"Eh? Apa-apaan ini? Apa yang sedang dilakukan oleh menantu idiot Keluarga Basagita itu?""Penyakit idiot itu pasti kumat lagi. Apa dia pikir Tuan Alden bisa hidup kembali dan menyelamatkannya?"Tindakan Ardika ini benar-benar di luar perkiraan semua orang dan menjadi bahan tertawaan semua orang.Mereka mengira saking ketakutannya, penyakit gila Ardika kumat lagi dan masih menaruh harapan pada Alden yang sudah mati.Semua orang tahu menantu Keluarga Basagita ini berasal dari rumah sakit jiwa.Jadi, semua orang tidak heran kalau Ardika melakukan tindakan gila apa pun."Ardika, jangan menggila di sini!"Mendengar kata-kata tidak sopan yang dilontarkan oleh Ardika pada Alden, ekspresi Tina juga berubah menjadi muram.Rohan juga berkata dengan nada mengejek, "Ardika, jangan buang-buang waktu lagi. Alden sudah mati, dia benar-benar sudah mati!"Biarpun ada dewa yang turun dari langit untuk menyelamatkan Alden, orang yang sudah terkena racun kuno Billy tidak akan bisa terselamatkan lagi!Ardi
"Ayah, apa yang terjadi pada Ayah?"Tina segera menghampiri Alden dan memapah ayah angkatnya itu keluar dari peti mati bersama beberapa anggota lama Aliansi Lautan Berlian lainnya."Nanti baru kita bicarakan lagi."Alden segera mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan menangkupkan tangannya di hadapan Ardika. "Aku benar-benar minta maaf. Aku bukan nggak ingin keluar, tapi peti matiku tersegel. Aku belum sempat meminta orang untuk membukanya."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Karena kamu sudah keluar, tangani urusanmu sendiri. Aku hanya menunggu penjelasan darimu."Tina dan yang lainnya melemparkan sorot mata kebingungan ke arah Ardika.Walaupun hati mereka dipenuhi oleh berbagai pertanyaan, tetapi paling tidak saat ini mereka sudah menyadari satu hal.Tujuan tindakan Ardika tadi bukan untuk menghancurkan peti mati, melainkan mengeluarkan Alden dari dalam peti mati.Rohan menunjuk Alden seperti melihat hantu dan berkata, "Alden, kamu, kamu ...."Alden berkata dengan acuh tak acu
"Atas saran dari Tuan Vrenzent, aku hanya bisa bertaruh!"Setelah berbicara panjang lebar, Alden melirik Edrik yang wajahnya sudah pucat pasi seperti secarik kertas putih dan berkata dengan nada sedikit dingin, "Jadi, aku terpaksa mengikuti permainan mereka, membiarkan pengkhianat menggunakan penyebab racun kumat untuk membuat racun di dalam tubuhku kumat, lalu memasuki kondisi mati suri.""Tuan Vrenzent memang layak disebut sebagai dokter genius nomor satu di Provinsi Denpapan. Setelah mengetahui penyebab racunku kumat dengan jelas, dia langsung menemukan cara untuk mengobatiku.""Selama aku berbaring di dalam peti mati dua hari ini, proses pengeluaran racun di dalam tubuhku sedang berlangsung.""Hingga dini hari ini, aku baru sadar kembali."Alden menceritakan kejadian yang menimpanya dengan singkat dan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Saat ini, kerumunan orang di sana sudah mulai berdiskusi satu sama lain.Vrenzent memang layak disebut sebagai dokter genius nomor satu di P
"Eh? Bagaimana mungkin Tarman si Ahli Parang juga takut pada Titus? Dia sengaja menggunakan alasan seperti ini untuk melarikan diri karena nggak berani bertarung melawan Titus?"Sontak saja tindakan Tarman itu membuat suasana di dalam Gedung Glori heboh seketika.Semua orang melemparkan sorot mata penuh hormat ke arah Titus.Si Ahli Pedang yang sudah mundur dari "dunia persilatan" selama dua puluh tahun, begitu muncul kembali, dia tidak hanya langsung membunuh ahli bela diri nomor satu di antara para bawahan Billy, bahkan Tarman si Ahli Parang yang menempati kedudukan setara dengannya saja mundur teratur!Namun, Titus malah melirik Ardika.Dia mengamati dengan jelas ekspresi Tarman sebelum pergi.Sebenarnya, orang yang ditakuti oleh Tarman adalah Ardika! Karena itulah, lawannya itu memilih untuk langsung meninggalkan tempat ini!Begitu Tarman pergi, situasi Rohan yang ditinggalkan olehnya berubah menjadi canggung.Dia ingin sekali melarikan diri di saat semua orang tidak memperhatikann
Di mata para anggota lama Grup Lautan Berlian, Edrik sudah seperti anggota keluarga mereka sendiri.Sementara itu, Tina hanya orang luar yang tidak jelas asal usulnya.Alden berniat untuk menyerahkan posisinya kepada Tina, kalau mereka berada di posisi Edrik, mereka juga tidak bisa menerima hal itu.Edrik hanya melakukan tindakan yang ekstrem.Saat itu juga, beberapa anggota lama Grup Lautan Berlian maju untuk membela Edrik. Mereka ingin menyelamatkan nyawa Edrik."Kak Alden, Edrik benar. Edrik adalah anak yang kami lihat tumbuh dewasa. Dia pasti termakan oleh omongan orang lain dan melakukan tindakan gegabah itu.""Benar, Kak Alden. Jangan Edrik yang masih kurang berpengalaman, bahkan Kak Alden sendiri saja nggak tahu keracunan racun kuno Billy. Mungkin saja dia sudah diberi obat oleh orang lain sampai-sampai kemampuan berpikirnya terganggu.""Sebagai generasi tuanya, seharusnya kita memberi kesempatan padanya untuk memperbaiki kesalahannya ...."Mendengar ucapan para anggota lama Gru
Ejekan demi ejekan, makian demi makian bagaikan gelombang pasang yang menyapu Ardika.Tidak ada seorang pun yang menganggap serius Ardika, mereka semua menganggap remeh permintaan yang diajukan oleh Ardika.Di mata mereka, Ardika sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk mengajukan permintaan pada mereka.Walaupun sebelumnya Grup Lautan Berlian sudah menuduhnya tak berdasar, mereka sama sekali tidak peduli.Sekarang, dia sudah bisa membuktikan dirinya tidak bersalah dan menyelamatkan nyawanya sendiri adalah sebuah keberuntungan baginya.Seharusnya Ardika sudah berterima kasih, bukan malah meminta orang lain untuk meminta maaf padanya dan keluarganya.Ardika tidak memedulikan orang-orang itu, dia hanya mengalihkan pandangannya ke arah Alden.Kemudian, dia mengajukan satu permintaan yang semua orang anggap lebih keterluan, lebih gila dan lebih cari mati!Ardika berkata dengan dingin, "Alden, karena kamu memutuskan untuk mengikuti permainan lawanmu dan menyeretku yang nggak bersalah in
Alden mengatupkan tangannya dan berkata, "Tuan Ardika, jangan berbicara seperti itu. Nanti aku akan mengundangmu ke ruanganku untuk minum teh dan menyerahkan hadiah permintaan maafku kepadamu secara pribadi."Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak butuh hadiah darimu."Orang-orang yang berada di tempat itu sudah tidak tahan melihat perilaku Ardika lagi."Ardika, Tuan Alden adalah raja preman, dia adalah sosok yang terhormat.""Sedangkan kamu, hanya seorang menantu keluarga kaya kelas dua yang rendahan seperti Keluarga Basagita.""Tuan Alden bersedia berbicara denganmu saja sudah cukup menghargaimu. Jangan nggak tahu diri!"Melihat Ardika akan menjadi target makian orang banyak lagi, Tina buru-buru menghampirinya dan menegurnya dengan suara kecil, "Ardika, ayahku sudah setuju untuk meminta maaf padamu. Jangan bertindak keterlaluan!""Kalau kamu nggak mempertimbangkan harga diri ayahku, biarpun ayahku berbesar hati, belum tentu orang lain juga berbesar hati.""Mungkin saj
Suara ini jelas-jelas terdengar sangat tenang dan santai.Namun, begitu beberapa patah kata itu keluar dari mulut pembicaranya, suasana di dalam aula besar langsung hening seketika.Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.Detik berikutnya, sebagian kecil dari kerumunan orang-orang itu langsung menunjukkan ekspresi ketakutan.Kemudian, perasaan takut itu bagaikan sebuah penyakit menular yang langsung menjalar dan meliputi hati semua orang di dalam aula besar tersebut.Bahkan, setelah tertegun sejenak, tubuh Alden sendiri mulai gemetaran.Tiba-tiba, dia membungkukkan tubuhnya.Saking ketakutannya, suaranya menjadi meninggi. "Alden memberi hormat kepada Komandan Draco!""Kami memberi hormat kepada Komandan Draco!"Detik berikutnya, suara orang-orang yang memberi salam kepada Draco langsung menggema di seluruh Gedung Glori.Seperti padi yang menunduk karena tertiup angin kencang, mereka semua langsung membungkukkan badan mereka di hadapan Draco.Saat ini, ada banya