Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 767 Tiga Keluarga Besar Adalah Contohnya

Share

Bab 767 Tiga Keluarga Besar Adalah Contohnya

Author: Sarjana
"Ardika?"

Begitu melihat Ardika, ekspresi Panji langsung berubah menjadi muram. "Kamu adalah orang yang telah memukul Nona Lea dengan cambuk, sampai-sampai membuatnya dalam kondisi sekarat! Berani-beraninya kamu muncul lagi di hadapanku!"

Selesai berbicara, dia langsung melambaikan tangannya.

Beberapa orang ahli bela diri yang tadinya mengepung murid-murid Farlin, kini beralih mengepung Ardika.

Tanpa melirik beberapa orang itu sama sekali, Ardika berkata dengan nada penuh penyesalan, "Ah, kalau begitu, Lea belum mati, ya? Sungguh disayangkan."

Saat memukul Lea, dia mengendalikan kekuatan yang dikerahkannya.

Tentu saja Lea tidak akan mati.

Dia sengaja berbicara seperti itu hanya untuk menyulut amarah Panji.

Saat menghadiri perjamuan malam yang diselenggarakan oleh Keluarga Misra sebelumnya, dia sudah pernah bertemu dengan tua bangka ini.

Saat itu, tua bangka ini berada di belakang Gilang. Dengan memasang ekspresi ramah, dia menyapa para tamu undangan dengan sopan.

Sekarang akhirnya kara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
DRIYANS TV
kpan s Gilang dieksekusi sampe kontolnya bolong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 768 Dibakar

    Setelah melemparkan Panji ke lantai, Ardika langsung membawa Farlin pergi meninggalkan rumah sakit.Beberapa murid Farlin juga ikut bersama Ardika dan Farlin menuju ke Vila Cakrawala.Direktur Rumah Sakit Ortopedi adalah murid Farlin.Setelah menerima panggilan telepon dari sang guru, diam-diam dia menambahkan beberapa tempat tidur lagi di rumah sakit.Saat Panji dan yang lainnya tiba, hanya ada empat tempat tidur, yaitu ditempati oleh Ishak dan tiga orang lainnya.Sekarang jumlah tempat tidur sudah bertambah, berjumlah sembilan tempat tidur.Gilang masih belum tahu apa yang terjadi di rumah sakit.Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Davis dari Bank Sentral.Sambil menggenggam ponselnya, Gilang bertanya dengan nada tidak senang seolah-olah menyalahkan Bank Sentral, "Pak Davis, setelah pihak Grup Lautan Berlian angkat bicara, kalian masih belum memberikan tanggapan apa pun. Sepertinya biasanya Bank Sentral nggak akan diam saja?"Dia sengaja meminta Bank Sentral untuk mencari m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 769 Tanggapan yang Keras

    Tina memasang ekspresi muram, dia berencana untuk segera kembali ke Grup Lautan Berlian.Dia khawatir ada kekuatan dunia bawah yang sedang mencari masalah, jadi dia ingin segera melakukan pengaturan.Tepat pada saat ini, dia menerima panggilan telepon dari anak buahnya lagi."Apa?! Orang yang melakukan pembakaran adalah Bank Sentral?!"Ekspresinya langsung berubah menjadi sangat muram.Sebelumnya, setelah dia melontarkan beberapa patah kata itu, Bank Sentral hanya diam saja tanpa memberikan tanggapan.Awalnya, dia mengira pihak lawannya itu tidak akan memberikan tanggapan lagi, ingin menghentikan perseteruan begitu saja.Namun, siapa sangka.Pihak lawan malah membakar beberapa orang kepercayaan Grup Lautan Berlian hidup-hidup.Pihak lawan bukan tidak memberikan tanggapan, melainkan menggunakan cara kejam seperti ini sebagai bentuk tanggapan yang keras!"Kak Tina, pihak Bank Sentral mengakui bahwa mereka yang telah membakar anggota kita. Selain itu, mereka tetap meminta Nona Luna untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 770 Bank Sentral

    Efektivitas kerja Yoga memang sangat tinggi.Begitu Ardika masuk ke dalam mobil, dia sudah menemukan markas Bank Banyuli."Tuan Ardika, markas Bank Sentral bukanlah rahasia, nggak ada orang yang berani menyinggung mereka. Hampir semua markas mereka di berbagai wilayah sudah setengah terbuka."Sebuah asosiasi keuangan ilegal yang telah merusak keuntungan bank malah berani beroperasi dalam kondisi setengah terbuka.Dapat dilihat dengan jelas betapa arogannya mereka.Setelah memutuskan sambungan telepon, Yoga segera mengirimkan data diri detail anggota Bank Sentral di Kota Banyuli.Karena beroperasi dengan setengah terbuka, maka tentu saja data diri orang-orang ini tidak sulit diselidiki.Sambil melihat-lihat data diri orang-orang itu, Ardika tertawa dan berkata, "Bagus, bagus. Semuanya memang pantas dibunuh."Tentu saja tawanya bukan tawa biasa, melainkan tawa dengan aura membunuh yang kuat.Draco yang duduk di samping Ardika tahu bahwa malam ini bosnya akan melakukan pembunuhan besar-be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 771 Aku Juga Memandang Tinggi Kamu Sekali

    Davis tidak terburu-buru meminta Ardika untuk mengembalikan uang. Dia meminta Ardika untuk berlutut terlebih dahulu, nanti baru membicarakan tentang uang.Menurutnya, setelah beberapa anak buah Tina dibakar hingga mati, lawannya itu sudah mengaku kalah.Luna sekeluarga buru-buru mengumpulkan uang dan meminta Ardika untuk menyerahkan uang padanya."Gilang yang memberimu instruksi?"Tentu saja Ardika tidak akan berlutut. Dia mengamati sekeliling, mencari keberadaan Gilang.Kalau Gilang juga berada di sini, maka dia akan sekalian menghabisi serigala tua itu juga."Kamu nggak perlu mencari lagi, Gilang nggak berada di sini."Davis tertawa dan berkata, "Tolong perhatikan penggunaan kata-katamu. Gilang nggak berhak memberi instruksi padaku, kami hanya bekerja sama.""Dia menunjukkan jalan bagi Bank Sentral untuk memperoleh uang, aku membalaskan dendam putrinya sebagai bentuk rasa terima kasihku padanya."Gilang tidak berada di sini.Ardika sedikit menyayangkan hal ini.Dia bertanya, "Oh? Dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 772 Dia Adalah Keponakanku

    Dengan ekspresi ganas, pemuda itu berjalan menghampiri Draco dan berkata, "Eh, sialan, cepat lepaskan kacamatamu!"Dia mengayunkan pisau di hadapan Draco.Draco menyunggingkan seulas senyum dan berkata, "Kamu lepas saja sendiri."Pemuda itu tidak menyangka Draco sama sekali tidak takut padanya. Amarahnya langsung memuncak. "Oke, aku akan melepas kacamata hitammu, lalu mencongkel matamu dan melemparkannya kepada anjing!"Saat berbicara, dia mengulurkan lengannya untuk melepaskan kacamata hitam Draco.Namun, begitu lengannya terulur, Draco langsung menarik pergelangan tangannya."Lepaskan aku! Ahhh!!!"Dicengkeram oleh tangan besar yang seperti sebuah ragum, pemuda itu langsung berteriak dengan menyedihkan."Eh, pemuda, aku beri kamu satu kesempatan untuk melepaskannya."Ekspresi Davis tetap tidak berubah, hanya suaranya yang berubah menjadi sedikit dalam.Dia sudah sangat berpengalaman.Melihat keponakannya jatuh di tangan orang lain, dia tetap tidak panik karena tempat ini adalah wilay

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 773 Buku Besar

    Bagaikan prajurit yang jatuh dari langit, sebelumnya pergerakan sekelompok prajurit khusus ini sama sekali tidak terdengar.Tiba-tiba saja, mereka sudah menerobos masuk ke markas Bank Sentral.Kedatangan mereka secara dadakan itu membuat Davis dan seluruh anak buahnya tercengang sekaligus ketakutan."Semuanya, berdiri di tempat! Jangan bergerak!""Benda apa pun yang ada dalam genggaman kalian, cepat letakkan sekarang juga!"Seiring dengan teriakan tegas para prajurit, sekelompok penjahat kelas berat itu langsung berubah menjadi penurut.Hal yang mengejutkan Davis adalah orang yang memimpin sekelompok prajurit itu adalah seorang brigadir jenderal muda.Orang itu tidak lain adalah Soni.Dia segera berjalan menghampiri Draco dan berdiri dengan tegak di hadapan Draco."Lapor Komandan! Pasukan Khusus Serigala sudah tiba!"Selesai berbicara, dia memberi hormat kepada Draco, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan memberi hormat kepada Ardika."Apa?! Komandan?! Kamu adalah ...."Davi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 774 Semuanya Dihabisi

    Davis terpaksa menyerahkan sebuah HDD beserta dengan kata sandinya kepada Ardika.Ardika melemparkan HDD itu kepada Draco, lalu tersenyum dan bertanya pada Davis, "Apa sekarang kamu masih ingin berterima kasih pada Gilang?""Aku ingin mencabik-cabiknya hidup-hidup!" kata Davis dengan ekspresi ganas.Kalau bukan karena tergoda akan uang dalam jumlah besar setelah mendengar ucapan Gilang, dia tidak perlu berurusan dengan Ardika. Dia tidak akan berakhir berlutut di hadapan Dewa Perang dan memohon pengampunan untuk menyelamatkan nyawanya.Selain itu, keponakannya juga tidak akan mati!Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, bagaimana kalau kamu mengirimkan sebuah pesan kepada kakakmu dan memintanya untuk membalaskan dendammu kepada Gilang?""Ya, aku akan meminta kakakku untuk membalaskan dendamku!"Davis segera mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan kepada kakaknya.Begitu dia pesan itu terkirim, tiba-tiba ekspresi Davis langsung membeku.Dia mengangkat kepalanya da

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 775 Berita yang Menggemparkan

    "Minggir sana!"Tina memelototi pria yang masih memakai kacamata hitam malam-malam buta itu dengan kesal.Dia selalu melihat pria itu mengikuti Ardika.Penampilan pria itu seperti seorang preman.Hanya dengan sekali pandang saja, sudah jelas pria itu bukan orang baik."Eh, wanita, jangan berlagak hebat di hadapanku! Kalau bukan karena mempertimbangkan kakakmu, aku sudah menamparmu!"Selesai berbicara, Draco melambaikan tangannya ke arah Ardika dan berkata, "Bos, ayo masuk ke dalam mobil.""Aku rasa kamu sangat cocok dengannya. Kamu bisa mengendalikannya.""Jangan, jangan. Wanita itu nggak hanya bertemperamen buruk dan arogan, dia juga berlagak hebat."Mendengar pembicaraan mereka sebelum mobil itu melaju pergi, saking kesalnya, Tina hampir saja menginstruksikan anak buahnya untuk menabrak mobil itu!Di Rumah Sakit Ortopedi.Gilang bergegas berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk Panji yang patah kaki."Ardika si sialan itu, berani-beraninya dia menamparku dan menendang kakiku hingga

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2305 Rahasia Ahli Fengsui

    Walaupun menggunakan kata-kata rahasia yang sama, tetapi masing-masing pihak menggunakan cara yang berbeda untuk mengartikannya. Jadi, biarpun kamu berhasil merebut rahasia dari pihak lain, tanpa cara mengartikan dari pihak tersebut, juga tidak ada artinya.Kalau bersikeras menggunakan cara pihak sendiri untuk mengartikannya, lalu digunakan untuk berlatih. Hasil akhirnya hanya akan kerasukan!Windono membuka mulutnya dengan sangat lebar, dia menatap Ardika dengan tercengang.Karena cara mengartikan Ardika sama persis dengan yang dilakukan oleh para ahli fengsui dari kalangan Windono.Enam belas kata yang dibacakan oleh Ardika adalah enam belas kata rahasia yang paling penting bagi para ahli fengsui dari kalangan Windono."Gu ... Guru, bagaimana kamu bisa tahu cara mengartikan kata-kata rahasia kalangan kami?"Dengan tenggorokan yang terasa kering, Windono mengajukan pertanyaan itu. Dia bahkan mulai mencurigai Ardika dikirim oleh kalangan lain, merupakan mata-mata yang dikirim untuk men

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2304 Murid Sekadar Nama

    Mendengar ucapan Ardika, Windono tertegun sejenak. Kemudian, sorot mata senang dan bersemangat tampak jelas di matanya."Brak!"Tanpa banyak bicara lagi, Windono langsung berlutut, lalu berkata dengan senang, "Guru yang terhormat, terimalah penghormatan dari muridmu ini!"Menyaksikan pemandangan itu, Futari langsung tercengang.Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?Boleh dibilang Windono ini hampir seumuran dengan ayahnya, tetapi pria paruh baya ini malah mengakui kakak iparnya sebagai guru?Ardika juga tidak bisa berkata-kata lagi.Windono benar-benar terlalu cepat dalam mengambil tindakan. Dia bahkan belum sempat selesai berbicara.Sambil melambaikan tangannya, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Berdirilah dulu, aku belum setuju untuk menerimamu sebagai muridku.""Guru, kalau hari ini kamu nggak mengakui ikatan kita ini, aku nggak akan berdiri lagi!"Windono kembali menunjukkan sikap tidak tahu malunya, dia bertingkah seolah-olah dia akan tetap berlutut hingga mati di sana kalau Ardi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2303 Terus Mengganggu

    Ardika baru saja memarkir mobilnya di depan vila nomor satu, dia sudah melihat ada sebuah mobil yang melaju ke arahnya.Windono keluar dari mobil, lalu bergegas menghampiri Ardika dan berkata, "Guru, vila nomor satu ini adalah pemberian dari Pak Jace untukmu, 'kan?"Raut wajah Ardika tampak agak dingin. "Kamu membuntutiku?"Bisa-bisanya bocah yang satu ini memasuki Gunung Halfi dengan mulus. Hal ini membuat Ardika agak terkejut."Nggak, nggak, aku nggak berani!"Windono buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Guru, jujur saja, aku juga membeli sebuah vila di sini. Hanya saja, aku hanya menginap di sini sesekali!"Ardika tidak bisa berkata-kata lagi.Melihat ekspresi menjilat yang menghiasi wajah jelek Windono, dia hampir saja melupakan identitas pria itu.Bocah yang satu ini adalah Kepala Asosiasi Fengsui sekaligus pemimpin Harven. Boleh dibilang dia sudah termasuk seorang tokoh hebat di ibu kota provinsi."Oh, kalau begitu pulanglah ke vilamu, untuk apa kamu mengikutiku?"Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2302 Berlian Asli Atau Palsu

    "Sejauh ini nggak ada ahli bela diri yang bisa diandalkan dari pihak Wilgo. Saat Keluarga Gozali dalam situasi genting, kita baru membiarkan orang-orang Tuan Muda Jerfis untuk maju mendapatkan posisi ketua cabang untuk Keluarga Gozali.""Sebagai ucapan terima kasih, Wilgo pasti akan memaksa Rosa untuk menikah dengan Tuan Muda Jerfis. Bukankah ini sama saja dengan sekali mendayung dua pulau terlampaui?""Intinya, kalau hal ini dilakukan dengan baik, Tuan Muda Jerfis bukan hanya nggak akan memarahi kalian, mungkin saja dia juga akan memandang tinggi kalian, membiarkan kalian menjalin relasi dengannya!"Saat perbincangan santai ini tengah berlangsung, sebuah rencana keji yang sempurna sudah keluar dari mulut Timnu."Kak Timnu, aku sudah mengerti maksudmu!"Sorot mata Werdi langsung berbinar.Namun, tak lama kemudian, dia berkata dengan khawatir, "Kak Timnu, walau rencana ini sangat bagus, bagaimana kalau bocah itu berhasil mengalahkan Vita?""Perlu diketahui bahwa kekuatan yang ditunjukka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2301 Bertindak Jujur

    "Sekarang bocah kampungan itu malah sudah mendapatkan keuntungan dari Nona Rosa. Biarpun nggak terjadi apa pun di antara mereka berdua tadi malam, tapi tetap saja akan beredar rumor di luar sana.""Kalau kita nggak melakukan apa pun, setelah Tuan Muda Jerfis kembali dari Kota Sewo, mungkin kita nggak akan bisa mempertanggungjawabkan ini padanya.""Saat itu tiba, nggak hanya orang kampungan itu yang menjadi target pelampiasan amarah Tuan Muda Jerfis, kita juga!"Raina juga sengaja untuk memecah belah dengan berkata, "Ya, benar. Selain itu, tadi malam begitu si Ardika itu meninggalkan Hainiken, Nona Rosa langsung keluar mengejarnya. Saat itu, semua orang melihatnya.""Siapa tahu apa yang telah dilakukan oleh mereka berdua ....""Plak ...."Sebelum Raina bisa menyelesaikan kalimatnya, dia sudah ditampar oleh Timnu hingga tubuhnya terpental."Kak Timnu ... kamu!"Werdi tidak menyangka Timnu akan tiba-tiba marah besar. Saking ketakutannya, ekspresinya sudah berubah menjadi pucat pasi."Mera

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2300 Berkaitan dengan Nona Rosa

    Timnu tidak melirik Werdi sama sekali, juga sama sekali tidak ada gejolak emosi di matanya.Werdi merasa malu sekaligus marah, tetapi dia tetap memaksakan seulas senyum dan berkata, "Kak Timnu, aku sudah tahu aku salah. Kelak aku nggak akan merepotkanmu dengan urusan-urusan seperti itu lagi.""Tapi, kali ini orang kampungan itu benar-benar .... Kak Timnu, tahukah kamu dia bahkan berani menghancurkan Hainiken!"Timnu mengangguk dan berkata, "Aku tahu bocah itu, namanya Ardika, baru datang ke ibu kota provinsi dari Kota Banyuli. Selain itu, dia juga memiliki satu identitas lagi.""Identitas apa?" tanya Werdi dengan refleks.Timnu berkata dengan acuh tak acuh, "Jadi, ucapanku tadi nggak kamu cerna dengan otakmu itu. Anak yang dicampakkan oleh Keluarga Mahasura, membuat Keluarga Mahasura kalah telak di ibu kota provinsi, adalah dia."Sangat jelas, Timnu bukan sama sekali tidak mengetahui kejadian tadi malam.Sekembalinya dia, dia segera menggerakkan sumber dayanya untuk menyelidiki identit

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2299 Memohon Bantuan

    Timnu berkata dengan acuh tak acuh, "Masih ada langit di atas langit. Tanpa membicarakan beberapa orang raja preman itu, hanya beberapa keluarga kaya di ibu kota provinsi saja, juga mempekerjakan banyak ahli bela diri secara diam-diam.""Pihak-pihak ini sudah menguasai Provinsi Denpapan selama bertahun-tahun, fondasi mereka sangat kuat, relasi mereka juga sangat luas. Keluarga mana yang nggak memiliki beberapa orang tokoh hebat sebagai penjaga mereka?"Werdi menyunggingkan seulas senyum menjilat dan berkata, "Meski begitu, orang-orang itu sudah tua. Berbeda dengan Kak Timnu. Kamu masih muda, masih berada di puncak performamu.""Selain itu, dengan pengakuan dari Tuan Muda Jerfis terhadap dirimu, biarpun pria-pria tua dari keluarga-keluarga kaya itu menyerang, kamu juga bisa menginjak-injak mereka!"Timnu hanya tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan tersebut. "Siapa yang tahu? Sebelum nyawa terancam, nggak akan ada yang mengekspos kartu as sendiri.""Contohnya saja sep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2298 Timnu

    Hainiken terdiri dari sembilan lantai, disebut Surga Sembilan.Sementara itu, di atas Surga Sembilan adalah tempat tinggal sekaligus tempat kerja Timnu, manajer umum Hainiken.Hari ini, Werdi dan Raina datang secara khusus untuk mencari Timnu.Tadi malam, saat Hainiken dihancurkan oleh Ardika, Timnu tidak berada di tempat. Pagi ini pria itu baru kembali. Jadi, Werdi dan Raina berencana untuk membujuk Timnu turun tangan menangani masalah ini, mencari Ardika dan membalaskan dendam pada bocah itu.Tadi malam, setelah jari mereka dipotong, mereka segera pergi ke rumah sakit untuk menyambungkan nyari mereka kembali.Hanya saja, pihak rumah sakit mengatakan bahwa biarpun jari mereka sudah disambung kembali, kelak juga tetap tidak bisa bergerak dengan leluasa seperti sedia kala lagi.Dengan kata lain, boleh dibilang jari mereka itu sudah dilumpuhkan, hanya terlihat masih ada tetapi sesungguhnya sudah tidak berguna lagi.Hal ini membuat Werdi dan Raina memendam kebencian yang mendalam terhadap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status