Suara ini jelas-jelas terdengar sangat tenang dan santai.Namun, begitu beberapa patah kata itu keluar dari mulut pembicaranya, suasana di dalam aula besar langsung hening seketika.Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.Detik berikutnya, sebagian kecil dari kerumunan orang-orang itu langsung menunjukkan ekspresi ketakutan.Kemudian, perasaan takut itu bagaikan sebuah penyakit menular yang langsung menjalar dan meliputi hati semua orang di dalam aula besar tersebut.Bahkan, setelah tertegun sejenak, tubuh Alden sendiri mulai gemetaran.Tiba-tiba, dia membungkukkan tubuhnya.Saking ketakutannya, suaranya menjadi meninggi. "Alden memberi hormat kepada Komandan Draco!""Kami memberi hormat kepada Komandan Draco!"Detik berikutnya, suara orang-orang yang memberi salam kepada Draco langsung menggema di seluruh Gedung Glori.Seperti padi yang menunduk karena tertiup angin kencang, mereka semua langsung membungkukkan badan mereka di hadapan Draco.Saat ini, ada banya
"Tina?"Draco mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang tidak disukainya itu.Wanita itu selalu saja berlagak pintar dan mempersulit bosnya.Walaupun bosnya tidak mempermasalahkan hal itu, tetapi dia sudah beberapa kali ingin memberi pelajaran kepada wanita itu.Namun, sayang sekali wanita itu memiliki hubungan yang sangat dekat dan dalam dengan Luna.Tentu saja dia tidak berani menyinggung Luna.Tina berkata dengan sikap hormat yang tidak berlebihan, "Aku memberi hormat kepada Komandan Draco. Ya, benar. Aku adalah Tina."Walaupun tidak bisa memberi pelajaran kepada Tina secara langsung, Draco tidak bisa menahan diri untuk melontarkan beberapa patah kata peringatan kepada wanita itu, agar kelak wanita itu tidak bertindak keterlaluan lagi."Tina, jangan karena mengandalkan identitasmu sebagai adik sepupu Thomas, kamu bisa memandang rendah siapa pun.""Walau hubunganku dengan Thomas memang cukup baik, kalau kamu berani membuat masalah lagi, aku juga nggak akan mempertimbangkannya lagi
Alden berlutut secara refleks.Sebenarnya, hingga saat ini dia masih belum berani memercayai bahwa Ardika adalah dewa perang!Namun, sikap Draco terhadap Ardika sudah menjelaskan segalanya.Selain sang dewa perang, siapa lagi di dunia ini yang bisa memerintahkan Draco sesuka hati?!Alden benar-benar terkejut.Ardika yang dikenal sebagai menantu benalu yang tidak bisa apa-apa oleh semua orang Kota Banyuli, ternyata identitas aslinya adalah dewa perang paling muda sepanjang sejarah Negara Nusantara!Sebenarnya, orang-orang yang memandang rendah dirinya dan mengejeknya adalah orang-orang yang benar-benar konyol!Ardika menatap Alden dan berkata dengan acuh tak acuh, "Alden, apa kamu menyetujui empat permintaan yang baru saja kuajukan?"Kalau sebelumnya Alden langsung menyetujui semua permintaannya, dia juga tidak perlu bertindak sejauh ini."Aku menyetujui semuanya!" kata Alden tanpa ragu.Tidak hanya itu, dia juga berinsiatif berkata, "Kali ini, aku benar-benar bersalah sudah menyeret Tu
"Baik, Tuan Ardika!"Ekspresi Alden tampak serius, dia berencana menyembunyikan hal itu selamanya."Aku memang pantas mati!"Sementara itu, Edrik yang sedang berlutut di sana sama sekali tidak berharap bisa mempertahankan nyawanya lagi. Diam-diam, dia meraih pisau di hadapannya."Pfffttt!"Begitu pisau itu menyayat nadinya, Edrik langsung tergeletak dalam genangan darah.Ardika hanya melirik mayat yang tidak layak dikasihani itu dengan dingin, lalu berbalik dan pergi.Tepat pada saat ini, begitu melihat Draco sudah pergi, orang-orang yang sebelumnya diusir keluar baru mengumpulkan keberanian mereka untuk memasuki aula besar.Siapa sangka, begitu memasuki aula, mereka melihat adegan Edrik bunuh diri."Edrik benar-benar bunuh diri!"Orang-orang itu saling melempar pandangan, lalu mereka segera menoleh untuk melihat sosok bayangan Ardika.Namun, sosok bayangan Ardika sudah menghilang di depan pintu.Alden menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan mengumumkan satu hal. Mulai hari in
"Dia memperoleh informasi bahwa ada orang yang bunuh diri dengan menggunakan pisau di dalam Gedung Glori!"Setelah Wisnu selesai berbicara, anggota Keluarga Basagita melemparkan pandangan satu sama lain, lalu tertawa terbahak-bahak."Orang yang bunuh diri itu pasti adalah Ardika!""Dendam Grup Lautan Berlian sudah terbalaskan. Setelah pembawa sial itu mati, Grup Lautan Berlian nggak akan membalas dendam kepada Keluarga Basagita lagi!"Semua anggota Keluarga Basagita tampak menari-nari dengan senang.Namun, saking sedih sekaligus marah, Luna sampai tidak sadarkan diri.Desi dan yang lainnya buru-buru menekan-nekan titik di antara hidung dan bibirnya. Setelah melakukan upaya selama beberapa saat, Luna baru sadar kembali."Aku ingin pergi menemui Ardika untuk terakhir kalinya!"Saat ini, pandangan Luna tampak kosong dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di tubuhnya. Melihat putrinya menjadi seperti itu, Desi terkejut bukan main.Dia takut putrinya tidak bisa menerima kenyataan ini dan berpi
Tuan Besar Basagita menatap Ardika dengan lekat dan bertanya dengan gugup, "Ardika, kenapa kamu bisa pulang hidup-hidup? Apa kamu sama sekali nggak pergi ke Gedung Glori?!"Begitu mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, ekspresi orang-orang lainnya langsung berubah menjadi gugup.Biarpun bisa menghindar untuk sementara waktu, mereka tidak bisa menghindar selamanya.Kalau Ardika tidak pergi ke Gedung Glori untuk bunuh diri menebus kesalahannya, maka nanti Grup Lautan Berlian pasti akan membalas dendam kepada Keluarga Basagita!Sorot mata Wisnu dan yang lainnya terhadap Ardika langsung berubah menjadi berbahaya.Dia bersiap untuk mengikat Ardika dan menyerahkan pria itu ke Gedung Glori secara paksa!Tentu saja Ardika tahu pemikiran orang-orang itu, dia berkata tanpa ekspresi, "Aku sudah pergi ke sana dan sudah kembali lagi."Wulan berkata dengan marah, "Kamu sedang membohongi siapa? Bagaimana mungkin anggota Grup Lautan Berlian melepaskanmu begitu saja? Kulihat kamu pasti bersembunyi di su
Sambil berlutut, Tuan Besar Basagita memberi penjelasan dengan terbata-bata. "Maaf ... maaf semuanya. Aku bersalah. Aku hanya berbicara omong kosong, aku nggak mengendalikan mulut sialanku ini dengan baik!"Satu demi satu tamparan dia layangkan ke wajahnya sendiri.Sementara itu, anggota Keluarga Basagita lainnya sudah gemetaran saking ketakutannya. Tidak ada seorang pun yang berani maju untuk menghentikan Tuan Besar Basagita."Huh! Berani-beraninya kamu bersikap nggak sopan pada Tuan Alden! Apa kamu pikir hanya dengan menampar dirimu sendiri saja, maka masalah sudah selesai?""Tuan Besar Basagita, aku serius saat memintamu untuk menyiapkan peti mati untuk dirimu sendiri tadi," kata Bromo dengan ekspresi ganas.Begitu mendengar ucapan Bromo, Tuan Besar Basagita makin ketakutan sampai-sampai jiwanya seakan-akan sudah meninggalkan raganya.Saat ini, Ardika yang dari tadi hanya menyaksikan Tuan Besar Basagita menampar wajahnya sendiri merasa sangat senang. Tiba-tiba, dia berkata dengan di
Tuan Besar Basagita yang baru saja merangkak bangkit dari lantai, dengan surat permintaan maaf itu dalam genggamannya, bahkan janggut pria tua itu tampak bergetar saking bersemangatnya!"Eh ... eh ... eh .... Daripada mengatakan kita adalah mitra yang diutamakan oleh mereka, ini lebih cocok disebut dengan janji Grup Lautan Berlian untuk melindungi Keluarga Basagita!""Dengan kekuatan dunia preman Grup Lautan Berlian, kelak di Kota Banyuli, selain tiga keluarga besar, siapa lagi yang berani mencari masalah dengan Keluarga Basagita?"Mendengar ucapan Tuan Besar Basagita, anggota Keluarga Basagita lainnya juga senang bukan main.Dengan adanya kekuatan dunia preman yang luar biasa besar seperti Grup Lautan Berlian yang menjadi pendukung mereka, ke depannya mereka bisa menjalani hidup mereka dengan tenang!Tiba-tiba, seorang anggota Keluarga Basagita berkata, "Tadi Tuan Bromo mengatakan, surat permintaan maaf dari Grup Lautan Berlian ini adalah permintaan Ardika?"Dalam sekejap, pandangan s
Tina memilih untuk menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan orang-orang Keluarga Citora, ini adalah cara yang paling cepat untuk melebur dengan penduduk lokal ibu kota provinsi, jalan pintas agar berbagai pihak dunia preman tempat ini menganggap dirinya sebagai orang sendiri.Selain itu, beberapa orang murid Haron yang mengalami kejatuhan signifikan dan menjalani kehidupan yang sulit itu, juga bukan pecundang.Saat ini, mereka hanya kekurangan sebuah kesempatan.Tina bersedia memberi mereka kesempatan ini, mereka pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja. Pada saat bersamaan, orang-orang ini juga bisa menjadi senjata bagi Tina untuk menyerang."Hmm, biarkan saja dia yang mengambil tindakan sendiri. Panggil Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke ibu kota provinsi untuk membantunya."Ardika melambaikan tangannya.Awalnya dia ingin memberi arahan dan bimbingan pada Tina, bahkan diam-diam membantu wanita itu dari belakang. Ya, bagaimanapun juga, wanita itu adalah sahabat istriny
Leane tertegun sejenak, lalu berkata dengan nada bicara iri, "Tokoh besar mana yang makan di Restoran Siam? Bisa-bisanya mobilnya adalah Rolls-Royce! Bahkan Tuan Muda Kalris juga nggak memenuhi kualifikasi untuk mengendarai mobil mewah selevel itu, bukan?""Kalau dilihat dari punggung orang yang masuk ke dalam mobil itu, sepertinya dia masih cukup muda. Andai saja Jeslin bisa mengenalnya."Mendengar ucapan istrinya, Sutandi mendengus dingin.'Ckck, wanita ini benar-benar serakah. Bahkan Kalris saja belum bisa dia taklukkan, sekarang dia menginginkan menantu dengan level yang lebih tinggi lagi.'Jeslin juga menatap Rolls-Royce yang sudah menjauh itu dengan sorot mata iri. Namun, dia segera mengerutkan keningnya.Ayah dan ibunya sudah lanjut usia, penglihatan mereka sudah menurun, jadi tidak melihat dengan jelas.Namun, dia malah merasa punggung sosok tadi sangat mirip dengan Ardika."Nggak mungkin!""Ardika adalah seorang pecundang, nggak mungkin dia!"Jeslin menggelengkan kepalanya den
Mendengar ucapan pelayan, Sutandi sekeluarga tercengang."Sudah dibayar?"Leane mengalihkan pandangannya ke arah putrinya dan berkata, "Jeslin, telepon Tuan Muda Kalris, pasti dia yang membayarnya.""Tuan Muda Kalris benar-benar orang yang sangat baik. Setelah dibuat kesal setengah mati oleh Ardika si sialan itu, hanya datang tanpa makan, dia bahkan membantu membayar, membuat kita nggak enak hati saja."Jeslin buru-buru menghubungi Kalris."Tuan Muda Kalris, terima kasih sudah membayar tagihan makan. Ibuku memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf padamu. Mengenai kejadian hari ini, kami benar-benar minta maaf.""Ah ... bayar tagihan makan? Oh, oh, itu sudah seharusnya."Kalris sendiri juga kebingungan. Dia pergi meninggalkan restoran begitu saja, bagaimana mungkin dia tahu siapa yang membayar tagihan makan?Namun, berhubung Jeslin sekeluarga merasa dirinya yang membayar, dia juga malas memberi penjelasan lagi. Sambil tersenyum, dia berkata, "Jeslin, tolong beri tahu Bibi, Restoran
Mengingat Sutandi, ayahnya ingin dirinya untuk menikah dengan Ardika, Jeslin langsung merasa mual.Selain itu, biasanya hubungan ayah dan ibunya selalu harmonis. Akan tetapi, hari ini mereka bertengkar bahkan sampai mencapai tahapan akan bercerai karena Ardika.Jadi, sorot mata kebencian yang ditujukan oleh Jeslin terhadap Ardika kian mendalam."Silakan pergi dari sini, keluarga kami nggak menerimamu!"Jeslin mengulurkan lengannya yang putih mulus, lalu menunjuk ke arah pintu ruang pribadi.Sutandi mendengus dingin, lalu menegur putrinya, "Jeslin, jaga sikapmu! Cepat minta maaf pada Ardika!""Pak Sutandi, jangan salahkan Jeslin."Ardika berkata, "Semua ini salahku, seharusnya hari ini aku nggak muncul di sini.""Pak Sutandi, terima kasih sudah menjagaku, tapi aku merasa aku nggak membutuhkannya lagi.""Sebenarnya, tujuan kedatanganku ke ibu kota provinsi kali ini adalah untuk menangani beberapa hal. Tempat tinggalku sudah diatur sejak awal, nggak perlu merepotkan kalian lagi.""Lain ka
Mendengar ucapan Sutandi ini, Ardika mengangkat alisnya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Pak Sutandi, siapa penyelamat itu?"Memanfaatkan waktu ini, Sutandi segera meneguk air. Setelah menenangkan dirinya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu. Aku hanya tahu dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, agak mirip denganmu, seharusnya dia adalah keluargamu yang sesungguhnya."Keluarga yang sesungguhnya.Alasan Sutandi mengatakan demikian adalah, karena dia tahu Keluarga Mahasura bukanlah keluarga Ardika yang sesungguhnya.Lebih tepatnya, Ardika adalah anak yang tinggal di Provinsi Denpapan dan dititipkan pada Keluarga Mahasura.Itulah sebabnya orang-orang Keluarga Mahasura memperlakukannya seperti itu.Masih lumayan kalau Sutandi tidak membahas hal itu. Begitu dia membahasnya, emosi Leane langsung meledak."Sutandi, dasar sialan! Berani-beraninya kamu membahas hal itu?!""Saat itu, kalau bukan karena kamu berlagak suci dan banyak ikut campur, apa Keluarga
"Sutandi, kami akan mentraktir makan lain kali ...."Satu per satu dari tamu undangan lainnya juga mencari alasan dan pergi.Namun, sebelum berjalan keluar dari ruang pribadi, setiap orang itu secara khusus menatap Ardika sejenak, seolah-olah ingin mengingat paras pria itu dengan baik dalam benak mereka.Namun, sorot mata orang-orang ini diliputi dengan kekaguman sekaligus acuh tak acuh.Hal yang membuat mereka kagum adalah, mereka mendapati pemuda yang berasal dari Kota Banyuli, sebuah tempat kecil itu, memang memiliki sedikit kemampuan.Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa membuat Kalris ketakutan setengah mati, sampai-sampai berlutut dan bersujud, memohon pengampunan sambil menangis, lalu pergi dengan tergesa-gesa.Memiliki kemampuan seperti ini saja sudah tidak biasa bagi orang biasa.Namun, sayang sekali.Pemuda ini tidak mengerti hukum untuk bertahan di kota besar seperti ibu kota provinsi.Cara menangani sesuatu dengan menggunakan trik-trik cerdas, mungkin cocok
Melihat Ardika tidak menyangkal, Kalris langsung mengangkat lengan bajunya, menyeka air matanya.Kemudian, dia langsung bangkit, lalu menunjuk Ardika dan berteriak dengan marah, "Ardika, bagus, bagus! Berani-beraninya kamu berpura-pura menjadi ketua cabang!""Sudah kuduga, ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, sosok yang memiliki identitas luar biasa ini, bahkan pamanku bertemu dengannya, juga harus memberi hormat padanya.""Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang sudah diusir sepertimu bisa menduduki posisi sebagai ketua cabang?!""Pecundang sepertimu hanya bisa berlagak hebat!"Leane berteriak dengan marah pada Ardika, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Kalris. Kalau nggak bersujud sampai seratus kali, kamu nggak boleh berdiri!"Ardika tidak memedulikan Leane, dia hanya menatap Kalris dengan seulas senyum tipis dan berkata, "Tuan Muda Kalris, aku lebih menyukai sikap sombongmu ini.""Tapi, apa kamu nggak penasaran mengapa seorang pecundang sepertiku bisa mengetahui rahasi
Saat ini, Kalris berlutut di hadapan Ardika, sangat merendah, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu.Kalris tidak hanya berlutut di hadapan Ardika, tetapi juga bersujud dan meminta maaf padanya tanpa henti?Ardika adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa?Sutandi dan Leane tercengang.Jeslin juga tercengang.Terutama Jeslin. Menyaksikan pemandangan di hadapannya itu, dia sudah hampir menggila.Detik sebelumnya, dia masih sangat mengagumi Kalris, merasa hanya pria yang memiliki status dan kedudukan seperti Kalris yang pantas untuknya.Namun, sekarang Kalris malah berlutut di hadapan Ardika yang dia pandang rendah seperti seekor anjing.Kesenjangan ini benar-benar terlalu besar. Untuk sesaat, dia tidak bisa bereaksi sama sekali.Leane adalah orang pertama yang bereaksi. Tidak tahu terpikir akan apa, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Dia buru-buru melangkah maju untuk memapah Kal
"Ada apa, Kalris? Apa kamu nggak enak badan?"Melihat raut wajah Kalris memucat serta bulir-bulir keringat dingin membasahi kening calon menantu idamannya itu, Leane segera melangkah maju untuk memapah Kalris.Namun, kali ini Kalris malah menepis tangan Leane secara refleks."Katakan!""Bagaimana kamu bisa tahu ketua kami mati di Kota Banyuli?!"Kalris menatap Ardika dengan lekat.Semua orang menyadari bibirnya sudah mulai gemetaran, kedua kakinya juga gemetaran.Apa dia sedang ketakutan?Bisa-bisanya Kalris takut pada Ardika?Semua orang di tempat itu merasa kebingungan. Mereka membelalak, tidak berani berbicara."Karena kamu masih bisa menyadari kejanggalan melalui beberapa patah kata yang kuucapkan, kulihat kamu masih belum sebodoh itu."Ardika mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut. Kemudian, dia tenang kembali dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak hanya tahu ketua cabang kalian mati di Kota Banyuli.""Aku bahkan tahu dia bernama Sirilus, putranya bernama Valtino, adik p