Home / Romansa / Pengorbanan Cinta Sang Letnan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pengorbanan Cinta Sang Letnan: Chapter 71 - Chapter 80

148 Chapters

Bab 71. Hari yang ditunggu

Waktu yang ditunggu telah tiba, hari yang akan menjadi momen bersejarah dalam hidup Lara. Pernikahannya dengan orang yang dicintainya. Momentum yang tak akan terlupakan. Tapi apakah momen yang akan terkenang adalah saat terindah atau terburuk dalam hidupnya, karena hingga detik ini sang mempelai belum juga tiba. Apakah dia jadi menikah hari ini, atau dia akan menunggu hingga waktunya berakhir namun sang mempelai tak juga kunjung datang.Sejak bangun tadi Lara diserang kegelisahan yang luar biasa, jika pakai logika dia tidak ingin melanjutkan pernikahan saat ini. Bagaimana mungkin melanjutkan pernikahan tanpa mempelai yang belum jelas keberadaannya.Lara hanya berpegang pada janji Rey yang mengatakan akan kembali sebelum hari pernikahan mereka. Hari itu sudah tiba, tapi belum juga muncul seharusnya Lara bisa saja membatalkannya, tapi sisi lain dalam dirinya menolak."Kamu sangat cantik sayang," ujar Metha yang sudah berdiri di belakang Lara menatapnya melalui pantulan cermin. Seharusny
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Bab 72. Janji Suci

Mata elang itu terpaku memandang ke arah Lara, gaun pengantin yang membalut tubuh calon istrinya itu, membuatnya sangat anggun dan mempesona. Walau tertutup veil, Rey dapat melihat dengan jelas wajah itu. Raut yang sedang menahan tangis, hingga bibirnya bergetar dan pembuluh darah di lehernya menonjol, Rey dapat merasakan sesak yang dirasakan oleh Lara, sama seperti dirinya.Netra mereka menyatu ada kerinduan yang sangat, tatapan yang menceritakan kegelisahan dan kegalauan sebelumnya. Bagaikan kekasih yang terpisah bertahun-tahun dan kemudian jumpa, ingin saling melepas rindu namun tertahan, hingga rasa itu membuncah menciptakan jutaan pijar.Lara masih terpana dengan sosok Rey yang melangkah ke arahnya, namun langkah kaki itu melewatinya, tidak berhenti di sampingnya. Lara mengikuti dengan pandangan hingga terlihat lelakinya itu merunduk kemudian kedua lututnya bertumpu pada marmer putih yang dipijaknya, di depan Altar, undakan paling bawah.Rey tampak khusyuk dalam doanya, hati Lar
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 73. Hilang akal

Jantung Lara berpacu dengan cepat, dia membuang muka ke samping, namun Rey kembali menarik wajahnya agar tetap memandangnya."Jangan sungkan dengan suamimu sendiri istriku ... Kita mandi dulu." Rey mengecup dahi Lara.Rey menuju saklar lampu, menekannya hingga ruangan itu seketika terang. Menatap ke arah wajah gadis yang telah menjadi istrinya. Sebentar lagi dia akan mengubah status gadisnya menjadi wanita seutuhnya. Lagi-lagi Lara berpaling, wajahnya merona. Rey tersenyum penuh arti melihat tingkah Lara yang menggemaskan.Lelaki yang juga telah berganti status menjadi seorang suami, mendudukkan istrinya di ranjang, berlutut di depannya. Lara tersenyum saat melihat Rey kesulitan meraih kakinya karena terhalang oleh ujung gaun yang menjuntai bertumpuk di atas lantai. Lara membantunya dengan menjulurkan kakinya. Rey melepas wedding shoes satu per satu, sambil memijit-mijit tumit dan jari kaki Lara bergantian, sembari menatap dalam pada manik Lara."Kamu capek sayang? Biar Mas pijitin.
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Bab 74. Malam Pertama

Rey mengecup dahi Lara dengan lembut. Menurun menyusuri hingga ke telinga, membuat tubuh Lara menggeliat kegelian."Kamu yang pertama bagi Mas dan akan menjadi yang terakhir. Mas janji hanya akan melakukannya denganmu. Tidak akan pernah ada wanita lain di hidup Mas selain kamu, istriku," bisik Rey lembut dengan suara yang terdengar berat. Hembusan napasnya yang hangat menerpa telinga Lara, membuat tubuhnya meremang. Tangan Rey tak hentinya menjelajah."Mas akan melakukan perlahan, jika nanti kamu kesakitan atau tidak nyaman, katakan." suara Rey serak, dengan wajah berkabut gairah, menyelam di kedua manik Lara yang mulai sayu.Rey tak dapat lagi membendung hasratnya. Langsung beraksi. Netra elangnya menatap dalam, menikmati setiap ekspresi sang istri. "Buka matamu sayang, pandangi suamimu ini."Lara membuka kedua matanya, menyatukan netranya dengan sang suami, namun kemudian terpejam, saat berjuta rasa menghentak dalam dirinya. Rey membiarkan istrinya menikmati semua rasa yang dia
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 75. Nyoblos

Lara menatap Rey dengan was-was. Menggeleng saat pikiran buruk hinggap dibenaknya."Mas ...." Lara tak dapat membendung tangisnya."Apakah mereka sudah punya istri?"Rey mengangguk."Mereka berdua sudah berkeluarga, salah satu istrinya sedang hamil."Lara semakin terisak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di posisi mereka. Rey terpaku, menyaksikan kesedihan Lara, langsung menariknya dalam dekapan."Ssttt, Mas ada di sini. Kenapa kamu malah menangis."Lara menggeleng-geleng tak sanggup berkata. Masih terseguk membenamkan kepalanya di dada Rey.'Suami orang lain kamu tangisi sampai begini, bagaimana jika suatu saat terjadi sesuatu dengan Mas," batin Rey sedih."Tenang sayang, Mas ada di sini.""Aku takut Mas.""Jangan terlalu berpikir yang macam-macam, itu semua sudah takdir Tuhan.""Tapi Mas juga akan pergi bertugas.""Mas bukan di sana sayang, Mas di Bali. Mereka memang di daerah konflik." Rey masih mengusap-usap punggung Lara yang masih memeluknya erat."Mas haru
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 76. Arus Gairah

"Nyoblos kamu." "Auww, Mas ... Ini di luar lho, kalo Alex tiba-tiba datang gimana?" pekik Lara saat Rey dengan cepat menyingkap baju yang dipakainya dan langsung meremas kedua benda yang serupa di bagian depan tubuhnya."Sudah Mas amankan dari pagi, lagian dia nggak mungkin muncul karena tau Mas pasti lagi eksekusi kamu." Rey semakin melancarkan aksinya."Bentar doang, sekali aja, ntar malam baru lanjut lagi. Yah?" pinta Rey dengan mimik memohon.Lara tersenyum geli, dengan tingkah Rey seperti anak kecil yang merengek permen, dengan memaksa."Tentu saja suamiku, kapanpun suamiku ini mau, istrimu ini siap kok." Lara menjawil hidung mancung Rey dengan gemas, ingin menghindari tapi Rey sudah menghimpitnya di sofa."Kenapa rasanya, pengen terus ya? Secandu ini Mas sama kamu, sayang."Rey tak dapat lagi membendung hasratnya yang menggelegak apalagi saat istrinya itu memberi lampu hijau."Capek?" tanya Rey setelah menunaikan kewajibannya.Mereka baru saja membersihkan diri di kamar mandi
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

BAB 77. Lelaki Dewasa

Hari telah berganti pagi ketika Lara melangkah ke arah dapur, mencari-cari keberadaan suaminya, namun tidak ketemu.Lagi-lagi dia terlambat bangun, suaminya benar-benar menguras energinya tiap malam. Walaupun capek dan hampir tak berdaya dia dengan senang hati melayani suaminya. Sebagai wujud cintanya yang tulus. Apalagi dia juga sangat menikmati dan menyukai perlakuan cinta sejatinya itu."Mas?" panggil Lara lagi namun tidak ada sahutan. Hanya balkon yang belum dicek, dia kembali ke kamar menuju balkon. Benar saja, suaminya sedang berada di sana, duduk dipojokan, depan meja kaca kecil, dengan kursi besi minimalis tanpa sandaran, terlihat sangat serius. Lara bersandar di pintu, memandang Rey yang belum juga menyadari kehadirannya. Ada beberapa buku bank di atas meja, sedangkan jari Rey sedang menggeser-geser layar ponselnya.Lara mendekat berdiri di belakang Rey, langsung mengalungkan tangannya. Sontak Rey mengalihkan wajahnya, kemudian tersenyum sembari melepas buku yang sedang
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 78. Bucin akut

"Mas apa kita harus pergi hari ini? tanya Lara dengan posisi tidur tertelungkup tak berdaya, masih dengan tubuh full naked.Rey baru saja menguras energinya."Iya sayang, beberapa hari lagi Mas sudah harus kembali.""Tapi aku cape sekali, tulangku rasanya mau copot semua. Mas lagi sih, katanya bentar doang."Rey terkekeh."Kamu begitu menikmatinya tapi selalu mengeluh sayang. Siapa sih yang bilang jangan dihentikan Mas! bukannya kamu sayang.""Ihh, dasar! Mas sukanya ngelak malah limpahan ke aku. Bukan ngeluh Mas, masalahnya kita mau keluar. Selangkanganku semua pegal Mas. Masa aku jalannya seperti pinguin gitu."Rey tergelak dengan ucapan Lara."Makanya harus dilakukan terus biar kamu terbiasa.""Ihh, alasan aja Mas.""Ayo bangun, mandi biar seger. Jika kamu tidur seperti gini bisa mancing Mas lagi, Lho."Repleks Lara berbalik ketika Rey merangkak di atas tubuhnya."I-iya deh, aku mandi." Lara dengan segera keluar dari kungkungan Rey, sebelum suaminya itu, memangsa dirinya lagi. Gay
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 79. Lingerie

Lara keluar dari kamar mandi, menuju walk in closed, mencari pakaian yang hendak dikenakan, matanya menangkap dalaman yang dipilih Rey dua hari lalu. Dia meraihnya, sudah dicuci bersih, dan harum.Sebelumnya Rey memaksa untuk memakainya, tapi Lara menolaknya. Suaminya itu mengalah, dia selalu mengikuti apa mau Lara. Tidak begitu memaksa jika memang Lara tidak menyukai. Suami yang begitu meratukan istrinya. Ada dua G-string yang Rey pilih hari itu merah maroon dan putih. Lara memilih yang merah maroon, dengan bra-nya yang juga senada. Melirik lingerie transparan yang senada juga. Kakinya melangkah keluar menuju ke cermin full body, dia ingin mencobanya sebelum suaminya itu pulang.Tadi sepulang mereka dari rumah orang tua Lara, Rey pamit ingin ketemu Alex sebentar ada hal yang katanya hendak dibahas. Sebelumnya Rey sudah memaksa untuk ikut tapi Lara tidak mau, mengingat Alex orangnya jahil pasti akan meledeknya habis-habisan, apalagi jejak yang ditinggalkan Rey begitu kelihatan, jika
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 80. Cemburu juga

Rey melaju perlahan ketika mobil yang di kendarainya memasuki halaman rumah Lara, memarkir di samping teras. Bergegas membuka pintu mobilnya buat sang istri."Aku bisa sendiri, Mas," ujar Lara ketika Rey menuntunnya keluar dari mobil."Mas tidak ingin istri Mas cape." Rey langsung meraih pinggang Lara dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan yang lainnya membawa tas jinjing."Masa buka pintu mobil aja cape Mas! Capeknya tuh saat Mas ngerjain aku terus tiap malam.""Nah itu, kamu hanya boleh cape yang itu, yang lain tidak akan Mas biarkan kamu cape.""Hhih dasar!" Lara mencubit perut Rey dengan gemas.Mereka tertawa sambil berjalan beriringan, masuk ke dalam rumah yang langsung disambut ayah dan ibu Lara."Bik, tolong bawakan Tas nya ke atas," tukas Metha pada bi Sri.Mereka lalu duduk bersama-sama di ruang tamu sambil bersenda gurau."Papi, Mami titip Lara dulu, sampai tugasku selesai.""Tentu saja Nak Rey, kami juga kangen sama dia." Metha langsung memeluk Lara yang duduk di sampin
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status