Semua Bab Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Bab 611 - Bab 620

815 Bab

Bab 611 Perlu Matikan Lampu?

Dalam perjalanan naik ke atas, Kayla pergi ke supermarket. Theo ingin menemaninya, tetapi dia menolak dan mengatakan ingin memberikan Theo kejutan.Pandangan Theo tertuju pada kantong belanjaan. Dia sudah melihat kain tipis itu berulang kali. Setiap kali melihat kain itu, wajahnya akan memerah.Setelah membeli celana dalam seksi, Kayla memasuki supermarket dengan ekspresi misterius, bahkan tidak mengizinkan Theo menemaninya. Theo dapat menebak apa yang ingin dibeli Kayla.Ini bukan pertama kalinya mereka berhubungan dan dia juga bukan pria polos yang tidak tahu apa-apa, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka bermain dengan begitu liar.Theo meremas pegangan kantong belanjaan dengan gugup dan menyingkirkan seluruh adegan mengejutkan yang muncul di benaknya.Ketika dia masih berpikiran negatif, Kayla sudah selesai membeli barang dan keluar. Melihat Theo termenung di bawah lampu jalan, Kayla pun menepuk bahunya sambil berkata, "Apa yang sedang kamu pikirkan? Ayo pulang."Theo tersadar d
Baca selengkapnya

Bab 612 Ayo Pergi Daftarkan Pernikahan

Alur perkembangan yang liar ini membuat Kayla tertegun. "Menyentuh ... menyentuh apa?"Walaupun dia bertanya demikian, tubuhnya sangat jujur. Ketika bertanya, tangannya sudah terangkat.Sebelum Kayla beraksi, Theo sudah mencondongkan badan ke depan, lalu menundukkan kepala untuk mencium kening Kayla. Kemudian, dia perlahan-lahan bergerak maju dan mundur sehingga terasa sentuhan hangat di kulit yang menggelegar.Suhu penghangat ruangan agak tinggi. Meskipun tidak memakai selimut, mereka tidak akan kedinginan.Theo mencium bibir Kayla. Napas Kayla yang lembut dan hangat menerpa wajahnya. Begitu hawa hangat menghilang, dia merasakan suatu kesejukan. Sentuhan nyata ini membuatnya mengencangkan lengannya.Kayla adalah miliknya. Setelah mendambakan Kayla selama sebelas tahun, akhirnya dia memiliki Kayla.Kelak, tidak peduli orang memanggilnya Nyonya Oliver, Nyonya Kayla atau istri Pak Theo, semuanya berhubungan dengan Theo.Memikirkan hal ini, Theo kembali mengencangkan lengannya. Suatu emos
Baca selengkapnya

Bab 613 Semua Pria Itu Penipu

Keesokan harinya.Kayla dibangunkan oleh jam biologisnya. Dia hampir tidak bisa mengangkat tangannya yang pegal. Begitu membuka mata, dia melihat wajah tampan Theo yang sempurna. Ingatan semalam pun muncul di benaknya.Dia langsung teringat akan bagaimana pria berengsek ini menyiksanya.Ekspresi Kayla berubah muram, dia langsung menendang Theo yang tertidur pulas sambil memeluknya.Theo dibangunkan oleh tendangan ini. Ketika membuka mata, dia melihat Kayla berlari menuju kamar mandi. Dia menyentuh pinggangnya yang kesakitan karena ditendang Kayla sambil tersenyum tipis. Dia mengambil jam tangannya yang berada di laci samping. Melihat waktu sudah hampir tiba, dia pun mengangkat selimut dan bangkit.Berbeda dengan Kayla yang merintih kesakitan, Theo tampak sangat energik. Dia pergi ke toilet di luar untuk mandi, lalu turun untuk membeli sarapan. Ketika dia kembali, Kayla keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih basah.Melihatnya keluar sambil mengusap tangan, Theo pun menyadari pe
Baca selengkapnya

Bab 614 Mempelajari Hal Buruk Sungguh Cepat

Kayla tertegun sejenak. Dia melihat ke sekeliling dan tidak melihat Theo di tengah kerumunan. "Kita masih berada di aula yang sama."Mereka mengamati dengan cermat. Setelah setengah jam berlalu, mereka baru melihat tiga karya. Jaraknya tidak sampai 20 meter dari posisi awal Theo. Mereka ramai dan berwajah oriental, di antara sekelompok orang berambut pirang dan bermata biru, mereka cukup mencolok.Napas Theo agak berat, tetapi suaranya sangat lembut. "Kirimkan lokasimu. Tadi aku pergi agak jauh untuk menjawab telepon. Aku nggak menemukan jalan kembali."Pada dasarnya, suaranya sangat dalam dan menarik. Saat dia melembutkan suaranya, dia terkesan agak manja.Kayla mengirimkan lokasi sambil mengejeknya. "Tak disangka Pak Theo buta arah?""Aku agak sulit mengenal bangunan Barat. Saat kuliah di luar negeri, aku juga sering nggak menemukan ruang kelas.""Kalau begitu, apakah kamu masih ingat kita berada di museum yang mana?" Suara Kayla yang pelan diselimuti dengan suatu senyuman. Walaupun
Baca selengkapnya

Bab 615 Menjebloskanku ke Penjara

Kayla terdiam untuk cukup lama. Tepat ketika dia hendak menutup telepon, terdengar suara Darius. "Bell, sini makan."Dia pernah berinteraksi dengan Darius beberapa kali dan seingatnya Darius adalah tipe pria yang dingin. Dia tidak pernah mendengar Darius berbicara dengan begitu lembut.Melihat ekspresinya, Bella pun tahu bahwa dia berpikiran lain. Bella langsung menyadarkannya. "Dia lagi memanggil anjing, bukan memanggilku. Singkirkan ekspresi penasaranmu itu.""Seekor anjing punya dua nama. Kamu memanggilnya Darius, Pak Darius memanggilnya Bell, jadi sekarang anjing pun adalah bagian dari permainan kalian? Cara kalian bermain sungguh mengesankan.""Ceritanya panjang, aku akan menceritakan padamu saat kita bertemu nanti." Mengingat mengapa dia menamai anjing ini "Darius", dia agak kesal. Saat ibunya memanggilnya "Bell", dia pun merasa ibunya sedang memanggil anjing.Bella melirik ke arah Darius yang sedang membungkuk untuk menuangkan makanan anjing. Seiring dengan gerakannya, kemejanya
Baca selengkapnya

Bab 616 Menggodanya

Darius terdiam.Saat pertama kali dia bertemu dengan Bella, dia adalah pengacara Theo. Dia hanya menjalankan perintah kliennya, dia bahkan tidak mengingat wajah Bella. Setiap dia mengatakan ingin menggugat Bella, dia hanya menakut-nakuti Bella. Kalau dia benar-benar ingin menggugat Bella, sekarang Bella sudah berada di dalam penjara.Dia tidak menyangka bahwa hal-hal ini akan berbalik menusuknya. Perpatah soal "karma itu nyata, hanya masalah waktu" benar adanya.Bukankah dia sudah merasakan akibat dari perbuatannya?Kalau dia tahu dirinya akan jatuh cinta pada Bella dan Bella tidak bisa diancam seperti ini, dia akan lebih serius.Darius bertanya, "Karena ini?""Nggak sepenuhnya, hanya saja menjalin hubungan dengan orang sepertimu ...." Ucapan ini agak diskriminatif, dia buru-buru menjelaskan, "Orang dengan profesi sepertimu, sungguh melelahkan. Kalau hubungan kita berjalan lancar sampai tua nanti, nggak masalah. Tapi kalau terjadi sesuatu yang membuat kita harus berpisah atau bercerai,
Baca selengkapnya

Bab 617 Telepon dengan Siapa?

Theo tersadar. "Kenapa?"Kayla menatapnya sambil mengerutkan bibir. "Aku memanggilmu beberapa kali, tapi kamu nggak menjawabku.""Maaf." Theo menundukkan kepala dan hendak mengusap alisnya. Tepat ketika dia mengangkat tangan, dia teringat bahwa Kayla masih melihatnya. Dia pun menghentikan gerakannya. "Semalam kurang tidur, agak ngantuk."Alisnya yang lelah dan suaranya yang serak dapat membuktikan ucapannya.Kayla sama sekali tidak curiga. "Pergi mandi dan istirahat sana.""Oke."Theo agak sakit kepala. Dia takut kalau dia terus berada di sini, Kayla akan menyadari ada yang aneh dengannya. Jadi, dia pun bangkit dan pergi ke toilet.Sebenarnya, dia ingin berendam untuk merilekskan badan. Namun, ini adalah kamar tipe rendah yang tidak difasilitasi dengan bak mandi. Sekalipun ada, dia juga tidak ingin menggunakan bak mandi yang pernah digunakan orang lain.Rumah yang dia beli agak jauh dari hotel dan dibutuhkan waktu dua jam untuk pulang pergi. Setelah bekerja seharian, Kayla sangat lelah
Baca selengkapnya

Bab 618 Ada Sedikit Masalah

Theo meminta bantuan dari seorang pejalan kaki. Memotret pria tampan dan wanita cantik bukanlah hal yang sulit. Selama bukan difoto dari sudut yang aneh, sekalipun difoto dari dekat, foto juga akan terlihat bagus."Klik."Foto muncul.Di dalam foto, Theo merangkul Kayla dari belakang dan sedikit menunduk untuk menatap Kayla, seolah-olah hanya ada Kayla seorang di dunia ini. Berkat pencahayaan yang hangat, wajah yang biasanya tampak sangat dingin diselimuti dengan suatu kasih sayang.Theo menerima ponsel yang dikembalikan, lalu berterima kasih dengan bahasa Laria. Orang tersebut membalas ucapan Theo, tetapi Kayla tidak dapat mendengar obrolan mereka dengan jelas. Sekalipun dia mendengar dengan jelas, dia juga tidak mengerti."Apa yang dia katakan padamu?"Dia menundukkan kepala untuk melihat hasil jepretan orang itu. Latar belakang salah satu foto buram sehingga lampu neon pun terlihat seperti kembang api yang mewarnai langit. Matanya diselimuti dengan kehangatan yang berlimpah.Theo me
Baca selengkapnya

Bab 619 Ditangguhkan Selama Enam Bulan

Rasa pusing kali ini datang dengan cepat dan mendesak, bahkan disertai dengan dengungan yang nyaring. Namun, rasa pusing segera mereda dan dia tidak pingsan di tempat.Theo mengerutkan keningnya dengan kuat. Meskipun dia sudah sadarkan diri, rasa sakit kepala tidak menghilang. Dia terbiasa mengusap kening dengan tangan. Ketika dia hendak bergerak, dia baru tersadar ada yang sedang memegang lengannya.Orang yang memapahnya adalah Giselle. Giselle memandang Theo dengan serius. "Pak Theo, apa gejalamu bertambah parah? Kemarin kamu nggak pergi melakukan pemeriksaan. Kalau terus ditunda, penyakitmu akan menjadi makin serius."Theo mengucapkan terima kasih, lalu melepaskan lengannya dari genggaman Giselle. "Nggak apa-apa."Namun, saat ini raut wajahnya sangat buruk. Alisnya berkerut hebat dan matanya dipenuhi dengan garis merah. Ditambah dengan botol susu yang jatuh dari tangannya, kata "nggak apa-apa" ini sungguh tidak meyakinkan."Berdasarkan kondisimu saat ini, hari ini kamu pasti nggak e
Baca selengkapnya

Bab 620 Pernyataan Resmi

Theo tertidur pulas, tetapi tidak lama. Ketika bangun, langit masih cerah. Namun, pikirannya menjadi lebih jernih, bahkan rasa sakit kepala yang menyiksanya tadi sudah menghilang.Dia mengambil ponselnya yang berada di samping ranjang, lalu melirik layar ponsel sekilas. Karena dia kesulitan untuk tidur, dia terbiasa mengaktifkan mode senyap sebelum tidur. Terlihat beberapa panggilan tak terjawab.Theo membalas panggilan Axel terlebih dahulu. "Ada apa?"Axel berkata, "Pak Theo, ada kabar baik dan kabar buruk. Bapak mau mendengar yang mana dulu?"Theo tertegun.Sebelum Theo menjawab, Axel sudah membuat keputusan sendiri. Untungnya, dia sudah mendampingi Theo untuk cukup lama dan kemampuannya lumayan bagus. Kalau tidak, dia pasti sudah dipecat."Kabar baik duluan, deh. Bapak masuk pencarian utama di kalangan yang berbeda lagi. Sekarang seluruh gadis yang berusia di atas 18 tahun maupun di bawah 18 tahun berdoa agar Tuhan memberikan mereka pasangan sepertimu ....""Ngomong yang benar." The
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6061626364
...
82
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status