Share

Pertentangan Batin

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-05 23:52:32

Angga masih setia menarik tangan Nova. Langkah mereka hampir tiba di ambang pintu di satu titik hingga pegangan Angga di tangannya terlepas begitu saja.

Pria yang kini diselimuti amarah itu berbalik. Menatap Nova dengan sorot tajam.

"Kenapa berhenti? Ayo kita pulang," kata Angga dengan nada bicara yang sedikit tinggi.

Ia berusaha menyadarkan Nova dari ilusi pikirannya tentang Aldo. Dari raut wajah Nova nampak sebuah keraguan yang teramat besar terlihat.

"Aku tidak mau pergi. Kalau kamu ingin pulang, pulanglah lebih dulu. Aku akan di sini sementara waktu," jawab Nova. Pandangannya dialihkan ke arah lain. Kabut-kabut air mata mulai menghalau pandangannya. Tangisnya bisa saja pecah saat ini namun Nova tak ingin air matanya dipergoki oleh sang suami.

Lagi pula, kekesalannya pada Angga masih membekas. Rasanya Nova tak ingin melihat pria di depannya ini.

Kekecewaan tersirat jelas di raut wajah Angga. Pegangannya di tangan Nova mengendur seakan memberi sinyal kekecewaan yang ia rasa.

T
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Malam Pembuktian

    Suasana kamar gelap gulita ketika Nova sampai di rumah. Resiko terbesar atas keputusannya pulang larut malam adalah amukan sang suami. Tetapi saat ini, Nova justru mengabaikan kemungkinan itu. Tubuh dan pikirannya bagaikan di timpa puluhan kilo beban. Kakinya berat untuk melangkah masuk ke dalam kamarnya. Sebelah tangannya merayap di dinding. mencari keberadaan stop kontak. Kamar itu kosong. Kondisinya masih sangat rapi seperti terakhir kali Nova meninggalkan ruangan itu. Sisi lain di ruangan seolah membujuk Nova untuk menjamah area kamar mandi. Sepertinya berendam air hangat di malam ini bisa mengurangi lelah di sekujur tubuh Nova. Tanpa pikir panjang Nova meraih handuk di dalam laci. Ia masuk ke dalam kamar mandi yang dihias oleh cahaya lampu yang temaram. Nova sengaja tak menyalakan lampu utama untuk mempertahankan kesan hangat dan intim selama waktu menyendiri kali ini..Helai demi helai dilucuti perlahan. Hingga meninggalkan sepasang bikini dari bahan satin. Tiga helai segi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Ditampar Kenyataan

    “Ahh.. Angga, ahh..” Dini hari dilewati pasangan suami istri yang sedang bergumul dengan gairah di dalam bath tub. Percikan air menyebar ke segala arah di saat permainan keduanya semakin menggila. Lolongan desau kenikmatan saling bersahutan. Seakan menunjukkan dengan jelas bagaimana nikmatnya pelampiasan gairah antara Angga dan Nova.Saat ini Nova memimpin permainan. Kedua tangannya lincah bergerak di atas dada bidang suaminya. Keras dan kokoh bagaikan dinding pelindung, setidaknya itulah yang selalu Nova pikirkan tiap kali menyentuh area favoritnya di tubuh Angga. Dua jam pergulatan ternyata tak mampu membuat Nova puas. Terjebak dalam gairah sang suami membuatnya kesulitan untuk melepaskan diri dari kenikmatan yang Angga ciptakan. Jika biasanya Angga akan memimpin permainan mereka, malam ini ada satu hal yang berbeda. Kabur gairah makin lama makin besar tersirat di sorot mata Nova. Ia bagaikan seorang zombie kelaparan. Apapun yang ada di depannya tak akan ia lepaskan. Apalagi, sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terciduk

    Senyum Nova tak pernah lepas dari wajahnya sejak bangun tidur tadi pagi. Sesekali ia bersenandung sambil mengaduk sup buntut buatannya untuk makan siang.Sudah hampir pukul dua belas siang namun Nova masih berkecimpung di balik meja dapur dengan berbagai perlengkapan masak dan bahan makanan. “Angga harus mencicipi menu baruku. Dia pasti tidak akan berkutik setelahnya,” gumam Nova pada diri sendiri. Beberapa potong daging lengkap dengan sayur dan kuah yang menggugah selera dituang ke dalam mangkuk berukuran sedang. Secentong nasi disendokkan ke dalam piring untuk sang suami.Suara langkah kaki mulai terdengar, disusul suara pintu kamar ditutup dari lantai dua. Aktivitas Nova terhenti selama beberapa saat, “Angga pasti sudah bangun,” katanya. Nova lantas bergegas menyelesaikan tugasnya. Baki makanan berisi sup buntut lengkap dengan nasinya ia sajikan di atas meja. Tepat ketika Nova menyelesaikan tatanan makanan, Angga memijaki anak tangga paling akhir. Nova pikir, Angga akan turun d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Manipulasi Sang Raja

    Bab 97“Apa maksudmu?” Angga mempertanyakan itu dengan sangat hati-hati. Setidaknya, jangan sampai Nova mempermalukan dirinya secara terang-terangan. Harga diri Angga terlalu tinggi untuk dilecehkan begitu saja dengan sederet kalimat Nova.Nova menarik sudut bibirnya ke atas, senyumnya tampak menawan dari jendela pandang Angga. Kecantikan istrinya semakin terpancar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan Nova. Selama beberapa detik pandangan mereka bertemu. Tak hanya Angga yang menikmati oase dalam yang penuh kehangatan dalam dua manik indah milik Nova. Begitu juga dengan wanita itu. Ada ketenangan yang menyusup dalam relung hati Nova tiap kali tatapannya bertemu dengan manik abu Angga.Visual pria di depannya kini, tak pernah Nova bayangkan akan menjadi sosok yang menemani Nova menghabiskan sisa hidupnya. Di tambah lagi, dalam hitungan bulan, Sosok kecil yang kehadirannya tak disangka-sangka akan melengkapi keluarga kecil mereka. Semalam, Nova telah merekam semua pengakuan suam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Luka Lama

    Sebelah tangan itu melayang bebas menghempaskan keangkuhan yang terselip di wajah Angga. Terasa ringan sekali untuk memberikan sedikit tamparan di wajah suaminya. Awalnya sedikit sulit bagi Angga mengembalikan posisi lehernya. Tak menyangka kekuatan Nova cukup besar untuk membuat Angga mengatupkan bibirnya. “Aku tidak pernah sedikitpun berniat untuk bersikap kasar padamu. Tapi, aku pikir tingkahmu sebagai suami sudah cukup kelewatan, Angga. Kamu sama sekali tidak menghargai aku,” ucap Nova penuh amarah. Gemeretak giginya terdengar sampai ke telinga Angga yang berjarak kurang dari satu meter.Amarahnya diuji oleh sikap Angga. Pria itu telah mempermainkannya. Sebuah hal yang tidak bisa Nova terima.“Aku sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan kasarmu, tapi bukan berarti aku bisa terima saat dibohongi seperti itu.” Lanjut Nova lagi. Hasrat untuk melayani sang suami meluap seketika. Nova berbalik membelakangi Angga yang masih setia di posisinya dengan sebelah tangan menyeka pipi. Susah pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Akur

    Konon, setiap tetes air mata yang menetes dari seorang istri, adalah sebuah luka yang paling dalam dari seorang wanita. Bagaimana tidak, goresan luka mereka tuaikan ke dalam rintik air mata dan raungan. Itulah yang sedang Angga lihat saat ini. Tangis istrinya kian kencang. Wajah putih mulus Nova berubah merah bak buah ceri. Wanita itu memalingkan wajahnya dari Angga. Menghadap dinding polos yang membisu. Biarlah dinding itu yang menjadi tangis Nova yang semakin deras membasahi pipi. Angga masih tetap diam. Namun segelintir rasa bersalah tak bisa ia elak. Dalam diamnya Angga frustasi. Antara benci dan keinginan untuk melindungi Nova membuatnya dilema. Sedetik kemudian, setelah bergelut dengan isi pikirannya sendiri refleksnya membawa sebelah tangan Angga untuk meraih Nova ke dalam pelukannya.Amarah Nova tak membuat wanita itu melakukan penolakan atas ajakan Angga untuk mengikuti arahan pria itu. Bagaikan terhipnotis oleh pesona sosok suami penuh misteri ini, Nova hanya bisa pasra

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kehilangan yang Kedua

    Cup!Cup!Cup!Tiga kali kecupan dilayangkan Angga di beberapa titik dengan penuh ambisi. Gairahnya semakin memuncak saat lenguhan halus melolong dari mulut Nova. Wanita itu kini terjerat dalam kungkungan kedua tangan Angga yang mengikat tubuh bagian atasnya. Lenguhan demi lenguhan keluar begitu mulus saling bersahutan dengan erangan Angga. Gairah tak tertahan telah membuat Angga kehilangan akal warasnya. Ia terus melumat setiap inchi permukaan kulit Nova yang mulus. “Ahh.. Angga…” lenguhan kembali terdengar. Bahkan sesekali Nova mengerang sambil memohon untuk mempercepat tempo permainannya.Satu jam lamanya permainan mereka berlangsung. Tak terasa hari beranjak semakin sore. Sinar matahari mulai meredup. Angga hampir saja mencapai pundak gairahnya. Ia memacu miliknya lebih cepat demi memuaskan hasrat yang sudah tertahan.Tetapi, disaat gairah hampir menepi, teriakan Nova membuat Angga terkesiap.“Aarrggh!!” Kenikmatan Angga lenyap seketika. Kepalanya tertunduk menatap Nova yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Penyesalan Tak Bertuan

    Baru kali ini Angga memasuki ruang inap Nova dengan jantung yang berdetak tak normal. Ritme aliran darahnya menggebu-gebu seiring dengan pikiran yang membuatnya terus menyanggah realita. Setelah dua jam lamanya, Nova berkutat di ruang tindakan, saat ini wanita itu tengah terbaring di ruang inap VIP dengan segala fasilitas mumpuni. Sebagai seorang istri dari konglomerat ternama, segala perlakuan khusus bisa Nova dapatkan dengan mudah hanya dengan sekali menyebut nama Savangga–sang suami. Angga membuka pintu ruang inap dengan hati yang bergetar. bertepatan dengan itu, ia mendapati sang istri tengah tersenyum ke arahnya. Menyambut kedatangan Angga dengan wajah senyum di wajah pucatnya. Rasa bersalah yang Angga rasakan semakin mendesaknya untuk mendekati Nova. Kepalanya terlalu sibuk menata kata-kata yang harus ia sampaikan pada sang istri. Untuk pertama kalinya Angga terlihat gusar dalam setiap gerakan di depan Nova. Menarik perhatian wanita itu untuk bertanya, "kamu kenapa, mas?" t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status