Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 476 Aku Akan Pergi ke Gedung Glori

Share

Bab 476 Aku Akan Pergi ke Gedung Glori

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-05 18:00:00
Tuan Besar Basagita langsung membawa seluruh anggota Keluarga Basagita menuju ke Kompleks Vila Bumantara secepatnya.

Saat ini, Luna sekeluarga sedang makan siang bersama Amanda sekeluarga.

Melihat kedatangan Tuan Besar Basagita dan yang lainnya, Desi tahu mereka pasti datang mencari masalah lagi.

"Ayah, ada apa?" tanya Jacky.

"Kamu bertanya padaku ada apa?! Tanyakan saja pada menantu pembawa sial kalian itu!"

Tuan Besar Basagita memelototi putranya, lalu berkata dengan tegas, "Grup Lautan Berlian meminta kita untuk menyerahkan Ardika. Besok dia harus menyerahkan nyawanya ke Gedung Glori!"

Mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, mereka yang tadinya sedang makan sudah tidak berselera makan.

Luna buru-buru berkata, "Kakek, Kakek nggak perlu memedulikan mereka. Selama Ardika bersembunyi di Kompleks Vila Bumantara, Grup Lautan Berlian nggak akan berani mengirim orang untuk menangkapnya."

Tentu saja Tuan Besar Basagita mengetahui kejadian dua puluh orang pembunuh yang ditembak mati di dalam ko
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hilman Andrean
sekali upload jgn 1 bab
goodnovel comment avatar
Ellend
dikit banget ...
goodnovel comment avatar
Fatkhur Rozzy
knp cmn 1 bab aja padahal lagi seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 477 Kuil Cetiya

    Menghadapi tindakan semena-mena Tuan Besar Basagita dan yang lainnya, Desi benar-benar tidak berdaya.Saat ini, dia juga malas untuk berdebat dengan sekelompok orang itu. Dia langsung berbalik dan naik ke lantai atas.Di balkon lantai dua, Luna sedang menggandeng lengan Ardika dengan erat dan berkata pada pria itu dengan sungguh-sungguh, "Ardika, tadi aku nggak bercanda. Besok aku akan menemanimu ke Gedung Glori, aku akan menemanimu menghadapi masalah apa pun!"Melihat air mata terus menetes membasahi pipi Luna, melihat matanya memerah dan membengkak, Ardika mengulurkan tangannya dan menyeka air mata istrinya dengan ibu jarinya.Memiliki seorang istri sebaik Luna, dia sudah sangat puas."Oke, besok kita pergi ke sana bersama. Aku ingin kamu melihat sendiri bagaimana akhir dari Edrik si bajingan itu."Semua orang beranggapan bahwa besok Ardika pergi ke Gedung Glori, pasti akan mati.Namun, Ardika sendiri tahu dia akan baik-baik saja.Karena Luna ingin ikut bersamanya, maka dia akan memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 478 Membantumu Mengambil Mayatmu

    "Ardika?"Tina sedikit kebingungan.Saat itu, Titus pergi ke pusat penahanan Kota Banyuli untuk membunuh Ardika, tetapi kembali tanpa hasil.Seluruh anggota Aliansi Lautan Berlian benar-benar kebingungan.Siapa sangka, ternyata saat itu Ardika sudah membuktikan dirinya tidak bersalah.Hal yang lebih membuat Tina penasaran adalah bagaimana cara Ardika memperoleh kepercayaan Titus.Namun, pria itu tidak menjawab pertanyaannya."Kalau begitu, mengapa Paman Titus membawaku ke sini?"Tina terpaksa mengubah pertanyaannya."Ardika yang memintaku untuk melakukannya."Titus tetap menjawab pertanyaan Tina dengan singkat.Tina makin terkejut.Di seluruh Grup Lautan Berlian, Titus hanya tunduk pada Alden dan memandang rendah semua orang. Mengapa orang sepertinya malah mendengar ucapan Ardika?!Tina juga sudah memahami kepribadian Titus.Pria itu tidak akan menjawab pertanyaan yang tidak ada artinya.Jadi, dia memutuskan untuk tidak bertanya.Dia berkata, "Paman Titus, kali ini aku pergi ke Kota Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 479 Gedung Glori

    Sebelumnya Ardika menghancurkan Keluarga Buana, Wulan bukan hanya tidak berterima kasih pada Ardika, melainkan membencinya setengah hati.Ditambah lagi dengan dendam-dendam sebelumnya, tentu saja sekarang dia sangat senang melihat Ardika sudah hampir mati.Dia berkata seolah bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, "Ardika, setelah kamu mati, nggak butuh waktu lama, Luna pasti akan melupakanmu dan menikah dengan pria lain!""Apa kamu tahu Xavier, Tuan Muda Xavier yang kemarin datang itu?""Dia lebih tampan dan lebih kaya darimu. Latar belakang keluarganya juga lebih baik dibandingkan latar belakang keluargamu. Saat itu tiba, Luna akan menjalin hubungan dengannya. Sedangkan kamu, kamu sudah menjadi hantu yang bahkan nggak punya tempat untuk menangis!""Hahaha ...."Semua anggota Keluarga Basagita tertawa terbahak-bahak.Awalnya Ardika memang tidak berencana untuk mencari perhitungan dengan orang-orang ini.Namun, begitu mendengar kata-kata keterlaluan Wulan, dia menyipitkan mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 480 Bunuh Diri Sebagai Permintaan Maaf

    Di luar pintu Gedung Glori, sekelompok orang sudah membentuk satu barisan yang panjang.Mereka adalah orang-orang yang datang untuk memperingati kematian Alden.Di antara mereka, ada banyak ketua preman dari berbagai kota dan wilayah yang datang secara khusus.Ardika juga berbaris di antara kerumunan orang-orang itu dan ikut memasuki Gedung Glori.Aula duka Alden ditempatkan di tengah aula besar lantai satu.Suasana sedih menyelimuti tempat itu. Satu per satu orang berjalan menuju ke aula duka untuk memberi penghormatan kepada Alden.Edrik mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan setangkai bunga krisan tergantung di saku jasnya. Dia tampak memasang ekspresi sedih dan memberi hormat kepada orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan kepada ayah angkatnya.Harus diakui bahwa Edrik memang sangat pandai berakting. Di mata orang lain, dia adalah seorang putra yang berbakti.Sejak Alden mati sampai sekarang, perilakunya sudah menarik hati sebagian besar anggota Aliansi Lautan Berl

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 481 Orang yang Seharusnya Bunuh Diri Adalah Kamu

    Edrik memang tidak bisa membunuh Ardika secara langsung.Kalau dia melakukan hal seperti itu, hanya akan membawa masalah bagi dirinya sendiri.Namun, kalau Ardika bunuh diri, maka pihak kantor polisi pusat tidak akan bisa datang menuntut pertanggungjawabannya.Edrik tertawa dingin dan berkata dengan nada seolah-olah dia adalah pemenang dalam permainan ini, "Ardika, kalau kamu nggak ingin istrimu sekeluarga tertimpa musibah, kamu harus menuruti ucapanku dengan patuh!"Dia yakin Ardika tidak punya pilihan lain lagi selain bunuh diri.Ardika melirik pisau di bawah kakinya, membungkukkan badannya untuk mengambil pisau tersebut, lalu mengelus bilah pisau yang tajam itu dengan jempolnya."Oke, nanti aku akan membiarkanmu menggunakan pisau ini untuk bunuh diri."Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi heran terpampang jelas di wajah Edrik.Kemudian, sorot matanya berubah menjadi sangat dingin dan tajam, aura yang sangat menakutkan juga terpancar dari tubuhnya.Dia tidak menyangka di saat sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 482 Kematian Titus

    Ucapan Titus membuat orang-orang yang berada di tempat itu menjadi makin gempar.Dengan fakta bahwa dia adalah orang yang telah membunuh Vincent dan membuat Billy melarikan diri saking ketakutannya, tentu saja ucapannya jauh lebih meyakinkan dibandingkan ucapan Tina."Paman Titus, kamu jangan dikelabui oleh Tina si wanita jalang itu."Edrik berkata dengan ekspresi gelisah, "Ayah kandungku adalah Samuel, orang yang membantu Ayah Alden dalam membentuk Aliansi Lautan Berlian bersamamu. Jadi, boleh dibilang kalian yang melihatku tumbuh dewasa.""Sedangkan wanita ini!"Dia menunjuk Tina dan berkata dengan dingin, "Dia baru bergabung dengan Grup Lautan Berlian belum lama, bahkan asal usulnya nggak jelas.""Ucapannya yang lebih bisa dipercaya atau ucapanku?""Aku yakin kalian semua punya penilaian sendiri!"Mendengar ucapan Edrik, anggota lama Aliansi Lautan Berlian yang berada di lokasi menganggukkan kepala mereka.Kalau dibandingkan dengan Edrik, secara naluriah mereka memang kurang memerca

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 483 Tarman Si Ahli Pisau

    Mendengar ucapan Tina, semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Edrik.Edrik sudah mengendalikan kebahagiaan dan semangat yang menyelimuti hatinya dan tampak tenang kembali.Dia tertawa dingin dan berkata, "Tina, apa maksudmu menuduhku seperti itu?""Semua orang melihat dengan sangat jelas. Tadi, kamu adalah orang pertama yang menghampiri Paman Titus. Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kamu terburu-buru menghampirinya? Apa kamu ingin menyembunyikan bukti tertentu?"Setelah kata-kata itu keluar dari mulut Edrik, semua orang melemparkan sorot mata curiga ke arah Tina.Saat ini, pikiran mereka semua sudah kacau balau.Mereka merasa diri mereka sedang terlibat dalam sebuah permainan pembunuhan.Mereka tidak bisa membedakan siapa yang sedang berbicara jujur dan siapa yang sedang berbohong.Tepat pada saat suasana kacau balau, sopir sekaligus orang kepercayaan Edrik menghampirinya dan berbisik ke telinganya, "Kak Edrik, kami sudah mengawasi dengan ketat Rohan dan an

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 484 Si Ahli Parang dan Si Ahli Pedang

    Tarman si Ahli Parang dan Titus si Ahli Pedang.Dua orang ini dikenal dengan sebutan si Ahli Parang dan si Ahli Pedang.Mereka merupakan dua ahli bela diri yang menggemparkan dunia preman Provinsi Denpapan dua puluh tahun yang lalu.Salah satu di antara mereka adalah pembunuh nomor satu dunia preman Provinsi Denpapan, sedangkan yang satunya lagi adalah petarung nomor satu.Selama dua puluh tahun ini, mereka berdua menarik diri mereka dari "dunia persilatan" tanpa diketahui keberadaan mereka.Walaupun demikian, dunia preman tetap tiada hentinya membicarakan dan menyebarkan informasi tentang dua tokoh hebat ini.Saat ini, setelah Tarman si Ahli Pisau dikenali oleh anggota lama Grup Lautan Berlian itu, suasana di tempat itu menjadi sangat gempar.Semua orang melemparkan pandangan mereka ke arah pria bertubuh tinggi kekar tanpa ekspresi itu.Dengan wajah yang berewokan dan bertubuh tinggi kekar, pria paruh baya itu tampak seperti sosok dewa yang luar biasa kuat!Pada saat bersamaan, semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1839 Kandidat Wali Kota

    Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1838 Grup Mitsun

    Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1837 Hidup dan Mati Keluarga Dougli

    Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1836 Semuanya Sudah Berakhir

    "Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1834 Kamu Adalah Dewa Perang

    Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1833 Komandan Draco

    Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1832 Kamu Tidak Bisa Menanggungnya

    Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status