All Chapters of Istri Kontrak CEO : Hamil Sebelum Bercerai! : Chapter 21 - Chapter 30

63 Chapters

Stella Itu Cantik

Stella terbangun saat mendengar suara. Nyatanya dia tertidur setelah pembicaraan dengan Bian tadi, hingga saat dia melihat jam nyatanya sudah hampir pukul 11.00 siang.Bangkit perlahan dari sana, dia menatap kamarnya yang kosong dan hanya ada Bian yang baru masuk ke dalam kamar ganti."Kenapa aku bisa tidur? Rasanya mengantuk dan lelah sekali." Stella menguap dan bersandar di headboard.Dia memijat dahinya yang terasa pusing karena barusan terbangun. Tak lama kemudian dia menemukan Bian yang sudah berjalan mendekatinya dalam membuka lagi nakas dan menatapnya dengan wajah santai. "Maaf aku ketiduran," balasnya lalu menguap pelan. "Apakah mama sudah pulang?""Belum, Mama mengatakan mau menginap di sini beberapa hari. Kenapa sangat sibuk sekali ingin mamaku cepat pulang? Mama tinggal di rumahku bukan di rumahmu." Bian berkata dengan wajahnya yang terlihat datar membuat Stella menghela napas dan tersenyum."Bukan itu maksudku, aku hanya bertanya karena niatnya siang ini aku ingin memasak
Read more

Berpelukan Dengan Pria Lain

"Mama senang sekali melihat kalian bersama-sama seperti ini dan hidup dengan rukun. Ke depannya saat Mama datang Mama sangat ingin kamu sudah hamil, Stella," ucap Calista dengan wajahnya yang sangat keibuan. "Lalu saat Mama datang lagi kamu sedang melahirkan. Agar kehidupan Mama semakin berwarna."Stella dan Bian tersenyum mendengar ucapan Calista yang penuh harap itu. Setelah beberapa hari menginap di sini, Calista akhirnya memutuskan pulang karena dia merasa sangat senang hidup dengan menantu dan putranya tapi dia tetap punya rumah yang harus dia jaga. Dia tidak boleh sering-sering berada di rumah ini atau nanti akan mengganggu Bian dan Stella dalam fase pendekatan yang sedang mereka lakukan. "Mama hati-hati nanti, cepat atau lambat kalau memang Tuhan sudah mengatakan aku harus ambil maka pasti aku akan hamil. Nanti Mama bisa menjaga cucu dengan baik dan tidak akan ada yang bisa melarang Mama melakukannya." Bian berkata membuat Stella tersenyum dan diam-diam menahan sakitnya. Dia
Read more

Ancaman Ashley

"Aku baik-baik saja kok," ucap Stella seraya menarik napas. "Memutuskan untuk melakukan semua ini dengannya, Sama halnya dengan aku yang sudah memutuskan siap untuk terpenjara. Bian memang sudah seperti itu dari dulu dan tidak akan pernah menghormati orang lain. Apalagi aku yang merupakan istri yang tidak diinginkannya. Kebenciannya padaku, jelas besar dan tidak akan pernah hilang."Stella berkata seraya menarik napasnya dan menatap ke arah depan dimana jalan raya berada. Ashley sendiri hanya diam saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh Stella, dia berniat menjadi seorang pendengar yang baik agar bisa memberikan tempat untuk Stella."Aku yakin setelah ini nanti akan hamil, tidak akan ada kata kedua atau bahkan perubahan dalam perjanjian yang sudah kami lakukan. Bagaimanapun juga, sikapnya yang arogan itu membuatku semakin tahu diri. Aku disana hanya untuk memberikan anak untuknya, sisanya tidak ada yang harus diharapkan. Sifatnya tidak akan pernah berubah, aku yakin," gumamnya membu
Read more

Terasa Familiar

"Penghasilan hari ini semakin meningkat, Stella. Syukurlah, kau bisa menabung agar saat pergi dari hidup Bian nanti kau bisa membawa dirimu sendiri dan membuka cafe baru dengan identitas baru di negara atau kota yang baru."Stella tersenyum dan merasa lega setelah selesai menginput semua pemasukannya hari ini. Dari cafe saja dia bisa mendapatkan kurang lebih 300-700$ perhari. Mungkin penghasilan itu sedikit tapi cafenya juga tidak begitu besar dan hanya sering didatangi oleh para mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas dan bersantai. Tapi yang pasti cafenya ini baru dia bangun kurang lebih setengah tahun lalu saat dia datang ke sini dan menikah dengan Bian, menikah dengan pria yang tak menginginkannya itu hingga dia memutuskan untuk mencari nafkah sendiri.Dia tak tahu dengan kehidupan yang dulu karena saat pertama kali dia sadar itu di rumah sakit dan ada Calista di sana yang mengabarkan tentang kematian orang tuanya dan dia serta Bian harus menikah karena perjodohan yang dilakukan ol
Read more

Merindukan Seseorang

Makan malam itu mereka habiskan dengan diam tak ada yang bicara satupun. Hanya saja, Bian sejak tadi memperhatikan Stella diam-diam untuk melihat apakah dia benar-benar pernah mengenal wanita ini sebelum menikah dengannya atau yang tadi itu hanya sekedar sebuah perasaan saja?Hanya saja dalam lamunannya, dia tak menyangka kalau dia bisa menghabiskan makanan yang ada di piringnya tanpa terasa. Stella sendiri sedang menyandar dengan mata terpejam karena merasa lelah, lelah dengan pekerjaan dan lelah dengan sakit hati yang masih terus bergulat di dalam dadanya.Sedikit menyesal juga dia rasakan, kenapa dia harus menyetujui semua ini dan menderita sendiri padahal kalau dia pergi juga tidak akan ada rasa peduli bagi Bian dan mungkin pria ini juga bisa menenangkan ibunya waktu itu. "Sudah terlambat belum untuk pergi? Tapi aku bisa pergi ke mana, uangku belum terkumpul banyak. Sepertinya aku harus mulai mencari tempat yang cocok untuk pindah nanti. Ke kota mana ya?" gumamnya lalu menghela n
Read more

Pergi Keluar Kota

Bian membuka pintu kamar dengan wajahnya yang tampak datar, melangkah mendekati ranjang dimana Stella sedang tidur dengan tenang di kamarnya.Ya, ini kamar Stella. Dia duduk dipinggiran ranjang, menatap wajah Stella yang entah mengapa agak familiar baginya. Dia juga merasa nyaman dengan wanita ini padahal baru melakukan interaksi beberapa hari terakhir hubungannya. Seakan ada satu aura yang mengikat, membuat Bian seakan tak suka wanita ini diganggu oleh pria lain.Dia mendekatkan wajahnya, menatap Stella lebih dekat dan memperhatikan wajah istrinya itu dengan tatapan dalam."Kau ..." Bian menggantung ucapannya seraya menghela napas.Dia menarik selimut dan menyelimuti Stella dengan lembut, sebelum bangkit dari duduknya dan berjalan pergi ke kamarnya dengan tatapan kosong dan wajahnya yang datar."Dia sudah mengkhianati janjinya denganmu, Bian. Kau ... Kau tidak perlu merasa tersakiti terus-terusan begini."Bian memejamkan matanya, lalu duduk di atas ranjang dan menghela napas dalam-da
Read more

Bicara Dengan Lyra

Sehari tanpa Bian benar-benar membuat Stella merasa bebas. Tidak ada seorangpun yang mengganggunya, termasuk Bian dan bahkan Ashley sama sekali tidak ada menghubunginya.Dia bisa menenangkan diri di cafenya dan bahkan saat malam hari datang. Dia berbaring di atas ranjang mini miliknya dan menatap langit-langit ruangan dengan wajah yang terlihat mencoba untuk tenang."Kenapa aku masih harus memikirkan tentang pergi ke mana setelah melahirkan nanti padahal aku belum juga hamil. Aku akan mencarinya saat aku sudah hamil nanti. Mencari rumah yang disewakan, Setidaknya aku tidak akan menjadi gelandangan setelah ini." Stella menghela napasnya dan diam beberapa saat.Kenapa dia harus terus memikirkan itu. Pemikirannya memang sedikit tidak stabil, antara tidak mau pergi tapi kalau pun bertahan tidak mungkin sebab setelah dia melahirkan maka dia akan pergi jauh dan itu sudah menjadi perjanjian mereka. Bian bisa memasukkannya ke dalam penjara kalau dia melakukan hal itu, walaupun dia hanya menja
Read more

Kepulangan Bian

Bian duduk bersandar di sofa hotel yang dia pesan. Dipejamkannya mata dengan lelah, seharusnya dia membawa Stella tadi tapi bisa-bisanya dia masih bersikap jual mahal padahal kalau misalnya wanita itu ada di sini dia bisa melakukannya lagi.Senyum kecil tersungging di bibir Bian, dia tidak tahu bagaimana bisa merasa kecanduan dengan bercinta. Stella yang memberikan pengalaman pertama padanya tentu saja membuatnya merasa sedikit gila. Ditambah lagi wanita itu memiliki seorang pria yang menjadi sosok calon penggantinya di masa depan, tentu saja dia agak tertantang untuk membuat hubungan mereka berantakan.Dia tak tahu kenapa harus melakukan itu, dia memang merasa tidak suka saat memikirkan Stella memiliki seseorang yang sedang menunggunya. Dia tidak suka dan dia belum menemukan alasannya untuk saat ini."Tuan ... Saya tidak menemukan dimana dia berada. Tidak ada lokasi sama sekali dan alamat yang dia berikan juga sudah dijadikan pusat industri. Selama beberapa bulan terakhir saya tidak m
Read more

Alasan Bian?

"Nona mau makan malam? Mau saya masak sesuatu?" Stella menggeleng pelan dan menghela napasnya. Dia memikirkan sesuatu tapi khawatir pasti Bian tidak akan setuju. Bagaimana dia akan menjaga harga dirinya kalau Bian menolak. "Apa aku meminjam uang ke bank saja?"Stella diam berpikir selama beberapa saat. Hingga akhirnya dia menarik napas dan memutuskan untuk mencoba. Dia bangkit dari duduknya lalu menatap Amber dan tersenyum pada gadis yang sudah membantunya tadi."Aku akan memasak sendiri makanan yang aku mau dan kalau memang masih ada sisa aku akan memakan yang sudah kau masak. Aku akan keluar," ujarnya membuat Amber mengangguk patuh.Dia membiarkan Stella keluar dari kamar dan merapikan kamar istri majikannya itu. Dia tahu kalau hubungan Bian dan Stella memang tidak pernah baik makanya mereka tidak tidur di atas ranjang yang sama sejak dulu.Stella menatap Bian yang sedang tenang di meja makan, dia duduk di salah satu kursi pada akhirnya membuat Bian menatapnya yang hanya diam saja
Read more

Penawaran Bian

Stella menaikkan alisnya mendengar ucapan Bian yang tak masuk akal. "Aku tidak tahu apakah dia mata-mata Mama atau tidak tapi yang pasti sejak dulu dia juga sudah tahu kalau hubungan kita tidak pernah membaik. Aku masih bernegatif thinking dengan tidak mengatakan kalau kau hanya mencari alasan untuk bisa tidur denganku, Bian!" ujarnya seraya berjalan mendekati pria itu.Bian hanya diam saja, memperhatikannya marah-marah seperti sedang melihat sesuatu yang menggemaskan dalam pandangan matanya."Cepat pergi dari sini! Tidak usah tidur bersamaku karena itu tidak masuk akal!" Stella mengambil tangan Bian dan menariknya agar bangkit dari ranjangnya. "Bangun, Bian! Kau harus tidur di kamarmu, eh!"Stella tersungkur jatuh ke dalam pelukan Bian dan tak bisa bangkit ketika pria itu malah membalikkan posisi dan membuatnya berada dalam kungkungan pria itu. Mata Stella terlihat melotot, melihat Bian yang sudah tersenyum smirk menatapnya, seperti ada minat yang tertahan di matanya dan membuat Stel
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status