Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 751 - Chapter 760

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 751 - Chapter 760

1632 Chapters

Bab 751 Kodam Meminta Maaf

Di dalam ruang pertemuan.Begitu sampai di depan pintu, Hardi melihat Ardika sedang duduk di kursi utama dengan menyilangkan kakinya sambil merokok dan bermain ponsel."Bam!"Hardi langsung menendang pintu hingga terbuka, lalu berteriak dengan marah, "Ardika, ayah para tuan muda sudah datang! Cepat berlutut dan memberi hormat kepada mereka!"Dia memelototi Ardika dengan arogan.Namun, siapa sangka, begitu sekelompok orang di belakangnya mendengar ucapannya, ekspresi orang-orang tersebut langsung berubah drastis.Ardika mengangkat kepalanya dengan santai, lalu melirik ke arah mereka sekilas."Oh, kalian sudah datang, ya?"Setelah melontarkan satu kalimat itu dengan acuh tak acuh, dia menundukkan kepalanya, mengalihkan pandangannya kembali ke ponselnya."Ardika, berani-beraninya kamu bersikap lancang seperti itu!"Hardi memelototi Ardika dan berkata, "Tuan Kodam sudah datang, para kepala keluarga terkemuka juga sudah datang! Berani-beraninya kamu masih duduk di sana ....""Bisakah kamu t
Read more

Bab 752 Apa Kamu Memenuhi Kualifikasi Menjadi Anjingku

Ardika tidak ingin menambah masalah yang tidak penting bagi dirinya sendiri.Karena orang-orang itu sudah tahu dia berada di Kota Banyuli, ke depannya mereka pasti akan datang menemuinya karena berbagai tujuan.Sejak sebelumnya identitasnya hampir terekspos, mungkin saja sebuah kursi milik Keluarga Basagita saja bisa bernilai puluhan miliar.Jadi, sebaiknya dia memberi mereka peringatan terlebih dahulu.Helios menganggukkan kepalanya dan berkata, "Dewa Perang nggak perlu khawatir, aku akan meminta pihak-pihak yang bersangkutan untuk merahasiakan hal ini dengan baik."Para kepala keluarga terkemuka juga memahami maksud Ardika. Mereka segera berjanji bahwa mereka tidak akan membocorkan sepatah kata pun mengenai Ardika."Brak!"Setelah Helios dan yang lainnya pergi, Hardi langsung berlutut di lantai.Kemudian, dia merangkak menghampiri Ardika.Sambil menangis, Hardi menampar dirinya sendiri. "Ardika, aku bersalah, aku sudah bersalah. Aku benar-benar buta. Aku sudah memandang rendah kamu.
Read more

Bab 753 Memutuskan Hubungan

Di antara belasan pemuda itu, Musafa yang paling menggilai Lea.Kali ini, dia juga yang paling antusias datang ke Kota Banyuli untuk membalaskan dendam Lea.Karena mengetahui Musafa adalah pria yang paling menggilai dirinya, Lea sama sekali tidak takut dan tidak sungkan saat berbicara dengan Musafa.Begitu panggilan telepon terhubung, dia langsung berbicara dengan pria di ujung telepon itu dengan nada kesal.Dia seakan-akan langsung menyalahkan pria itu mengapa mereka pergi meninggalkan Kota Banyuli begitu saja tanpa memberitahunya."Lea, aku ada sedikit urusan keluarga, jadi aku harus segera pulang."Saat ini, Musafa sedang dalam perjalanan kembali ke Kota Barokah.Begitu mendengar jawaban Musafa, Lea pun berkata dengan kesal, "Ada urusan apa yang lebih penting dibandingkan membalaskan dendamku, dibandingkan menghabisi Ardika sialan itu?""Lea, aku benar-benar ada urusan mendadak di rumah. Selain itu, sebaiknya kamu jangan mencari masalah dengan Tu ... maksudku Ardika lagi."Musafa be
Read more

Bab 754 Memaksa Luna Mengganti Marga

"Aku akan membuat istri Ardika si sialan itu berlutut di hadapanku dan memohon padaku!" kata Lea dengan dingin dan penuh aura kebencian.Bahkan Santi dan yang lainnya juga merinding.Mereka baru pertama kalinya melihat Lea begitu membenci seseorang."Lea, Luna adalah presdir dari dua perusahaan. Kudengar ayahmu sangat memandang tinggi dia. Saat di perjamuan malam kemarin, ayahmu bahkan ingin dia kembali ke Keluarga Misra, lalu kelak membiarkannya mengurus bisnis Keluarga Misra. Apa kamu nggak takut ayahmu marah?" kata Jonas dengan sedikit cemas.Walaupun dia adalah teman Lea, tetapi dia sangat takut pada Gilang.Tuan Gilang Keluarga Misra adalah sosok yang sangat ditakuti. Jangankan Jonas, bahkan ayahnya saja takut pada Gilang."Oh, maksudmu itu? Ayahku hanya membohonginya."Lea mendengus, lalu berkata dengan terus terang, "Sebenarnya ayahku hanya ingin mengelabui Luna untuk mengganti marga. Setelah wanita itu menjadi anggota Keluarga Misra, maka dia harus menyerahkan seluruh aset dan
Read more

Bab 755 Arogan dan Bertindak Semena-Mena

Siapa sangka Lea begitu arogan dan bertindak semena-mena.Di hadapan begitu banyak orang, dia langsung melayangkan tamparan ke wajah karyawan wanita itu."Kamu! Kenapa kamu memukulku?!"Sambil menutupi wajahnya, karyawan wanita itu memelototi Lea dengan marah."Plak!"Lea melayangkan satu tamparan lagi."Eh, kamu pikir kamu siapa? Aku adalah anggota Keluarga Misra! Memangnya kenapa kalau aku memukulmu?!""Apa anggota Keluarga Misra boleh memukul orang lain sesuka hati seperti ini ...."Sambil menutupi wajahnya, karyawan wanita itu mulai menangis.Sementara itu, karyawan-karyawan lainnya juga terkejut menyaksikan pemandangan itu.Sebelumnya, mereka memang sudah mendengar tujuan kedatangan Keluarga Misra ke Kota Banyuli kali ini sudah sangat jelas, yaitu untuk menguasai Kota Banyuli.Sebelum hari ini, mereka belum merasakan apa-apa.Saat ini, mereka bisa merasakan dengan sangat jelas aura dominan dan arogan yang dipancarkan oleh Lea."Memangnya kenapa kalau dia adalah anggota Keluarga Mi
Read more

Bab 756 Kamu Harus Memanggilnya Bibi

Luna mengerutkan keningnya dan berkata, "Siapa kamu?"Tuan Besar Misra Basagita buru-buru berkata, "Ini adalah Lea, putri Kakek Gilang-mu, kamu harus memanggilnya Bibi!"Dalam sekejap, mata Luna langsung berapi-api, sorot matanya tampak terkejut sekaligus marah.Lea benar-benar arogan.Bisa-bisanya wanita itu menyuruh pengawalnya untuk mematahkan tulang iga orang lain begitu saja!Namun, wanita itu adalah anggota Keluarga Misra.Luna menarik napas dalam-dalam, berusaha menekan amarah yang bergejolak dalam hatinya. Kemudian, dia berkata pada seorang karyawan di belakangnya dengan suara dalam, "Cepat hubungi ambulans, antar Lugi dan yang lainnya ke rumah sakit."Lea tidak menghentikannya. Dia menatap Luna dengan lekat dan berkata, "Luna, aku ada urusan mencarimu.""Urusan apa?" tanya Luna, berusaha menekan gejolak amarahnya.Melihat ekspresi muram Luna, sorot mata Lea langsung berubah menjadi tajam. "Luna, aku adalah bibimu! Bagaimana kamu bisa bersikap nggak sopan seperti ini padaku?!"
Read more

Bab 757 Kak Ardika Bisa Menyelamatkan Bu Luna

"Ah ...."Seketika itu pula, teriakan menyedihkan petugas keamanan itu langsung menggema di seluruh lobi gedung."Hentikan! Dasar bajingan!"Semua anggota Grup Perfe berteriak dengan marah.Lea tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Luna, kamu adalah presdir perusahaan ini. Kamu nggak mungkin melihat satu per satu dari karyawanmu ditendang hingga tulang iga mereka patah, bukan?"Saat berbicara, dia melirik para petugas keamanan yang sudah tergeletak di lantai, juga melirik karyawan-karyawan lainnya.Ishak berjalan ke arah petugas keamanan lainnya lagi.Dengan butiran bening berkumpul di pelupuk matanya, Luna berteriak dengan marah, "Kamu suruh dia hentikan! Aku akan ikut pergi bersama kalian!""Kamu benar-benar seorang presdir yang baik."Lea menepuk tangannya dan berkata, "Bawa dia pergi.""Bu Luna, jangan ikut mereka pergi ...."Melihat Luna akan ikut mereka pergi, para karyawan panik setengah mati."Cepat antar mereka ke rumah sakit."Selesai berbicara, Luna menyeka air matanya, lalu
Read more

Bab 758 Tidak Berbakti

Tuan Besar Misra Basagita masih mencoba untuk membujuk Luna. "Luna, bukankah Kakek Gilang-mu sudah mengatakan bahwa selama kamu menjadi anggota Keluarga Misra, kamu akan memegang kendali penuh atas bisnis Keluarga Misra.""Grup Agung Makmur sudah jatuh ke tangannya, tapi kamu masih begitu naif."Luna berkata dengan tegas, "Kakek nggak perlu membujukku lagi. Nggak peduli siapa pun yang membujukku, nggak akan ada gunanya. Aku bermarga Basagita! Namaku Luna Basagita! Aku akan bernama Luna Basagita selamanya!""Luna, kamu ...."Tuan Besar Misra Basagita kesal setengah mati."Eh, tua bangka, minggir sana!"Tiba-tiba, Lea mendorong Tuan Besar Misra Basagita ke samping, lalu menunjuk Luna dengan tajam dan berkata, "Luna, kamu benar-benar nggak berbakti! Kakekmu memintamu untuk mengganti marga, tapi kamu malah melawannya!"Dia sengaja menaikkan volume suaranya.Sontak saja suara Lea menarik perhatian banyak pejalan kaki."Eh! Itu adalah Luna! Presdir Grup Perfe dan Grup Hatari!""Apa yang terj
Read more

Bab 759 Wajah Santi Rusak

"Plak!"Suara pukulan nyaring itu membuat semua orang di lokasi tersebut memejamkan mata mereka.Secara naluriah, tubuh Luna juga sedikit bergetar. Dia merasa ketakutan setengah mati.Namun, detik berikutnya, dia merasa ada yang aneh.Mengapa dia sama sekali tidak merasakan sakit pada tubuhnya.Begitu dia membuka kedua matanya, dia melihat ada sebuah tangan besar yang mengambang di udara dan sedang menarik cambuk itu dengan kuat."Ardika!" teriak Luna dengan sedih.Saat itu juga, dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Butiran bening yang sedari tadi dia tahan pun berjatuhan."Ardika!"Lea menggertakkan giginya dengan kesal dan berkata dengan tajam, "Berani-beraninya kamu muncul di hadapanku lagi!""Aku nggak menyangka kamu masih berani cari mati."Nada bicara Ardika terdengar sedingin es."Orang yang cari mati itu kamu! Cepat singkirkan tanganmu!" teriak Lea dengan suara melengking. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik cambuk itu dari genggaman Ardika, tetapi upayanya sia-si
Read more

Bab 760 Patah Kaki

"Cepat tolong aku!" teriak Lea seperti orang gila. Dia menggenggam cambuk panjang yang melilit lehernya dengan kedua tangannya, berusaha keras untuk melepaskan diri.Dua petarung kuat sekaligus pengawal Keluarga Misra lainnya bergegas menerjang ke arah Ardika dan berteriak dengan marah, "Eh, bocah! Cepat lepaskan Nona Lea!"Ardika hanya perlu sedikit menggerakkan pergelangan tangannya. Saat itu pula, bagaikan seekor ular ajaib, cambuk panjang itu terlepas dari leher Lea, lalu mengarah ke targetnya.Masing-masing dari dua pengawal itu mendapat satu cambukan di wajah mereka.Saat itu pula, tubuh mereka yang kokoh dan kuat langsung terpental dan tergeletak di tanah.Pemandangan seperti itu benar-benar mencengangkan.Semua orang menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Apa Ardika adalah manusia?"Wah! Apa Paman itu bisa ahli bela diri? Dia benar-benar ahli dalam memainkan cambuknya!"Di antara kerumunan itu, hanya ada seorang bocah laki-laki yang bertepuk tangan dan menyaksikan pemandangan
Read more
PREV
1
...
7475767778
...
164
DMCA.com Protection Status