Semua Bab Gadis Tawanan Pelunas Hutang: Bab 21 - Bab 30

51 Bab

Bab 21 - Sebuah Rahasia

"Tidak perlu. Makan siangnya di luar saja dan aku ingin kau ikut."Cinta menoleh ke arah Diana. Hatinya tidak enak meninggalkan mertuanya sendirian. Namun, wanita hebat itu langsung memberi isyarat persetujuan."Pergilah, temani Zaki. Mama akan membuat kunjungan singkat ke beberapa divisi."Zaki bangkit dan langsung meraih lengan istri kecilnya tanpa menunggu persetujuan. Keduanya berjalan bergandengan menuju mobil dengan tangan jantan itu turun mencekal posesif si pinggang ramping."Bersikaplah seharusnya." Seperti biasa dia berbisik lirih ke telinga Cinta dan langsung ditanggapi gesit oleh lawan mainnya. Sangat lihai membawa suasana didukung oleh penampilan masing-masing dengan pesona paripurna tiada duanya. Baik itu pahatan wajah, senyuman manis, juga lekuk tubuh sempurna bak dewa-dewi Yunani."Wow!"Permainan yang mereka cipta menuai decak kagum penuh damba dari seluruh karyawan dan karyawati Arsyandi Buana yang berharap mendapat secuil perhatian dari dua sejoli tersebut menggiri
Baca selengkapnya

Bab 22 - Tidak Karuan

"Aku ada rapat dadakan."Meski bingung, Cinta tetap harus menuruti permintaan suaminya yang sudah terlanjur keluar lewat pintu belakang bangunan restoran.Dia pun tidak ingin berpikiran buruk terhadap suaminya. Selama Zaki menepati janji untuk makan siang bersamanya di kantor, kenapa harus curiga? Tak berselang lama saat tiba di kantor, makan siang yang dipesan Zaki datang. Cinta duduk berselonjor di sofa dengan penuh semangat."Wah! Ada seafood enak. Aku suka." Cinta bersorak girang saat berhasil membuka kotak menu di depannya. Sementara Zaki hanya diam menikmati bagiannya. Cinta melirik bingung. Rupanya Zaki memesan menu yang sama untuk makan siang mereka."Sejak kapan selera kita sama? Aku penyuka seafood sedang kau pembenci menu itu. Kenapa sekarang kau malah menikmatinya dengan lahap?" batinnya berperang melawan kebingungan. Mencoba menanggapi secara positif, namun hatinya terlanjur berprasangka.Dia punya pengalaman buruk soal menu itu. Pernah di awal pernikahan, Cinta tidak s
Baca selengkapnya

Dukungan Mertua

Entah bagaimana, sekarang malah terbesit mencampuri semua urusan wanita itu. Dirinya seperti tidak rela membiarkannya berjalan sendirian. Parah lagi, sampai berupaya menjauhkannya dari pria yang ingin mengenalnya lebih jauh. Pedulikah dia?"Damn!"Mulai sekarang dia haris bekerja keras menjauhkan istrinya dari Abimanyu. Lelaki yang dahulu pernah menjadi sahabat sepermainan dan seperjuangan. Namun, sebuah alasan membuat mereka menjadi saling bermusuhan."Tidak. Bukan aku yang memulainya," gumam Zaki kecewa. Raut sesal tergambar nyata di wajahnya.Kala itu, kakek Arsyandi memutuskan untuk menjodohkan Abimanyu dengan Farahdina. Seluruh keluarga besar mendukung penuh tanpa mengetahui kenyataan kalau Zaki sebenarnya telah menjalin hubungan dengan gadis cantik bernama lengkap Farahdina Ayudia tersebut. Mengetahui Farah menolak dirinya karena Zaki, Abimanyu naik berang dan langsung datang menyerang."Sahabat macam apa kau ini? Farah itu jodohku. Aku hanya pergi ke Amerika dua bulan dan meni
Baca selengkapnya

Bab 24 - Gerebek

Cinta melotot tajam. Beberapa foto vulgar sang suami menghiasi ruang chat-nya. Zaki sedang bermesraan dengan Farah. "Kampret!" Cinta mengumpat dalam hati. Suami egois yang tadi sempat mengantarnya pulang dan akan kembali ke kantor. Kenyataan, dia malah tengah bermesraan dengan jalang di hotel. "Baik, lihat apa yang akan kulakukan," geramnya lagi dan tentu dalam hati. Khawatir dicurigai sang mertua."Bagaimana keputusanmu, Cinta? Kok, melamun, Nak?" Suara Bu Diana sontak mengembalikan fokus."Ah, ya. Baik, Ma. Asal Mama mendukung, Cinta akan menerima tawaran ini walau belum mendapat izin dari Bang Zaki.""Syukurlah. Nah, gitu baru menantu Mama." Diana ikut senang. Setidaknya sang menantu sudah bisa mengambil keputusan. Urusan sang anak bisa dibicarakan nanti.Cinta tertawa sungkan sementara Abimanyu tampak menarik bibir miring saat mengetahui sebagaimana khidmat wanita cantik itu menyebut nama Zaki. "Bersiaplah, Zaki. Selangkah lagi, istrimu akan segera melupakanmu dan kau bakal be
Baca selengkapnya

Seperti Sinar Bulan

Cinta memilih melewati Abimanyu yang diam terpaku. Sementara Zaki berniat mengejar, namun gerakannya tercegat oleh tubuh lelaki yang kini menatap penuh permusuhan. Membuat Zaki naik berang."Sudah kubilang jangan dekati istriku, bajingan!" kecamnya tidak tahan melihat Abimanyu berada di antara dia dan istrinya."Bugh!" Tak ayal satu bogem berhasil mendarat di pelipis Abimanyu. Pria itu terhuyung. Cinta sigap berbalik menahan tubuh yang limbung. Sedang Zaki dengan amarah kembali menghajar wajah Abimanyu."Kubunuh kau sekarang juga, brengsek!" "Hentikan!" pekik Cinta melerai. "Kau keterlaluan, Zaki!" cegahnya lagi dengan mendorong keras tubuh kekar itu. Namun, tidak membuatnya bergeser. Kini giliran Zaki berniat mencekalnya. Akan tetapi, Cinta langsung mengangkat kedua tangan menandakan, "Stop!"Mata mereka saling beradu dalam ketegangan."Bukan dia yang brengsek, tapi kau!" tegas Cinta.Dalam amarah yang tersulut, serentak telapak tangannya naik mendarat ke rahang maskulin milik Zak
Baca selengkapnya

Bab 26 - Jebakan

Zaki memandang kepergian Cinta dengan desahan napas berat dan pandangan menerawang."Abimanyu, semua ada harganya!" gumam Zaki dengan pancaran mata berbahaya. Di balik langkah lebar, tampak kedua tangan mengepal tinju dan rahang mengeras. Mendobrak pintu hotel dengan tatapan beringas."Jelaskan, Farah!"Zaki menyeringai, memandang rendah Farah yang kini terlihat sudah memakai kimono mandi. Kelihatan dia memang baru habis membersihkan diri."Kau sudah datang, Zaki?"Meski Farah mencoba menetralkan keadaan, Zaki tetap kokoh menyerang."Apa yang sudah kau lakukan?" tekannya dengan gerakan mendesak. Tangan kekar itu sigap mencekal rahang wanita yang kini tampak pucat di depannya. Farah meronta."Stop, Zaki! Lihat, ini aku! Hei, kau kenapa?" pekik Farah panik. Dia mencoba melepaskan diri dari cekalan kasar Zaki, tetapi tidak berhasil. Justru rahangnya semakin terjepit dan mulai mengerang sakit."Argh!""Kau yang kenapa, Farah?!" pungkas Zaki dengan seringai jahat. "Kau sudah menjebakku
Baca selengkapnya

Bab - 27 Biang Kerok

Seseorang memakai jaket hitam bertopi menatap nanar ke arah ruang ICU."Tunggulah pembalasanku."Tak lama, orang tersebut pergi dari sana. Berganti kemunculan Zaki yang mencari keberadaan Cinta. Sejak pertengkaran di Squid Hotel tadi, nomor ponselnya tidak bisa dihubungi."Sudah kuduga. Dia pasti kemari."Zaki terpaku mendapati sepasang ibu dan anak itu sedang terlelap dalam keadaan saling berpelukan. Wanita renta yang masih dibantu dengan alat pernapasan pada hidungnya, tampak sangat nyenyak dipelukan sang putri."Pemandangan langka," pikirnya dalam hati.Zaki melirik arloji di tangan dan memastikan kalau waktu telah menunjukkan dinihari. Dia memutuskan untuk menunggu hingga pagi menjelang. Pria itu mengambil posisi bersandar di kursi sambil menghela napas berat. "Akh!" Sulit dipercaya. Beberapa jam lalu, dia berada di rumah orang yang menjadi penyebab kekacauan hidupnya seharian tadi. Farhan. "Rupanya kau masih saja membuat kekacauan!" seru Zaki lantang memaksa pemilik rumah yang
Baca selengkapnya

Bab 28 - Beban Masa Lalu

Bab 28Kedua tangan naik menyapu rambutnya yang rapi, lalu turun menelusuri wajah yang entah sudah berapa lama tidak tercukur dan semakin berewok saja."Lagi-lagi karena wanita. Bahkan berhasil tidak sebuah bisnis, wanitalah yang menjadi pemicunya." Farhan menaruh dendam pada Zaki karena lahan wasiat sang kakek Arsyandi di daerah pemukiman Edelweis. Di mana lahan tersebut diwariskan kepada sang ibu yang nota bene saudari tuan Efendy Arsyad, ayah kandung Zaki. Lalu apa yang membuat pria tertutup itu bersikeras mendirikan proyek besar dengan melibatkan investor luar negeri di tanah tersebut?"Karena kesalahan fatalnya, maka hari ini kuwariskan lahan Edelweis kepadamu wahai cucuku Zaki Arsya. Jaga amanah ini dengan baik agar bermanfaat bagi orang banyak." Kalimat itu masih terngiang jelas di telinga Zaki. Almarhum kakek Arsyandi dengan penuh kesadaran mengalihkan hak waris kepemilikan Edelweis kepadanya seminggu sebelum dia meninggal. Akan tetapi, Zaki tidak pernah menyangka bakal mend
Baca selengkapnya

Bab 29 - Harga Diri Lelaki Sejati

"Hentikan!" pekik Diana."Kenapa harus berdebat? Semuanya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, oke." Wanita cantik itu melerai perdebatan antara Efendy dan putranya.Jika Efendy keras kepala dan tidak terkalahkan, maka sifat Zaki pun menurun dari pria itu. Superior dan tidak terbantahkan. Kecuali dengan sang ibu, pria 38 tahun ini mau tak mau harus mengalah."Aku permisi ke kamar dulu, Ma."Zaki hendak melenggang cepat. Sekali lagi langkahnya terhenti di undakan tangga pertama saat melihat Cinta muncul bersama Abimanyu. Istri kecilnya ini tampak tertawa ceria di depan mertua. Padahal di rumah sakit tadi, dia terlihat sangat marah tanpa kompromi."Apa mood wanita memang semudah itu berubah?" pikirnya bingung. Zaki sendiri ingin sekali menganggap pertanyaan tersebut menjadi retoris, tetapi seketika dia berubah pikiran."Tunggu. Apa-apaan ini?" Ada lelaki sok tampan di samping istrinya? Zaki mendengkus kasar. Asap amarah yang menumpuk di kepala tiba-tiba mengepul."Jadi kunyuk itu s
Baca selengkapnya

Bab 30 - Mustahil Terwujud

"Keluar dari sini."Zaki mengusir Cinta dengan tegas. Ada raut frustrasi di wajahnya yang berewok."Dengan senang hati!" balas Cinta tak kalah tegas.Wanita itu sigap meraih perlengkapan kopernya dan langsung pergi tanpa ada keinginan untuk menoleh."Sial!" Lagi, Zaki mengumpat kasar.Perdebatan ini tidak membuahkan hasil sebab Cinta terlanjur mempertahankan pendirian. Sementara Zaki sendiri seolah tidak berdaya melawan sorot mata yang selama ini menurutnya naif. Namun, siapa sangka memiliki firasat yang tidak terjangkau olehnya."Pergilah! Dan aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!" sentaknya keras.Detik berikut, Zaki pergi ke ruang kerja dan memutuskan untuk bekerja dari rumah. Katakan, dia cukup lelah menghadapi masalah yang menggunung. Beberapa email masuk dari sumber berbeda dan salah satunya dari Sekretaris Alfian. Zaki membuka dan saat akan membacanya, tiba-tiba sang ibu muncul dari balik pintu. Zaki mendongak sejenak, lalu kembali fokus ke layar laptop."Tumben anak Mama h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status