Share

Apa Misi Sebenarnya?

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2023-11-30 10:22:22

Nova tidak mengerti dengan maksud ucapan suaminya. Angga terlalu banyak menyimpan rahasia. Baru saja Nova hendak membuka mulut, dering ponsel Angga membuatnya kembali mengatupkan mulutnya.

Ditambah lagi isyarat tangan Angga yang terpampang di depan wajah Nova semakin menghalau niatnya untuk bicara.

Apa lagi yang bisa Nova lakukan selain diam dan membiarkan Angga menerima panggilan telepon dahulu. Padahal, Nova sangat ingin tahu bagaimana Angga bisa mengatakan sebuah hal tanpa bukti seakan menuduhnya melakukan pengkhianatan di belakang?

Sungguh, Nova seperti tak bisa menjamah isi pikiran suaminya saat ini. Terlalu banyak hal yang Angga sembunyikan. Semakin banyak ia mempertanyakan sikap suaminya, semakin sakit pula hasil yang ia terima.

“Apa?! Kenapa kau tidak memeriksanya terlebih dahulu? Apa saja yang kau lakukan selama ini hah?!” Makian Angga pada seseorang di telepon membuat Nova berjengit kaget. Pagi yang harusnya dilewati oleh kebahagiaan berubah kelabu. Bentakan Angga tadi c
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Istri Panutan

    Kurang tidur tidak menghalangi Nova untuk tetap bergerak aktif di dapur. Menyiapkan sarapan untuk seseorang yang tengah berjuang mempertahankan seluruh aset yang ia punya.Meski semalam Chris tak memberitahu Nova tentang masalah perusahaan yang dihadapi Angga, instingnya mampu bekerja lebih cepat dari kenyataan yang kerap kali datang terlambat. “Semuanya sudah siap. Aku hanya perlu menyiapkan hidangan penutup.” Seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan, Nova bertepuk tangan saat semua makanan yang ia masak sejak subuh terhidang dengan sempurna di dalam kotak makan. Usahanya untuk menyajikan makanan terbaiknya telah selesai. Ia mengemas makanan itu ke dalam tas khusus kotak makan. Lalu beralih ke toilet untuk mempercantik diri.Parfum beraroma cherry yang segar dan lipstik merah muda merona menyempurnakan penampilan Nova hari ini. Suara tangisan Celva menggema ketika ia baru saja keluar dari toilet tamu.Bocah kecil itu merajuk dalam gendongan pengasuh. Saat melihat Nova kedua tan

    Last Updated : 2023-11-30
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kedatangan Yang Tiba-Tiba

    Setiap kali digerakkan, rasanya ngilunya sampai ke dasar tulang. Sekujur tubuh Angga rasanya bak dihantam puluhan kilo beban berat secara bersamaan.Butuh usaha lebih untuk membuka mata. Sinar lampu di ruangan itu membuat pandangan Angga semakin mengabur. Cahayanya terlalu terang. Pening di kepalanya pun tak kunjung reda. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang kerjanya. Terakhir kali yang Angga ingat, ruangan itu dipenuhi oleh berbagai tumpukkan kertas dan sampah. Tetapi, ketika kedua matanya terbuka lebar, apa yang ada di depannya kini rapi seperti sedia kala. Tak hanya itu, Angga juga baru menyadari posisi tidurnya telah berpindah dari lantai ke sofa tamu. “Bagaimana aku bisa pindah ke sini?” tanyanya pada diri sendiri. Pertanyaan itu tak kunjung mendapatkan jawaban dan berakhir menguap begitu saja di udara.Sekali lagi Angga mengedarkan pandangannya ke sekitar. Memastikan apa yang ia lihat saat ini bukanlah mimpi. Semua benar-benar sudah tertata rapi. “Apa mungkin petugas

    Last Updated : 2023-11-30
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Apakah Dia Calon Pengkhianat?

    Sudah satu jam lamanya Chris bersembunyi di balik layar komputer. Sesekali mengintip adegan romantis di depannya dari salah satu sisi komputer.“Kamu tega sekali mengasingkan Chris di sana. Kasihan dia makan sendiri di pojokan,” ucap Nova seraya memandang asisten pribadi suaminya denganpandangan iba. Angga menoleh, mengikuti arah pandang istrinya selama beberapa detik lalu kembali menikmati makanan di tangannya, “biarkan saja. Itu memang tempatnya,” jawab Angga tak peduli. “Tetap saja, dia adalah orang yang berdiri paling depan untuk membantumu di kantor. Sudah sewajarnya kamu mengundang Chris untuk bergabung bersama kita.” Nova dengan sifat keras kepala dan empatinya yang tinggi. Tidak akan membiarkan siapapun terasingkan oleh keadaan. Semua manusia sama derajatnya, yang membedakan hanya bagaimana persona mereka di masyarakat dan kualitas pribadi masing-masing. “Mas Angga, kamu mendengarkan aku tidak, sih?” Nova berdecak sebal melihat sikap acuh Angga pada sekitarnya. Dua manik k

    Last Updated : 2023-12-01
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kemungkinan Cemburu

    Paras cantik dan aura elegan memancar dari dalam diri Nova tiap kali wanita tersenyum. Kini, dua orang pria di hadapannya menatapnya penuh kekaguman. Bedanya, Chris terang-terangan menunjukkan itu dari bagaimana sorot matanya berbinar. Sedangkan Angga, sangat berbanding terbalik dengan lawannya saat ini. Ia menatap istrinya dengan tatapan dingin penuh kebencian. Sebuah gestur yang sangat kontras dengan isi hati pria berumur empat puluh tahun itu. "Aku sangat berterima kasih padamu, nyonya. Hari ini aku bisa makan enak," kata Chris membusungkan dadanya bangga. Anak bau kencur itu seolah baru pertama kali makan enak. Angga semakin kesal melihat gelagat sang asisten yang berusaha mencari perhatian istrinya. Kepalan tangannya sudah siap untuk dilayangkan kapanpun jika Chris mulai bertingkah lebih jauh. "Hahaha, kamu bisa saja, Chris. Memangnya dimana istrimu?" Pertanyaan polos Nova terlontar begitu saja. Suasana langsung berubah tegang saat raut wajah Chris berubah kaku. Di sampingnya

    Last Updated : 2023-12-02
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Istri Bukan Pembantu

    Chris cukup peka dengan situasi yang sedang mereka hadapi. Dalam sekali langkah besar perlahan ia mengenyahkan dirinya sendiri dari hadapan Angga dan Nova.Sepasang suami istri itu tengah beradu pandang tanpa ada satupun yang berniat untuk memutus interaksi diantara keduanya. Chris tahu diri, saat ini situasi rumah tangga kedua bosnya tak berjalan sebagaimana mestinya. Lalu diperparah lagi dengan kehadiran Chris diantara keduanya. Kepergian Chris merubah suasana di sekitar mereka. ITak ada lagi bisikan-bisikan ghaib yang membuat pikiran Nova teralihkan. Kini, hanya ada Angga di didepannya. Hanya berjarak tiga meter dari tempat Nova, Angga pun tak rela melepaskan keterikatan itu. Rasanya seperti menenggelamkan diri ke dalam oase yang begitu dalam hingga Angga tak mampu melepaskan diri dari jeratan Nova. "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Lihat saja pria di sampingmu itu, dia jauh lebih baik dalam hal menjilat," ucap Angga memecah keheningan diantara mereka. Ia beralih ke sisi lain

    Last Updated : 2023-12-03
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pertemuan Janji

    Langit sore menyapu Kota dengan semburat oranye keemasan saat Nova melangkah masuk ke dalam Kafe Galih. Aroma kopi yang khas bercampur dengan wangi daun mint yang menguar dari dekorasi tanaman di sudut-sudut ruangan. Dinding bercat putih dipadukan dengan aksen hijau dari tanaman rambat yang menjuntai di rak kayu, menciptakan kesan segar yang sedikit menenangkan pikirannya yang sedang kusut. Di tengah ruangan, Aldo sudah duduk di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan. Begitu melihat Nova datang, pria itu langsung berdiri dan menyambutnya dengan senyum hangat. “Hai, Nova,” sapanya. Nova membalas dengan anggukan kecil. Sebelum ia sempat menarik kursi sendiri, Aldo lebih dulu bergerak, dengan santai menarik kursi itu untuknya. “Silakan duduk,” katanya lembut. Nova menatapnya sekilas sebelum duduk. Gerakan sederhana itu membuat hatinya terasa hangat. Tidak banyak pria yang memiliki gestur seperti ini—perhatian tanpa terkesan berlebihan. Tak lama, Aldo memesan secangkir kopi untu

    Last Updated : 2023-12-04
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Diam-diam Bertemu

    Sudah setengah jam Angga melepas kepergian istrinya tanpa kejelasan. Wanita itu bahkan membiarkan kotak makan yang ia bawa tergeletak di atas meja tamu. Tandanya, Nova benar-benar marah padanya. Entah apa yang membuat Angga bisa berasumsi sejauh itu disaat dirinya tak pernah memikirkan perasaan orang lain. Ia bersandar di kursi kebesarannya. Menatap lamat-lamat kotak makan yang terabaikan. Isi di dalamnya sempat membuat Angga hilang akal. Perpaduan bumbu dan lauknya terasa pas. Itu kali pertama Angga benar-benar menikmati masakan istrinya. Sekaligus ..Dilayani sebagai suami seutuhnya."Kenapa dia sulit sekali dimengerti. Suasana hatinya mudah berubah. Kalau aku tidak sabar, mungkin aku sudah cukup gila," kata Angga bergumam. Mengamati karakter Nova bagaikan menatap ke dalam air sungai. Dibalik visualnya yang jernih, di dalamnya terdapat ekosistem yang kompleks.Tok! Tok! Tok! "Masuk!" Seorang pria berseragam biru masuk ke dalam ruangan sang bos besar. Tubuhnya sedikit dibungkukka

    Last Updated : 2023-12-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pertentangan Batin

    Angga masih setia menarik tangan Nova. Langkah mereka hampir tiba di ambang pintu di satu titik hingga pegangan Angga di tangannya terlepas begitu saja. Pria yang kini diselimuti amarah itu berbalik. Menatap Nova dengan sorot tajam."Kenapa berhenti? Ayo kita pulang," kata Angga dengan nada bicara yang sedikit tinggi. Ia berusaha menyadarkan Nova dari ilusi pikirannya tentang Aldo. Dari raut wajah Nova nampak sebuah keraguan yang teramat besar terlihat. "Aku tidak mau pergi. Kalau kamu ingin pulang, pulanglah lebih dulu. Aku akan di sini sementara waktu," jawab Nova. Pandangannya dialihkan ke arah lain. Kabut-kabut air mata mulai menghalau pandangannya. Tangisnya bisa saja pecah saat ini namun Nova tak ingin air matanya dipergoki oleh sang suami. Lagi pula, kekesalannya pada Angga masih membekas. Rasanya Nova tak ingin melihat pria di depannya ini. Kekecewaan tersirat jelas di raut wajah Angga. Pegangannya di tangan Nova mengendur seakan memberi sinyal kekecewaan yang ia rasa.T

    Last Updated : 2023-12-05

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Obrolan Bermakna

    Kamar hotel yang Nova pijaki saat ini terlihat lebih layak untuk dihuni dirinya dan bayi mungil yang kini terlelap di dalam stroller. Ketika memasuki kamar itu, rasanya jauh lebih tenang dibandingkan kamar hotel yang Nova tinggali sebelumnya. Setelah perbincangan panjang yang ia lakukan dengan Angga, pada akhirnya Nova menyetujui ajakan Angga untuk meninggalkan tempat itu. Dua hari Angga memberikan Nova waktu untuk berpikir keputusan mana yang akan ia ambil antara menetap di Korea sendirian atau menerima ajakan Angga untuk kembali ke Indonesia. “Ini kamar yang akan kamu tempati selama tiga hari ke depan,” kata Angga. Pria itu mensejajarkan langkahnya dengan Nova ikut memindai desain interior yang estetik didominasi warna putih dan biru. “Berkas pemindahanmu sedang aku urus. Tiga hari lagi kamu bisa kembali ke Indonesia. Dan jika kamu butuh apapun, kamu bisa panggil aku. Kamarku ada di sebelah,” ucap Angga lagi. Ia tersenyum canggung pada Nova, dan dibalas dengan hal yang sama. “

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Harus Diterima

    Tidak ada sedikitpun kebohongan di mata Angga ketika Nova mencoba menjelajah titik kejujuran di iris hitam Angga. Pria itu, masih berdiri di posisi yang sama. Sorot matanya cukup mampu membuat nyali Nova menciut. Angga tidak hanya memaparkan sebuah fakta, melainkan juga membujuk Nova untuk mengakui ada sesuatu yang hilang dalam diri wanita itu.Nva berkata lirih, ketika ia sadar situasi tidak berpihak padanya. “Kalau kamu tahu aku yang membunuh adikmu, kenapa kamu tidak penjarakan aku saja alih-alih balas dendam?” tanya Nova.Angga masih menatapnya lamat, dari bagaimana pria itu bersikap Nova tahu Angga tidak memiliki sedikitpun niat untuk menjerumuskan ke dalam bui. “Menyeretmu ke dalam penjara juga butuh bukti dan pengakuan langsung. Aku sempat merencanakan itu sebelumnya tapi…” ucap Angga menjeda. Sesuatu di dadanya mulai mengusik. “Rasa cintaku padamu saat ini jauh lebih besar dari dendam yang pernah tertanam di hatiku.” Setitik euforia kecil bergema di hati Nova. Sebuah alasan y

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Hari itu, seharian langit tidak secerah biasanya. Rintih hujan terus membasahi setiap sudut kota dan menyelimutinya dengan aroma romantis. Seorang wanita berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sibuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Sedangkan dirinya, sepeninggalannya dari rumah tadi, hanya kekesalan yang berusaha ia kendalikan. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Apalagi tiap kali melirik ke ponselnya dan membuka pesan berisi video yang membuat dadanya berkecamuk. Sesampainya di depan sebuah gedung kos, wanita itu melepas sepatu flatnya yang basah. Menggedor pintu kayu di depannya dengan tidak sabar. Tak lama, seorang pria keluar dari kamar itu sambil memamerkan raut wajah bingung. “Kamu mau kesini kenapa tidak bilang dulu, sayang?” tanya pria itu. “Kamu harus jelasin sama aku akan satu hal,” balas wanita didepannya. Sorot mata tajam menghunus langsung ke ulu hati Andre, pria itu. “Jelasin apa, Nova? Apa aku buat salah?” Alih-alih menjawab, Nova malah menero

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pemintaan Pengakuan

    Sofa biru muda di depan ranjang menjadi tempat Nova singgah sejak beberapa saat lalu. Di depannya sudah tersaji sepiring pasta yang Angga beli dari layanan pesan antar. Pria itu, kini tengah disibukkan dengan teko portable yang mengeluarkan kepulan asap. Aroma kopi menguar memenuhi setiap sudut kamar ini. Pergerakan Angga diam-diam menjadi objek pengamatan Nova. Setiap hal yang pria itu lakukan kini menjadi perhatiannya. “Kenapa tidak dimakan? Apakah menunya tidak sesuai seleramu?” tanya Angga. Ia mengambil posisi duduk di depan Nova. Sambil menaruh secangkir kopi di hadapan wanita itu. “Aku kenyang. Kamu saja makan masakan buatanmu,” jawab Nova ketus. Pandangannya sengaja beralih ke arah lain demi menghindari sesuatu yang terasa menggetarkan dadanya tiap kali menatap Angga. Angga menarik piring pasta dari hadapan Nova. Mengaduk pasta itu perlahan, kemudian menyodorkannya ke hadapan Nova. “Biar aku suapi,” kata Angga. Nova terlalu lama tenggelam dalam lamunan, hingga ia tidak me

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status