?” Perempuan itu langsung beral
Read more