Share

Deeptalk?

Penulis: Ainin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Stella menatap Bian dengan wajahnya yang kaget. "Apa?"

Bian tersenyum, bergerak mendekatinya. "Bermesraan, Sayang. Sudah kukatakan, kalau mungkin aku akan melakukan beberapa hal padamu. Aku hanya ingin bermesraan, kurasa itu tidak salah."

Stella menghela napasnya, dia tahu kalau Bian pernah mengatakannya. "Untuk apa? Kenapa harus denganku?" tanyanya hingga Bian tersenyum. "Kau seharusnya bisa melakukannya dengan wanita-wanita yang ada di luar sana, 'kan? Mereka tidak akan pernah menolakmu."

Bian mengangguk. "Benar, hanya saja aku tidak mau dengan mereka. Bukankah ada istriku? Kenapa harus dengan wanita lain?" tanyanya santai membuat Stella tak habis pikir.

Dia tak mengerti apa sebenarnya yang dikatakan oleh Bian. Padahal dengan uang yang dia punya dia bisa mendapatkan dan melakukan apapun yang dia mau. Biar bagaimanapun, Bian adalah salah satu pengusaha ternama. tidak akan ada yang mau menolaknya kalau dia mencari seperti itu, tapi entah kenapa harus dengannya seperti sengaja ingin me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Chu Delima
lamanya đŸ„č
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Pagi Yang Sama

    Stella tertidur lagi dengan lebih pulas saat ini. Dia memunggungi Bian, tapi pria itu dengan santai memeluknya dari belakang walau Stella belum menjawab tentang permintaan maafnya.Paginya, barulah Stella bangun dengan perasaan yang lebih baik. Dia tak tahu apakah dia benar-benar sakit atau tidak tadi malam, walaupun dia memang tadi malam melepaskan infus dari tangannya dan itu sudah cukup untuk menjadi sebuah bukti kalau dia benar-benar sakit."Sepertinya kehamilan ini tidak mudah kujalani, andaikan saja aku menjalaninya dengan suami yang benar-benar mencintaiku, pasti akan jauh lebih mudah. Dengan Bian yang lebih dulu menyakitiku seperti itu, ingin bermanja dengannya juga bukan sebuah hal yang baik. Biar bagaimanapun, dia tetaplah Bian yang dulu, yang tidak suka denganku." Stella merasa kalau pria ini pun mungkin menyukainya karena dia hamil, semata-mata untuk anaknya. Biar bagaimanapun, Stella tetaplah seorang anak orang miskin yang tidak layak untuk Bian seperti yang dikatakan ol

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Hanya Tentang Mama

    Bian menatap Stella yang terlihat duduk tenang di belakang rumah. Sejak tadi wanita itu ada disana, setelah dia selesai makan pun dia tetap di sana dan tak beranjak sama sekali. Hal itu membuat Bian sebenarnya agak khawatir tapi karena melihat Stella yang sepertinya suka menikmati suasana asri di halaman rumah, membuatnya tidak mau menganggu untuk saat ini."Dia masih saja menjauhiku padahal dia bisa melakukan apa saja kalau dia mau. Aku tidak akan menolak permintaannya tapi itu memang menjadi sebuah ganjalan besar. Terkadang seseorang ditawarkan itu akan lebih malas untuk melakukan dan mengambil penawarannya dibanding seseorang yang tidak ditawarkan." Bian bergumam lalu menghela napas.Satu hal yang masih disesalinya di saat ini adalah kebodohannya dulu. Kenapa dia harus menyakiti perasaan Stella berulang-ulang? Sekarang meyakinkan wanita itu jauh lebih sulit daripada dia harus mengalahkan rekan bisnisnya di dalam urusan saham."Bian ..."Pria itu menoleh ke arah Stella yang sudah be

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Di Cafe Stella

    Bian duduk di salah satu kursi cafe milik Stella dan memperhatikan sekitarnya. Cafe ini memiliki interior yang cukup segar dengan nuansa anak muda dan tidak begitu mencolok. Cream dan putih adalah warna dasarnya sehingga membuat semuanya terlihat begitu alami ditambah lagi ada beberapa tanaman hidup di dalamnya dan lukisan-lukisan serta coretan tembok yang sepertinya dibuat oleh sosok yang iseng.Bian sudah menikah dengan Stella selama beberapa bulan tapi baru kali ini dia datang dan duduk di sini. Itu karena selama ini dia adalah seorang pria yang menyebalkan dan tak pernah menghargai setelah sama sekali padahal wanita itu juga tak pernah menyusahkannya.Stella justru seorang wanita yang memiliki tekad dan semangat kerja keras yang cukup tinggi. Bian tahu kalau cafe ini dibuka oleh Stella saat mereka baru menikah dan itu menunjukkan kalau Stella tidak mengharapkan uang darinya untuk hidup. Wanita itu lebih memutuskan untuk membangun bisnis sendiri dan menyibukkan dirinya dibandingkan

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Memikirkan Cara

    Stella melihat kepergian Bian yang sudah meninggalkan cafenya. Dia menghela napasnya dalam-dalam, merasa tak habis pikir walau sudah lelah untuk kembali memikirkan pria itu."Kau merasa dia terkena apa? Kenapa sikapnya seperti seorang pria yang sangat berbeda?" tanya Stella pada Lyra yang juga menyaksikan kepergian Bian."Entahlah, wajah angkuh pria itu sudah hilang banyak. Terakhir kali aku melihatnya waktu itu ketika dia marah-marah padamu. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu?"Stella menggeleng. "Entahlah, di awal perjanjian semuanya masih sama saja dan dia bahkan bersikap seperti seorang pria yang paling berkuasa dan sombong. Aku tidak tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi, tapi dia benar-benar berubah karena terakhir kali ku ingat. Sejak kehamilanku juga, dia semakin perhatian dan bisa dikatakan posesif. Aku jadi takut anak ini sampai kenapa-napa sebelum lahir," ucap Stella seraya mengusap perutnya."Aku takut nanti anak ini malah kenapa-napa, lalu dia akan menyalahkanku. Ap

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Ke Rumah Mertua

    "Ayo pulang," ajak Bian menatap Stella yang sudah berdiri di depan pintu cafenya.Wanita itu mengangguk, dia juga sudah puas di sini jadi ingin pulang sekarang daripada merasa lelah nanti sampai terlalu malam. Stella melihat Bian yang membukakan pintu untuknya langsung masuk, dia malas untuk menolak terlalu banyak karena nanti hanya akan ada perdebatan.Biarkan saja Bian mau melakukan apa, mau itu untuk anaknya atau tidak yang pasti Stella harus tetap menjaga hatinya supaya tidak jatuh begitu saja pada pria ini. Dia juga harus tetap memiliki kemampuan untuk mempertahankan harga diri, karena dia memiliki sifat sering berganti-ganti tergantung bagaimana dia menghadapi kehidupannya.Stella tidak mau nanti sudah terbawa perasaan, pria ini malah kembali pada setelan awal di mana dia merupakan seorang pria angkuh yang sangat menyebalkan. Saat itu setidaknya Stella ingin memiliki harga diri, dengan tidak terlalu banyak berharap dan mengikuti permainannya, maka Stella pasti memiliki kemampuan

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Apa Istimewanya Stella?

    Wajah Calista tercengang tak percaya membaca surat dokter milik Stella yang menyatakan tentang kehamilannya. Mata wanita yang sudah lebih separuh abad itu terlihat berbinar, sehingga Bian bisa tersenyum dengan rasa lega di hatinya.Nyatanya, dia masih bisa memberikan sebuah kebahagiaan untuk ibunya walaupun dia sempat menolak semua ini. walaupun dia sempat menyetujui semua ini hanya untuk ibunya tapi kemudian dia berpikir lagi kalau tidak ada salahnya sama sekali saat dia sudah mulai menjalaninya."Stella, sayang ... Mama senang sekali mendengar kabar kehamilan ini. Kalian akhirnya punya anak bersama, Mama senang dan bersyukur sekali, terima kasih banyak sudah bersedia mengandung anak Bian yang selama ini sudah jahat dan kasar padamu."Stella tersenyum dan menggeleng lembut, di hadapan Ibu mertuanya dia mana mungkin menunjukkan keburukan pria yang menjadi suaminya itu. Dia bertekad untuk merahasiakannya saja walaupun memang Ibu mertuanya tahu sebab pria itu adalah putranya."Tidak per

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Karma Berbalik?

    Saat keluar dari dalam kamar mandi, Bian melihat Stella yang sudah duduk dengan tenang menghadapi hidangan yang diantarkan oleh pelayan. Ibunya pasti yang sudah melakukan semua ini, karena saya tahu Stella hamil ibunya adalah orang yang paling bahagia kedua setelah dia.Tetapi kebahagiaannya tak dilihat oleh Stella sebagai sebuah hal yang wajar. Stella malah berpikir kalau Bian tidak percaya dengan anak yang ada di dalam kandungannya makanya sengaja mengajaknya untuk periksa lagi.Begitulah, pikiran Stella sudah terkontaminasi oleh kata-katanya selama ini. Sulit membuat seseorang yang sudah disakiti percaya pada apa yang dia lakukan."Tuan Muda ..."Bian hanya mengangguk singkat dan membiarkan pelayan itu pergi sebelum berjalan ke arah Stella yang sedang menatap makanan, cemilan, puding serta potongan buah. Bahkan juga ada susu di sana yang membuat Bian tahu kalau ibunya terlalu sigap dalam urusan ini."Mama perhatian sekali," gumamnya membuat Stella menghela napas pelan dan menatapny

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Membujuk bayi

    "Kepalaku agak sakit."Bian yang sudah terbangun tapi masih memejamkan matanya mendengar ucapan Stella itu dengan jelas. Hal itu membuatnya bangkit dan Stella langsung terperanjat kaget melihatnya.'"Bian ... kau mengigau?"Bian menggeleng lalu mengusap wajahnya dan menatap Stella dengan tatapan serius. "Benar-benar merasa pusing ya? Apakah kau kembali turun darah?"Stella terdiam mendengar pertanyaannya, ternyata Bian mendengar ucapannya barusan kalau dia katakan dengan begitu pelan. Apakah pria ini sudah bangun dari tadi tapi tetap tiduran?"Sejak kapan kau bangun? Ini masih jam berapa, besok kau masih harus bekerja? Kenapa harus menghabiskan waktu di sini." Stella berkata dengan wajah bingung membuat Bian tersenyum pelan."Lupakan saja tentang pekerjaan, aku akan libur total hari ini untuk menjagamu. Biar kuambilkan dulu obat, ya?" ujarnya lalu bergerak turun dan memakai sandal.Stella memperhatikan apa yang dilakukan Bian itu dengan wajah bingung. Kenapa pria itu tiba-tiba aneh d

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Permohonan Di Tengah Percintaan

    "50% saham hanya untuk bercinta denganku? Apakah kau merasa itu semua masuk akal?" Masih diposisi yang sama, Stella tak bisa lepas dari kungkungan Bian karena pria ini terlihat begitu serius ingin melakukannya. "Bukankah kau yang meminta syarat itu? Aku hanya berusaha untuk menurutinya supaya mendapatkan apa yang aku mau, sekaligus kau tidak merasa rugi dengan permintaanku." Bian menjawab dengan santai membuat Stella menarik napasnya tak percaya. "Bian, tidak ada untungnya-" "Ada, apakah kau meremehkan hasrat seorang pria sepertiku? Aku punya istri dan aku tidak bisa menyentuhnya dengan leluasa karena dia tidak percaya padaku dan masih sakit hati, jadi aku hanya berusaha untuk menggapai hatinya. Apapun akan kulakukan untuk itu, masih tidak percaya?" Stella terdiam, dia ingat sesuatu yang pernah dikatakan orang termasuk wanita-wanita yang pernah menikah. Mereka mengatakan kalau suami mereka rela melakukan apa saja jika sudah ingin melakukan hubungan suami istri. Bahkan ketika mer

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Sebagian Saham

    Stella menatap wajah Bian yang sepertinya tak ada niatan untuk melepaskannya. Wanita itu sudah mencengkram selimut saat merasakan Bian menyapa bagian lehernya dengan ciuman dan kecapan mesra. "Bian ..." Bian mengangkat kepalanya, lalu menatap dalam wajah Stella yang sudah menggeleng. "Aku tidak bisa melakukan itu." "Kenapa?" Bian menciumnya dengan lembut. "Bukankah sudah bersedia untuk lebih menerima hubungan ini dan semua perhatianku?" Stella menelan ludahnya. "Tetapi bukan dengan bercinta, 'kan?" ucapnya pelan. "Aku tidak ada mendengar ucapan itu." Bian terdiam, sadar kalau selama ini dia terbawa perasaan sendiri padahal Stella tetap menganggap semuanya sama seperti pertama kali. "Bian ... aku sangat lelah." Bian tersenyum pelan lalu mengusap kepalanya. "Sudah berapa bulan kita tidak melakukannya, kau tidak merindukanku?" Stella menatapnya dengan tatapan tak paham membuat Bian tersenyum lagi. Gila, dia yang terbawa perasaan sendiri dengan hubungan dan kedekatan yang

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Rumahku Adalah Kau

    Stella memijat kepalanya perlahan lalu keluar dari dalam mobil dan menatap Bian yang sudah membuka pintu rumah dan menyambutnya yang baru datang. Wanita itu diam selama beberapa saat tapi kemudian dia berjalan saat melihat Bian yang sedang tersenyum padanya."Kau mau pergi?"Bian menaikkan alisnya. "Tidak, kenapa kau bertanya seperti itu?" tanyanya seraya merangkul tubuh Stella, membawanya masuk ke rumah. "Emm, karena aku melihatmu keluar dari rumah saat aku sampai tadi. Kupikir kau bukan mau menyambutku tapi mau pergi ke suatu tempat seperti yang biasa kau lakukan dulu. Dulu bukankah kau biasanya selalu pergi? Kenapa sudah tidak pernah lagi keluar dan nongkrong atau menyendiri?"Bian mengajaknya duduk di sofa lalu tersenyum lembut menatap wajah istrinya itu. "Untuk apa? Aku lebih baik di rumah daripada keluar tanpa manfaat seperti itu. Aku tidak begitu punya teman, hanya ada beberapa rekan kerja. Kalau aku di rumah aku bisa membantu menjaga dan memberikan perhatian padamu. Kehamilan

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Mulai Dekat

    Beberapa bulan berlalu setelah kehamilan Stella dan dia tetap mendapati sikap penuh perhatian dan juga segala hal yang diberikan Bian mulai lebih terlihat banyak dan berkembang.Pria angkuh dan kaku itu bahkan seolah sengaja untuk menjadi dirinya yang lebih baik, tidak lagi bermulut pedas, tidak lagi bertampang datar dan dingin, tidak lagi menjadi sosok yang menyebalkan.Stella menikmati semua perubahannya tapi juga dia masih berusaha menjaga jarak. Dia tidak bisa kalau harus membiarkan pria itu melakukan sesuatu padanya semakin jauh, tapi dia juga tidak memiliki kemampuan untuk menghalanginya hingga hanya bisa menerima."Maaf, aku terlambat datang. Tadi aku meeting dulu dengan klien baru setelahnya aku datang ke sini karena itu klien yang cukup penting. Dia sudah datang jauh-jauh dari luar negeri, makanya aku layani dulu," ucap Bian begitu masuk ke cafe Stella.Wanita berdress hitam itu menoleh ke arah Bian, lalu diam selama beberapa saat. "Kau bicara seolah menjadi gigolo saja," uja

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Tekad dan Tekad

    Setelah pulang, tak ada lagi pembicaraan yang dilakukan oleh Bian dan Stella. Keduanya masuk ke dalam rumah dan disambut Amber, tapi karena tak ada yang dikatakan dan dibicarakan oleh kedua majikannya jadi Amber juga hanya diam dan berniat untuk memasak makan siang sebab sebentar lagi sudah harus makan. Stella masuk ke kamarnya dan memutuskan untuk beristirahat sambil berpikir. Dia merasa sifat Bian saat ini sudah terlalu jauh, pria itu sudah tak sama lagi dan itu membuatnya khawatir. Besar kemungkinan jika seperti ini maka mereka tidak akan berpisah sesuai dengan harapan pria itu. "Tidak ada dasar yang kuat kenapa dia berubah dan berniat untuk mempertahankanku. Aku bukan orang yang tidak punya hati sampai mengabaikan apa yang dia lakukan dan dia inginkan, tapi kalau dia tidak memiliki dasar yang kuat untuk mempertahankan pernikahan ini maka dia akan bisa mengabaikannya dengan mudah ke depannya. Dia tidak tahu bagaimana harus menjadi dirinya sendiri, karena bagaimanapun semua ini

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Menemui Mama?

    Stella menoleh ke arah Bian saat pria itu sengaja meletakkan lauk di piringnya. Padahal dia tidak memintanya sama sekali tapi pria ini memang sengaja melakukannya dan menggunakan Calista yang ada dihadapan mereka untuk semakin berpura-pura.Saat ini mereka sedang makan pagi bersama dan Bian terlihat seperti seorang suami dan calon ayah yang baik. Dia tak tahu bagaimana harus menolaknya tapi saat ini dia hanya bisa diam saja dan memakan makanan itu tanpa banyak bicara."Makanlah yang banyak, agar kandunganmu sehat." Calista bersuara membuat Stella mengangguk tanpa menatapnya.Dia malas untuk banyak berbasa-basi saat ini, terlalu melelahkan. Sepertinya jika dia kembali ke rumah atau ke kamarnya yang ada di cafe akan lebih baik, dia tidak akan menyinggung atau membuat siapapun harus terusik. Dia bukan orang yang hebat dan bahkan dia selalu menjadi orang yang terhina.Stella menghela napas panjang lalu duduk di kursi dan melihat Bian serta Calista yang sedang bicara. Sejak tadi dia tahu m

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Meminta Saran Calista

    "Aku mau." Stella menatap Bian dengan wajah datar. "Mau apa?" Bian melihat Stella dari atas sampai bawah, berulang-ulang membuat wanita itu memalingkan wajahnya dengan tatapan datar yang tak berubah. Dia sudah tahu apa yang dimaksudkan oleh pria ini, rasanya seperti tak masuk akal karena Bian bisa-bisanya meminta secara terang-terangan begini. "Apa yang kau pikirkan sebenarnya? Sadar tidak sih kalau aku sedang hamil?" "Memangnya kalau hamil tidak bisa melakukannya?" tanya Bian dengan wajah tak percaya. "Apa yang kau rasakan? Ada yang sakit lagi?" Stella menghela napasnya dalam-dalam lalu berjalan ke arah ranjang dengan rasa malas. "Aku belum fit, kalau kita lakukan malah beresiko. Itu bukan hal yang kuinginkan, aku mau mempertahankan anak ini. Apapun keadaannya, aku tidak akan membuatnya kenapa-napa. Kau harus tahu, keguguran pertama kali bisa membuat resiko macam-macam, salah satunya mungkin tidak akan bisa hamil lagi. Jadi, berhenti meminta sebelum keadaanku membaik." "O

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Terserah Padamu

    Stella yang melihat Bian terdiam hanya bisa menelan makanannya sebelum bersuara. "Makanan ini sudah cukup untukku jadi kau tidak perlu merasa harus menegur mereka. menjalankan tugas dari kau tidak perlu melakukan sesuatu kesalahan yang malah membuat mereka merasa takut. Mereka sudah lebih lama menjadi pelayan kalian dibandingkan aku yang menjadi istrimu. Jangan lakukan apapun yang membuat mereka merasa bersalah," balasnya membuat Bian menarik napasnya dalam-dalam.Nyatanya ada banyak hal yang membuat Stella tak mau menerimanya dengan mudah. Dian sudah melakukan banyak kesalahan yang tak termaafkan hanya karena pernikahan itu tadi yang tidak dia inginkan. "Maaf ..." ucapnya lirih membuat Stella menghela napas."Tidak perlu minta maaf. Aku sudah mengalami selama beberapa bulan terakhir saja menjadi istrimu. Sekarang dan dulu juga tidak ada bedanya bagiku, kau tidak perlu khawatir karena aku juga mengerti apa yang kau inginkan hanya untuk kebaikanmu. Tetapi, apakah nanti anak ini akan m

  • Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai!    Tidak Ada Hak

    Stella benar-benar enggan meninggalkan ranjang hari ini, dia hanya duduk seharian sambil membaca buku kehamilan dan segala macam artikel tentang kehamilan yang ada di ponselnya."Menyusui ... tidak, aku tidak harus menyusui bayi ini ketika dia lahir nanti karena aku akan langsung pergi begitu saja. Jadi, aku tidak harus mempelajarinya karena anak ini pasti akan mendapatkan susu formula berkualitas tinggi dan terjamin daripada air susuku." Stella bergumam sambil menatap gambar ibu yang sedang menunggu bayinya sambil menyusui itu.Dia juga ingin menjadi Ibu yang murni, yang benar-benar melakukan semua hal untuk anaknya. Tetapi keadaan saat ini memaksanya untuk tidak melakukan itu karena memang tidak bisa. Hubungan dia dan Bian terlalu retak dan parah untuk diperbaiki dan dia sama sekali tidak ada niatan untuk memperbaikinya.Sekali seorang pria menjadi brengsek dan jahat seperti ini maka kedepannya di dalam pernikahan yang lebih pasti nanti maka dia besar kemungkinan dia akan melakukan

DMCA.com Protection Status