Semua Bab Gairah Tersembunyi Bos Killer: Bab 81 - Bab 90

167 Bab

Bab 81. Tertipu

“Bagaimana kalau kamu menikah saja.” Nathan berkata dengan serius.“Maksudnya gimana, Tan?” tanya Mike bingung.“Ya kamu nikahin Laura, Mike. Dengan begitu Laura ada yang melindungi.”Nina segera duduk di samping Nathan, ia memperhatikan dengan serius percakapan suaminya, karena itu terkait dengan sahabatnya.“Ck. Apa sih, Tan. Aku dan Laura baru saling mengenal, disamping itu tentu nggak mudah bagi Laura untuk membuka hatinya kembali, butuh proses.”“Sebenarnya, cinta itu nggak butuh waktu lama untuk tumbuh kok, Mike. Meskipun ada yang bilang, cinta bisa tumbuh seiring waktu, cinta butuh waktu, tapi cinta juga bisa datang cepat tanpa butuh waktu. Yang penting kalian sudah ada saling ketertarikan satu sama lain. Tinggal bagaimana nanti kalian memupuknya supaya makin subur. Contohnya aku dan istriku.”“Itu beda kasus, Tan. Kamu dan Nina sudah saling mengamati selama hampir 6 bulan, meskipun dengan cara yang gak ada manis-manisnya, justru di sanalah cinta kalian tumbuh. Selain itu, pos
Baca selengkapnya

Bab 82. Kampung Halaman

“Shit! Kita ditipu!” teriak salah satu anak buah Sonya, tepatnya orang yang disewa Sonya untuk memata-matai Nathan. Pria itu memperhatikan sebuah foto seorang lelaki yang sedang ia cari, dan di caption tertulis “Nathan Wilson, bos tampan itu tertangkap kamera sedang berlibur di Hawaii bersama seorang gadis cantik.”Sonya segera diberitahu, sontak wajah wanita itu menjadi gelap, berarti selama lima hari ini Nathan berada di Hawaii, pantas dicari-cari di tempat-tempat lain tidak ditemukan. Sonya segera fokus pada foto-foto itu, sayangnya wajah gadis yang terlihat mesra bersama Nathan itu tidak terlalu jelas, ia mengenakan masker dan kaca mata hitam serta topi lebar. Sepertinya foto itu diambil secara diam-diam saat mereka berada di bandara.Dengan jengkel Sonya menghubungi Victoria, mereka telah tertipu. Victoria tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya tertegun memperhatikan foto-foto Nathan, dan gadis yang bersama Nathan itu ... dari postur tubuhnya sepertinya ia pernah melihat, tapi siap
Baca selengkapnya

Bab 83. Cinta Sejati

Nina tertegun melihat perubahan ekspresi suaminya, ia jadi merasa bingung, apa yang salah?“My king, ada apa?” tanya Nina dengan lembut, “apa ada yang salah dengan pertanyaanku?”Nina mengangkat wajahnya, ia menatap wajah suaminya lekat-lekat, sedangkan Nathan, pandangannya menatap langit-langit kamar, menerawang jauh, ada kesenduan pada sorot mata yang selalu menjadi penyemangat Nina itu.Nathan menghela napas panjang, ia mengalihkan tatapannya pada wajah istrinya yang sedang kebingungan dengan sikapnya. Nathan mencoba tersenyum, lalu menyentuh wajah Nina dengan kedua tangannya.“No, my queen, tidak ada yang salah dengan pertanyaanmu,” jawab Nathan sambil tersenyum, namun tiba-tiba ia menatap Nina dengan penuh kesungguhan.“Sayang, seandainya aku terlebih dahulu dipanggil Tuhan, apakah kamu ...”Belum sempat Nathan melanjutkan kata-katanya, jari Nina sudah memblokir bibirnya, kedua bola mata coklat itu berkaca-kaca. “Jangan katakan itu, Nathany. Membayangkannya saja aku tidak akan sa
Baca selengkapnya

Bab 84. Nathan Yang Asli

“Hey, tua bangka. Ada apa dengan wajahmu. Sudah setua ini masih belum bisa berdamai dengan hidup?” goda tuan Wils sambil tersenyum, ia meneguk conti wine yang baru saja dituangkan pelayannya. Tuan Carter menghela napas, lelaki itu juga meneguk whisky dari gelasnya, lalu menatap sahabatnya. “Kamu mudah saja bilang begitu, anak cucumu semua sudah sukses, memenuhi semua harapanmu. Tapi itu tidak berlaku padaku.” Ada kegetiran pada kata-kata tuan Carter. Karena perilaku anak cucunya masih jauh dari harapannya. Sehingga di usianya yang sudah lansia itu, ia masih belum juga mengenal kata pensiun. “Yah, hanya Nathan yang bisa aku andalkan. Mike agak susah diatur, dia mau melakukan hanya yang dia suka." “Tapi Mike sukses dengan firma hukumnya, kan?” “Ya, benar. Itu memang bidang yang dia pilih, aku hanya menantang dia untuk membuktikan hasil dari bidang yang dipilihnya. Dan mengenai firma hukumnya, itu tak lepas dari campur tangan Nathan juga.” Tuan Wilson tersenyum, ada rasa bangga pada
Baca selengkapnya

Bab 85. Benar, kan?

“Diam! Bisa gak kalian serius!” bentak tuan Wilson, wajah sang kakek berubah menjadi serius. Sontak tawa Nathan dan Mike pun terhenti, keduanya saling bersitatap. Tiba-tiba wajah tuan Wilson menghangat, ia teringat lagi semua masa lalu yang telah terjadi di rumah besar itu.Dulu rumah itu selalu ramai, setiap akhir pekan ia dan istrinya memerintahkan anak menantu serta cucu-cucunya berkumpul. Mereka masak-masak, makan bersama dan anak-anak bermain bareng. Nathan dan Mike selalu bikin keributan, kadang mereka berantem tapi kemudian tertawa terbahak-bahak. Bahkan di meja makan saja sering bikin gaduh, kalau sudah begitu hanya bentakan sang kakek yang bisa membuat mereka diam.Sekarang mereka sudah dewasa dan masing-masing punya kehidupan sendiri-sendiri, mereka juga tinggal jauh di kota lain. Rumah besar ini menjadi sepi, hanya dia dan para pelayan. Sesekali cucu-cucu perempuan dan anak menantunya datang, namun tidak seintens dulu.Nathan dan Mike tahu apa yang dipikirkan kakek mereka,
Baca selengkapnya

Bab 86. Berakhirnya Kontrak

“Tunggu!”Tuan Wilson berseru, membuat Nathan, Mike dan tuan Carter terkejut. Ketiganya menatap sang kakek dan menunggu apa yang akan dikatakan kakek Nathan selanjutnya. Tuan Wilson menatap Nathan tajam, namun Nathan sama sekali tidak terpengaruh, wajahnya tetap terlihat tenang. Ia memang sudah siap menghadapi apa pun.“Menikah, kamu bilang? Apa semudah itu kamu bicara pernikahan? Apa kamu kira pernikahan itu hanya sebuah permainan?” tegas tuan Wilson sambil menatap Nathan, namun Nathan menanggapinya dengan tersenyum.“Yang bilang menikah itu sebuah permainan siapa, kek? Bukankah kakek-kakek ini yang membuat pernikahan sebagai permainan dulu, dengan membuat pernikahan kontrak yang palsu?”Kata-kata Nathan itu diucapkan dengan santai dan dihiasi senyuman, namun kata-kata itu penuh sarkas dan tajam menusuk. Wajah tuan Wilson menjadi gelap, namun ia tidak bisa berkata apa-apa, karena apa yang dikatakan cucunya itu benar. Untung saja Nathan sangat berbakti sehingga mau menerima begitu saj
Baca selengkapnya

Bab 87. Meyakinkan Sang Kakek

“Syarat? Syarat apa?” tanya tuan Wilson bingung, ia menatap cucunya nyaris tak berkedip, begitupun dengan tuan Carter, ia sudah menduga kemungkinan jika Nathan tidak bersedia, andai pun ia mau pasti karena terpaksa, sebab Nathan sangat tidak bisa menolak permintaan sang kakek. Nathan meraih gelas dan meneguk minumannya, ia menghela napas lalu menatap kakeknya dan tuan Carter secara bergantian. “Kalau memang ingin aku melatih cucu Anda, ada beberapa syarat yang tidak boleh di langgar.” Nathan berkata sambil menatap langsung tuan Carter. “Katakan,” sahut tuan Carter. “Pertama, Bob harus mendengarkan kata-kataku, apa pun yang aku katakan, ingat aku tidak suka dibantah,” ujar Nathan. “Kedua?” tanya tuan Carter. “Yang kedua harus disiplin, mempunyai kemauan keras, bersungguh-sungguh dan tidak mudah mengeluh.” Nathan berhenti sejenak, ia menatap lurus pada tuan Carter yang sedang menyimaknya. “Dan yang ke tiga, yang sangat perlu Anda garis bawahi adalah tidak boleh ada intervensi kelu
Baca selengkapnya

Bab 88. Rahasiakan Pernikahanmu

"Apa? Dia bilang cucuku pria impotent?” Tuan Wilson bertanya dengan wajah memerah, sungguh suatu penghinaan baginya dengan mengatakan keturunannya impotent. “Yah begitulah, kek.” Mike menyahut. “Apa benar, Tan? Apa kalian yakin Sonya bilang begitu?” Tuan Wilson masih belum yakin, jika Sonya cucu sahabatnya akan menghina keturunannya seperti itu. “Benar,” jawab Nathan sambil mengangguk, “perempuan itu mengatakannya sendiri pada istriku, sebelum kami menikah.” “Jadi, istrimu dan Sonya saling mengenal?” “Yah, perempuan itu mengenal Ninaku, tapi dia tidak tahu kalau Nina adalah istriku.” Nathan berkata sambil tersenyum. “Maksudnya bagaimana?” tanya tuan Wilson bingung. Nathan menghela napas, ia melirik Mike yang dibalas dengan anggukan. Mike pun menceritakan mengenai Nina Evans, seorang CEO muda salah satu perusahaan yang sedang berkembang. Suatu hari, Sonya yang sedang kehabisan uang karena kalah judi, melelang sebagian sahamnya di Wils, dan Nina yang membelinya. Sejak saat itu So
Baca selengkapnya

Bab 89. Rencana Rahasia Kakek

“Apa, Kek? tetap dirahasiakan?” ujar Nathan terkejut, ia menatap sang kakek dengan bingung. Semula ia merahasiakan pernikahannya untuk mencegah supaya tidak digagalkan oleh Sonya, dan sekarang Nathan merasa sudah tidak perlu lagi merahasiakan. Namun mengapa sang kakek memintanya untuk tetap merahasiakan?“Ya, rahasiakan. Aku ada suatu rencana.” Kakek wilson menjawab dengan santai.“Rencana? rencana apa, Kek?” tanya Nathan penasaran. Kakek Wilson menoleh pada Nathan, lalu kembali membuang pandangannya menatap lurus ke depan.“Ketika kalian membuat rencana untuk pernikahan kalian, termasuk membuat trik untuk Sonya, apa kalian memberitahukan orang tua ini?” Kakek Wilson berkata acuh.“Oh, jadi kakek dendam nih ceritanya?” Mike menimpali.“Terserah kalian mau bilang apa.”“Baiklah, Kek. Aku akan ikuti permainan kakek. Tapi ingat, jangan sampai mengusik Ninaku, karena dia adalah hidupku. Mengusiknya berarti mengusik seorang Nathan. Aku tidak akan pernah segan menentang siapa pun yang bera
Baca selengkapnya

Bab 90. Bertemu Kakek

Wajah Nathan berubah murung, meskipun tidak terlalu kentara namun Nina bisa merasakan dan melihatnya dengan jelas. Hanya saja Nathan segera menutupi semuanya dengan senyuman, ia menjawab dengan santai apa yang ditanyakan istri dari pamannya itu. Nyonya Evelyn, yang merupakan ibu dari Christy menanyakan tanggapan sang kakek mengenai pernikahannya, karena sudah menjadi rahasia umum dalam keluarga besar Nathan, mengenai kontrak pernikahannya dengan Sonya, cucu dari sahabat sang kakek. Nathan sempat terdiam sebelum akhirnya dia tersenyum. “It’s Ok auntie, semua baik-baik saja. Sekarang kontrak dengan keluarga Charter sudah berakhir, besok sebelum kembali ke NYC aku akan membawa istriku bertemu kakek.” Baik Christy maupun ibunya tidak menyadari perubahan sikap Nathan tadi, namun tidak dengan Nina, ia merasa Nathan menutupi sesuatu, hanya saja ia tidak akan menanyakan hal itu dihadapan Christy dan ibunya, jadi Nina pun berusaha tersenyum meskipun ada kegugupan di hatinya. “Kakek itu hany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status