Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 471 - Chapter 480

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 471 - Chapter 480

1628 Chapters

Bab 471 Pengumuman Terbaru

"Pak Dendi, kamu baik-baik saja, 'kan?!"Melihat Dendi tiba-tiba berlutut di lantai tanpa sebab, semua orang buru-buru menghampirinya untuk memapahnya.Xavier berkata, "Pak Dendi, apa karena tadi kamu datang dengan terlalu tergesa-gesa, sampai-sampai kamu merasa nggak enak badan? Bagaimana kalau kamu istirahat sejenak, baru mengurus urusan perceraian. Lagi pula, sepertinya nggak perlu terlalu terburu-buru?""Eh, ini, ini ...."Dendi menatap Ardika dengan tatapan ketakutan sekaligus tidak berdaya. Saking ketakutannya, dia menjadi tidak bisa berkata-kata."Pak Dendi mengenalnya?"Xavier mengerutkan keningnya.Dia merasa sorot mata yang ditujukan oleh Dendi pada Ardika sangat aneh.Dia menatap Ardika dengan kebingungan, tetapi dia tidak mendapati ada sesuatu yang aneh.Di matanya, Ardika hanyalah orang yang biasa-biasa saja, seorang pecundang yang tidak bisa apa-apa."Ya, pernah bertemu, pernah bertemu."Melihat Ardika sama sekali tidak peduli dengannya, Dendi juga tidak berani banyak bic
Read more

Bab 472 Negara Tidak Ingin Kami Bercerai

"Pengumuman apa?"Dendi tertegun sejenak.Tingkatan kantor catatan sipil pusat jauh di atas kantor catatan sipil mereka.Biarpun ada pengumuman baru, bukankah seharusnya disampaikan terlebih dahulu pada kantor catatan sipil di atas tingkatan mereka, baru disampaikan kepada mereka? Kenapa malah mereka yang langsung menerima pengumuman baru?Kecuali menyangkut hal yang sangat penting dan darurat!"Sebelumnya ada peraturan baru mengenai 'masa tenang setelah mengajukan perceraian' yang akan dikeluarkan oleh negara. Awalnya, peraturan baru tersebut akan diterapkan pada bulan satu tahun depan."Dengan memasang ekspresi sangat terkejut, staf itu berkata, "Baru saja, kantor catatan sipil pusat mengeluarkan pengumuman baru yang menyatakan bahwa peraturan itu segera diterapkan!""Apa maksudnya 'masa tenang setelah mengajukan perceraian'?"Desi dan yang lainnya tertegun."Nyonya Desi, itu artinya mulai sekarang, pendaftaran perceraian nggak bisa dilakukan secara langsung, melainkan harus terlebih
Read more

Bab 473 Aku Akan Mengirim Edrik ke Neraka

Orang yang berteriak dengan marah itu bukan Ardika, melainkan Luna.Dia langsung bangkit dari kursinya dan memelototi Xavier dengan marah. "Ardika benar. Aku bercerai dengannya atau nggak, nggak ada hubungannya denganmu!"Saking terkejutnya, mulut Xavier terbuka lebar seakan-akan sebuah telur ayam juga bisa masuk di dalamnya.Dia sama sekali tidak menyangka, Luna tidak hanya memarahinya demi Ardika, melainkan melontarkan kata-kata itu dengan nada kasar!Luna tidak memedulikan pria itu, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata sambil tertawa dan menangis pada saat bersamaan, "Sebenarnya, aku sama sekali nggak membutuhkan masa tenang itu.""Aku nggak butuh waktu satu bulan untuk mempertimbangkannya lagi. Sekarang, aku bisa mengatakan dengan sangat jelas bahwa aku nggak akan bercerai dengan Ardika!"Desi panik bukan main. "Luna, apa kamu berencana mencelakai keluarga kita?! Apa kamu nggak tahu siapa yang dia provokasi?! Kenapa kamu begitu gegabah?!""Ibu, anggap saja aku ge
Read more

Bab 474 Masalah Besar

"Ayo, keberhasilan kita dalam menyingkirkan seorang pesaing dengan mudah patut dirayakan!"Edrik secara pribadi menuangkan segelas anggur kepada anak buahnya yang berada di hadapannya."Terima kasih, Kak Edrik."Sopir itu menerima gelas berisi anggur yang disodorkan oleh Edrik itu dan menyesapnya, lalu berkata sambil terkekeh, "Sebenarnya, Kak Edrik nggak perlu kecewa. Walau Tina sudah mati, Luna, sahabatnya juga merupakan wanita cantik yang unggul.""Aku dengar sejak menikah dengan idiot itu, wanita cantik ini nggak pernah tidur dengan suaminya."Begitu mendengar ucapan bawahannya, kilatan mesum melintas di mata Edrik.Walaupun dia belum pernah bertemu dengan Luna, tetapi dia pernah melihat foto wanita itu.Memang benar, wanita itu adalah wanita yang sangat cantik. Dia dan Tina memiliki kecantikan masing-masing dan tidak ada salah satu di antara mereka yang lebih unggul dari yang lainnya.Melihat hati Edrik sudah tergerak, sopir yang sudah tidak sabar ingin menjilat atasannya itu pun
Read more

Bab 475 Meminta Ardika Menyerahkan Nyawanya

Beberapa saat kemudian."Rohan, kamu benar-benar bernyali besar. Apa kamu nggak takut aku membunuhmu sekarang juga?"Edrik menatap Rohan yang duduk di seberang sofanya dengan tatapan dingin.Dia benar-benar tidak menyangka pria itu bisa menyelinap masuk ke dalam Gedung Permata tanpa sepengetahuan siapa pun dan meneleponnya!Pria itu seolah-olah sudah yakin bahwa dia akan menyetujui pertemuan ini.Rohan tersenyum dan berkata, "Kalau Kak Edrik ingin membalas dendam Alden dan memenangkan hati anggota Aliansi Lautan Berlian, seharusnya orang yang kamu bunuh adalah Tuan Billy.""Adapun mengenai aku, aku hanya seekor anjing yang dipelihara oleh Tuan Billy. Apa gunanya membunuhku?" tanya Rohan.Edrik tidak berbicara.Ucapan Rohan ini memang masuk akal juga.Kalau Billy yang sedang berada di hadapannya, dia pasti akan membunuh pria itu tanpa ragu.Dengan membunuh Billy, maka tidak sulit lagi baginya untuk mengendalikan Aliansi Lautan Berlian.Bahkan, mungkin saja Titus juga tidak akan bersikap
Read more

Bab 476 Aku Akan Pergi ke Gedung Glori

Tuan Besar Basagita langsung membawa seluruh anggota Keluarga Basagita menuju ke Kompleks Vila Bumantara secepatnya.Saat ini, Luna sekeluarga sedang makan siang bersama Amanda sekeluarga.Melihat kedatangan Tuan Besar Basagita dan yang lainnya, Desi tahu mereka pasti datang mencari masalah lagi."Ayah, ada apa?" tanya Jacky."Kamu bertanya padaku ada apa?! Tanyakan saja pada menantu pembawa sial kalian itu!"Tuan Besar Basagita memelototi putranya, lalu berkata dengan tegas, "Grup Lautan Berlian meminta kita untuk menyerahkan Ardika. Besok dia harus menyerahkan nyawanya ke Gedung Glori!"Mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, mereka yang tadinya sedang makan sudah tidak berselera makan.Luna buru-buru berkata, "Kakek, Kakek nggak perlu memedulikan mereka. Selama Ardika bersembunyi di Kompleks Vila Bumantara, Grup Lautan Berlian nggak akan berani mengirim orang untuk menangkapnya."Tentu saja Tuan Besar Basagita mengetahui kejadian dua puluh orang pembunuh yang ditembak mati di dalam ko
Read more

Bab 477 Kuil Cetiya

Menghadapi tindakan semena-mena Tuan Besar Basagita dan yang lainnya, Desi benar-benar tidak berdaya.Saat ini, dia juga malas untuk berdebat dengan sekelompok orang itu. Dia langsung berbalik dan naik ke lantai atas.Di balkon lantai dua, Luna sedang menggandeng lengan Ardika dengan erat dan berkata pada pria itu dengan sungguh-sungguh, "Ardika, tadi aku nggak bercanda. Besok aku akan menemanimu ke Gedung Glori, aku akan menemanimu menghadapi masalah apa pun!"Melihat air mata terus menetes membasahi pipi Luna, melihat matanya memerah dan membengkak, Ardika mengulurkan tangannya dan menyeka air mata istrinya dengan ibu jarinya.Memiliki seorang istri sebaik Luna, dia sudah sangat puas."Oke, besok kita pergi ke sana bersama. Aku ingin kamu melihat sendiri bagaimana akhir dari Edrik si bajingan itu."Semua orang beranggapan bahwa besok Ardika pergi ke Gedung Glori, pasti akan mati.Namun, Ardika sendiri tahu dia akan baik-baik saja.Karena Luna ingin ikut bersamanya, maka dia akan memb
Read more

Bab 478 Membantumu Mengambil Mayatmu

"Ardika?"Tina sedikit kebingungan.Saat itu, Titus pergi ke pusat penahanan Kota Banyuli untuk membunuh Ardika, tetapi kembali tanpa hasil.Seluruh anggota Aliansi Lautan Berlian benar-benar kebingungan.Siapa sangka, ternyata saat itu Ardika sudah membuktikan dirinya tidak bersalah.Hal yang lebih membuat Tina penasaran adalah bagaimana cara Ardika memperoleh kepercayaan Titus.Namun, pria itu tidak menjawab pertanyaannya."Kalau begitu, mengapa Paman Titus membawaku ke sini?"Tina terpaksa mengubah pertanyaannya."Ardika yang memintaku untuk melakukannya."Titus tetap menjawab pertanyaan Tina dengan singkat.Tina makin terkejut.Di seluruh Grup Lautan Berlian, Titus hanya tunduk pada Alden dan memandang rendah semua orang. Mengapa orang sepertinya malah mendengar ucapan Ardika?!Tina juga sudah memahami kepribadian Titus.Pria itu tidak akan menjawab pertanyaan yang tidak ada artinya.Jadi, dia memutuskan untuk tidak bertanya.Dia berkata, "Paman Titus, kali ini aku pergi ke Kota Se
Read more

Bab 479 Gedung Glori

Sebelumnya Ardika menghancurkan Keluarga Buana, Wulan bukan hanya tidak berterima kasih pada Ardika, melainkan membencinya setengah hati.Ditambah lagi dengan dendam-dendam sebelumnya, tentu saja sekarang dia sangat senang melihat Ardika sudah hampir mati.Dia berkata seolah bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, "Ardika, setelah kamu mati, nggak butuh waktu lama, Luna pasti akan melupakanmu dan menikah dengan pria lain!""Apa kamu tahu Xavier, Tuan Muda Xavier yang kemarin datang itu?""Dia lebih tampan dan lebih kaya darimu. Latar belakang keluarganya juga lebih baik dibandingkan latar belakang keluargamu. Saat itu tiba, Luna akan menjalin hubungan dengannya. Sedangkan kamu, kamu sudah menjadi hantu yang bahkan nggak punya tempat untuk menangis!""Hahaha ...."Semua anggota Keluarga Basagita tertawa terbahak-bahak.Awalnya Ardika memang tidak berencana untuk mencari perhitungan dengan orang-orang ini.Namun, begitu mendengar kata-kata keterlaluan Wulan, dia menyipitkan mata
Read more

Bab 480 Bunuh Diri Sebagai Permintaan Maaf

Di luar pintu Gedung Glori, sekelompok orang sudah membentuk satu barisan yang panjang.Mereka adalah orang-orang yang datang untuk memperingati kematian Alden.Di antara mereka, ada banyak ketua preman dari berbagai kota dan wilayah yang datang secara khusus.Ardika juga berbaris di antara kerumunan orang-orang itu dan ikut memasuki Gedung Glori.Aula duka Alden ditempatkan di tengah aula besar lantai satu.Suasana sedih menyelimuti tempat itu. Satu per satu orang berjalan menuju ke aula duka untuk memberi penghormatan kepada Alden.Edrik mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan setangkai bunga krisan tergantung di saku jasnya. Dia tampak memasang ekspresi sedih dan memberi hormat kepada orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan kepada ayah angkatnya.Harus diakui bahwa Edrik memang sangat pandai berakting. Di mata orang lain, dia adalah seorang putra yang berbakti.Sejak Alden mati sampai sekarang, perilakunya sudah menarik hati sebagian besar anggota Aliansi Lautan Berl
Read more
PREV
1
...
4647484950
...
163
DMCA.com Protection Status