Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 755 Arogan dan Bertindak Semena-Mena

Share

Bab 755 Arogan dan Bertindak Semena-Mena

Author: Sarjana
Siapa sangka Lea begitu arogan dan bertindak semena-mena.

Di hadapan begitu banyak orang, dia langsung melayangkan tamparan ke wajah karyawan wanita itu.

"Kamu! Kenapa kamu memukulku?!"

Sambil menutupi wajahnya, karyawan wanita itu memelototi Lea dengan marah.

"Plak!"

Lea melayangkan satu tamparan lagi.

"Eh, kamu pikir kamu siapa? Aku adalah anggota Keluarga Misra! Memangnya kenapa kalau aku memukulmu?!"

"Apa anggota Keluarga Misra boleh memukul orang lain sesuka hati seperti ini ...."

Sambil menutupi wajahnya, karyawan wanita itu mulai menangis.

Sementara itu, karyawan-karyawan lainnya juga terkejut menyaksikan pemandangan itu.

Sebelumnya, mereka memang sudah mendengar tujuan kedatangan Keluarga Misra ke Kota Banyuli kali ini sudah sangat jelas, yaitu untuk menguasai Kota Banyuli.

Sebelum hari ini, mereka belum merasakan apa-apa.

Saat ini, mereka bisa merasakan dengan sangat jelas aura dominan dan arogan yang dipancarkan oleh Lea.

"Memangnya kenapa kalau dia adalah anggota Keluarga Mi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Retno SWD
males bacanya kalau tokoh Luna nongol,betapa bodohnya dia ga pernah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri sok tau tapi penakut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 756 Kamu Harus Memanggilnya Bibi

    Luna mengerutkan keningnya dan berkata, "Siapa kamu?"Tuan Besar Misra Basagita buru-buru berkata, "Ini adalah Lea, putri Kakek Gilang-mu, kamu harus memanggilnya Bibi!"Dalam sekejap, mata Luna langsung berapi-api, sorot matanya tampak terkejut sekaligus marah.Lea benar-benar arogan.Bisa-bisanya wanita itu menyuruh pengawalnya untuk mematahkan tulang iga orang lain begitu saja!Namun, wanita itu adalah anggota Keluarga Misra.Luna menarik napas dalam-dalam, berusaha menekan amarah yang bergejolak dalam hatinya. Kemudian, dia berkata pada seorang karyawan di belakangnya dengan suara dalam, "Cepat hubungi ambulans, antar Lugi dan yang lainnya ke rumah sakit."Lea tidak menghentikannya. Dia menatap Luna dengan lekat dan berkata, "Luna, aku ada urusan mencarimu.""Urusan apa?" tanya Luna, berusaha menekan gejolak amarahnya.Melihat ekspresi muram Luna, sorot mata Lea langsung berubah menjadi tajam. "Luna, aku adalah bibimu! Bagaimana kamu bisa bersikap nggak sopan seperti ini padaku?!"

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 757 Kak Ardika Bisa Menyelamatkan Bu Luna

    "Ah ...."Seketika itu pula, teriakan menyedihkan petugas keamanan itu langsung menggema di seluruh lobi gedung."Hentikan! Dasar bajingan!"Semua anggota Grup Perfe berteriak dengan marah.Lea tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Luna, kamu adalah presdir perusahaan ini. Kamu nggak mungkin melihat satu per satu dari karyawanmu ditendang hingga tulang iga mereka patah, bukan?"Saat berbicara, dia melirik para petugas keamanan yang sudah tergeletak di lantai, juga melirik karyawan-karyawan lainnya.Ishak berjalan ke arah petugas keamanan lainnya lagi.Dengan butiran bening berkumpul di pelupuk matanya, Luna berteriak dengan marah, "Kamu suruh dia hentikan! Aku akan ikut pergi bersama kalian!""Kamu benar-benar seorang presdir yang baik."Lea menepuk tangannya dan berkata, "Bawa dia pergi.""Bu Luna, jangan ikut mereka pergi ...."Melihat Luna akan ikut mereka pergi, para karyawan panik setengah mati."Cepat antar mereka ke rumah sakit."Selesai berbicara, Luna menyeka air matanya, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 758 Tidak Berbakti

    Tuan Besar Misra Basagita masih mencoba untuk membujuk Luna. "Luna, bukankah Kakek Gilang-mu sudah mengatakan bahwa selama kamu menjadi anggota Keluarga Misra, kamu akan memegang kendali penuh atas bisnis Keluarga Misra.""Grup Agung Makmur sudah jatuh ke tangannya, tapi kamu masih begitu naif."Luna berkata dengan tegas, "Kakek nggak perlu membujukku lagi. Nggak peduli siapa pun yang membujukku, nggak akan ada gunanya. Aku bermarga Basagita! Namaku Luna Basagita! Aku akan bernama Luna Basagita selamanya!""Luna, kamu ...."Tuan Besar Misra Basagita kesal setengah mati."Eh, tua bangka, minggir sana!"Tiba-tiba, Lea mendorong Tuan Besar Misra Basagita ke samping, lalu menunjuk Luna dengan tajam dan berkata, "Luna, kamu benar-benar nggak berbakti! Kakekmu memintamu untuk mengganti marga, tapi kamu malah melawannya!"Dia sengaja menaikkan volume suaranya.Sontak saja suara Lea menarik perhatian banyak pejalan kaki."Eh! Itu adalah Luna! Presdir Grup Perfe dan Grup Hatari!""Apa yang terj

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 759 Wajah Santi Rusak

    "Plak!"Suara pukulan nyaring itu membuat semua orang di lokasi tersebut memejamkan mata mereka.Secara naluriah, tubuh Luna juga sedikit bergetar. Dia merasa ketakutan setengah mati.Namun, detik berikutnya, dia merasa ada yang aneh.Mengapa dia sama sekali tidak merasakan sakit pada tubuhnya.Begitu dia membuka kedua matanya, dia melihat ada sebuah tangan besar yang mengambang di udara dan sedang menarik cambuk itu dengan kuat."Ardika!" teriak Luna dengan sedih.Saat itu juga, dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Butiran bening yang sedari tadi dia tahan pun berjatuhan."Ardika!"Lea menggertakkan giginya dengan kesal dan berkata dengan tajam, "Berani-beraninya kamu muncul di hadapanku lagi!""Aku nggak menyangka kamu masih berani cari mati."Nada bicara Ardika terdengar sedingin es."Orang yang cari mati itu kamu! Cepat singkirkan tanganmu!" teriak Lea dengan suara melengking. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik cambuk itu dari genggaman Ardika, tetapi upayanya sia-si

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 760 Patah Kaki

    "Cepat tolong aku!" teriak Lea seperti orang gila. Dia menggenggam cambuk panjang yang melilit lehernya dengan kedua tangannya, berusaha keras untuk melepaskan diri.Dua petarung kuat sekaligus pengawal Keluarga Misra lainnya bergegas menerjang ke arah Ardika dan berteriak dengan marah, "Eh, bocah! Cepat lepaskan Nona Lea!"Ardika hanya perlu sedikit menggerakkan pergelangan tangannya. Saat itu pula, bagaikan seekor ular ajaib, cambuk panjang itu terlepas dari leher Lea, lalu mengarah ke targetnya.Masing-masing dari dua pengawal itu mendapat satu cambukan di wajah mereka.Saat itu pula, tubuh mereka yang kokoh dan kuat langsung terpental dan tergeletak di tanah.Pemandangan seperti itu benar-benar mencengangkan.Semua orang menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Apa Ardika adalah manusia?"Wah! Apa Paman itu bisa ahli bela diri? Dia benar-benar ahli dalam memainkan cambuknya!"Di antara kerumunan itu, hanya ada seorang bocah laki-laki yang bertepuk tangan dan menyaksikan pemandangan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 761 Amarah Gilang

    Tiba-tiba, Yanto yang merinding ketakutan berkata, "Kurasa sepertinya dulu Ardika sudah cukup berbesar hati pada kita. Dia nggak pernah bertindak sekejam ini pada kita."Ekspresi Tuan Besar Misra Basagita dan yang lainnya berubah drastis. Mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun.Mereka benar-benar terkejut menyaksikan aksi kejam dan tak berperasaan Ardika barusan.Kalau dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Lea dan yang lainnya, boleh dibilang Ardika memang sudah cukup berbesar hati pada mereka."Cepat panggil ambulans dan antar Nona Lea ke rumah sakit! Gilang pasti nggak akan tinggal diam setelah mengetahui apa yang menimpa putrinya."Tuan Besar Misra Basagita menghela napas dan berkata, "Ardika dasar bajingan! Dia bisa mencelakai Jacky sekeluarga!"Semua orang bergidik ngeri.Dulu, mereka pasti akan merasa senang melihat Luna sekeluarga tertimpa masalah.Namun, sekarang, hal itu sama sekali tidak tebersit dalam benak mereka.Mereka semua diliputi kegelisahan.Siapa tahu di saat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 762 Kembalikan Uang Atau Menyerahkan Nyawa

    "Oke."Panji menjawab dengan sopan, lalu berkata, "Apa rencana Tuan Gilang untuk melawan Ardika?""Jangan menggunakan kata 'melawan' untuk bajingan sepertinya, dia nggak layak."Gilang mendengus, lalu berkata dengan tajam, "Bukankah dia sangat memedulikan istrinya? Kalau begitu, aku akan memulai semuanya dari Luna. Kamu hubungi Davis si direktur Bank Sentral, minta Bank Sentral untuk turun tangan terlebih dahulu. Aku ingin merebut bisnis miliknya, lalu menyiksanya perlahan-lahan.""Aku nggak peduli apakah idiot itu benar-benar gila atau hanya berpura-pura gila. Kali ini, aku akan membuatnya menggila."Dia tidak merasa Ardika adalah seorang pengidap gangguan jiwa.Pria itu malah terlihat seperti memanfaatkan alasan dirinya mengidap gangguan jiwa sebagai perlindungan bagi diri sendiri untuk melakukan hal-hal gila.Harus diakui bahwa penilaian Tuan Gilang Keluarga Misra ini benar-benar akurat.Di Grup Perfe.Para petugas keamanan yang terluka sudah diantar ke rumah sakit.Proses operasion

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 763 Bank Sentral Tidak Bisa Melakukan Apa-Apa

    "Bu Luna, Pak Davis bilang begini, hati-hati nyawa akan melayang!"Saat informasi itu tersebar luas dan menggemparkan dunia luar, Vania juga bergegas pergi ke Vila Cakrawala dan menyampaikan ucapan Davis kepada Luna."Dia juga bilang sebelum besok, kita harus memilih antara mengembalikan uang atau menyerahkan nyawa ...."Begitu mendengar ucapan itu, Luna sekeluarga yang berada di sekeliling Vania merasakan diri mereka seolah-olah terjatuh ke dalam sebuah jurang kegelapan.Kata-kata itu keluar dari mulut Vania yang sedang terisak saja masih terkesan sangat menakutkan.Sangat sulit dibayangkan betapa menakutkannya ketika kata-kata itu keluar dari mulut Davis.Sebenarnya, begitu mendapat ancaman dari Davis, proses operasional Grup Perfe langsung dihentikan.Semua karyawan segera meninggalkan perusahaan dan pulang ke rumah masing-masing.Mereka takut mereka juga terlibat dalam masalah besar itu dan kehilangan nyawa mereka."Dua hari yang lalu, Tuan Besar dan yang lainnya juga didorong oleh

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1843 Anggap Saja Aku Menghina

    "Ya, benar."Ardika mengangguk sambil tersenyum, "Sebagai teman, sudah sewajarnya memberikan bantuan kecil seperti itu.""Apa katamu?! Memberikan bantuan?"Tidak tahu apa yang salah dengan ucapan Ardika itu, emosi Violet langsung meledak. Dia memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu bilang memberikan bantuan?!""Tahukah kamu setelah kejadian itu berlalu, ada berapa orang yang mentertawakan Tina?""Dengar-dengar, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan wanita?""Pria yang hanya bisa mengandalkan wanita sepertimu, biarpun hanya berpura-pura menjadi pacar Tina, juga hanya mencoreng reputasi Keluarga Bangsawan Dienga Supham!"Selesai berbicara, Violet memelototi Tina dengan tajam, seakan-akan menyalahkan keponakannya bertindak sembarangan.Senyuman di wajah Ardika langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Dia mendapati kemungkinan besar lidah tajam Tina, diwarisi dari bibinya yang satu ini.Begitu datang, wanita itu langsung menjulukinya sepert

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1842 Bibi Ingin Bertemu Denganmu

    "Selain itu, wanita itu memang cukup berkemampuan. Beberapa tahun yang lalu, saat Keluarga Dienga nggak stabil, dia berhasil menyelamatkan Keluarga Dienga dengan kemampuannya seorang diri.""Bahkan Thomas bisa menjadi Komandan tim tempur Provinsi Denpapan, juga merupakan hasil dari tindakannya.""Jadi, seluruh Keluarga Dienga tunduk padanya.""Terlebih lagi, dia menggunakan alasan demi kebaikanku, ingin aku menikah, anggota keluarga lainnya lebih nggak bisa berkomentar lagi."Sepertinya, Nyonya Keluarga Dienga yang satu ini memang cukup hebat.Sebagai wanita yang dinikahi oleh ayah Tina setelah bercerai, wanita itu bisa memegang kendali atas Keluarga Dienga.Terlebih lagi, Keluarga Dienga adalah sebuah keluarga besar, sangat jelas kemampuannya begitu luar biasa."Tapi, setelah berbicara sebanyak ini, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kemari?""Seharusnya aku nggak termasuk teman curhat yang baik, bukan?"Ardika berkomentar sambil merentangkan tangannya.Dia sudah memutuskan, dengan m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1841 Pangeran

    Di kalangan kelas atas, keturunan keluarga besar biasa, biasanya disebut sebagai Tuan Muda.Keluarga besar di atas level itu, juga disebut sebagai Tuan Muda.Sementara itu, orang yang bisa mendapatkan julukan Pangeran, hanyalah keturunan keluarga bangsawan.Tidak ada peraturan khusus, tetapi makin banyak orang yang menggunakan panggilan dan julukan khusus itu, maka lambat laun menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat.Selain itu, bahkan dalam internal keluarga bangsawan pun, bukan semua orang bisa mendapatkan julukan tersebut.Paling tidak harus orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga.Sejak dilahirkan, orang seperti ini sudah menduduki puncak dunia.Memiliki darah terhormat!Terhormat sejak lahir!Kata-kata ini cocok untuk mendeskripsikan orang-orang seperti ini."Apa kamu ketakutan?"Melihat ekspresi Ardika, Tina mendecakkan lidahnya dan berkata, "Tapi ini juga bukan salahmu. Keluarga bangsawan benar-benar sulit dibayangkan oleh kelua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1840 Tina Mau Kencan Buta Lagi

    Saat ini, Hamdi berkata, "Kali ini, karena kejadian yang menimpa Keluarga Dougli Galea, Perusahaan Investasi Mahasura berencana untuk meninggalkan Kota Banyuli. Mereka sedang menjual aset-aset mereka.""Lalu, mengenai beberapa rumah sakit swasta itu, kemarin Amir mengunjungi Kediaman Wali Kota secara pribadi dan menanyakan apakah Kediaman Wali Kota tertarik untuk mengambil alih rumah sakit tersebut atau nggak.""Menurutku, Amir melakukan tindakan ini, seharusnya untuk menunjukkan sikapnya pada Tuan."Ardika tertegun sejenak. Kemudian, di menyunggingkan seulas senyum main-main dan berkata, "Oh? Apa pada akhirnya Keluarga Mahasura sudah mulai ketakutan?"Zilwar sudah dilumpuhkan, menjadi seperti seorang kasim. Dia sudah bisa membayangkan Abraham selaku ayah kandung Zilwar pasti akan menggila.Karena itulah, dia meminta Davinko untuk mengirim Pasukan Pengawal Internal dari tim tempur. Selama beberapa hari ini, mereka yang bertugas melindungi Luna, Elsy dan yang lainnya.Sepertinya kematia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1839 Kandidat Wali Kota

    Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1838 Grup Mitsun

    Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1837 Hidup dan Mati Keluarga Dougli

    Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1836 Semuanya Sudah Berakhir

    "Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status