Semua Bab Gairah Tersembunyi Bos Killer: Bab 11 - Bab 20

167 Bab

Bab 11. Kekacauan di Ruang Meeting

Semua orang terkejut, Nina pun berhenti dari presentasinya, mereka melihat ke arah sumber suara, Richard berdiri, dan berteriak dengan emosi bahwa Nina telah menjiplak laporannya. “Apa maksud Anda saudara Richard?” tanya salah seorang anggota komite. “Bapak-bapak dan ibu-ibu sudah melihat proposal saya, dan lihat! apa yang disampaikan perempuan ini, sama persis, dia menjiplak laporan saya.” Richard berkata dengan tajam, ia berjalan mendekat kepada Nina. “Bapak-bapak tahu, perempuan ini hanya anak kemaren sore yang belum mengerti apa-apa, tapi dia membuat laporan persis dengan milik saya, itu artinya dia menjiplak milik saya.” Kini semua mata menatap Nina, meminta penjelasan. suasana di ruang meeting itu menjadi tegang. Namun Nina tetap tenang, tak ada sedikit pun kepanikan di wajahnya. “Saudari Nina, apakah benar apa yang dikatakan saudara Richara?” tanya salah satu tim komite. Nina tetap tenang, ia menjawab dengan tegas, “saya tidak pernah me
Baca selengkapnya

Bab 12. Selamat Nina

Tidak lama setelahnya pintu terbuka, dua orang security masuk, Emy memberi kode ke arah Richard, kedua security itu pun memegang kedua tangan lelaki itu. “Hei tunggu! Apa yang kalian lakukan?” Richard berteriak. “Saya tidak ingin ada kekacauan di ruang ini, energy negatif harus dikeluarkan.” Nathan berkata dengan dingin. “M-maksudnya bagaimana, Pak?” tanya Richard gugup. “Apakah Anda lupa? Kemarin Anda datang ke ruangan saya, mengatakan kalau Nina tidak becus kerja dan pemalas, lalu Anda menawarkan diri agar Anda mengambil alih tugas itu, dan menjanjikan akan selesai besok pagi,” tegas Nathan. “Tapi, bukankah bapak setuju?” tanya Richard, ia merasa terpojok dan dikuliti. “Ya, saya mengangguk bukan berarti menyerahkan begitu saja tugas ini, untuk itu meeting ini diadakan, saya memberikan kesempatan kepada Anda untuk membuktikan kemampuan Anda.” Nathan menatap Richard dengan tajam. “Tapi apa? Anda bisa memaparkan tapi tidak bisa mempertanggung jawabkan, menjawab satu pertanyaan
Baca selengkapnya

Bab 13. Laptop Baru

“Jangan senang dulu gadis sombong! Aku nggak akan tinggal diam, aku akan mencari berbagai cara untuk menyingkirkanmu.” Lelaki itu menyeringai, tatapannya sangat tajam, dipenuhi dendam dan kebencian kepada Nina, ia segera berbalik dan pergi meninggalkan kantor besar itu.Sementara itu, Nina tengah bersiap-siap untuk pulang, karena jam pulang sudah tiba, apalagi besok weekend, para karyawan biasanya sangat bersemangat karena bisa memanfaatkan 2 hari itu untuk berkumpul dengan keluarga dan orang-orang terkasih.“Nina!” panggil Laura. Gadis itu bergegas masuk dan memeluk Nina.“Hei Miss bawel, apa-apaan ini?” tanya Nina kebingungan.”“Selamat ya, Nina. Akhirnya kamu berhasil mendapatkan project besar ini,” ujar Laura ceria.“Eh, kamu tahu dari mana, Ra?” tanya Nina heran, ia berpikir belum banyak yang tahu karena baru ditetapkan siang tadi.“Hmm, ketinggalan info kamu, sekarang kamu lagi jadi trending topik loh gosip di kantor ini,” ujar Laura bangga.“Ha? Masa sih? Kok cepat banget, ka
Baca selengkapnya

Bab 14. Kamu Harus Pindah

Tante Sophia menghela napas sebelum ia berkata, “Nina, cinta sejatinya tak bisa diukur dengan materi, sebanyak apa pun material yang diberikan tidak bisa dijadikan patokan kalau seseorang sungguh-sungguh mencintaimu.”Nina terdiam, ia mencoba mencerna kata-kata Tante Sophia. “Dan sebagai seorang wanita, harus mempunyai harga diri, jangan pernah meminta apa pun dari seorang lelaki sebelum menjadi pasangan yang resmi.”“Nina mengerti Tante, Nina tidak pernah meminta apa pun sama Nathan,” jawab Nina sambil tersenyum, “Oya menurut Tante, apa Nina harus kembalikan laptop ini?”“Hmm, kalau Nathan benar-benar tulus, dia akan tersinggung jika kamu menolaknya, disamping itu mungkin dia melihat jika kamu benar-benar membutuhkan laptop ini.” Tante Sophi berpendapat.“Benar Tante, Nathan pasti tahu apa yang Nina pikirkan, karena belakangan ini Nina sering diganggu oleh rekan kerja yang dengki sama Nina, dia mensabotase hasil kerja Nina.” Nina menjelaskan masalah gangguan yang ia hadapi di kantor.
Baca selengkapnya

Bab 15. Makan Malam Special

Nina tertegun, sepertinya Nathan sangat kesal dengan kejadian barusan, maklum ia belum terbiasa dengan kehidupan anak-anak kost, yang suka bergurau seenak mulut mereka.“Nathanny kamu jangan ambil hati kejadian tadi, mereka Cuma bercanda,” Nina meyakinkan.“Becanda? Itu sudah pelecehan, nyiul-nyiulin kamu, memang kamu burung?” Nathan masih terlihat emosi.“Ya ampun Nathanny, cowok-cowok kalau lagi pada ngumpul ya memang begitu, tapi mereka nggak pernah berlaku kurang ngajar kok sama aku atau cewek-cewek lain yang ngekost di situ,” kilah Nina.“Pokoknya nggak bisa, kamu harus pindah dari sana.” Nathan bersikeras.Nina menghela napas, “aku harus pindah kemana, menurutku lingkungan di situ cukup baik, mereka bertetangga dengan baik, saling peduli dan saling membantu, aku sudah lama tinggal di situ.”“Kamu tenang saja, aku yang akan atur semuanya,” ujar Nathan, ia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi asistennya. Nathan mengintruksikan Emi untuk segera mencarikan appartement siap
Baca selengkapnya

Bab 16. Menu Kenangan

Nathan menatap Nina dengan rasa penasaran yang besar, sedangkan Nina tersenyum, ia mengalihkan tatapannya ke arah dinding-dinding kaca patri dengan ornamen-ornamen mewah tersebut. Nina menghela napas, “dia sangat special untukku, karena dialah yang mengantarkan aku ke dunia ini.” “Maksudmu, orang tuamu?” sela Nathan. Nina mengangguk, ia menjawab tanpa menoleh, “Mama.” Nathan menghela napas, “sayang, apa Mama kamu sering ke mari?” tanya Nathan, ia memang belum banyak tahu tentang keluarga Nina. “Ya, hampir setiap hari,” jawab Nina sambil tersenyum. “Ha? Setiap hari makan di sini?” Nathan bingung, sekaligus takjub. “Tentu makan di sini, karena Mama yang meracikan makanan untuk tamu-tamu di sini.” Nina tersenyum, ia kembali ke tempat duduknya, sebelum Nathan bertanya lagi ia menceritakan jika mendiang Mamanya dulu adalah salah satu chef ternama di negeri ini, dan ia menjadi chef utama atau executive chef di restauran ini. Nathan terkejut, ia kembali memastikan benarkah mamanya Nina
Baca selengkapnya

Bab 17. Deep Kisses

Nathan segera merengkuh Nina ke pelukannya, gadis itu menangis tersedu-sedu. Nathan dan Om Jhon terdiam, mereka mengerti saat ini Nina kembali terguncang akan peristiwa yang menimpa sang Mama. “Sayang, jangan seperti ini, aku yakin Mama tidak ingin melihatmu sedih,” Nathan berusaha membujuk Nina. “Benar, Nina. Katy sudah bahagia di sana, jangan buat dia sedih.” Terdengar helaan napas panjang Om Jhon, mata lelaki itu memerah. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membujuk Nina, karena ia sendiri pun merasakan hatinya berkeping-keping, sakit yang teramat dalam ketika mendapati sahabat yang sangat dicintainya telah pergi. Om Jhon menepuk bahu Nina pelan, lalu lelaki paruh baya itu beranjak meninggalkan Nina dan Nathan, ia yakin pemuda itu pasti bisa membujuk dan menenangkan Nina, karena ia sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa. Nathan membiarkan gadis itu menangis di pelukkannya, ia hanya mengelus gadis itu penuh kasih sayang, berusaha memberikan ketenangan. Semua di luar eks
Baca selengkapnya

Bab 18. Ruangan Baru

  Hari ini Nina bangun cepat seperti hari-hari kerja biasa, padahal saat weekend begini ia biasanya bangun siang. Setelah mandi dan berpakaian Nina segera ke dapur hendak membuat sarapan, namun ternyata sang Tante sudah berada di sana. Tante Sophia pun terkejut, karena hari sabtu begini biasanya Nina bakalan bangun siang, tapi mengapa sekarang sudah bangun pagi-pagi. “Pagi Tante,” sapa Nina. Sang Tante menjawab sambil menatap keponakannya dengan heran. “Tante kenapa? Ada yang salah?” tanya Nina juga ikut heran. “Hari ini kan Sabtu, Nin. Kamu lupa ya?” tanya Tante Sophia, ia berpikir pasti keponakannya ini ngelindur, saking semangatnya kerja sampai lupa hari. “Iya, Tante, Nina tahu, emang kenapa?” jawab Nina sambil tersenyum, ia segera menuang susu hangat ke dalam gelas. “Oh, kirain Tante lupa, memang mau ke mana? tumben hari Sabtu bangun pagi,” tanya sang Tante penasaran. “Mau ke kantor, Tan.” Nina
Baca selengkapnya

Bab 19. Berita Mengejutkan

Nathan memberi kode pada Nina untuk melihat, Nina mengangguk ia segera berdiri dan berjalan ke arah pintu dan segera membukanya. Seorang wanita yang sudah Nina kenal berdiri tegak sambil membawa map tebal. “Siang Miss. Nina, si bos ada di dalam?” tanya Emi. Nina mengangguk dan mempersilahkan asisten Nathan itu untuk masuk. “Emi, ngagetin aja, kenapa nggak telepon dulu atau kirim pesan.” Nathan menyambut sang asisten dengan kesal. “Hehe, maaf bos, saya sudah telepon berkali-kali dan kirim pesan juga, tapi belum dibuka.” “Hmm, ada apa?” tanya Nathan. “Saya mau laporan ini bos,” ujar Emi sambil menyodorkan berkas, Nathan segera menerimanya. Ia membuka berkas-berkas itu. “Wah sudah jadi, biasanya nunggu seminggu.” Nathan mengomentari. “Kebetulan ini hari Sabtu kantor mereka masih buka, jadi langsung saya bereskan, tinggal menunggu tanda tangan Miss. Nina,” sahut Emi. “Kerja bagus, nanti aku kasih kamu bonus,” sahut Nathan, “sana cepat selesaikan.” “Baik, bos.” Emi segera menghampi
Baca selengkapnya

Bab 20. Membereskan Kekacauan

Nathan segera menghubungi asistennya, ia memberitahukan Emi hal tersebut dan memerintahkannya untuk segera bertindak membersihkan kekacauan itu. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan, Emi?” tegas Nathan, pokoknya malam ini juga harus dibersihkan termasuk tagar trendingnya.” “Siap, bos. Saya paham,” jawab Emi. “Oya satu lagi, segera lacak siapa dalang dibalik kekacauan itu,” perintah Nathan. “Siap, bos. Segera bergerak.” Nathan menghela napas berat, wajahnya berubah menjadi dingin. Siapa yang melakukan itu? Apa Sonya? Tapi tidak mungkin, perempuan itu tidak akan peduli Nathan dekat dengan perempuan manapun. Nathan segera masuk ke kamar mandi, ia tidak ingin Nina melihat kejengkelannya, sebisa mungkin jangan sampai Nina tahu, khawatir gadis itu sedih dan akan menjauhinya. Entah mengapa Nathan selalu ingin bersama gadis itu, rasanya tak ingin jauh darinya. Setelah mandi Nathan kembali membuka ponselnya, ia mengecek jejaring In*t*gr*m, ternyata sudah bersih, foto-foto itu sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status