Luna mengerutkan keningnya dan berkata, "Siapa kamu?"Tuan Besar Misra Basagita buru-buru berkata, "Ini adalah Lea, putri Kakek Gilang-mu, kamu harus memanggilnya Bibi!"Dalam sekejap, mata Luna langsung berapi-api, sorot matanya tampak terkejut sekaligus marah.Lea benar-benar arogan.Bisa-bisanya wanita itu menyuruh pengawalnya untuk mematahkan tulang iga orang lain begitu saja!Namun, wanita itu adalah anggota Keluarga Misra.Luna menarik napas dalam-dalam, berusaha menekan amarah yang bergejolak dalam hatinya. Kemudian, dia berkata pada seorang karyawan di belakangnya dengan suara dalam, "Cepat hubungi ambulans, antar Lugi dan yang lainnya ke rumah sakit."Lea tidak menghentikannya. Dia menatap Luna dengan lekat dan berkata, "Luna, aku ada urusan mencarimu.""Urusan apa?" tanya Luna, berusaha menekan gejolak amarahnya.Melihat ekspresi muram Luna, sorot mata Lea langsung berubah menjadi tajam. "Luna, aku adalah bibimu! Bagaimana kamu bisa bersikap nggak sopan seperti ini padaku?!"
"Ah ...."Seketika itu pula, teriakan menyedihkan petugas keamanan itu langsung menggema di seluruh lobi gedung."Hentikan! Dasar bajingan!"Semua anggota Grup Perfe berteriak dengan marah.Lea tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Luna, kamu adalah presdir perusahaan ini. Kamu nggak mungkin melihat satu per satu dari karyawanmu ditendang hingga tulang iga mereka patah, bukan?"Saat berbicara, dia melirik para petugas keamanan yang sudah tergeletak di lantai, juga melirik karyawan-karyawan lainnya.Ishak berjalan ke arah petugas keamanan lainnya lagi.Dengan butiran bening berkumpul di pelupuk matanya, Luna berteriak dengan marah, "Kamu suruh dia hentikan! Aku akan ikut pergi bersama kalian!""Kamu benar-benar seorang presdir yang baik."Lea menepuk tangannya dan berkata, "Bawa dia pergi.""Bu Luna, jangan ikut mereka pergi ...."Melihat Luna akan ikut mereka pergi, para karyawan panik setengah mati."Cepat antar mereka ke rumah sakit."Selesai berbicara, Luna menyeka air matanya, lalu
Tuan Besar Misra Basagita masih mencoba untuk membujuk Luna. "Luna, bukankah Kakek Gilang-mu sudah mengatakan bahwa selama kamu menjadi anggota Keluarga Misra, kamu akan memegang kendali penuh atas bisnis Keluarga Misra.""Grup Agung Makmur sudah jatuh ke tangannya, tapi kamu masih begitu naif."Luna berkata dengan tegas, "Kakek nggak perlu membujukku lagi. Nggak peduli siapa pun yang membujukku, nggak akan ada gunanya. Aku bermarga Basagita! Namaku Luna Basagita! Aku akan bernama Luna Basagita selamanya!""Luna, kamu ...."Tuan Besar Misra Basagita kesal setengah mati."Eh, tua bangka, minggir sana!"Tiba-tiba, Lea mendorong Tuan Besar Misra Basagita ke samping, lalu menunjuk Luna dengan tajam dan berkata, "Luna, kamu benar-benar nggak berbakti! Kakekmu memintamu untuk mengganti marga, tapi kamu malah melawannya!"Dia sengaja menaikkan volume suaranya.Sontak saja suara Lea menarik perhatian banyak pejalan kaki."Eh! Itu adalah Luna! Presdir Grup Perfe dan Grup Hatari!""Apa yang terj
"Plak!"Suara pukulan nyaring itu membuat semua orang di lokasi tersebut memejamkan mata mereka.Secara naluriah, tubuh Luna juga sedikit bergetar. Dia merasa ketakutan setengah mati.Namun, detik berikutnya, dia merasa ada yang aneh.Mengapa dia sama sekali tidak merasakan sakit pada tubuhnya.Begitu dia membuka kedua matanya, dia melihat ada sebuah tangan besar yang mengambang di udara dan sedang menarik cambuk itu dengan kuat."Ardika!" teriak Luna dengan sedih.Saat itu juga, dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Butiran bening yang sedari tadi dia tahan pun berjatuhan."Ardika!"Lea menggertakkan giginya dengan kesal dan berkata dengan tajam, "Berani-beraninya kamu muncul di hadapanku lagi!""Aku nggak menyangka kamu masih berani cari mati."Nada bicara Ardika terdengar sedingin es."Orang yang cari mati itu kamu! Cepat singkirkan tanganmu!" teriak Lea dengan suara melengking. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik cambuk itu dari genggaman Ardika, tetapi upayanya sia-si
"Cepat tolong aku!" teriak Lea seperti orang gila. Dia menggenggam cambuk panjang yang melilit lehernya dengan kedua tangannya, berusaha keras untuk melepaskan diri.Dua petarung kuat sekaligus pengawal Keluarga Misra lainnya bergegas menerjang ke arah Ardika dan berteriak dengan marah, "Eh, bocah! Cepat lepaskan Nona Lea!"Ardika hanya perlu sedikit menggerakkan pergelangan tangannya. Saat itu pula, bagaikan seekor ular ajaib, cambuk panjang itu terlepas dari leher Lea, lalu mengarah ke targetnya.Masing-masing dari dua pengawal itu mendapat satu cambukan di wajah mereka.Saat itu pula, tubuh mereka yang kokoh dan kuat langsung terpental dan tergeletak di tanah.Pemandangan seperti itu benar-benar mencengangkan.Semua orang menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Apa Ardika adalah manusia?"Wah! Apa Paman itu bisa ahli bela diri? Dia benar-benar ahli dalam memainkan cambuknya!"Di antara kerumunan itu, hanya ada seorang bocah laki-laki yang bertepuk tangan dan menyaksikan pemandangan
Tiba-tiba, Yanto yang merinding ketakutan berkata, "Kurasa sepertinya dulu Ardika sudah cukup berbesar hati pada kita. Dia nggak pernah bertindak sekejam ini pada kita."Ekspresi Tuan Besar Misra Basagita dan yang lainnya berubah drastis. Mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun.Mereka benar-benar terkejut menyaksikan aksi kejam dan tak berperasaan Ardika barusan.Kalau dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Lea dan yang lainnya, boleh dibilang Ardika memang sudah cukup berbesar hati pada mereka."Cepat panggil ambulans dan antar Nona Lea ke rumah sakit! Gilang pasti nggak akan tinggal diam setelah mengetahui apa yang menimpa putrinya."Tuan Besar Misra Basagita menghela napas dan berkata, "Ardika dasar bajingan! Dia bisa mencelakai Jacky sekeluarga!"Semua orang bergidik ngeri.Dulu, mereka pasti akan merasa senang melihat Luna sekeluarga tertimpa masalah.Namun, sekarang, hal itu sama sekali tidak tebersit dalam benak mereka.Mereka semua diliputi kegelisahan.Siapa tahu di saat
"Oke."Panji menjawab dengan sopan, lalu berkata, "Apa rencana Tuan Gilang untuk melawan Ardika?""Jangan menggunakan kata 'melawan' untuk bajingan sepertinya, dia nggak layak."Gilang mendengus, lalu berkata dengan tajam, "Bukankah dia sangat memedulikan istrinya? Kalau begitu, aku akan memulai semuanya dari Luna. Kamu hubungi Davis si direktur Bank Sentral, minta Bank Sentral untuk turun tangan terlebih dahulu. Aku ingin merebut bisnis miliknya, lalu menyiksanya perlahan-lahan.""Aku nggak peduli apakah idiot itu benar-benar gila atau hanya berpura-pura gila. Kali ini, aku akan membuatnya menggila."Dia tidak merasa Ardika adalah seorang pengidap gangguan jiwa.Pria itu malah terlihat seperti memanfaatkan alasan dirinya mengidap gangguan jiwa sebagai perlindungan bagi diri sendiri untuk melakukan hal-hal gila.Harus diakui bahwa penilaian Tuan Gilang Keluarga Misra ini benar-benar akurat.Di Grup Perfe.Para petugas keamanan yang terluka sudah diantar ke rumah sakit.Proses operasion
"Bu Luna, Pak Davis bilang begini, hati-hati nyawa akan melayang!"Saat informasi itu tersebar luas dan menggemparkan dunia luar, Vania juga bergegas pergi ke Vila Cakrawala dan menyampaikan ucapan Davis kepada Luna."Dia juga bilang sebelum besok, kita harus memilih antara mengembalikan uang atau menyerahkan nyawa ...."Begitu mendengar ucapan itu, Luna sekeluarga yang berada di sekeliling Vania merasakan diri mereka seolah-olah terjatuh ke dalam sebuah jurang kegelapan.Kata-kata itu keluar dari mulut Vania yang sedang terisak saja masih terkesan sangat menakutkan.Sangat sulit dibayangkan betapa menakutkannya ketika kata-kata itu keluar dari mulut Davis.Sebenarnya, begitu mendapat ancaman dari Davis, proses operasional Grup Perfe langsung dihentikan.Semua karyawan segera meninggalkan perusahaan dan pulang ke rumah masing-masing.Mereka takut mereka juga terlibat dalam masalah besar itu dan kehilangan nyawa mereka."Dua hari yang lalu, Tuan Besar dan yang lainnya juga didorong oleh
"Maaf, aku nggak mengerti."Ardika menanggapi wanita itu dengan santai.Dia sudah berbicara panjang lebar seperti itu, tetapi Ardika hanya menanggapinya dengan beberapa patah kata singkat itu.Kayla benar-benar kesal setengah mati.Beberapa saat kemudian, wanita ini berkata sambil menggertakkan giginya, "Oke, oke, karena kamu nggak mengerti, maka aku akan memberimu satu kesempatan untuk mengerti!""Jam tujuh malam, aku akan menunggumu di Restoran Pigero di Gedung Goldis, agar orang kampungan sepertimu bisa menambah wawasan dengan melihat kota besar ini!""Ardika, kamu berani datang atau nggak?""Kalau kamu menjadi seorang pengecut, kelak jangan mengganggu bibiku sekeluarga dengan nggak tahu malu lagi!"Awalnya mendengar penawaran Kayla, Ardika sama sekali tidak berminat.Namun, karena lokasi janji temu wanita itu tetapkan di Gedung Goldis, hal ini sedikit menarik minat Ardika.Dia ingin lihat bagaimana situasi Grup Goldis.Karena itulah, Ardika berkata, "Oke, aku akan tiba di Gedung Go
"Uh ...."Mendengar ucapan Kayla, Ardika langsung teringat.Kala itu, dia sering dibawa ke rumah oleh Sutandi, sedangkan Kayla ini juga sering diantar ke rumah Sutandi untuk mengerjakan PR.Ya, yang Ardika ingat, interaksi antara dirinya dengan Kayla hanya sekadar ini.Siapa sangka Kayla malah mengatakan dirinya pernah diam-diam menyukai wanita itu, bahkan wanita itu pernah menolaknya.Ardika benar-benar merasa dirugikan."Itu ... yang penting kamu senang saja, terserah kamu."Ardika juga tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa pada wanita itu, seakan-akan mengatakan apa pun tidak terlalu baik."Kamu sudah ingat?"Kayla mendengus dengan agak bangga, lalu berkata dengan nada bicara senang, "Sepertinya kamu sudah melupakan kejadian dulu, baguslah kalau seperti itu. Bagaimanapun juga, kita berdua berasal dari dunia yang berbeda. Saat itu, pertemuan kita di rumah Paman Sutandi, hanyalah sebuah kejadian yang nggak terduga."Ardika malas beromong kosong dengan wanita yang terlalu perc
Ardika melambaikan tangannya, menyuruh Cahdani yang berlinang air mata bahagia itu untuk pergi.Vita juga ikut pamit undur diri.Saat mereka berdua berjalan keluar bersama-sama dan tatapan mereka bertemu, seakan-akan ada percikan api yang meledak.Bagi mereka berdua, mereka tidak mungkin bisa berdamai.Bagaimanapun juga, hari ini mungkin saja Vita akan didesak oleh Cahdani ke jalan buntu, bahkan hampir dilecehkan oleh pria itu.Sementara itu, Cahdani juga mengerti wanita yang satu ini adalah wanita yang arogan, tidak mungkin akan memaafkannya, jadi dia juga tidak berinisiatif untuk berdamai.Begitu ada kesempatan, mereka akan menyerang satu sama lain tanpa ragu.Tentu saja Ardika sangat senang dengan situasi ini.Setelah meminta dua orang itu untuk pergi, Ardika juga tidak berlama-lama di vila Levin, dia langsung kembali ke pusat kota dan menginap di sebuah hotel bintang lima.Baru saja selesai mandi, Ardika yang bersiap untuk beristirahat sejenak, menerima sebuah pesan.Pesan yang dik
Tentu saja Cahdani mengerti tentang mencabut hingga ke akarnya.Saat ini, saking ketakutannya, jiwanya seperti sudah meninggalkan raganya. Dia langsung menerjang ke depan, memeluk kaki Ardika dan berkata sambil menangis dengan keras, "Pak Ardika, justru karena Pak Ardika sudah membunuh Ayah dan yang lainnya, aku lebih nggak berani lagi mengkhianati Pak Ardika.""Nyawaku sama sekali nggak ada artinya, Pak Ardika bisa menghabisiku dengan mudah.""Pak Ardika, aku mohon, beri aku satu kesempatan!""Aku bersedia menjadi anjing Pak Ardika, aku akan menggigit siapa pun sesuai perintah Pak Ardika!""Ya, ya, aku juga akan menunjukkan kesetiaanku. Giorgi adalah teman aliansiku, aku bisa membuat janji temu dengannya di tempatku dengan alasan untuk membicarakan urusan kami, lalu dibunuh atau disiksa, keputusan ada di tangan Pak Ardika!"Demi bertahan hidup, saat ini Cahdani benar-benar sudah menggunakan cara apa saja.Ardika memperkirakan biarpun sekarang dia meminta pria itu untuk pergi memakan t
"Jangan terburu-buru berterima kasih, kita bicarakan hal yang penting dulu."Ardika melambaikan tangannya, lalu duduk di sofa."Pertama-tama, aku beri tahu kamu, aku nggak memelihara pecundang.""Jadi, selanjutnya kamu harus menempati posisi sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan.""Tapi, aku nggak akan mengangkatmu secara langsung. Kamu harus membersihkan Organisasi Snakei sendiri, menarik dukungan dan kekuasaan sendiri.""Baik yang sekarang sudah memperebutkan kekuasaan secara terang-terangan seperti Giorgi dan Wilgo, atau yang masih terkesan misterius seperti Revando, hanya ada dua pilihan untuk menghadapi orang-orang ini, tundukkan, atau kirim mereka ke alam bawah sana untuk menemani Sirilus.""Dalam kunjunganku kali ini, aku masih ada banyak urusan-urusan lainnya. Aku nggak ingin membuang-buang terlalu banyak waktu dalam urusan cabang Provinsi Denpapan, jadi aku hanya bisa memberimu waktu setengah bulan.""Vita, tunjukkan kemampuanmu padaku."Kalau Vita menunjukkan kemampuan yang
Berdasarkan rencana awal Ardika, membersihkan cabang Gotawa dan cabang Provinsi Denpapan, bisa dilakukan dengan menghabisi setengah anggota, lalu memenangkan hati setengah anggota.Diberi hukuman terlebih dahulu, baru diberi yang manis-manis. Dengan cara seperti ini, sudah bisa memegang kekuasaan dengan kokoh.Namun, saat dia melihat Vita, dia berubah pikiran.Dia ingin membuat Vita sepenuhnya tunduk padanya, bukannya ingin meninggalkan ancaman untuk dirinya sendiri. Itulah sebabnya, dia harus membuat wanita itu menyetujui penawarannya tanpa terpaksa.Ardika tidak bermaksud untuk memaksa wanita itu.Dia sudah memberi wanita itu kesempatan, apakah wanita itu bersedia menangkap kesempatan ini atau tidak, tergantung pada wanita itu sendiri.Setelah terdiam sejenak, Vita langsung melangkah maju dan berlutut di hadapan Ardika."Vita memberi hormat kepada Pak Ardika!""Mulai hari ini, aku hanya akan mendengarkan perintah Pak Ardika!"Begitu mengambil keputusan, Vita tidak ragu lagi. Dia melo
Pedang Ular Gelap.Pedang itu adalah senjata ajaib Vanya, sang Ratu Ular, juga merupakan pedang suci yang mewakili kekuasaan tertinggi Organisasi Snakei.Pedang yang terpampang nyata di depan mata ini, sangat jelas adalah replikanya.Biarpun hanya replika, juga hanya ketua cabang Organisasi Snakei yang memenuhi kualifikasi untuk memilikinya.Kala itu, sebagai orang berbakat yang menempati peringkat sepuluh besar dari tiga puluh enam cabang Organisasi Snakei, Vanya, sang Ratu Ular baru memberi Vita sebilah pedang ini.Sebelumnya, Vita membawa Pedang Ular Gelap ke Kota Banyuli. Dia mengira hanya dengan membawa Pedang Ular Gelap, dia sudah bisa menekan pembunuh ayah angkatnya.Namun, siapa sangka Ardika bisa melumpuhkannya dengan mudah dan merebut Pedang Ular Gelap.Setelahnya, karena Pedang Ular Gelap, muncullah serangkaian masalah.Jadi, saat melihat Pedang Ular Gelap yang dulunya ada di tangannya itu, kembali muncul di hadapannya, perasaan Vita campur aduk.Namun, hal yang membuatnya t
"Hal yang mudah ...."Vita menatap Ardika dengan lekat, sekujur tubuhnya gemetaran.Hanya saja, setelah kehilangan segalanya, dia baru menyadari betapa berharganya segala sesuatu yang dimilikinya dulu.Terutama setelah kekuatannya dilumpuhkan, dia benar-benar merasakan betapa kejamnya dunia ini.Orang-orang yang dulunya menjilatnya, rekan-rekan yang selalu menyapanya dengan penuh hormat, langsung berubah seratus delapan puluh derajat, menganggapnya seperti orang asing.Para senior dan tetua Organisasi Snakei cabang Gotawa yang sebelumnya sangat menyayanginya dan membelanya, tidak lagi memedulikannya. Pada akhirnya, mereka bahkan memindahkannya ke cabang Provinsi Denpapan, menempatkannya di posisi wakil ketua cabang Provinsi Denpapan.Setelah bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan, dia selalu ditindas oleh orang-orang. Hari ini, kalau dia benar-benar jatuh ke tangan Cahdani, dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya.Vita bertanya dengan susah payah, "Apa persy
Ardika menggelengkan kepalanya.Hingga saat seperti ini, wanita yang satu ini masih saja menunjukkan sikap angkuh yang konyol.Ardika berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Kalau begitu, coba kamu katakan, kamu berencana membalas budiku dengan cara apa?"Ekspresi Vita sedikit berubah. Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Ardika, untuk apa kamu mempermalukanku seperti ini lagi di saat seperti ini?""Aku adalah orang lumpuh yang nggak punya apa-apa, bagaimana aku bisa membalas budimu?""Kekuasaan? Nggak ada seorang pun yang menganggap serius aku, wakil ketua cabang Provinsi Denpapan di atas nama ini. Bahkan, orang seperti Cahdani saja bisa mendesakku ke jalan buntu."Sekujur tubuh Cahdani gemetaran, dia buru-buru berkata, "Bu Vita, aku hanya gegabah sesaat! Sebenarnya aku sangat menghormatimu!"Vita melemparkan sorot mata dingin ke arah pria itu, tidak mengucapkan sepatah kata pun."Uang? Apa lagi uang, tentu saja aku nggak punya.""Ardika, kamu hanya suka melihat seorang wani