Share

75| Hujan yang Menggigilkan

Niken tidak sadar betapa lelahnya dia semalaman. Sepanjang malam dia terus menangis dan marah sampai tertidur di sofa.

Begitu membuka mata, cahaya matahari sudah menerangi seluruh isi rumah. Niken cepat-cepat bangun. Dia pikir Axel mungkin sudah pulang dan tidur di kamarnya.

Berhati-hati, perempuan itu menaiki tangga menuju ke lantai dua. Niken berdiri di depan kamar Axel yang tertutup dan perlahan membukanya.

Kamar itu kosong. Posisi kasur juga masih dalam keadaan rapi–tidak terjamah sama sekali. Itu artinya Axel memang tidak pulang selama semalaman.

Kemarahan semakin berkobar di dalam dada Niken. Dia kembali turun ke lantai dasar dan duduk termenung di sofa.

Axel pun pulang. Dia membuka pintu dan melihat Niken duduk sendirian di sofa ruang tamu.

“Niken? Kau bangun pagi hari ini?” sapa Axel.

Niken hanya duduk diam sambil melirik Axel dengan tajam. Dia tidak berkomentar apa pun.

Melihat Niken yang diam saja dan sama sekali tidak merespon, Axel pun berjalan mendekatinya.

“Kau…
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status