Semua Bab Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai! : Bab 11 - Bab 20

63 Bab

Mulai Bercinta (1)

Usai makan, disini lah saat-saat yang mendebarkan bagi Stella yang harus melakukan hubungan suami istri bersama Bian.Dia meneguk banyak air minum setelah makan, melampiaskan kegugupan yang benar-benar tak bisa di minta pergi. Dia akan mengalami pengalaman pertama sebagai istri yang melayani suami malam ini, hingga hatinya benar-benar merasa kacau dan berdebar. "Aku yakin aku pasti bisa." Stella memegang pahanya dengan tangan yang terlihat gemetar. "Aku akan melayani Bian untuk segera hamil. Dan semoga saja tidak ada hal memalukan lain setelah ini. Semoga setelah ini, Bian tak mengatakan apa-apa dan melupakan semuanya," ujar Stella dalam hati, benar-benar mengharapkan semoga malam ini berakhir lancar dan tidak ada masalah apapun.Bian meletakkan sendoknya dengan santai, lalu mengelap bibirnya menggunakan serbet. Setelahnya, dia meraih gelas dan dengan begitu tenang meneguknya."Kau bisa langsung kekamar, aku akan menyusul." Stella menatap wajahnya yang masih meneguk air minum itu. "K
Baca selengkapnya

Mulai Bercinta (2)

Tangan Bian menelusuri lekukan leher Stella yang sedang berbaring di bawah kungkungannya. Lembut, halus dan harum. Benar, seperti itu ...Entah menggunakan apa tapi Bian merasa kalau Stella tidak seburuk yang dia pikirkan. Gadis ini merawat tubuhnya dengan baik, hingga menampilkan aroma harum dan lembut yang membuat libidonya naik.Bian perlahan membuka pakaian tidur Stella yang sudah memejamkan matanya karena tak kuat menyaksikan pria ini melihat area tubuhnya yang selama ini dia tutupi. Dia sungguhan merasa malu, juga merasa kalau menarik kata-katanya juga tak bisa lagi.Hingga sekarang, pasrah adalah jalan yang harus mereka lalukan. Karena sekarang dia sedang menguatkan dirinya agar apapun yang terjadi selanjutnya adalah hal yang akan mengubah hidupnya.Dia yang semula perawan, kini akan melepaskan keperawanannya pada Bian. Dia yang semula hanya istri di atas kontrak, kini akan mengandung kalau semua ini berhasil.Semoga saja Stella sanggup karena sekarang dia bahkan mulai tidak yak
Baca selengkapnya

Mulai Bercinta (3)

Bian menahan rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuhnya karena milik mereka yang sudah menyatu tanpa sekat. Dia menggigit bibirnya sendiri, lalu menarik napas beberapa kali sebelum menatap Stella yang masih menangis."Apakah masih sakit?" Stella tak menjawab, wanita itu tetap saja sama tak begitu peduli padanya dan hanya mementingkan rasa sakit akibat keperawanannya yang sudah terkoyak. Ada rasa menyesal dalam hatinya yang kembali lagi, tapi Stella sadar kalau dia harus bisa dan memberikan cucu untuk ibu mertuanya yang sedang sakit."Lakukan perlahan, aku mohon ..." ujarnya membuat Bian merasakan dadanya bergetar. Dia menelan ludah kala ini, dengan hatinya yang merasa kalau Stella rela kesakitan hanya karena ini dan menuruti permintaan ibunya."Aku akan lakukan pelan-pelan," balas Bian seraya mengeratkan genggaman tangannya pada Stella. "Tahanlah, ini tidak akan sakit terlalu lama."Stella menarik napas beberapa kali sebelum akhirnya menenangkan dadanya yang berdebar. Benar, hanya
Baca selengkapnya

Jangan Temui Pria Itu!

Bian mengerjap pelan, lalu menatap ke arah sekitarnya dan merasakan pergerakan dari arah samping. Stella, istrinya yang dia nikmati tadi malam itu sedang bangkit dan beranjak dari atas ranjangnya dengan memakai selimut yang ada disana."Bisakah kau duluan yang ke kamar mandi?" tanya Stella tapi Bian tak mengatakan apapun dan hanya menatapnya. "Aku mau pinjam selimut ini agar bisa ke kamarku. Aku mau membersihkan diriku disana."Bian sadar kalau Stella dan dirinya tak memakai apapun saat ini karena mereka langsung tidur tadi malam.Melihat Bian yang tak mengatakan apapun. Stella akhirnya menghela napas dan menatap ke bawah. Celananya masih utuh dan juga bajunya. Malas berlama-lama disini, Stella akhirnya menunduk dan mengambil pakaiannya itu dari sana.Ringisan pelan terdengar dari bibirnya ketika dia merasakan sakit saat berjongkok. Namun dia memakai celana itu sebelum akhirnya memakai bajunya dalam keadaan jongkok. Bian masih diam di atas ranjang, menatap ke arah Stella yang baru ba
Baca selengkapnya

Ancaman Bian

Stella menatap wajah Bian dengan cepat. "Siapa kau bisa menghalangiku bertemu dengannya?" tanya Stella tak senang seraya meletakkan apa yang dipegangnya. Bian tersenyum sinis, duduk di kursi makan dan menatap Stella yang tampak menatapnya penuh. Meminta jawaban atas apa yang dia katakan, hingga mau tak mau dia harus bertahan tanpa memasak."Kau tidak ada mengatakan larangan ini sebelumnya, Bian!" Stella kembali berkata dengan tatapannya yang menegas. "Kau tidak bisa melarangku melakukannya!"Bian berdecak, tampak tak senang dengan apa yang dilakukan oleh Stella. Bagaimana istrinya itu bisa berkata tegas padanya, membuatnya merasa kalau dia tak dihargai. Ck, Bian ingat kalau diapun tak pernah menghargai Stella, lantas bagaimana dia bisa dihargai balik?"Kau dengarkan aku." Bian berkata datar membuat Stella mengerutkan dahinya menunggu. "Kau tidak bisa bertemu dengan pria itu karena kau sedang dalam fase melakukan perjanjian denganku. Siapa yang bisa menduga kalau akan bermain jahat de
Baca selengkapnya

Terus Memikirkan Stella

Bian berangkat ke kantor setelah makan bersama dengan suasana dingin bersama Stella. Pada awalnya dia dan wanita itu mana pernah dekat dan tak pernah makan dalam suasana hangat, ditambah lagi dengan apa yang Bian lakukan dan Bian katakan padanya untuk tidak mendekati pria itu, tentu saja Stella marah dan semakin tak bisa dikendalikan.Hal yang membuat Bian yakin kalau pria itu memang pacar dari Stella. Kalau bukan pacarnya, wanita itu mana mungkin akan semarah dan sekesal tadi pagi, bukan? Bian sangat yakin kalau hati Stella ada dengan pria itu, makanya dia tidak terima dilarang bertemu."Cih! Kenapa aku harus memikirkan Stella terus-terusan!" Bian menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi, melepaskan berkas yang dipegangnya dan memejamkan mata. "Benar, wanita benar-benar penyihir. Hanya beberapa hari aku memiliki percakapan lebih panjang dengannya dan baru sekali aku bercinta dengannya tapi dia sudah membuatku seperti ini. Stella ... kau benar-benar penuh tipuan!"Bian menggeram kesal
Baca selengkapnya

Melanggar Perjanjian?

Sepanjang siang menjelang sore, Stella diam di ruangannya sampai akhirnya dia memutuskan untuk keluar saat mendapati pesan dari Bian. Pria itu tiba-tiba mengatakan kalau dia ada di depan dan meminta agar Stella keluar."Kenapa kau datang kesini?" tanya Stella dengan tatapan serius.Pria itu duduk di atas kap mobil mewahnya, terlihat begitu arogan dengan tangan bersedekap dan jas yang membungkus tubuhnya.Dia menatap Stella dengan tetapan datar yang terlihat begitu arogan, membuat Stella menatapnya tak kalah datar dan malas. Dua suami istri itu memang tak pernah akur selama ini, mereka bahkan tidak pernah saling bicara jika bukan hal penting yang harus mereka bahas. "Kau sudah melanggar perjanjian yang sudah kukatakan." Stella menaikkan alisnya mendengar itu. "Apa? Aku tidak merasa melakukan sesuatu dan perjanjian kita hanya sekedar aku dan kau bercinta, lalu aku melahirkan anakmu, setelahnya aku pergi. Apalagi perjanjian yang sudah kulanggar?" tanyanya sambil berkacak pinggang.Pria
Baca selengkapnya

Tidak Pulang

"Dia tidak pulang?" Bian mengerutkan dahinya saat melihat rumahnya kosong.Begitu dia pulang, dia sama sekali tak menemukan Stella. Dia tampak menghela napas, lalu membuka dasinya dan duduk di sana sendirian. Biasanya juga dia akan tinggal sendirian dan enggan untuk ada orang lain disini, karena bagaimanapun juga dia sudah lama menyendiri. Hanya saja, kemarin dia dan Stella membuat janji kalau mereka akan tidur dan tinggal bersama, kenapa sekarang wanita itu mengabaikan perjanjiannya?"Benar-benar wanita yang merepotkan," gumamnya lalu mengeluarkan ponsel. Dia harus menghubungi wanita itu agar dia pulang, Bian tidak mau tantenya malah tahu tentang hubungannya dan Stella yang masih belum membaik. Tantenya itu bisa melaporkan hal ini pada ibunya dan membuat semuanya kacau. "Kau dimana? Kenapa tidak pulang?" tanya Bian begitu panggilannya tersambung.Stella menghela napasnya dalam-dalam lalu menjawab datar. "Di cafe, malam ini aku akan tidur di sini. Terlalu melelahkan kalau aku pulang
Baca selengkapnya

Kau Menjebakku, Stella

"Pulang!"Stella mengerutkan dahinya membaca pesan itu, dia baru saja bangun tidur dan Bian langsung mengirimkan pesan aneh begini."Hari ini Mama datang untuk melihat kita jadi kau harus pulang pagi-pagi sekali. Jangan sampai Mama tahu kalau kau tidak tidur di rumah malam ini. Mama akan datang pagi ini."Stella yang baru bangun langsung bangkit membaca pesan selanjutnya yang dikirim oleh Bian padanya. Dia sungguh tidak menduga kalau ibu mertuanya akan datang, akan berbahaya kalau Calista tahu dia tidak ada di rumah sementara Bian sudah menyetujui permintaan ibunya itu."Aku akan segera pulang."Stella hanya mencuci wajahnya saja dan tidak sempat mandi, dia mengirimkan pesan pada Lyra untuk datang dan membuka cafe mereka tanpa kehadirannya karena dia akan segera pergi ke rumah. Dia memesan taksi setelahnya, lalu bergegas pulang ke rumah.Dia takut ibu mertuanya duluan datang, itu hanya akan menjadi masalah. Sementara dia tidak punya mobil atau kendaraan apapun untuk menuju pulang sehi
Baca selengkapnya

Bahagia Melihat Kalian

Stella menelan ludahnya sendiri setelah beberapa saat, sementara itu Bian baru saja melepaskannya dan menetralkan napas di sebelahnya.Berbaring membelakanginya, Stella menggenggam selimut dengan erat lalu menghela napas. "Kenapa kau harus lakukan lagi?" tanya Stella dengan suaranya yang gemetar. "Ini melanggar perjanjian."Bian menatap punggung Stella dengan tetapan santai, lalu menghela napas dan tersenyum. "Tarik saja kata-kata yang kuucapkan tentang itu, aku tidak pernah menuliskannya dalam perjanjian tapi aku pernah mengucapkannya. Jadi, aku bebas mau bercinta kapan saja denganmu," ucapnya santai membuat Stella menghela napas dalam dan memejamkan matanya."Bunuh saja aku sekalian, kau menggenggam semua kehidupanku." Bian tak mengatakan apapun, dia bergerak, menyentuh lengan Stella yang ada di balik selimut."Kau akan segera hamil kalau kita rutin melakukannya, anggap saja aku membantumu." Bian berkata santai. "Segera bersihkan diri karena mungkin sebentar lagi Mama akan datang.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status