Stella tertidur lagi dengan lebih pulas saat ini. Dia memunggungi Bian, tapi pria itu dengan santai memeluknya dari belakang walau Stella belum menjawab tentang permintaan maafnya.Paginya, barulah Stella bangun dengan perasaan yang lebih baik. Dia tak tahu apakah dia benar-benar sakit atau tidak tadi malam, walaupun dia memang tadi malam melepaskan infus dari tangannya dan itu sudah cukup untuk menjadi sebuah bukti kalau dia benar-benar sakit."Sepertinya kehamilan ini tidak mudah kujalani, andaikan saja aku menjalaninya dengan suami yang benar-benar mencintaiku, pasti akan jauh lebih mudah. Dengan Bian yang lebih dulu menyakitiku seperti itu, ingin bermanja dengannya juga bukan sebuah hal yang baik. Biar bagaimanapun, dia tetaplah Bian yang dulu, yang tidak suka denganku." Stella merasa kalau pria ini pun mungkin menyukainya karena dia hamil, semata-mata untuk anaknya. Biar bagaimanapun, Stella tetaplah seorang anak orang miskin yang tidak layak untuk Bian seperti yang dikatakan ol
Read more