"Bolehkah aku pulang kampung untuk beberapa hari, Kak?" Malam itu, kebetulan sekali semua orang sedang menikmati hidangan. Setelah beberapa hari ini cuma aku dan Kak Sananta yang mengisi meja makan.Dari ekor mata, bisa kulihat tangan Papa Saddil berhenti bergerak. Aku sengaja mengatakan ini untuk melihat reaksi mereka berdua.Seharian tadi, sampai mereka pulang, aku sudah berpikir apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu.Kak Sananta menatapku sejenak. "Kenapa mendadak? Jadwalku masih padat bulan ini.""Nggak mendadak, sih, aku sudah memikirkannya dari minggu kemarin. Cuma baru bilangnya hari ini," senyumku senatural mungkin. "Apakah di sini membuatmu bosan?" Papa Saddil melemparkan pertanyaan. Tangannya yang semula berhenti kembali menyuap makanan."Ah, tidak, Pa. Aku nyaman di sini. Tapi aku berpikir untuk mengolah kembali lahanku yang terbengkalai. Sayang jika harus dibiarkan semak belukar lagi. Aku ingin menanam
Read more