All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 101 - Chapter 110
784 Chapters
Bab 101
David dan putranya sedang makan di meja makan.Martin sedang mendengar ayahnya mengeluh, "Sejak tahu Daniel adalah pemilik Grup Naga, sekarang kakekmu mulai pilih kasih terhadap Jason. Kalau begini terus, sepertinya semua bisnis Keluarga Guntur sudah mau diserahkan kepada Jason. Saat itu tiba, kita nggak akan punya apa-apa!"Martin memasukkan nasi ke dalam mulutnya."Dalam hal kemampuan, bagaimana bisa Jason dibandingkan denganku? Padahal bisnis Keluarga Guntur sudah mau menjadi milikku, tapi malah terjadi hal tak terduga. Bagaimana aku bisa nggak marah?"Martin lanjut memakan nasinya.David melihat putranya dan menjadi makin marah. "Sejak kecil, kamu di bawah kakakmu. Bagaimanapun kamu berusaha, kamu selalu kalah sedikit dalam aspek belajar. Meskipun kamu bisa melampauinya, sekarang kamu juga nggak bisa berbuat apa-apa."Ekspresi Martin datar, dia seakan-akan sudah terbiasa dibandingkan dengan Daniel. Dia mengelap mulutnya dengan tisu, lalu berkata, "Meskipun sekarang kamu memiliki bi
Read more
Bab 102
Yasmin tidak menjawab.Jadi, saat itu mereka berpapasan di restoran, orang-orang yang berdiri di belakang Daniel benar-benar adalah orang tua Kezia.Akan tetapi, apa hubungannya itu dengan Yasmin?Dia tidak sabar Daniel melepaskannya!"Jangan mengira setelah mencuri ponselku, kamu bisa menutupi perasaan gelisahmu. Suatu hari, aku akan membuat semua orang tahu kalau kamu adalah orang ketiga yang pandai menggoda pria!" Setelah Kezia memperingati Yasmin, Kezia pun pergi dengan marah.Yasmin bersandar ke lemari dengan lemas. Dia sungguh punya banyak musuh.Dia hidup seperti boneka setiap hari.Sejak dia tiba di Kota Imperial, pekerjaannya dan orang-orang yang dia kenal seperti terjadi sesuai naskah orang lain.Dia tidak boleh mempunyai pendapat sendiri dan lebih tidak bisa melarikan diri. Hari demi hari, dia terkurung dalam sangkar ini.Satu-satunya ketenangan yang Yasmin punya adalah dia tahu ibunya masih hidup dan dia mempunyai dukungan keluarga.Dia sudah lumayan bahagia karena dia ada
Read more
Bab 103
Sofia tidak menyangka Klara akan mengejarnya sampai ke sini dan bahkan berpapasan dengan anak-anak.Bagaimana ini ...?Klara berjalan mendekat dengan raut wajah masam. "Tenang saja. Aku nggak akan menculikmu lagi. Seharusnya kita mengobrol dengan da .... Anak-anak siapa ini?"Sofia langsung berpikir bagaimana dia harus menjawab. Yasmin berkata orang Keluarga Guntur tidak boleh tahu tentang anak-anak, termasuk tantenya.Ketiga anak bermasker itu mendongak dan menunjukkan mata besar mereka yang sedang melihat orang asing di depan mereka dengan penasaran."Aku ... menjadi pengasuh orang. Ibu mereka ada urusan dan nggak bisa datang, jadi aku yang menjemput mereka," jawab Sofia.Namun, apa Klara akan memercayainya?Klara bertanya dengan curiga, "Bukankah kamu bekerja di sini? Kenapa menjadi pengasuh lagi?"Sofia sangat panik dan hampir berkeringat dingin."Karena Tante ingin mengikuti kami ke sekolah untuk menjaga kami. Ibu kami sangat sibuk! Ada apa?" tanya Julia.Sofia terkejut karena Jul
Read more
Bab 104
Setelah Yasmin menuangkan air, dia meletakkan gelas tersebut di meja kopi. Saat dia membungkukkan badannya, dia dapat merasakan aura Daniel.Mata Daniel tertuju pada memar di leher Yasmin yang belum menghilang. Ketika Yasmin berdiri, Daniel mencengkeram rahang Yasmin.Yasmin terkejut dan mematung. Dia sangat gugup saat dia bertanya, "Ada ... ada apa?""Seingatku kemarin nggak separah ini." Daniel menatap dengan tajam.Yasmin menyadari apa yang Daniel katakan. Yasmin menyentuh memar di lehernya sambil berkata, "Aku ... aku yang mencubitnya. Kalau nggak, orang lain akan salah paham .... Ah!"Rahang Yasmin yang dicengkeram ditarik sehingga dia berlutut satu kaki di sofa, sedangkan kakinya yang satu lagi menekan paha Daniel.Tangan Yasmin pun tanpa sadar menopang dirinya di tubuh Daniel.Yasmin menggigit bibirnya dan merasa malu.Jari Daniel yang kasar mengusap memar itu. Yasmin sedikit kesakitan karena memar itu belum sepenuhnya sembuh."Seharusnya aku lebih kasar padamu," ucap Daniel sam
Read more
Bab 105
Yasmin menunggu Sofia di rumah. Dia mencurigai Klara telah mengatakan sesuatu yang kasar kepada Sofia sehingga Sofia merasa sedih.Karena Yasmin sudah telat, dia segera meminta cuti setengah hari.Lagi pula, kesannya di Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita sudah sangat buruk. Dia sudah tidak peduli.Yasmin menunggu sampai siang, tapi Sofia belum juga pulang. Saat dia menelepon sekolah, hasilnya juga sama.Ketika dia menelepon Sofia lagi, dia menyadari ponsel Sofia sudah tidak aktif.Yasmin merasa masalah ini telah menjadi serius.Meskipun Sofia marah, dia tidak mungkin tidak pergi ke sekolah. Dia baru bekerja selama beberapa hari.Setelah dia lulus wawancara, dia sangat senang! Bagaimana mungkin dia tidak pergi bekerja?Yasmin pun pergi ke sekolah dan bertanya pada satpam. Satpam tidak tahu apa-apa, tapi dia membantu Yasmin melihat rekaman CCTV.Yasmin melihat Sofia berpapasan dengan Klara ketika dia membawa anak-anak keluar dari sekolah. Setelah itu, Sofia menarik anak-anak masuk kembali
Read more
Bab 106
Pikirannya langsung dipenuhi hal buruk dan Yasmin tidak bisa menghentikannya.Polisi itu meminta rekan kerjanya untuk menunjukkan rekaman CCTV pada Yasmin.Yasmin sudah menonton rekaman tersebut.Dia melihat mobil Klara muncul, tapi lalu menghilang setelah mobil itu berbelok."Kenapa nggak bisa melihat lagi?" tanya Yasmin."Di sana nggak ada kamera CCTV."Yasmin mengerutkan alisnya. Itu berarti dia tidak bisa melihat ibunya keluar dari mobil dan ke mana dia pergi.Mobil Klara sekali lagi muncul dari arah jalan yang tidak mempunyai kamera CCTV itu.Akan tetapi, di jalan yang panjang itu terdapat banyak persimpangan dan tidak punya kamera CCTV. Bagaimana Yasmin bisa menyelidikinya?"Tunggu saja. Mungkin ibumu sudah pulang," kata polisi itu.Yasmin menjadi penuh harapan saat mendengar perkataan polisi itu. Ya, mungkin ibunya sudah pulang.Dia berlari keluar dan nyaris menabrak orang.Setelah Yasmin menstabilkan dirinya, ternyata orang itu adalah Eric.Eric terkejut saat melihat Yasmin. "N
Read more
Bab 107
Yasmin berjongkok dan mengelus kepala mereka. Dia tidak tahu bagaimana memberi tahu mereka tentang masalah orang dewasa. Anak-anak seharusnya hidup dengan gembira dan ceria."Kita nggak pergi keluar. Mama datang untuk melihat kalian karena malam ini Mama bekerja. Nenek juga sedang ada urusan, jadi dia nggak datang ..." ujar Yasmin.Ketiga anak itu menatap ibu mereka dengan mulut dikerucutkan. Mereka tampak tidak berdaya.Yasmin pun merasa bersalah. "Nanti tunggu Mama sudah nggak sibuk, Mama baru membawa kalian keluar, ya."Seorang anak laki-laki datang dan berkata, "Kak, apa Julian dan yang lainnya boleh tidur di sekolah bersama kami malam ini?"Ketiga anak itu ragu-ragu.Yasmin bertanya, "Mau tidur di sekolah?""Mau!"Yasmin merasa ada teman bermain juga sangat bagus.Setelah berbicara sebentar dengan guru, Yasmin bersiap-siap untuk pergi dari sekolah.Ponsel Sofia masih tidak aktif.Saat Yasmin tidak tahu harus berbuat apa, muncul suara mesin mobil di belakang.Yasmin menoleh. Mobil
Read more
Bab 108
"Pak Raymond?" Polisi itu terkejut ketika melihat Raymond.Lagi pula, Raymond terkenal di bidang pendidikan dan polisi itu berpangkat tinggi. Jadi, polisi itu tentu saja mengenali Raymond.Raymond menganggukkan kepalanya. "Sofia Tiopan adalah karyawan sekolah kami. Dia terkena musibah setelah pulang kerja, jadi sekolah memiliki tanggung jawab.""Karena Pak Raymond bersedia menanggungnya, silakan membahas kompensasinya dengan anggota keluarga. Bagaimana?" tanya polisi itu.Yasmin menolak, "Nggak perlu. Ini nggak ada hubungannya dengan sekolah. Ini memang terjadi setelah ibuku pulang kerja, tapi tanteku yang menjemputnya. Bagaimana ini adalah salah sekolah?" Dia berbalik untuk menatap Raymond. Air matanya berlinang dan Yasmin berkata dengan suara gemetar, "Pak Raymond, terima kasih sudah mengantarku. Aku nggak akan mengganggumu lagi.""Turut berduka cita." Raymond pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Setelah menatap Yasmin lekat-lekat untuk beberapa saat, Raymond pergi.Namun, polisi itu m
Read more
Bab 109
Masih ada bekas air mata di wajah Yasmin. Dia menatap Daniel. Yasmin merasa ketika orang sedang terluka, orang itu menjadi berani dan tidak memerlukan alkohol."Apa yang mau kamu lakukan?""Temani aku makan.""Kamu bisa mencari wanita mana pun. Kezia bahkan akan merasa senang. Kenapa harus aku dan kenapa harus hari ini? Apa kamu sangat membenciku?" tanya Yasmin."Kamu sangat sedih?" tanya Daniel.Untuk sesaat, Yasmin tidak bisa menjawabnya."Dia adalah kerabatmu. Sejujurnya, aku nggak akan merasakan hal yang sama.""Karena kamu nggak punya perasaan! Kamu nggak hanya acuh tak acuh terhadap orang luar, tapi juga dengan keluargamu sendiri. Aku tanya padamu, di dunia ini apa ada orang yang sungguh-sungguh memedulikanmu bukan karena uang dan posisimu?""Katakan itu lagi!" ucap Daniel dengan sinis.Yasmin pun merinding. Dia menggigit bibirnya dan merasa takut.Daniel mendekat. Yasmin yang ketakutan menjerit, "Ah!"Daniel menekan wajah Yasmin ke kursi. "Kenapa nggak berbicara lagi?"Napas Yas
Read more
Bab 110
Nico merasa rasa sakit di pergelangan tangannya perlahan-lahan menjalar ke seluruh lengannya. Sebelum dia bisa membuat keputusan, tangannya sudah tidak bertenaga dan melepaskan lengan Yasmin.Daniel langsung memutar lengan Nico. Kemudian, terdengar teriakan Nico dan suara patah tulang."Pergi!"Nico tidak menyangka dia akan berpapasan dengan pria itu lagi. Dia pun berlari ketakutan.Daniel ingin memeriksa lengan Yasmin, tapi Yasmin melangkah mundur. "Aku nggak butuh kebaikanmu! Lagi pula, bukankah hal ini terjadi karenamu? Kamu membiarkan orang lain mengira aku menjual tubuh. Kamu mempermalukanku di mana-mana. Sepertinya kamu senang sekali, 'kan?!"Raut wajah Daniel berubah menjadi masam."Nggak apa-apa. Siapa suruh aku sial?" Yasmin mentertawakan dirinya sendiri. Setelah dia selesai berbicara, dia masuk ke toilet wanita.Setelah dia masuk, dia berdiri di depan kaca. Dia memandang cerminannya sendiri. Air matanya mau menetes lagi, jadi dia mendongakkan kepalanya. Kemudian, dia menenang
Read more
PREV
1
...
910111213
...
79
DMCA.com Protection Status