"Kadang ekspektasi yang sudah di luar logika, masih kalah dengan apa yang sebenarnya terjadi di dalam kenyataan."***"Eh, Non Ava bukan? Saya pangling nih, makin cantik saja. Sudah lama enggak ke sini, ke mana saja, Non? Sehat, kan?"Pak Darjiman kaget. Awalnya ia tak menyangka kalau yang dilihatnya adalah Ava. Namun, perempuan itu dengan ramah menyapanya, dan menanyakan kabarnya. Membuatnya makin yakin kalau ia memang salah satu orang yang selalu mengiriminya uang tiap bulan untuk mengurusi makam ibunya.Ava tersenyum, dan kemudian berjabatan tangan dengan Pak Darjiman. Tadinya ia ingin sekali langsung pulang, tapi saat kuburan ibunya terisi oleh bunga tulip putih kesayangannya, Ava jelas berubah pikiran. Dari bau, dan rupanya, bunga itu masih sangat segar. Itu artinya orang yang mengunjungi ibundanya belumlah lama pergi dari pemakaman itu."Siapa? Apa ayah kandungku, Ma? Apa yang datang ke sini adalah ayah kandungku? Kakek tidak mungkin sampai sini, kan? Apa Tante Namira? Tapi, unt
Read more