"Bu Luna, Pak Davis bilang begini, hati-hati nyawa akan melayang!"Saat informasi itu tersebar luas dan menggemparkan dunia luar, Vania juga bergegas pergi ke Vila Cakrawala dan menyampaikan ucapan Davis kepada Luna."Dia juga bilang sebelum besok, kita harus memilih antara mengembalikan uang atau menyerahkan nyawa ...."Begitu mendengar ucapan itu, Luna sekeluarga yang berada di sekeliling Vania merasakan diri mereka seolah-olah terjatuh ke dalam sebuah jurang kegelapan.Kata-kata itu keluar dari mulut Vania yang sedang terisak saja masih terkesan sangat menakutkan.Sangat sulit dibayangkan betapa menakutkannya ketika kata-kata itu keluar dari mulut Davis.Sebenarnya, begitu mendapat ancaman dari Davis, proses operasional Grup Perfe langsung dihentikan.Semua karyawan segera meninggalkan perusahaan dan pulang ke rumah masing-masing.Mereka takut mereka juga terlibat dalam masalah besar itu dan kehilangan nyawa mereka."Dua hari yang lalu, Tuan Besar dan yang lainnya juga didorong oleh
"Sebarkan kata-kataku ini ke seluruh pelosok Kota Banyuli. Luna adalah sahabatku. Kalau Bank Sentral ingin bertindak semena-mena di Kota Banyuli, seharusnya mereka tanyakan padaku terlebih dahulu apakah aku setuju atau nggak!" seru Tina.Di hadapan semua orang, Tina langsung menghubungi anak buahnya untuk menyebarkan kata-kata ke seluruh pelosok Kota Banyuli.Aura wanita ini luar biasa kuat.Sejak berkuasa atas Kota Serambi, auranya sudah berbeda.Saat dia memerintah anak buahnya, dia sangat berwibawa.Benar-benar sangat mirip seorang raja preman.Kalau bukan karena tahu hubungannya dengan Luna, mungkin Luna sekeluarga juga akan takut padanya.Tanpa butuh waktu lama, melalui dunia preman, anggota Grup Lautan Berlian sudah menyebarluaskan ucapan Tina.Banyak pihak yang menunggu bagaimana reaksi Bank Sentral.Di satu sisi adalah raja preman yang berkuasa atas Kota Banyuli dan Kota Serambi.Di sisi lain adalah kekuatan dunia preman yang sudah berkuasa sangat lama dan memiliki relasi yang
"Untungnya masih luka baru, sekarang tergantung pada kalian apakah mau memilih untuk menjalankan operasi atau pengobatan jangka panjang?" kata Farlin dengan serius.Panji berkata, "Mereka adalah pengawal kepercayaan Tuan Gilang Keluarga Misra, tentu saja mereka harus bisa menggerakkan tangan dan kaki mereka dengan baik.""Kami berharap Pak Farlin bisa melakukan operasi pada mereka secara pribadi dan memastikan kaki mereka bisa sembuh kembali seperti sedia kala. Adapun mengenai biaya operasi, bisa kita bicarakan lagi."Farlin menggelengkan kepalanya dan berkata dengan sedikit tidak senang, "Sembuh kembali seperti sedia kala? Nggak ada seorang pun yang bisa menjamin hal ini."Namun, sebagai seorang dokter, dia tetap akan berusaha semampunya untuk menyembuhkan pasiennya.Adapun mengenai biaya operasi, dia sama sekali tidak membahasnya."Kami seratus persen memercayai kemampuan medis Pak Farlin."Setelah melontarkan beberapa patah kata itu dengan sopan sambil tersenyum, Panji bertanya deng
"Eh, Pak Farlin, apa maksudmu?"Ekspresi di wajah Panji langsung membeku.Dia tidak menyangka biarpun dia sudah menyampaikan hal itu dengan penuh penghayatan, Farlin tetap tidak tersentuh.Farlin mendengus dan berkata, "Kamu nggak tahu, 'kan? Aku diundang oleh Ardika secara pribadi ke Kota Banyuli. Aku jauh lebih mengenalnya dibandingkan kamu! Aku mengenal jelas bagaimana karakternya!"Saat ini, Panji ingin sekali menghilang ditelan bumi.Wajahnya memerah seakan-akan baru ditampar dengan keras oleh seseorang.Jelas-jelas dia sudah berakting dengan penuh penghayatan, tetapi pada akhirnya di mata orang lain, pertunjukannya itu tidak lain seperti pertunjukan topeng monyet.Selain itu, Farlin mengatakan bahwa kedatangannya ke Kota Banyuli atas undangan dari Ardika.Hal ini membuat Panji sangat terkejut.Seorang menantu benalu yang tidak bisa apa-apa seperti Ardika bisa mengundang seorang tokoh hebat dunia medis seperti Farlin?Farlin melambaikan tangannya dengan kesal dan berkata, "Kalian
"Ardika?"Begitu melihat Ardika, ekspresi Panji langsung berubah menjadi muram. "Kamu adalah orang yang telah memukul Nona Lea dengan cambuk, sampai-sampai membuatnya dalam kondisi sekarat! Berani-beraninya kamu muncul lagi di hadapanku!"Selesai berbicara, dia langsung melambaikan tangannya.Beberapa orang ahli bela diri yang tadinya mengepung murid-murid Farlin, kini beralih mengepung Ardika.Tanpa melirik beberapa orang itu sama sekali, Ardika berkata dengan nada penuh penyesalan, "Ah, kalau begitu, Lea belum mati, ya? Sungguh disayangkan."Saat memukul Lea, dia mengendalikan kekuatan yang dikerahkannya.Tentu saja Lea tidak akan mati.Dia sengaja berbicara seperti itu hanya untuk menyulut amarah Panji.Saat menghadiri perjamuan malam yang diselenggarakan oleh Keluarga Misra sebelumnya, dia sudah pernah bertemu dengan tua bangka ini.Saat itu, tua bangka ini berada di belakang Gilang. Dengan memasang ekspresi ramah, dia menyapa para tamu undangan dengan sopan.Sekarang akhirnya kara
Setelah melemparkan Panji ke lantai, Ardika langsung membawa Farlin pergi meninggalkan rumah sakit.Beberapa murid Farlin juga ikut bersama Ardika dan Farlin menuju ke Vila Cakrawala.Direktur Rumah Sakit Ortopedi adalah murid Farlin.Setelah menerima panggilan telepon dari sang guru, diam-diam dia menambahkan beberapa tempat tidur lagi di rumah sakit.Saat Panji dan yang lainnya tiba, hanya ada empat tempat tidur, yaitu ditempati oleh Ishak dan tiga orang lainnya.Sekarang jumlah tempat tidur sudah bertambah, berjumlah sembilan tempat tidur.Gilang masih belum tahu apa yang terjadi di rumah sakit.Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Davis dari Bank Sentral.Sambil menggenggam ponselnya, Gilang bertanya dengan nada tidak senang seolah-olah menyalahkan Bank Sentral, "Pak Davis, setelah pihak Grup Lautan Berlian angkat bicara, kalian masih belum memberikan tanggapan apa pun. Sepertinya biasanya Bank Sentral nggak akan diam saja?"Dia sengaja meminta Bank Sentral untuk mencari m
Tina memasang ekspresi muram, dia berencana untuk segera kembali ke Grup Lautan Berlian.Dia khawatir ada kekuatan dunia bawah yang sedang mencari masalah, jadi dia ingin segera melakukan pengaturan.Tepat pada saat ini, dia menerima panggilan telepon dari anak buahnya lagi."Apa?! Orang yang melakukan pembakaran adalah Bank Sentral?!"Ekspresinya langsung berubah menjadi sangat muram.Sebelumnya, setelah dia melontarkan beberapa patah kata itu, Bank Sentral hanya diam saja tanpa memberikan tanggapan.Awalnya, dia mengira pihak lawannya itu tidak akan memberikan tanggapan lagi, ingin menghentikan perseteruan begitu saja.Namun, siapa sangka.Pihak lawan malah membakar beberapa orang kepercayaan Grup Lautan Berlian hidup-hidup.Pihak lawan bukan tidak memberikan tanggapan, melainkan menggunakan cara kejam seperti ini sebagai bentuk tanggapan yang keras!"Kak Tina, pihak Bank Sentral mengakui bahwa mereka yang telah membakar anggota kita. Selain itu, mereka tetap meminta Nona Luna untuk
Efektivitas kerja Yoga memang sangat tinggi.Begitu Ardika masuk ke dalam mobil, dia sudah menemukan markas Bank Banyuli."Tuan Ardika, markas Bank Sentral bukanlah rahasia, nggak ada orang yang berani menyinggung mereka. Hampir semua markas mereka di berbagai wilayah sudah setengah terbuka."Sebuah asosiasi keuangan ilegal yang telah merusak keuntungan bank malah berani beroperasi dalam kondisi setengah terbuka.Dapat dilihat dengan jelas betapa arogannya mereka.Setelah memutuskan sambungan telepon, Yoga segera mengirimkan data diri detail anggota Bank Sentral di Kota Banyuli.Karena beroperasi dengan setengah terbuka, maka tentu saja data diri orang-orang ini tidak sulit diselidiki.Sambil melihat-lihat data diri orang-orang itu, Ardika tertawa dan berkata, "Bagus, bagus. Semuanya memang pantas dibunuh."Tentu saja tawanya bukan tawa biasa, melainkan tawa dengan aura membunuh yang kuat.Draco yang duduk di samping Ardika tahu bahwa malam ini bosnya akan melakukan pembunuhan besar-be
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d