Beranda / Romansa / My Boss My Enemy / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab My Boss My Enemy: Bab 1 - Bab 10

14 Bab

Bab 1

Kallica mengambil pekerjaan paruh waktu setiap hari minggu. Biasanya pekerjaan yang diterimanya adalah menjadi anggota harian katering. Karena dari hari Senin sampai jumat dia sudah mempunyai pekerjaan tetap sebagai Office Girl. Hari ini katering tempat Kallica bekerja mendapatkan pesanan di salah satu gedung. Kallica beserta teman satu kos-nya bernama Jasmine sudah berada di tempat yang telah ditentukan. Mereka pun sudah berdiri di stand mereka. Namun, sebelum acara dimulai, gadis itu ingin ke kamar mandi dan sudah kebelet sekali."Gua ke kamar kecil dulu Jasmine,"ucap Kallica dengan wajah memelasnya.Jasmine memutar bola mata sinis, dia tahu apa yang akan dilakukan teman-nya itu."Jangan lama,"kata Jasmine mengancam.Dengan tersenyum manis-semanis gula aren gadis itu berjalan mendekati Jasmine, lalu mencium ringan pipi sahabatnya. Kallica berlari kecil menuju toilet yang tepat berada di depan pintu masuk. Karena tidak terlalu fokus tiba- tiba Kallica berteriak dan terkejut. Yang di
Baca selengkapnya

Bab 2

Perut Kallica terasa mulas sekali. Pertemuannya dengan Bara membuat semua isi perut gadis itu bergejolak. Rambut sudah acak-acakkan, matanya menyala marah dan penih kebencian. Gadis itu duduk melamun memikirkan nasibnya, entah apa yang akan terjadi dengan pekerjaan nanti, jika dia sering bertemu dengan Bara."Tunggu dulu, dia 'kan tidak mendengar suara dan juga tidak melihat wajahku," kata Kallica menenangkan hatinya, padahal sudah tidak karuan lagi."Sudah delapan tahun berlalu dan sudah banyak berubah. Gua juga tidak segendut dulu, tidak mungkin dia mengenaliku. Untung tadi menggenakan masker, kalau tidak habis sudah."Kallica masih bertanya sendiri dan menjawab sendiri. Napasnya memburu antara takut atau ingin memukuli Bara.Dia sangat panik bertemu dengan Bara yang notabene adalah mantan teman sekelasnya. Pria itu selalu menindasnya dimanapun dan kapanpun ketika lelaki brengsek itu punya kesempatan. Pria arogan, sok kuasa yang selalu berlindung di balik harta kekayaan kakek dan p
Baca selengkapnya

Bab 3

Keesokan harinya Kallica datang ke kantor dengan wajah ceria. Saat mulai masuk ke dalam kantor dia bersenandung dengan senang. Dia menyapa semua staff kantor dengan senyuman pepsodent."Tumben sepagi ini sudah senang,"sapa bu Adek melihat wajah Kallica berbinar.Kallica tertawa kecil sambil menutupi mulutnya."Mulai hari ini, saya akan memperlihatkan aura positif saya, Bu."Bu Adek memperlihatkan kedua jempolnya kepada Kallica mendukung program pagi ceria Kallica."Saya hampir lupa,"tandas bu Adek.Padahal setelah menyapa Kallica tadi dia hendak menuju ruangannya lagi. Lalu dia teringat sesuatu hal yang harus disampaikan kepada Kallica."Kamu ke atas dulu, Kal. Pak Egit menunggumu."Kallica berkerut bingung."Kenapa lagi, Bu?""Sepertinya kontrak kerjamu di perpanjang. Pak Egit memintamu untuk menandatanganikontrak,"ucap bu Adek mengedipkan satu mata.Mata Kallica membola dengan penuh ceria. Karena dia hanya seorang pegawai kontrak. Jadi berita yang baru saja didengarnya membuat hati Ka
Baca selengkapnya

Bab 4

Bara pulang ke rumah dengan senyuman yang tidak memudar di wajahnya. Dia masuk ke dalam rumah dengan bersenandung sambil memainkan kunci mobil di jarinya."Selamat sore mamaku sayang,"panggil Bara ketika melewati ruang tamu.Andrea dan Azka yang sedang berbisik menghentikan pembicaraan mereka dengan melirik Bara bersamaan. Bara menaikkan kedua alis matanya menatap curiga kepada mereka. Lalu, pria itu menyipitkan mata, hatinya yang tadinya berbunga-bunga lenyap seketika."Ada apa?"tanya Bara sangat penasaran."Kamu pulang bahagia sekali, apakah kamu senang dengan tempat kerja barumu?" Andrea menjawab pertanyaan Bara dengan pertanyaan lagi.Seketika Bara melupakan kecurigaannya kepada kedua orangtuanya."Sangat menyenangkan, aku disambut dengan penuh ceria di sana. Bahkan, mereka sangat sopan kepadaku."Di dalam hati Bara berkata." Tidak semuanya! Ada satu karyawan yang secara terang-terangan melawanku. Gadis bertubuh mungil tapi nyalinya tidak sependek ukuran tubuhnya." Bara menghela n
Baca selengkapnya

Bab 5

Gadis itu terasa mengecil ketika Bara berdiri di dekatnya. Tinggi badan Bara membuat Kallica harus mengadah menatapnya. Posisi mereka yang cukup dekat ini mampu membuat hati Kallica geram dan ingin membunuh pria yang menjadi boss nya secara mendadak tersebut."Jangan selalu menentangku my cupcake,"lirih Bara.Kallica bahkan sampai lupa bernapas, terlebih Bara sudah mengurungnya dengan tubuhnya yang besar dan berotot.Kallica memutar bola mata, dia jengah mendengar panggilan sok manis dari bibir Bara. "Menjauh dariku!"seru Kallica menantang Bara dengan mata menyala.Bukannya menjauh, pria itu malah semakin sengaja menyudutkan Kallica. Dengan bibir terkulum Bara mendekati Kallica seinci-seinci.Bara menahan sakit di selakangannya saat lutut Kallica tepat menendang di tengah tubuh Bara."Menyingkir kau siluman setengah anjing!" Serunya keras.Pria itu masih menahan sakit pada selangkangannya. Bahkan saking sakitnya, Bara hanya bisa menunduk sambil melirih. Sedangkan Kallica segera menja
Baca selengkapnya

Bab 6

"Dia baru saja pergi, Pak," kata bu Adek melanjutkan agar terlihat menyakinkan untuk Kallica. Gadis itu menepuk dadanya lega karena buk Adek tidak memberitahukan kalau dia sedang bersembunyi.Tapi, tangan bu Adek tidak berhenti menunjuk ke bawah meja. Seketika Bara mengangguk menangkap sinyak yang diberikan."Kamu tidak makan siang?"tanya Bara berbasa-basi kepada bu Adek.Tujuannya adalah meminta bawahannya itu untuk menyingkir dan meninggalkan mereka berdua."Ini saya juga mau keluar, Pak. Kalau begitu saya istirahat makan siang dulu." Bu Adek langsung pergi dari mejanya tanpa menunggu Kallica keluar dari persembunyiannya. Bunyi jejak sepatu bu Adek semakin lama semakin menjauh. Kallica semakin lega karena Bara mempercayai ucapan bu Adek. Lima belas menit kemudia gadis itu keluar dari persembunyiannya. Seketika Kallica terkejut dengan apa yang ada di depannya."Kau mau bersembunyi dimana?"tanya Bara melipatkan tangannya di dada.Mereka saling memandang, sebelum Kallica berhasil kab
Baca selengkapnya

Bab 7

Ketika Bara menggesekan hidung mereka, saat itu juga Kallica sedang memikirkan cara untuk menyingkir dari kukungan tubuh pria tersebut. Sekali lagi Bara memekik keras karena Kallica menendang bagian tengah kaki Bara. Kallica langsung berdiri setelah tangan Bara terkulai dan merintih kesakitan."Berhenti menendang masa depanku, Kallica! Kenapa kau hobi sekali menyentuh si 'jarot' ku. Ini asetku yang paling berharga."Kallica mendengus kasar karena tidak paham apa yang dikatakan oleh Bara."Jarot?"tanya gadis itu polos.Bara kembali ke mode menyebalkannya, pria itu melingkarkan kedua kakinya layaknya duduk seperti bos. Walaupun dia memang bos Kallica."Kau tahu maksudku!"serunya mengedipkan mata. Langsung Kallica membuang muka mual.Kallica menggeleng tidak peduli." Ucapan yang keluar dari mulut mu itu tidak semua yang bisa kupahami."Gantian Bara yang mendengus karena kepolosan Kallica. Dengan santai pria tersebut melipat kedua tangannya di belakang kepala. Kakinya diselonjorkan menga
Baca selengkapnya

Bab 8

"Jasmine,"teriak Kallica saat bertemu dengan Jasmine di depan gang masuk kos-kosan mereka."Lu kenapa Kal? Lu kenapa lari? Lu dikejar satpol PP atau bagaimana? Kenapa pulang secepatnya ini? Lu nggak kabur dari tempat kerja, kan?"tanya Jasmine bertubi-tubi tanpa memikirkan kalau napas Kallica sudah ngos-ngosan."Cepetan lari!"seru Kallica menarik tangan Jasmine lalu berlari bersama menuju rumah kos mereka.Dengan gobloknya Jasmine ikut berlari bersama Kallica tanpa tahu alasan kenapa temannya itu seperti ini. Yang penting perintah sahabat harus dikerjakan."Napas gua sesak, Kal! Gua butuh oksigen bentar!"seru Jasmine sudah tidak tahan lagi, dia kelelahan.Kallica melirik ke sana-sini dan merasa posisinya sudah aman. Dengan menyandar menopang tubuhnya di dinding pagar rumah orang. Kallica meredakan sesak napas dan mengembalikan nyawanya yang hampir ikutan menghilang."Sudah aman,"ucapnya ngos-ngosan.Sedangkan Jasmine tidak kalah lelahnya, gadis itu tersandar dan belum mampu berkata apa
Baca selengkapnya

Bab 9

"Kallica bangun oi...bangun!"teriak Jasmine membahana di kamar kos mereka sampai ke langit ke tujuh.Kallica menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lagi, sedangkan Jasmine menarik lagi ke bawah agar bisa membangunkan Kallica. Terjadi lah tarik menarik antara Kallica dan Jasmine."Sudah jam delapan Kal! Lu nggak kerja? Lu mau bolos? Yakin gua lu ada masalah di pekerjaan, sejak lu kabur tidak menentu kemarin, feeling gua mengatakan ada yang tidak beres!"serunya dengan penuh keyakinan."Gua hanya butuh hidup tenang sekarang! Lu berangkat dulua saja, Jasmine. Beri limat menit untuk mengembalikan nyawa setelah itu gua pergi ke kantor,"ucapnya memohon dengan sangat tulus.Jasmine semakin bingung memperhatikan sikap Kallica yang tidak biasanya. Padahal dia yang paling semangat bekerja setiap hari, berbeda dengan apa yang dilihatnya sekarang. Gafis itu sedikit berbeda dan tidak semangat untuk hidup lagi."Lu yakin baik-baik saja, Kal? Ada yang menindas lu di kantor? Coba lu sebutin deh biar
Baca selengkapnya

Bab 10

"Honey, aku datang." Suara pintu terbuka dan suara manja seorang wanita membuat Bara dan Kallica sama-sama terkejut.Mereka saling memandang ke arah pintu, kening Bara mengernyit sedangkan mata Kallica membola besar."Apakah aku terlambat?"tanya wanita itu lagi masih dengan nada yang manja. Lalu dengan angkuh masuk ke dalam ruangan Bara."Pakaian apa yang dikenakan wanita ini?"lirih Bara berbisik geram tapi di dengar oleh Kallica.Dengan tertawa mengejek Kallica menyela." Jangan sok kaget pak bos! Kan, anda sangat suka sekali dengan wanita yang mengenakan baju kekurangan bahan seperti yang di depan anda sekarang!"Kallica memperhatikan teman wanita Bara yang baru saja menyelamatkannya dari kukungan tubuh Bara. Gadis itu memiliki kaki jenjang yang menawan, body bak gitar spanyol, sedangkan wajahnya hasil permakan dokter. Nampak jelas terlihat itu tidak asli. Dengan make up yang sangat mencolok kalau Kallica boleh jujur."Dimana si babon ini menemukan ondel-ondel,"pikir Kallica tertawa.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status