Seketika, mata Bagas yang biasanya berbinar dengan semangat dan kehidupan, kini meneteskan air mata yang jernih. Air mata itu jatuh perlahan, mencerminkan patah hati dan pengkhianatan yang mendalam. Ia tak menyangka, bahwa wanita yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hati, wanita yang ia anggap sebagai belahan jiwa, bisa setega itu padanya.Lena, sang istri, berdiri di depannya dengan ekspresi datar. “Jangan menangis, Mas,” ucapnya dengan nada datar, seolah-olah ia sedang membaca berita cuaca, bukan menghancurkan hati suaminya. “Percuma, tak akan mengubah segalanya,” lanjutnya sambil terkekeh. Senyumnya muncul, menyerupai iblis yang menikmati penderitaan orang lain. Senyum itu dingin dan kejam, jauh dari kehangatan dan kasih sayang yang biasanya ia tunjukkan.“Apakah kau menyesal telah menikah denganku?” tanya Lena, suaranya penuh dengan nada mengejek. “Tentu kau sangat menyesalkan setelah tahu? Haha,” lanjutnya, tertawa semakin besar. Tawa itu menggema di ruangan, seperti suara ha
Last Updated : 2023-12-16 Read more