Edrik memang tidak bisa membunuh Ardika secara langsung.Kalau dia melakukan hal seperti itu, hanya akan membawa masalah bagi dirinya sendiri.Namun, kalau Ardika bunuh diri, maka pihak kantor polisi pusat tidak akan bisa datang menuntut pertanggungjawabannya.Edrik tertawa dingin dan berkata dengan nada seolah-olah dia adalah pemenang dalam permainan ini, "Ardika, kalau kamu nggak ingin istrimu sekeluarga tertimpa musibah, kamu harus menuruti ucapanku dengan patuh!"Dia yakin Ardika tidak punya pilihan lain lagi selain bunuh diri.Ardika melirik pisau di bawah kakinya, membungkukkan badannya untuk mengambil pisau tersebut, lalu mengelus bilah pisau yang tajam itu dengan jempolnya."Oke, nanti aku akan membiarkanmu menggunakan pisau ini untuk bunuh diri."Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi heran terpampang jelas di wajah Edrik.Kemudian, sorot matanya berubah menjadi sangat dingin dan tajam, aura yang sangat menakutkan juga terpancar dari tubuhnya.Dia tidak menyangka di saat sep
Ucapan Titus membuat orang-orang yang berada di tempat itu menjadi makin gempar.Dengan fakta bahwa dia adalah orang yang telah membunuh Vincent dan membuat Billy melarikan diri saking ketakutannya, tentu saja ucapannya jauh lebih meyakinkan dibandingkan ucapan Tina."Paman Titus, kamu jangan dikelabui oleh Tina si wanita jalang itu."Edrik berkata dengan ekspresi gelisah, "Ayah kandungku adalah Samuel, orang yang membantu Ayah Alden dalam membentuk Aliansi Lautan Berlian bersamamu. Jadi, boleh dibilang kalian yang melihatku tumbuh dewasa.""Sedangkan wanita ini!"Dia menunjuk Tina dan berkata dengan dingin, "Dia baru bergabung dengan Grup Lautan Berlian belum lama, bahkan asal usulnya nggak jelas.""Ucapannya yang lebih bisa dipercaya atau ucapanku?""Aku yakin kalian semua punya penilaian sendiri!"Mendengar ucapan Edrik, anggota lama Aliansi Lautan Berlian yang berada di lokasi menganggukkan kepala mereka.Kalau dibandingkan dengan Edrik, secara naluriah mereka memang kurang memerca
Mendengar ucapan Tina, semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Edrik.Edrik sudah mengendalikan kebahagiaan dan semangat yang menyelimuti hatinya dan tampak tenang kembali.Dia tertawa dingin dan berkata, "Tina, apa maksudmu menuduhku seperti itu?""Semua orang melihat dengan sangat jelas. Tadi, kamu adalah orang pertama yang menghampiri Paman Titus. Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kamu terburu-buru menghampirinya? Apa kamu ingin menyembunyikan bukti tertentu?"Setelah kata-kata itu keluar dari mulut Edrik, semua orang melemparkan sorot mata curiga ke arah Tina.Saat ini, pikiran mereka semua sudah kacau balau.Mereka merasa diri mereka sedang terlibat dalam sebuah permainan pembunuhan.Mereka tidak bisa membedakan siapa yang sedang berbicara jujur dan siapa yang sedang berbohong.Tepat pada saat suasana kacau balau, sopir sekaligus orang kepercayaan Edrik menghampirinya dan berbisik ke telinganya, "Kak Edrik, kami sudah mengawasi dengan ketat Rohan dan an
Tarman si Ahli Parang dan Titus si Ahli Pedang.Dua orang ini dikenal dengan sebutan si Ahli Parang dan si Ahli Pedang.Mereka merupakan dua ahli bela diri yang menggemparkan dunia preman Provinsi Denpapan dua puluh tahun yang lalu.Salah satu di antara mereka adalah pembunuh nomor satu dunia preman Provinsi Denpapan, sedangkan yang satunya lagi adalah petarung nomor satu.Selama dua puluh tahun ini, mereka berdua menarik diri mereka dari "dunia persilatan" tanpa diketahui keberadaan mereka.Walaupun demikian, dunia preman tetap tiada hentinya membicarakan dan menyebarkan informasi tentang dua tokoh hebat ini.Saat ini, setelah Tarman si Ahli Pisau dikenali oleh anggota lama Grup Lautan Berlian itu, suasana di tempat itu menjadi sangat gempar.Semua orang melemparkan pandangan mereka ke arah pria bertubuh tinggi kekar tanpa ekspresi itu.Dengan wajah yang berewokan dan bertubuh tinggi kekar, pria paruh baya itu tampak seperti sosok dewa yang luar biasa kuat!Pada saat bersamaan, semua
"Eh? Apa-apaan ini? Apa yang sedang dilakukan oleh menantu idiot Keluarga Basagita itu?""Penyakit idiot itu pasti kumat lagi. Apa dia pikir Tuan Alden bisa hidup kembali dan menyelamatkannya?"Tindakan Ardika ini benar-benar di luar perkiraan semua orang dan menjadi bahan tertawaan semua orang.Mereka mengira saking ketakutannya, penyakit gila Ardika kumat lagi dan masih menaruh harapan pada Alden yang sudah mati.Semua orang tahu menantu Keluarga Basagita ini berasal dari rumah sakit jiwa.Jadi, semua orang tidak heran kalau Ardika melakukan tindakan gila apa pun."Ardika, jangan menggila di sini!"Mendengar kata-kata tidak sopan yang dilontarkan oleh Ardika pada Alden, ekspresi Tina juga berubah menjadi muram.Rohan juga berkata dengan nada mengejek, "Ardika, jangan buang-buang waktu lagi. Alden sudah mati, dia benar-benar sudah mati!"Biarpun ada dewa yang turun dari langit untuk menyelamatkan Alden, orang yang sudah terkena racun kuno Billy tidak akan bisa terselamatkan lagi!Ardi
"Ayah, apa yang terjadi pada Ayah?"Tina segera menghampiri Alden dan memapah ayah angkatnya itu keluar dari peti mati bersama beberapa anggota lama Aliansi Lautan Berlian lainnya."Nanti baru kita bicarakan lagi."Alden segera mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan menangkupkan tangannya di hadapan Ardika. "Aku benar-benar minta maaf. Aku bukan nggak ingin keluar, tapi peti matiku tersegel. Aku belum sempat meminta orang untuk membukanya."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Karena kamu sudah keluar, tangani urusanmu sendiri. Aku hanya menunggu penjelasan darimu."Tina dan yang lainnya melemparkan sorot mata kebingungan ke arah Ardika.Walaupun hati mereka dipenuhi oleh berbagai pertanyaan, tetapi paling tidak saat ini mereka sudah menyadari satu hal.Tujuan tindakan Ardika tadi bukan untuk menghancurkan peti mati, melainkan mengeluarkan Alden dari dalam peti mati.Rohan menunjuk Alden seperti melihat hantu dan berkata, "Alden, kamu, kamu ...."Alden berkata dengan acuh tak acu
"Atas saran dari Tuan Vrenzent, aku hanya bisa bertaruh!"Setelah berbicara panjang lebar, Alden melirik Edrik yang wajahnya sudah pucat pasi seperti secarik kertas putih dan berkata dengan nada sedikit dingin, "Jadi, aku terpaksa mengikuti permainan mereka, membiarkan pengkhianat menggunakan penyebab racun kumat untuk membuat racun di dalam tubuhku kumat, lalu memasuki kondisi mati suri.""Tuan Vrenzent memang layak disebut sebagai dokter genius nomor satu di Provinsi Denpapan. Setelah mengetahui penyebab racunku kumat dengan jelas, dia langsung menemukan cara untuk mengobatiku.""Selama aku berbaring di dalam peti mati dua hari ini, proses pengeluaran racun di dalam tubuhku sedang berlangsung.""Hingga dini hari ini, aku baru sadar kembali."Alden menceritakan kejadian yang menimpanya dengan singkat dan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Saat ini, kerumunan orang di sana sudah mulai berdiskusi satu sama lain.Vrenzent memang layak disebut sebagai dokter genius nomor satu di P
"Eh? Bagaimana mungkin Tarman si Ahli Parang juga takut pada Titus? Dia sengaja menggunakan alasan seperti ini untuk melarikan diri karena nggak berani bertarung melawan Titus?"Sontak saja tindakan Tarman itu membuat suasana di dalam Gedung Glori heboh seketika.Semua orang melemparkan sorot mata penuh hormat ke arah Titus.Si Ahli Pedang yang sudah mundur dari "dunia persilatan" selama dua puluh tahun, begitu muncul kembali, dia tidak hanya langsung membunuh ahli bela diri nomor satu di antara para bawahan Billy, bahkan Tarman si Ahli Parang yang menempati kedudukan setara dengannya saja mundur teratur!Namun, Titus malah melirik Ardika.Dia mengamati dengan jelas ekspresi Tarman sebelum pergi.Sebenarnya, orang yang ditakuti oleh Tarman adalah Ardika! Karena itulah, lawannya itu memilih untuk langsung meninggalkan tempat ini!Begitu Tarman pergi, situasi Rohan yang ditinggalkan olehnya berubah menjadi canggung.Dia ingin sekali melarikan diri di saat semua orang tidak memperhatikann
Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng
Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut
Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang
"Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk
Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,
Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,
Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu
Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter