Evi menggelengkan kepala, lalu bersikap seperti biasanya. "Nggak apa-apa, mungkin bangun kepagian, agak mengantuk."Dia melirik ke arah pintu. "Di mana Theo? Dia nggak pulang bersamamu?""Dia sedang sibuk, jadi ...."Di tengah pembicaraan, ponsel Evi berdering. Begitu melihat nama penelepon, dia segera berkata, "Aku pergi menerima panggilan dulu." Kemudian, dia buru-buru naik ke atas. Dia bahkan tidak menunggu Kayla selesai berbicara.Setelah Theo tiba pun, Evi belum turun.Theo melirik ke ruang tamu yang kosong, lalu mendorong kursi roda ke samping Kayla. Dia menggenggam tangan Kayla. Meskipun sekarang mereka tinggal bersama, Theo tidak akan melewatkan kesempatan untuk bermesraan. "Kenapa kamu sendirian? Di mana Ibu?"Dulu setiap Kayla pulang, mereka akan mengobrol panjang lebar. Mereka tampak seperti ibu dan anak, sedangkan Theo seperti menantu yang tidak diakui."Ibu pergi ke atas untuk mengangkat telepon, belum turun."Tepat ketika Theo melirik ke lantai dua, Warni sedang mengantar
Read more