Home / Romansa / Gairah Paman Sahabatku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Gairah Paman Sahabatku: Chapter 31 - Chapter 40

93 Chapters

31. Debut menjadi Model

"Sudah ayah transfer nak, untuk tambahan biaya kuliahmu nanti," Pesan dari ayah yang baru saja ku baca.M-bankingku menunjukkan laporan uang masuk. Ini bahkan lebih banyak dari yang biasanya ayah kirim untukku. Tapi biarlah, jika aku protes, ayah malah akan sakit hati.Dia bilang akan menebus kesalahannya yang membuat hatiku hancur."Ayah melihat kau jadi berbeda. Seandainya ayah tau cintamu sedalam itu. Ayah tidak akan mengatakan apapun yang membuatnya meninggalkanmu nak," kata Ayah dengan suara bergetar saat aku mengantarnya pulang setelah acara wisuda. Entah pekerjaan apa lagi yang ayah lakoni sehingga bisa mengirim uang cukup banyak untukku. Pikiran itu membuatku menangis lagi. Berat badanku turun dua kilo dalam satu minggu terakhir. Padahal minggu lalu sudah turun hampir tiga kilo. Aku tidak tau ada apa dengan tubuhku ini.Hari ini, rencananya aku akan dibawa Frans menemui ibunya untuk sesi pemotretan. Aku belum tau untuk apa. Tapi yang jelas, ini akan menentukan karirku di mas
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

32. Hidup baru

Dua bulan setelah mendaftarkan diri, aku lolos kualifikasi penerimaan beasiswa penuh di Harvard. Luar biasa bagiku karena aku merasa otakku tidak terlalu pintar. Frans menjadi orang yang paling bahagia saat mendengar kabar baik itu. Bahkan tante Gita, sangat heboh sampai dia mengipasi wajahnya yang memerah. Aku tidak mengerti kenapa mereka berdua lebih bahagia ketimbang aku. "Kau baru saja mendapat tiket sukses sayang, selamat!" ujar tante Gita begitu heboh sampai semua orang di kantornya bertepuk tangan.Aku merasa gugup tapi mencoba percaya diri karena aku masih belajar jadi model profesional. Bahkan saat aku berdiri di kantor tante Gita karena aku sedang dalam pengawasan pelatih profesional."Maaf tante, aku harus pergi saat tante sudah repot cari pelatih untukku," kataku merasa bersalah.Dia mengacungkan jari telunjuknya tidak suka, "justru disana akan lebih mudah mencarikanmu pelatih yang lebih profesional, Alice," "Apa? Tapi apa aku bisa membagi waktuku tante?" "Jangan terb
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

33. Boston, Massachusetts.

"Apa ini?" tanyaku pada Frans saat membuka hadiah dari mamanya. Frans mengambil hadiah yang merupakan sebuah kunci. Aku yakin itu kunci sebuah pintu. Frans mengajakku ke bawah tangga yang aku kira sebuah gudang. Frans memasukkan anak kunci itu di lubangnya dan berhasil dibuka. Apa maksud hadiah tante Gita itu membuatku mengerenyitkan dahi. Lampu dihidupkan. Membuat mulutku menganga lebar karena terkejut dengan isi gudang bawah tangga ini. Walk in Closet!Aku tidak percaya ternyata rumah ini sudah disiapkan begitu rupa sehingga isinya sangat lengkap. Bahkan walk ini Closet ini benar-benar diluar imajinasi.Sekelilingnya merupakan lemari kabinet yang berisi berbagai jenis pakaian yang dibedakan sesuai jenis. Gaun dan kemeja di lemari gantung yang terpisah, kaos di lipat, berbagai jenis celana, tas, alas kaki dan bahkan seperangkat perlengkapan make up!Aku yakin hanya tante Gita yang memiliki ide hadiah anti mainstream seperti ini. koleksi pakaian berbagai musim sangat lengkap di le
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

34. Hasrat liar James

Plak.. Oh...Plak ... AhhhPlease sir, ... Emmpphh... James semakin bergairah melihat Clarisa terlonjak-lonjak dalam keadaan tergantung di langit-langit ranjangnya. Pergelangan tangannya memerah dengan seringnya dia menggeliat.James memasukkan bola kembar kedalam Clarisa, lalu menampar Pantat Clarisa secara bergantian hingga memerah. Karena tamparan itu, bola kembar didalam dirinya membuat Clarisa mengerang. Nafasnya terengah-engah dan kepalanya mendongak.James menarik bola kembar itu yang keluar dengan suara plop dan bersamaan dnegan cairan putih lengket. James menyeringai puas. Clarisa tampak lemas dan tergantung tidak berdaya. Dengan cepat James melepaskan ikatan Clarisa dan menjatuhkannya di kasur yang empuk. "Giliranmu memuaskan aku," titah James tidak sabar.Clarisa langsung duduk, membuka kancing celana James. Senjatanya tengah berdiri tegak tidak sabar. Membuat Clarisa menjadi kalap melihatnya.Dia duduk seperti kodok. Mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dengan cara yang
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

35. Setahun berlalu di Boston

"Alice!" panggil seorang pria gagah berani yang menggodaku setiap hari sejak kami bertemu.Aku dengan malas menghentikan langkah, melihat arlojiku dengan tidak sabar menunggunya yang masih berlari menghampiri."Kau terlihat gelisah?" tanya Ethan menatapku."Aku sudah terlambat masuk kelas," gerutuku sambil melangkah cepat. Ethan terus saja mengikutiku sampai kelas, "kau ada acara sore ini?""Ada,""Benarkah? Padahal aku ingin mengajakmu keluar," ujar Ethan dengan kecewa.Aku berbalik menghadap nya dengan serius, "aku bukan anak orang kaya yang bisa pergi jalan-jalan sementara uang jajanku terus bertambah, Ethan," "Oke, aku tau kau sangat sibuk," "Bagus, sekarang enyahlah dari hadapanku," usirku kesal. Ethan mengerling nakal lalu berlari ke kelasnya. Dia benar-benar tidak bisa diusir. Untung saja hari ini kami hanya ada kelas teori. Jadi aku punya banyak waktu untuk persiapan sore nanti.Jujur saja, aku cukup kewalahan disini. Frans sudah pulang sementara aku masih beradaptasi mesk
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

36. Penguntit

"Alice! Kau setelah Megan," Aku mengangguk saat koordinator mengatur barisan kami. Aku sudah tidak terlalu gugup karena ini bukan penampilan pertamaku. Runaway dimulai dan kami mulai berjalan keluar backstage. Pandanganku lurus kedepan dengan wajah datar. Mataku menangkap seseorang melambai padaku tapi aku tidak dapat memastikannya. Kami langsung mengganti pakaian secepat kilat, hal yang menjadi alasan seorang model tidak memakai dalaman saat tampil. Kali ini, aku mencoba mencuri pandang dari arah orang yang melambai padaku sebelumnya. Entah kenapa aku sangat penasaran. Aku melihatnya. Dan darah pun surut dari wajahku. Padahal hanya sedetik yang tidak pasti. Apakah aku salah lihat? Atau itu hanya halusinasi? Tapi aku tetap bersikap profesional dan langsung mengganti pakaian ketiga.Kali ini aku berusaha lebih memastikan apa yang aku lihat. Ternyata dia tidak ada disana lagi. Kursinya kosong dan aku merasa lega. Kelegaan itu tak sengaja membuat senyuman sinis lolos dari wajahku.
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

37. Apakah dia benar-benar kembali?

Aku bersembunyi di dalam walk in closet. Berharap tidak seorang pun siapapun dia dapat menemukan aku disini. Semoga saja dia langsung pergi begitu tidak menemukan aku.Alice!Alice?Alice?Aku mendengar derap langkah sepatunya. Suaranya mengingatkan aku pada seseorang tapi aku tidak dapat mengingatnya. Yang jelas dia bukanlah Frans ataupun Ethan.Aku menggerutu menyesal tidak menerima tawaran Ethan sebelumnya. Jika saja dia mengantar aku pulang. Aku yakin mereka tidak akan berani menguntitku. Setiap pintu dirumahku terbuka lalu ditutup kembali. Diiringi gumaman rendah pria yang sedang mencariku. Aku sangat yakin, tidak akan ada yang menduga bahwa lemari dibawah tangga merupakan walk in closet bukan sebuah gudang. Aku melihat jam ku, waktu berjalan lamban. Tapi bisa ku rasakan suasana rumah semakin senyap. Aksu mendengarnya berbicara melalui telepon dan suara pintu depan tertutup dan terkunci. Aku menghembuskan nafas lega. Karena merasa keadaan cukup aman untuk keluar. Tapi aku putu
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

38. Kebenaran

Alice!James terus menggedor pintu kamarku. Hari semakin siang dan aku kelaparan. Terlalu gengsi membuka pintu dan takut dia akan menangkapku. Untung saja ponselku ada meja nakas. Dengan tangan gemetaran yang tentu saja karena kelaparan, bukan karena James masih ada dirumahku. Aku menghubungi Frans. "Halo?" seorang wanita yang berbicara, membuatku langsung reflek menutup telepon.Aku berniat menghubungi Ethan tapi takut malah menjadi salah paham. Tapi perutku sudah protes minta diisi. Aku belum makan sama sekali sejak acara semalam. Dan aku sudah diet selama 24 jam sebelumnya.Saat melihat jam di ponsel, aku baru menyadari ada janji temu dengan teman-temanku di kampus. Kami sedang ada tugas bersama di lapangan. Tapi tidak satupun dari mereka yang menghubungi aku.Setelah berpikir lama dan matang. Aku memutuskan akan keluar kamar dan mengabaikan James. Entah apakah ini akan mudah untuk dilakukan. Jujur saja, hatiku bergetar sekaligus perih disaat bersamaan.Perlahan aku membuka pintu
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

39. Kabur

"Kau cemburu?" tanya James sumringah. Aku tidak menjawab, lebih memilih menyelesaikan berkemas. James duduk dengan tenang diranjang dan mengawasi aku dengan wajah konyol.Astaga James! Kau sudah membuat lubang besar dihatiku dan sekarang aku masih bisa terpesona. Ada apa dengan hatiku yang bodoh ini? "Aku bisa mengantarmu sayang," James menawarkan diri. Aku masih punya mobil pemberian mama Rita, untung saja bukan pemberian James. Bagaimana bisa aku kesana kemari tanpa kendaraan pribadi? Tanpa melihat James lagi. Lebih karena malu ketimbang marah. Aku berjalan cepat masih mengenakan piyama ke garasi. James mencoba mencegahku tapi aku keras kepala. Setelah berhasil memasukkan koper dan tas, aku masuk ke kursi kemudi. James menatapku tak percaya dan terlihat pasrah. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi aku sudah tancap gas. "Alice!" Aku tidak peduli. Mengemudi dengan perasaan campur aduk.setengah hatiku menyesal karena merindukan James. Tapi harga diri lebih tinggi dari pada
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

40. Praktek Lapangan panas

Luna tampak bahagia menjalani rutinitas barunya sebagai pekerja paruh waktu. Perusahaan itu membuat kebijakan yang meringankan pegawai nya yang masih sekolah. Mereka bisa mengatur waktu kerja dengan jam kuliah mereka. Aku bersyukur Luna mendapatkan pekerjaan di perusahaan seperti itu. Biasanya kau bisa mendapatkan paruh waktu hanya sebagai pelayan restoran atau penjaga toko kelontong. Luna sangat beruntung. Aku akui dia memang cukup cerdas. Setiap hari Luna akan menceritakan perusahaan itu seolah ingin membuatku tertarik bergabung. Tapi tujuanku sekolah bukan itu. "kau tau aku ingin membangun karirku sendiri Luna, jadi sepertinya akan butuh waktu lama untuk memikirkan peluang itu," kataku disuatu sore saat kami baru pulang dari kampus.ya, aku tidak menampik ketertarikan terhadap pengalaman kerja yang akan aku dapatkan. Tapi aku belum tertarik. Sesungguhnya aku menikmati menjadi seorang model. Seandainya James tidak terlibat di sana, aku tidak akan mengundurkan diri. Belum lagi m
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status