Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 765 Apa Kamu Sudah Selesai Bicara

Share

Bab 765 Apa Kamu Sudah Selesai Bicara

Penulis: Sarjana
"Untungnya masih luka baru, sekarang tergantung pada kalian apakah mau memilih untuk menjalankan operasi atau pengobatan jangka panjang?" kata Farlin dengan serius.

Panji berkata, "Mereka adalah pengawal kepercayaan Tuan Gilang Keluarga Misra, tentu saja mereka harus bisa menggerakkan tangan dan kaki mereka dengan baik."

"Kami berharap Pak Farlin bisa melakukan operasi pada mereka secara pribadi dan memastikan kaki mereka bisa sembuh kembali seperti sedia kala. Adapun mengenai biaya operasi, bisa kita bicarakan lagi."

Farlin menggelengkan kepalanya dan berkata dengan sedikit tidak senang, "Sembuh kembali seperti sedia kala? Nggak ada seorang pun yang bisa menjamin hal ini."

Namun, sebagai seorang dokter, dia tetap akan berusaha semampunya untuk menyembuhkan pasiennya.

Adapun mengenai biaya operasi, dia sama sekali tidak membahasnya.

"Kami seratus persen memercayai kemampuan medis Pak Farlin."

Setelah melontarkan beberapa patah kata itu dengan sopan sambil tersenyum, Panji bertanya deng
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 766 Keluarga Misra Adalah Hukum

    "Eh, Pak Farlin, apa maksudmu?"Ekspresi di wajah Panji langsung membeku.Dia tidak menyangka biarpun dia sudah menyampaikan hal itu dengan penuh penghayatan, Farlin tetap tidak tersentuh.Farlin mendengus dan berkata, "Kamu nggak tahu, 'kan? Aku diundang oleh Ardika secara pribadi ke Kota Banyuli. Aku jauh lebih mengenalnya dibandingkan kamu! Aku mengenal jelas bagaimana karakternya!"Saat ini, Panji ingin sekali menghilang ditelan bumi.Wajahnya memerah seakan-akan baru ditampar dengan keras oleh seseorang.Jelas-jelas dia sudah berakting dengan penuh penghayatan, tetapi pada akhirnya di mata orang lain, pertunjukannya itu tidak lain seperti pertunjukan topeng monyet.Selain itu, Farlin mengatakan bahwa kedatangannya ke Kota Banyuli atas undangan dari Ardika.Hal ini membuat Panji sangat terkejut.Seorang menantu benalu yang tidak bisa apa-apa seperti Ardika bisa mengundang seorang tokoh hebat dunia medis seperti Farlin?Farlin melambaikan tangannya dengan kesal dan berkata, "Kalian

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 767 Tiga Keluarga Besar Adalah Contohnya

    "Ardika?"Begitu melihat Ardika, ekspresi Panji langsung berubah menjadi muram. "Kamu adalah orang yang telah memukul Nona Lea dengan cambuk, sampai-sampai membuatnya dalam kondisi sekarat! Berani-beraninya kamu muncul lagi di hadapanku!"Selesai berbicara, dia langsung melambaikan tangannya.Beberapa orang ahli bela diri yang tadinya mengepung murid-murid Farlin, kini beralih mengepung Ardika.Tanpa melirik beberapa orang itu sama sekali, Ardika berkata dengan nada penuh penyesalan, "Ah, kalau begitu, Lea belum mati, ya? Sungguh disayangkan."Saat memukul Lea, dia mengendalikan kekuatan yang dikerahkannya.Tentu saja Lea tidak akan mati.Dia sengaja berbicara seperti itu hanya untuk menyulut amarah Panji.Saat menghadiri perjamuan malam yang diselenggarakan oleh Keluarga Misra sebelumnya, dia sudah pernah bertemu dengan tua bangka ini.Saat itu, tua bangka ini berada di belakang Gilang. Dengan memasang ekspresi ramah, dia menyapa para tamu undangan dengan sopan.Sekarang akhirnya kara

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 768 Dibakar

    Setelah melemparkan Panji ke lantai, Ardika langsung membawa Farlin pergi meninggalkan rumah sakit.Beberapa murid Farlin juga ikut bersama Ardika dan Farlin menuju ke Vila Cakrawala.Direktur Rumah Sakit Ortopedi adalah murid Farlin.Setelah menerima panggilan telepon dari sang guru, diam-diam dia menambahkan beberapa tempat tidur lagi di rumah sakit.Saat Panji dan yang lainnya tiba, hanya ada empat tempat tidur, yaitu ditempati oleh Ishak dan tiga orang lainnya.Sekarang jumlah tempat tidur sudah bertambah, berjumlah sembilan tempat tidur.Gilang masih belum tahu apa yang terjadi di rumah sakit.Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Davis dari Bank Sentral.Sambil menggenggam ponselnya, Gilang bertanya dengan nada tidak senang seolah-olah menyalahkan Bank Sentral, "Pak Davis, setelah pihak Grup Lautan Berlian angkat bicara, kalian masih belum memberikan tanggapan apa pun. Sepertinya biasanya Bank Sentral nggak akan diam saja?"Dia sengaja meminta Bank Sentral untuk mencari m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 769 Tanggapan yang Keras

    Tina memasang ekspresi muram, dia berencana untuk segera kembali ke Grup Lautan Berlian.Dia khawatir ada kekuatan dunia bawah yang sedang mencari masalah, jadi dia ingin segera melakukan pengaturan.Tepat pada saat ini, dia menerima panggilan telepon dari anak buahnya lagi."Apa?! Orang yang melakukan pembakaran adalah Bank Sentral?!"Ekspresinya langsung berubah menjadi sangat muram.Sebelumnya, setelah dia melontarkan beberapa patah kata itu, Bank Sentral hanya diam saja tanpa memberikan tanggapan.Awalnya, dia mengira pihak lawannya itu tidak akan memberikan tanggapan lagi, ingin menghentikan perseteruan begitu saja.Namun, siapa sangka.Pihak lawan malah membakar beberapa orang kepercayaan Grup Lautan Berlian hidup-hidup.Pihak lawan bukan tidak memberikan tanggapan, melainkan menggunakan cara kejam seperti ini sebagai bentuk tanggapan yang keras!"Kak Tina, pihak Bank Sentral mengakui bahwa mereka yang telah membakar anggota kita. Selain itu, mereka tetap meminta Nona Luna untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 770 Bank Sentral

    Efektivitas kerja Yoga memang sangat tinggi.Begitu Ardika masuk ke dalam mobil, dia sudah menemukan markas Bank Banyuli."Tuan Ardika, markas Bank Sentral bukanlah rahasia, nggak ada orang yang berani menyinggung mereka. Hampir semua markas mereka di berbagai wilayah sudah setengah terbuka."Sebuah asosiasi keuangan ilegal yang telah merusak keuntungan bank malah berani beroperasi dalam kondisi setengah terbuka.Dapat dilihat dengan jelas betapa arogannya mereka.Setelah memutuskan sambungan telepon, Yoga segera mengirimkan data diri detail anggota Bank Sentral di Kota Banyuli.Karena beroperasi dengan setengah terbuka, maka tentu saja data diri orang-orang ini tidak sulit diselidiki.Sambil melihat-lihat data diri orang-orang itu, Ardika tertawa dan berkata, "Bagus, bagus. Semuanya memang pantas dibunuh."Tentu saja tawanya bukan tawa biasa, melainkan tawa dengan aura membunuh yang kuat.Draco yang duduk di samping Ardika tahu bahwa malam ini bosnya akan melakukan pembunuhan besar-be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 771 Aku Juga Memandang Tinggi Kamu Sekali

    Davis tidak terburu-buru meminta Ardika untuk mengembalikan uang. Dia meminta Ardika untuk berlutut terlebih dahulu, nanti baru membicarakan tentang uang.Menurutnya, setelah beberapa anak buah Tina dibakar hingga mati, lawannya itu sudah mengaku kalah.Luna sekeluarga buru-buru mengumpulkan uang dan meminta Ardika untuk menyerahkan uang padanya."Gilang yang memberimu instruksi?"Tentu saja Ardika tidak akan berlutut. Dia mengamati sekeliling, mencari keberadaan Gilang.Kalau Gilang juga berada di sini, maka dia akan sekalian menghabisi serigala tua itu juga."Kamu nggak perlu mencari lagi, Gilang nggak berada di sini."Davis tertawa dan berkata, "Tolong perhatikan penggunaan kata-katamu. Gilang nggak berhak memberi instruksi padaku, kami hanya bekerja sama.""Dia menunjukkan jalan bagi Bank Sentral untuk memperoleh uang, aku membalaskan dendam putrinya sebagai bentuk rasa terima kasihku padanya."Gilang tidak berada di sini.Ardika sedikit menyayangkan hal ini.Dia bertanya, "Oh? Dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 772 Dia Adalah Keponakanku

    Dengan ekspresi ganas, pemuda itu berjalan menghampiri Draco dan berkata, "Eh, sialan, cepat lepaskan kacamatamu!"Dia mengayunkan pisau di hadapan Draco.Draco menyunggingkan seulas senyum dan berkata, "Kamu lepas saja sendiri."Pemuda itu tidak menyangka Draco sama sekali tidak takut padanya. Amarahnya langsung memuncak. "Oke, aku akan melepas kacamata hitammu, lalu mencongkel matamu dan melemparkannya kepada anjing!"Saat berbicara, dia mengulurkan lengannya untuk melepaskan kacamata hitam Draco.Namun, begitu lengannya terulur, Draco langsung menarik pergelangan tangannya."Lepaskan aku! Ahhh!!!"Dicengkeram oleh tangan besar yang seperti sebuah ragum, pemuda itu langsung berteriak dengan menyedihkan."Eh, pemuda, aku beri kamu satu kesempatan untuk melepaskannya."Ekspresi Davis tetap tidak berubah, hanya suaranya yang berubah menjadi sedikit dalam.Dia sudah sangat berpengalaman.Melihat keponakannya jatuh di tangan orang lain, dia tetap tidak panik karena tempat ini adalah wilay

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 773 Buku Besar

    Bagaikan prajurit yang jatuh dari langit, sebelumnya pergerakan sekelompok prajurit khusus ini sama sekali tidak terdengar.Tiba-tiba saja, mereka sudah menerobos masuk ke markas Bank Sentral.Kedatangan mereka secara dadakan itu membuat Davis dan seluruh anak buahnya tercengang sekaligus ketakutan."Semuanya, berdiri di tempat! Jangan bergerak!""Benda apa pun yang ada dalam genggaman kalian, cepat letakkan sekarang juga!"Seiring dengan teriakan tegas para prajurit, sekelompok penjahat kelas berat itu langsung berubah menjadi penurut.Hal yang mengejutkan Davis adalah orang yang memimpin sekelompok prajurit itu adalah seorang brigadir jenderal muda.Orang itu tidak lain adalah Soni.Dia segera berjalan menghampiri Draco dan berdiri dengan tegak di hadapan Draco."Lapor Komandan! Pasukan Khusus Serigala sudah tiba!"Selesai berbicara, dia memberi hormat kepada Draco, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan memberi hormat kepada Ardika."Apa?! Komandan?! Kamu adalah ...."Davi

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1843 Anggap Saja Aku Menghina

    "Ya, benar."Ardika mengangguk sambil tersenyum, "Sebagai teman, sudah sewajarnya memberikan bantuan kecil seperti itu.""Apa katamu?! Memberikan bantuan?"Tidak tahu apa yang salah dengan ucapan Ardika itu, emosi Violet langsung meledak. Dia memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu bilang memberikan bantuan?!""Tahukah kamu setelah kejadian itu berlalu, ada berapa orang yang mentertawakan Tina?""Dengar-dengar, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan wanita?""Pria yang hanya bisa mengandalkan wanita sepertimu, biarpun hanya berpura-pura menjadi pacar Tina, juga hanya mencoreng reputasi Keluarga Bangsawan Dienga Supham!"Selesai berbicara, Violet memelototi Tina dengan tajam, seakan-akan menyalahkan keponakannya bertindak sembarangan.Senyuman di wajah Ardika langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Dia mendapati kemungkinan besar lidah tajam Tina, diwarisi dari bibinya yang satu ini.Begitu datang, wanita itu langsung menjulukinya sepert

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1842 Bibi Ingin Bertemu Denganmu

    "Selain itu, wanita itu memang cukup berkemampuan. Beberapa tahun yang lalu, saat Keluarga Dienga nggak stabil, dia berhasil menyelamatkan Keluarga Dienga dengan kemampuannya seorang diri.""Bahkan Thomas bisa menjadi Komandan tim tempur Provinsi Denpapan, juga merupakan hasil dari tindakannya.""Jadi, seluruh Keluarga Dienga tunduk padanya.""Terlebih lagi, dia menggunakan alasan demi kebaikanku, ingin aku menikah, anggota keluarga lainnya lebih nggak bisa berkomentar lagi."Sepertinya, Nyonya Keluarga Dienga yang satu ini memang cukup hebat.Sebagai wanita yang dinikahi oleh ayah Tina setelah bercerai, wanita itu bisa memegang kendali atas Keluarga Dienga.Terlebih lagi, Keluarga Dienga adalah sebuah keluarga besar, sangat jelas kemampuannya begitu luar biasa."Tapi, setelah berbicara sebanyak ini, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kemari?""Seharusnya aku nggak termasuk teman curhat yang baik, bukan?"Ardika berkomentar sambil merentangkan tangannya.Dia sudah memutuskan, dengan m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1841 Pangeran

    Di kalangan kelas atas, keturunan keluarga besar biasa, biasanya disebut sebagai Tuan Muda.Keluarga besar di atas level itu, juga disebut sebagai Tuan Muda.Sementara itu, orang yang bisa mendapatkan julukan Pangeran, hanyalah keturunan keluarga bangsawan.Tidak ada peraturan khusus, tetapi makin banyak orang yang menggunakan panggilan dan julukan khusus itu, maka lambat laun menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat.Selain itu, bahkan dalam internal keluarga bangsawan pun, bukan semua orang bisa mendapatkan julukan tersebut.Paling tidak harus orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga.Sejak dilahirkan, orang seperti ini sudah menduduki puncak dunia.Memiliki darah terhormat!Terhormat sejak lahir!Kata-kata ini cocok untuk mendeskripsikan orang-orang seperti ini."Apa kamu ketakutan?"Melihat ekspresi Ardika, Tina mendecakkan lidahnya dan berkata, "Tapi ini juga bukan salahmu. Keluarga bangsawan benar-benar sulit dibayangkan oleh kelua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1840 Tina Mau Kencan Buta Lagi

    Saat ini, Hamdi berkata, "Kali ini, karena kejadian yang menimpa Keluarga Dougli Galea, Perusahaan Investasi Mahasura berencana untuk meninggalkan Kota Banyuli. Mereka sedang menjual aset-aset mereka.""Lalu, mengenai beberapa rumah sakit swasta itu, kemarin Amir mengunjungi Kediaman Wali Kota secara pribadi dan menanyakan apakah Kediaman Wali Kota tertarik untuk mengambil alih rumah sakit tersebut atau nggak.""Menurutku, Amir melakukan tindakan ini, seharusnya untuk menunjukkan sikapnya pada Tuan."Ardika tertegun sejenak. Kemudian, di menyunggingkan seulas senyum main-main dan berkata, "Oh? Apa pada akhirnya Keluarga Mahasura sudah mulai ketakutan?"Zilwar sudah dilumpuhkan, menjadi seperti seorang kasim. Dia sudah bisa membayangkan Abraham selaku ayah kandung Zilwar pasti akan menggila.Karena itulah, dia meminta Davinko untuk mengirim Pasukan Pengawal Internal dari tim tempur. Selama beberapa hari ini, mereka yang bertugas melindungi Luna, Elsy dan yang lainnya.Sepertinya kematia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1839 Kandidat Wali Kota

    Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1838 Grup Mitsun

    Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1837 Hidup dan Mati Keluarga Dougli

    Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1836 Semuanya Sudah Berakhir

    "Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status