Share

Terjebak Dalam Ego

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-29 14:37:48

Nova tersenyum penuh kemenangan. Wajahnya tak lagi ramah, berganti menjadi sorot licik yang mengerikan. Di mata Angga, saat ini Nova lebih mirip dengan wanita-wanita yang dulu seringkali menggodanya.

Mengajak Angga untuk melakukan hubungan satu malam hanya demi kepuasan gairah yang menuntut untuk dilepaskan.

“Jawab aku, Nova. Apa yang kau lakukan padaku?”

Pertanyaan itu terus saja dilontarkan Angga namun Istrinya tak kunjung memberi jawaban. Kekesalannya semakin memuncak kala melihat seringai tipis yang muncul di wajah Nova. Wanita itu seolah sedang menertawakan kekalahan Angga melawan nafsu.

Emosi Angga tak bisa ia kendalikan, begitu juga dengan gairah yang semakin membuncah. Seruput teh tadi mengundang jiwa-jiwa dalam diri Angga yang sempat mati.

Antara tuntutan gairah dan upaya melepaskan diri dari jebakan Nova bertolak belakang dalam dirinya. Sekujur tubuh Angga mendidih dibuatnya. Semakin ia menolak, semakin besar tuntutan di bawah sana untuk dilampiaskan.

Di saat Angga mati
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sengketa Buah Hati

    Angga menciptakan jarak untuk dirinya dan Nova. Miliknya yang masih berada di tubuh Nova ditarik kasar, menimbulkan erangan perih dari mulut Nova. Ia memakai kembali celana piyama tidurnya. Beralih melangkah menuju jendela besar dengan pemandangan langit malam yang indah. “Bukankah kamu yang ingin memantaskan diri sebagai seorang istri? Aku hanya mengikuti kemauanmu. Lantas kenapa sekarang kamu justru memojokkanku?” Ada nada kecewa dalam ucapan Angga. Sengaja ia tekankan kekecewaannya karena tak ingin harga diri sebagai suami turun di mata Nova. Angga sendiri tak tahu sejak kapan dirinya mulai sering memperhatikan setiap detail tengan Nova. Atas dasar memantaskan diri menjadi sepasang suami istri, Angga hanya perlu memenuhi nafkah lahir dan batin untuk Angga.Tetapi kini, wanita itu justru menyudutkan Angga dengan pertanyaan konyolnya. “Salahkah jika aku berharap kita bisa menikmati rumah tangga ini? Aku tidak akan memaksa kamu untuk mencintaiku. Aku hanya minta kamu mengakui bahw

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mood Pagi Hari

    Dinginnya ruangan memanggil seluruh kesadaran Angga untuk segera membuka mata. Suara gemericik air hujan menggoda pendengarannya. Di luar hujan masih setia membasahi bumi. Menumpaskan kesedihan dalam hati setiap orang tak terkecuali Angga.Ia belum sepenuhnya membuka mata saat merasakan kepalanya berada di tempat yang terasa asing. Sialnya, meski asing, pijakan kepalanya saat ini justru membawa Angga pada mimpi indah yang belum pernah ia jamah sebelumnya. Angga mengumpulkan serpihan-serpihan kesadarannya. Langit-langit kamar adalah yang pertama kali Angga lihat. Jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul enam. Ia baru menyadari, tempat tidur yang seharusnya ia jelajahi sendirian, kini terasa sempit. Bersama segenap kekuatan yang sudah terkumpul Angga menoleh ke samping. Pandangannya beradu dengan dua gundukan kembar yang membuatnya langsung membelalakkan kedua bola matanya. Refleks keterkejutannya membawa Angga merubah posisinya menjadi duduk. Dahi berkerut dan wajahnya menegang saa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Apa Misi Sebenarnya?

    Nova tidak mengerti dengan maksud ucapan suaminya. Angga terlalu banyak menyimpan rahasia. Baru saja Nova hendak membuka mulut, dering ponsel Angga membuatnya kembali mengatupkan mulutnya. Ditambah lagi isyarat tangan Angga yang terpampang di depan wajah Nova semakin menghalau niatnya untuk bicara. Apa lagi yang bisa Nova lakukan selain diam dan membiarkan Angga menerima panggilan telepon dahulu. Padahal, Nova sangat ingin tahu bagaimana Angga bisa mengatakan sebuah hal tanpa bukti seakan menuduhnya melakukan pengkhianatan di belakang? Sungguh, Nova seperti tak bisa menjamah isi pikiran suaminya saat ini. Terlalu banyak hal yang Angga sembunyikan. Semakin banyak ia mempertanyakan sikap suaminya, semakin sakit pula hasil yang ia terima. “Apa?! Kenapa kau tidak memeriksanya terlebih dahulu? Apa saja yang kau lakukan selama ini hah?!” Makian Angga pada seseorang di telepon membuat Nova berjengit kaget. Pagi yang harusnya dilewati oleh kebahagiaan berubah kelabu. Bentakan Angga tadi c

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Istri Panutan

    Kurang tidur tidak menghalangi Nova untuk tetap bergerak aktif di dapur. Menyiapkan sarapan untuk seseorang yang tengah berjuang mempertahankan seluruh aset yang ia punya.Meski semalam Chris tak memberitahu Nova tentang masalah perusahaan yang dihadapi Angga, instingnya mampu bekerja lebih cepat dari kenyataan yang kerap kali datang terlambat. “Semuanya sudah siap. Aku hanya perlu menyiapkan hidangan penutup.” Seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan, Nova bertepuk tangan saat semua makanan yang ia masak sejak subuh terhidang dengan sempurna di dalam kotak makan. Usahanya untuk menyajikan makanan terbaiknya telah selesai. Ia mengemas makanan itu ke dalam tas khusus kotak makan. Lalu beralih ke toilet untuk mempercantik diri.Parfum beraroma cherry yang segar dan lipstik merah muda merona menyempurnakan penampilan Nova hari ini. Suara tangisan Celva menggema ketika ia baru saja keluar dari toilet tamu.Bocah kecil itu merajuk dalam gendongan pengasuh. Saat melihat Nova kedua tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kedatangan Yang Tiba-Tiba

    Setiap kali digerakkan, rasanya ngilunya sampai ke dasar tulang. Sekujur tubuh Angga rasanya bak dihantam puluhan kilo beban berat secara bersamaan.Butuh usaha lebih untuk membuka mata. Sinar lampu di ruangan itu membuat pandangan Angga semakin mengabur. Cahayanya terlalu terang. Pening di kepalanya pun tak kunjung reda. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang kerjanya. Terakhir kali yang Angga ingat, ruangan itu dipenuhi oleh berbagai tumpukkan kertas dan sampah. Tetapi, ketika kedua matanya terbuka lebar, apa yang ada di depannya kini rapi seperti sedia kala. Tak hanya itu, Angga juga baru menyadari posisi tidurnya telah berpindah dari lantai ke sofa tamu. “Bagaimana aku bisa pindah ke sini?” tanyanya pada diri sendiri. Pertanyaan itu tak kunjung mendapatkan jawaban dan berakhir menguap begitu saja di udara.Sekali lagi Angga mengedarkan pandangannya ke sekitar. Memastikan apa yang ia lihat saat ini bukanlah mimpi. Semua benar-benar sudah tertata rapi. “Apa mungkin petugas

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Apakah Dia Calon Pengkhianat?

    Sudah satu jam lamanya Chris bersembunyi di balik layar komputer. Sesekali mengintip adegan romantis di depannya dari salah satu sisi komputer.“Kamu tega sekali mengasingkan Chris di sana. Kasihan dia makan sendiri di pojokan,” ucap Nova seraya memandang asisten pribadi suaminya denganpandangan iba. Angga menoleh, mengikuti arah pandang istrinya selama beberapa detik lalu kembali menikmati makanan di tangannya, “biarkan saja. Itu memang tempatnya,” jawab Angga tak peduli. “Tetap saja, dia adalah orang yang berdiri paling depan untuk membantumu di kantor. Sudah sewajarnya kamu mengundang Chris untuk bergabung bersama kita.” Nova dengan sifat keras kepala dan empatinya yang tinggi. Tidak akan membiarkan siapapun terasingkan oleh keadaan. Semua manusia sama derajatnya, yang membedakan hanya bagaimana persona mereka di masyarakat dan kualitas pribadi masing-masing. “Mas Angga, kamu mendengarkan aku tidak, sih?” Nova berdecak sebal melihat sikap acuh Angga pada sekitarnya. Dua manik k

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kemungkinan Cemburu

    Paras cantik dan aura elegan memancar dari dalam diri Nova tiap kali wanita tersenyum. Kini, dua orang pria di hadapannya menatapnya penuh kekaguman. Bedanya, Chris terang-terangan menunjukkan itu dari bagaimana sorot matanya berbinar. Sedangkan Angga, sangat berbanding terbalik dengan lawannya saat ini. Ia menatap istrinya dengan tatapan dingin penuh kebencian. Sebuah gestur yang sangat kontras dengan isi hati pria berumur empat puluh tahun itu. "Aku sangat berterima kasih padamu, nyonya. Hari ini aku bisa makan enak," kata Chris membusungkan dadanya bangga. Anak bau kencur itu seolah baru pertama kali makan enak. Angga semakin kesal melihat gelagat sang asisten yang berusaha mencari perhatian istrinya. Kepalan tangannya sudah siap untuk dilayangkan kapanpun jika Chris mulai bertingkah lebih jauh. "Hahaha, kamu bisa saja, Chris. Memangnya dimana istrimu?" Pertanyaan polos Nova terlontar begitu saja. Suasana langsung berubah tegang saat raut wajah Chris berubah kaku. Di sampingnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Istri Bukan Pembantu

    Chris cukup peka dengan situasi yang sedang mereka hadapi. Dalam sekali langkah besar perlahan ia mengenyahkan dirinya sendiri dari hadapan Angga dan Nova.Sepasang suami istri itu tengah beradu pandang tanpa ada satupun yang berniat untuk memutus interaksi diantara keduanya. Chris tahu diri, saat ini situasi rumah tangga kedua bosnya tak berjalan sebagaimana mestinya. Lalu diperparah lagi dengan kehadiran Chris diantara keduanya. Kepergian Chris merubah suasana di sekitar mereka. ITak ada lagi bisikan-bisikan ghaib yang membuat pikiran Nova teralihkan. Kini, hanya ada Angga di didepannya. Hanya berjarak tiga meter dari tempat Nova, Angga pun tak rela melepaskan keterikatan itu. Rasanya seperti menenggelamkan diri ke dalam oase yang begitu dalam hingga Angga tak mampu melepaskan diri dari jeratan Nova. "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Lihat saja pria di sampingmu itu, dia jauh lebih baik dalam hal menjilat," ucap Angga memecah keheningan diantara mereka. Ia beralih ke sisi lain

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status