All Chapters of Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku: Chapter 81 - Chapter 90

242 Chapters

Jebakan Terikat

Gelagat aneh yang Angga tunjukan semakin mengundang rasa penasaran Nova. Wanita itu menaruh secangkir teh hangat di atas meja kerja, tepat di hadapan Angga. Masih dengan tatapan penuh selidik, ia menatap sang suami bersamaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang memberondongi pria itu. “Siapa yang membuatmu tertarik? Kamu punya wanita lain di belakangku?” Tuduh Nova dan langsung disangkal dengan gerakan tangannya di depan wajah. Menyangkal tuduhan istrinya yang tak berlandaskan kebenaran.“Tidak ada. Tadi Chris memberikan referensi asuransi padaku. Dan tidak ada satupun yang menarik perhatianku,” jawab Angga mulus. Bakat terhebat yang ia miliki adalah mampu meminimalisir raut wajahnya yang tegang. Nova tetap tak bisa mempercayai jawaban Angga, pria itu terlalu mencurigakan untuk sekedar menutupi kebohongan kecil. “Yakin?” Angga mengangguk lemah. Tatapannya dikunci oleh Nova agar pria itu tak bisa berkutik ataupun mencoba mengalihkan perhatiannya. “Awas kalau kamu tertarik dengan wan
Read more

Terjebak Dalam Ego

Nova tersenyum penuh kemenangan. Wajahnya tak lagi ramah, berganti menjadi sorot licik yang mengerikan. Di mata Angga, saat ini Nova lebih mirip dengan wanita-wanita yang dulu seringkali menggodanya. Mengajak Angga untuk melakukan hubungan satu malam hanya demi kepuasan gairah yang menuntut untuk dilepaskan.“Jawab aku, Nova. Apa yang kau lakukan padaku?”Pertanyaan itu terus saja dilontarkan Angga namun Istrinya tak kunjung memberi jawaban. Kekesalannya semakin memuncak kala melihat seringai tipis yang muncul di wajah Nova. Wanita itu seolah sedang menertawakan kekalahan Angga melawan nafsu. Emosi Angga tak bisa ia kendalikan, begitu juga dengan gairah yang semakin membuncah. Seruput teh tadi mengundang jiwa-jiwa dalam diri Angga yang sempat mati. Antara tuntutan gairah dan upaya melepaskan diri dari jebakan Nova bertolak belakang dalam dirinya. Sekujur tubuh Angga mendidih dibuatnya. Semakin ia menolak, semakin besar tuntutan di bawah sana untuk dilampiaskan. Di saat Angga mati
Read more

Sengketa Buah Hati

Angga menciptakan jarak untuk dirinya dan Nova. Miliknya yang masih berada di tubuh Nova ditarik kasar, menimbulkan erangan perih dari mulut Nova. Ia memakai kembali celana piyama tidurnya. Beralih melangkah menuju jendela besar dengan pemandangan langit malam yang indah. “Bukankah kamu yang ingin memantaskan diri sebagai seorang istri? Aku hanya mengikuti kemauanmu. Lantas kenapa sekarang kamu justru memojokkanku?” Ada nada kecewa dalam ucapan Angga. Sengaja ia tekankan kekecewaannya karena tak ingin harga diri sebagai suami turun di mata Nova. Angga sendiri tak tahu sejak kapan dirinya mulai sering memperhatikan setiap detail tengan Nova. Atas dasar memantaskan diri menjadi sepasang suami istri, Angga hanya perlu memenuhi nafkah lahir dan batin untuk Angga.Tetapi kini, wanita itu justru menyudutkan Angga dengan pertanyaan konyolnya. “Salahkah jika aku berharap kita bisa menikmati rumah tangga ini? Aku tidak akan memaksa kamu untuk mencintaiku. Aku hanya minta kamu mengakui bahw
Read more

Mood Pagi Hari

Dinginnya ruangan memanggil seluruh kesadaran Angga untuk segera membuka mata. Suara gemericik air hujan menggoda pendengarannya. Di luar hujan masih setia membasahi bumi. Menumpaskan kesedihan dalam hati setiap orang tak terkecuali Angga.Ia belum sepenuhnya membuka mata saat merasakan kepalanya berada di tempat yang terasa asing. Sialnya, meski asing, pijakan kepalanya saat ini justru membawa Angga pada mimpi indah yang belum pernah ia jamah sebelumnya. Angga mengumpulkan serpihan-serpihan kesadarannya. Langit-langit kamar adalah yang pertama kali Angga lihat. Jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul enam. Ia baru menyadari, tempat tidur yang seharusnya ia jelajahi sendirian, kini terasa sempit. Bersama segenap kekuatan yang sudah terkumpul Angga menoleh ke samping. Pandangannya beradu dengan dua gundukan kembar yang membuatnya langsung membelalakkan kedua bola matanya. Refleks keterkejutannya membawa Angga merubah posisinya menjadi duduk. Dahi berkerut dan wajahnya menegang saa
Read more

Apa Misi Sebenarnya?

Nova tidak mengerti dengan maksud ucapan suaminya. Angga terlalu banyak menyimpan rahasia. Baru saja Nova hendak membuka mulut, dering ponsel Angga membuatnya kembali mengatupkan mulutnya. Ditambah lagi isyarat tangan Angga yang terpampang di depan wajah Nova semakin menghalau niatnya untuk bicara. Apa lagi yang bisa Nova lakukan selain diam dan membiarkan Angga menerima panggilan telepon dahulu. Padahal, Nova sangat ingin tahu bagaimana Angga bisa mengatakan sebuah hal tanpa bukti seakan menuduhnya melakukan pengkhianatan di belakang? Sungguh, Nova seperti tak bisa menjamah isi pikiran suaminya saat ini. Terlalu banyak hal yang Angga sembunyikan. Semakin banyak ia mempertanyakan sikap suaminya, semakin sakit pula hasil yang ia terima. “Apa?! Kenapa kau tidak memeriksanya terlebih dahulu? Apa saja yang kau lakukan selama ini hah?!” Makian Angga pada seseorang di telepon membuat Nova berjengit kaget. Pagi yang harusnya dilewati oleh kebahagiaan berubah kelabu. Bentakan Angga tadi c
Read more

Istri Panutan

Kurang tidur tidak menghalangi Nova untuk tetap bergerak aktif di dapur. Menyiapkan sarapan untuk seseorang yang tengah berjuang mempertahankan seluruh aset yang ia punya.Meski semalam Chris tak memberitahu Nova tentang masalah perusahaan yang dihadapi Angga, instingnya mampu bekerja lebih cepat dari kenyataan yang kerap kali datang terlambat. “Semuanya sudah siap. Aku hanya perlu menyiapkan hidangan penutup.” Seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan, Nova bertepuk tangan saat semua makanan yang ia masak sejak subuh terhidang dengan sempurna di dalam kotak makan. Usahanya untuk menyajikan makanan terbaiknya telah selesai. Ia mengemas makanan itu ke dalam tas khusus kotak makan. Lalu beralih ke toilet untuk mempercantik diri.Parfum beraroma cherry yang segar dan lipstik merah muda merona menyempurnakan penampilan Nova hari ini. Suara tangisan Celva menggema ketika ia baru saja keluar dari toilet tamu.Bocah kecil itu merajuk dalam gendongan pengasuh. Saat melihat Nova kedua tan
Read more

Kedatangan Yang Tiba-Tiba

Setiap kali digerakkan, rasanya ngilunya sampai ke dasar tulang. Sekujur tubuh Angga rasanya bak dihantam puluhan kilo beban berat secara bersamaan.Butuh usaha lebih untuk membuka mata. Sinar lampu di ruangan itu membuat pandangan Angga semakin mengabur. Cahayanya terlalu terang. Pening di kepalanya pun tak kunjung reda. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang kerjanya. Terakhir kali yang Angga ingat, ruangan itu dipenuhi oleh berbagai tumpukkan kertas dan sampah. Tetapi, ketika kedua matanya terbuka lebar, apa yang ada di depannya kini rapi seperti sedia kala. Tak hanya itu, Angga juga baru menyadari posisi tidurnya telah berpindah dari lantai ke sofa tamu. “Bagaimana aku bisa pindah ke sini?” tanyanya pada diri sendiri. Pertanyaan itu tak kunjung mendapatkan jawaban dan berakhir menguap begitu saja di udara.Sekali lagi Angga mengedarkan pandangannya ke sekitar. Memastikan apa yang ia lihat saat ini bukanlah mimpi. Semua benar-benar sudah tertata rapi. “Apa mungkin petugas
Read more

Apakah Dia Calon Pengkhianat?

Sudah satu jam lamanya Chris bersembunyi di balik layar komputer. Sesekali mengintip adegan romantis di depannya dari salah satu sisi komputer.“Kamu tega sekali mengasingkan Chris di sana. Kasihan dia makan sendiri di pojokan,” ucap Nova seraya memandang asisten pribadi suaminya denganpandangan iba. Angga menoleh, mengikuti arah pandang istrinya selama beberapa detik lalu kembali menikmati makanan di tangannya, “biarkan saja. Itu memang tempatnya,” jawab Angga tak peduli. “Tetap saja, dia adalah orang yang berdiri paling depan untuk membantumu di kantor. Sudah sewajarnya kamu mengundang Chris untuk bergabung bersama kita.” Nova dengan sifat keras kepala dan empatinya yang tinggi. Tidak akan membiarkan siapapun terasingkan oleh keadaan. Semua manusia sama derajatnya, yang membedakan hanya bagaimana persona mereka di masyarakat dan kualitas pribadi masing-masing. “Mas Angga, kamu mendengarkan aku tidak, sih?” Nova berdecak sebal melihat sikap acuh Angga pada sekitarnya. Dua manik k
Read more

Kemungkinan Cemburu

Paras cantik dan aura elegan memancar dari dalam diri Nova tiap kali wanita tersenyum. Kini, dua orang pria di hadapannya menatapnya penuh kekaguman. Bedanya, Chris terang-terangan menunjukkan itu dari bagaimana sorot matanya berbinar. Sedangkan Angga, sangat berbanding terbalik dengan lawannya saat ini. Ia menatap istrinya dengan tatapan dingin penuh kebencian. Sebuah gestur yang sangat kontras dengan isi hati pria berumur empat puluh tahun itu. "Aku sangat berterima kasih padamu, nyonya. Hari ini aku bisa makan enak," kata Chris membusungkan dadanya bangga. Anak bau kencur itu seolah baru pertama kali makan enak. Angga semakin kesal melihat gelagat sang asisten yang berusaha mencari perhatian istrinya. Kepalan tangannya sudah siap untuk dilayangkan kapanpun jika Chris mulai bertingkah lebih jauh. "Hahaha, kamu bisa saja, Chris. Memangnya dimana istrimu?" Pertanyaan polos Nova terlontar begitu saja. Suasana langsung berubah tegang saat raut wajah Chris berubah kaku. Di sampingnya
Read more

Istri Bukan Pembantu

Chris cukup peka dengan situasi yang sedang mereka hadapi. Dalam sekali langkah besar perlahan ia mengenyahkan dirinya sendiri dari hadapan Angga dan Nova.Sepasang suami istri itu tengah beradu pandang tanpa ada satupun yang berniat untuk memutus interaksi diantara keduanya. Chris tahu diri, saat ini situasi rumah tangga kedua bosnya tak berjalan sebagaimana mestinya. Lalu diperparah lagi dengan kehadiran Chris diantara keduanya. Kepergian Chris merubah suasana di sekitar mereka. ITak ada lagi bisikan-bisikan ghaib yang membuat pikiran Nova teralihkan. Kini, hanya ada Angga di didepannya. Hanya berjarak tiga meter dari tempat Nova, Angga pun tak rela melepaskan keterikatan itu. Rasanya seperti menenggelamkan diri ke dalam oase yang begitu dalam hingga Angga tak mampu melepaskan diri dari jeratan Nova. "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Lihat saja pria di sampingmu itu, dia jauh lebih baik dalam hal menjilat," ucap Angga memecah keheningan diantara mereka. Ia beralih ke sisi lain
Read more
PREV
1
...
7891011
...
25
DMCA.com Protection Status