Home / CEO / Dalam Genggaman CEO Alpha / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dalam Genggaman CEO Alpha: Chapter 81 - Chapter 90

92 Chapters

80| Kebohongan Terkuak

Niken menghela napas berat berkali-kali usai kepergian Clarissa. “Aku seharusnya tidak mengatakan hal itu.” “Seharusnya aku tidak perlu mengatakan apa-apa padanya.” “Kenapa aku mengatakan hal seperti itu padanya?” Niken menghela napas berkali-kali lagi. Di sisi lain, Axel berada di tempat parkir. Dia duduk di dalam mobilnya sambil senyum-senyum sendiri. Dia baru saja membeli sebuket bunga untuk dia berikan pada Niken di rumah. Ponsel Axel berdering. Clarissa menghubunginya. “Kenapa dia terus-menerus menggangguku?” gerutu Axel. Axel pun berusaha mengabaikan telepon tersebut tapi Clarissa mengirimnya pesan. Awalnya, Axel enggan. Tapi akhirnya dia pun memeriksa pesan tersebut dan membacanya dengan cepat. Axel menjadi gusar dan tidak lagi bisa mengabaikan perempuan ini. Niken masih melamun di rumahnya dan menyesali setiap perbuatannya. Dia menyesal sudah berbicara dengan Clarissa. Telepon rumah berdering dan Niken segera menjawab. “Axel?” Niken begitu bersemangat ketika menden
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

81| Merebut Niken dari Tanganku?

“Niken, aku meminta bertemu denganmu hari ini. Karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu.” Louis terlihat begitu bersemangat. “Ada apa ini?” Niken heran sekaligus senyum-senyum sendiri melihat tingkah Louis yang terlihat begitu kekanakan. “Apa kau baru saja memenangkan sebuah proyek besar?” “Tidak, bukan seperti itu. Sebaliknya, kita akan membuat sebuah proyek besar.” “Kita?” Niken terlihat kebingungan. “Maksudnya kau dan aku?” “Yah, tentu saja.” Louis mengulurkan tangan kanan. “Selamat karena sinopsis yang kau ajukan benar-benar bagus dan kami akan membuatkan filmnya.” Niken tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Setelah berkali-kali sinopsis yang diajukan ditolak dan kini entah sinopsis ke berapa akhirnya berhasil. Niken mendapatkan impiannya. Ragu-ragu, Niken membalas jabatan tangan Louis. Mereka tersenyum bahagia. Dia bahkan tidak mau melepas tangan Louis karena saking gembiranya. “Benarkah naskahku diterima dan terpilih untuk dijadikan film?” Niken masih tidak
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

82| Sang Pewaris

Pagi-pagi sekali, Carlos sudah datang ke rumah pantai Axel. Tepat ketika Axel akan berangkat kerja, Carlos mengadangnya. “Ada apa Carlos?” “Maaf, Bos. Ponselmu tidak aktif dan aku tidak bisa menghubungimu ke rumah. Jadi terpaksa aku datang ke sini pagi-pagi.” “Katakan ada apa?” “Sebaiknya kau tidak datang ke kantor dulu sampai beberapa hari ke depan.” “Apa yang sedang terjadi?” Axel terlihat khawatir. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. “Ada banyak wartawan di kantor sejak kemarin. Mereka bahkan sampai menginap di halaman kantor semalaman.” “Apa?” “Mereka… merasa curiga dengan pernikahan dadakanmu dan pembatalan pertunanganmu dengan Nona Clarissa. Mereka mencoba mencari tahu tentang masa lalu Nyonya Niken. Mereka berasumsi bahwa Nyonya Niken sengaja memerasmu melalui pernikahan dan kehamilannya.” Axel memijat pelipisnya. “Apa maksud semua itu? Niken bukan seorang penipu!” “Saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar dari mereka, Bos. Mereka mengatakan bahwa and
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

83| Terbongkarnya Pernikahan Kontrak

Sebulan pun berlalu usai terbongkarnya status pernikahan kontrak Niken dan Axel. Selama itu pula pemberitaan di media semakin kuat menerpa. Beragam gosip dan fitnah terus bermunculan. Kondisi perusahaan di bawah kepemimpinan Axel semakin menghadapi guncangan. Kerugian terus-menerus terjadi. Proyek-proyek lain yang dipegang oleh Axel pun semakin berguguran dan ditinggalkan oleh para investornya. Perusahaan manajemen artisnya pun mulai ditinggalkan. Pagi itu, Niken terbangun dengan perasaan yang begitu kesepian dan tidak nyaman. Semalaman, dia sibuk mempersiapkan seluruh perlengkapan untuk persalinan. “Seharusnya aku akan melahirkan tepat di hari ulang tahunku yang ke-18. Tapi, belum ada tanda-tanda kontraksai sampai saat ini.” Dan di hari itu pula, masa depan Axel akan ditentukan. Surat wasiat sang ayah jatuh tempo pada hari itu. Axel akan mewarisi seluruh perusahaan Marais atau sebaliknya, dia akan dikeluarkan dari perusahaan dan posisinya digantikan oleh Louis. Niken keluar dari
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

84| Kelahiran Sang Bayi Alpha

Celine dan Louis sudah menunggu di kantor notaris yang ditunjuk oleh Tuan Marais. Mereka berkumpul di sana untuk mendengarkan pembacaan surat wasiat oleh pengacara. “Kenapa tidak kita mulai saja?” ujar Celine. “Kami sudah menunggu cukup lama di sini.” Sang notaris berdeham. Beberapa kali dia melirik ke arah pintu dan juga jam tangan. “Tuan Axel belum datang. Saya tidak bisa membacakan surat wasiat ini jika seluruh anggota yang berkepentingan belum hadir.” “Dia tidak akan datang,” seru Louis. “Dia sudah menyerah dan sadar posisinya tidak akan mampu mendapatkan kepemimpinan di perusahaan. Axel sudah gagal memenuhi surat wasiatnya.” Seseorang membuka pintu. Semua yang ada di dalam ruangan sang notaris terkejut. Mereka pikir yang datang adalah Axel. Begitu melihat Carlos yang masuk ke ruangan tersebut, mereka pun mengembuskan napas lega kecuali sang notaris. “Di mana Tuan Axel?” tanya sang notaris. “Tuan Axel sedang dalam perjalanan ke sini. Bukankah batas waktu pemenuhan surat wa
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

85| Gadis yang Ditakdirkan Untukku

Sang pengacara membacakan isi surat wasiat yang kedua. “Tuan Marais mengatakan bahwa Tuan Axel bisa memilih antara surat wasiat pertama atau kedua. Tuan Axel juga bisa menolak perjodohan dengan Nona Clarissa Jordan. Tapi, dia harus bisa menemukan jodoh lain yang telah ditentukan untuknya pada surat wasiat yang kedua.” “Apa?” Celine dan Louis benar-benar terkejut. “Apa maksudmu dengan jodoh lain yang sudah ditentukan? Berapa jodoh yang ditakdirkan untuk Axel?” “Tuan Axel ditakdirkan menjadi pasangan dari dua orang gadis. Gadis pertama memang Nona Clarissa Jordan. Gadis yang kedua adalah putri dari perempuan yang pernah dicintai oleh Tuan Marais.” “Omong kosong!” teriak Celine. Sang pengacara pun menceritakan semuanya pada Celine dan juga Louis dengan disaksikan oleh Carlos. “Tuan Marais memiliki cinta pertama dari kalangan manusia. Tepat sebelum dia menikah dengan ibunya Axel. Karena perempuan ini dari ras manusia, maka Tuan Marais tidak bisa melanjutkan hubungannya. Dia pun memi
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

86| Niken, Aku Melamarmu!

Enam bulan kemudian… “Kau tidak perlu membawakanku bunga dan mainan untuk Angelie setiap kali berkunjung ke sini, Louis.” Niken mempersilakan Louis masuk ke rumah pantai yang kini menjadi miliknya. Louis duduk di ruang tamu. Dia menatap ke arah stroller bayi tempat di mana Niken meletakkan Angelie yang sedang tidur lelap di sana. “Kau sepertinya suka bunga. Dan aku juga sama sekali tidak keberatan jika harus membelikan lebih banyak mainan untuk Angelie. Lihatlah dia tidur dengan sangat lelap. Gadis kecil ini tumbuh begitu cepat.” Niken membawakan minuman untuk Louis. “Maaf jika rumah ini berantakan. Karena aku benar-benar harus mengerjakan semuanya sendiri termasuk mengurus Angelie.” “Kau selalu menolak tawaranku untuk memberikan Angelie pengasuh.” “Tidak apa Louis. Aku tidak ingin kehilangan momen berharga menemani masa-masa pertumbuhan emas putriku.” “Oh, aku datang ke sini untuk mengabarkan padamu bahwa kami sudah memilih sutradara untuk film yang akan kita produksi.” “Ben
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

87| Axel di Dalam Persembunyiannya

Niken pulang ke rumahnya yang sepi dan gelap. Tempat pertama yang dia tujuh adalah bekas kamar Axel. Dia buka pintu kamar itu dengan pelan. Di dalam hati kecilnya, Niken berharap ada keajaiban. “Apa yang sedang aku lakukan di sini? Mustahil dia tiba-tiba muncul di sini, kan? Aku bahkan tidak tahu di mana dia saat ini. Setelah kutolak lamarannya, dia pergi begitu saja meninggalkan segalanya.” Niken akan menutup kembali pintu kamar Axel yang kosong. Lalu tatapannya terhenti pada potret Axel berukuran besar dan masih terpasang di dinding. Axel bertelanjang dada dan berpose dengan begitu memikat dalam foto itu. “Hanya foto itu satu-satunya yang masih tertinggal.” Niken mengingat betapa Axel sangat membanggakan foto itu. Saat itulah Niken benar-benar mulai merasakan kesepian. Dia menepis kenangan manis tentang Axel dan lekas menutup kembali pintu kamarnya. Niken pun bergegas menuju ke kamar Angelie. Gadis kecil itu satu-satunya pelipur kesepian Niken saat ini. *** Louis pergi ke pa
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

88| Khawatir tapi Malu untuk Mengaku

Niken berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama dengan putri kecilnya. Dia meletakkan Angelie di dalam stroller. Niken terus bercerita sambil menunjukkan banyak hal kepada Angelie. “Maafkan mama, Angelie. Saat seperti ini, aku benar-benar menyesal pada diriku sendiri karena tidak bisa memberikanmu seorang ayah yang bisa kau banggakan di hadapan teman-temanmu kelak.” Niken berlutut di depan stroller sambil menatap sepasang mata bening bayi itu. Angelie tersenyum ceria sambil sesekali memasukkan tangannya ke mulut. Niken mengulurkan telunjuknya untuk membelai pipi Angelie. Bayi kecil itu pun meraih jari Niken dan menggenggamnya erat. “Aku benar-benar merindukan Mama di saat seperti ini. Apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia sehat di sana? Betapa berat rasanya harus membesarkan seorang anak sendirian tanpa didukung oleh suami dan keluarga. Kini, aku tahu betapa marahnya Mama malam itu, ketika tahu aku sedang hamil. Aku bisa mengerti jika dia mengusirku dari rumah. Aku benar-benar la
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

89| Mantan Istriku Mengusirku

Axel kembali ke rumah pantai dan berlari dengan tergopoh-gopoh. Dia membuka pintu rumah yang tidak terkunci dan berteriak memanggil nama Niken. “Niken! Niken Di mana kau?” Axel tidak menemukan Niken di manapun. “Angelie? Ini papa!” Axel pun berlari menuju ke lantai dua. “Angelie? Kalian di mana? Niken?” Rumah itu benar-benar kosong. Axel tidak menemukan Niken dan putrinya di mana pun. Axel nekat pergi ke kamar Niken. Tempat itu juga kosong. Dia mencari ke ruangan yang lain dan melihat sebuah kamar bayi. Langkah Axel melambat begitu melihat banyak sekali perlengkapan bayi di sana. Axel berlutut di depan ranjang bayi. Dia mengambil salah satu sepatu rajut kecil milik putrinya dan menciumnya dengan air mata berderai. “Di mana kalian berada? Apa sesuatu yang buruk menimpa Angelie? Ke mana aku harus mencari kalian?” Axel tidak tahu lagi harus ke mana. Dia pun kembali keluar dan berdiri di halaman rumah dengan gelisah. Dia letakkan tas ranselnya ke tanah dan berdiri di sana sepert
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status