Stella menelan ludahnya sendiri setelah beberapa saat, sementara itu Bian baru saja melepaskannya dan menetralkan napas di sebelahnya.Berbaring membelakanginya, Stella menggenggam selimut dengan erat lalu menghela napas. "Kenapa kau harus lakukan lagi?" tanya Stella dengan suaranya yang gemetar. "Ini melanggar perjanjian."Bian menatap punggung Stella dengan tetapan santai, lalu menghela napas dan tersenyum. "Tarik saja kata-kata yang kuucapkan tentang itu, aku tidak pernah menuliskannya dalam perjanjian tapi aku pernah mengucapkannya. Jadi, aku bebas mau bercinta kapan saja denganmu," ucapnya santai membuat Stella menghela napas dalam dan memejamkan matanya."Bunuh saja aku sekalian, kau menggenggam semua kehidupanku." Bian tak mengatakan apapun, dia bergerak, menyentuh lengan Stella yang ada di balik selimut."Kau akan segera hamil kalau kita rutin melakukannya, anggap saja aku membantumu." Bian berkata santai. "Segera bersihkan diri karena mungkin sebentar lagi Mama akan datang.
Baca selengkapnya