Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 2051 - Chapter 2060

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 2051 - Chapter 2060

2265 Chapters

Bab 2051 Menukar Tempat Duduk

Panggilan telepon dengan Sutandi ini, membuat perasaan mengganggu yang menyelimuti hati Ardika karena Grup Mitsun, langsung berkurang banyak."Plak ...."Tepat pada saat Ardika hendak memejamkan mata untuk beristirahat sejenak, tiba-tiba saja pundaknya dipukul oleh seseorang.Telapak tangan itu sangat besar, juga sangat kuat, langsung memberikan orang sensasi tekanan yang besar.Namun, Ardika jelas tidak merasakan gejolak emosi apa pun akibat sensasi tekanan besar seperti itu. Begitu dia membuka matanya, dia melihat seorang pria botak bertubuh kekar dengan ekspresi sedikit ganas tengah berdiri di sampingnya. Tangan besar pria itu ditempatkan di bahunya."Sobat, boleh tukar tempat duduk?"Pria botak itu bertanya dengan santai. Dia menunjuk tempat duduk di samping Ardika dan berkata, "Aku bersama pacarku, tapi nggak berhasil mendapatkan tempat duduk yang berdampingan."Di belakangnya, seorang wanita muda yang sangat cantik, berpakaian menunjukkan pinggangnya, sedang memainkan ponsel tanp
Read more

Bab 2052 Bertemu Pak Hafa Lagi

Suasana di gerbong langsung berubah menjadi sangat hening.Tidak ada yang menyangka ketenangan yang ditunjukkan oleh Ardika sebelumnya adalah awal dari penyerangannya.Di hadapan Ardika, pria botak bertubuh kekar dengan ekspresi ganas itu, sangat lemah bagaikan seekor anak ayam, yang bisa dikendalikan olehnya sesuka hatinya.Di tengah suasana hening ini, Ardika menyeret pria botak itu ke arah pintu gerbong tanpa ekspresi, lalu membalikkan tubuh pria itu."Bawa semua uang ini dan kembali ke gerbong tigamu."Setelah melontarkan satu kalimat ini dengan sangat tenang, Ardika langsung mengangkat kakinya dan melayangkan satu tendangan ke bokong pria botak tersebut."Bam!"Pria botak itu langsung menerjang masuk ke gerbong tiga, memicu teriakan terkejut.Sementara itu, di gerbong sini, di bawah tatapan kagum maupun ketakutan semua orang, Ardika berjalan kembali ke tempat duduknya dengan tenang."Permisi."Wanita cantik itu tengah tercengang menatap Ardika. Tiba-tiba saja, dia disadarkan oleh
Read more

Bab 2053 Kesempatan untuk Membalas Dendam

"Tapi, tampaknya murid Pak Hafa sedang menghadapi masalah, apa butuh bantuan?"Gijran mengalihkan pandangannya ke arah Abbil sambil tersenyum.Hafa juga menoleh, lalu bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Sebenarnya apa yang terjadi?"Sambil menutupi wajahnya, Abbil menunjuk Ardika yang tengah duduk di tempat duduk sendiri dengan ekspresi tajam dan berkata, "Pak Hafa, aku mengeluarkan uang untuk menukar tempat duduk dengan bocah ini, tapi dia malah langsung memukulku, bahkan memukul pacarku!""Pak Hafa, lihatlah ...."Saat berbicara, Abbil menunjukkan bekas tamparan di wajahnya dan di wajah pacarnya pada Hafa.Mendengar ucapannya, ekspresi Hafa langsung berubah menjadi muram. Dia mendengus dingin dan berkata, "Aku mau lihat siapa yang berani memukul muridku!"Sambil berbicara, dia menoleh, mengalihkan pandangannya ke arah Ardika.Saat dia melihat Ardika sedang menundukkan kepalanya, dia mengerutkan keningnya dan menegur dengan marah, "Kenapa? Berani berbuat, nggak berani bertanggung
Read more

Bab 2054 Menangani dengan Cara Sendiri

"Karena Pak Hafa sudah berbicara demikian, maka aku akan memanggil petugas keamanan kereta ke sini."Gijran tersenyum, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah staf kereta yang kebetulan datang untuk memeriksa situasi. Dia mengulurkan lengannya menunjuk orang tersebut, lalu berkata dengan dingin, "Kamu, cepat panggil kepala staf kalian dan petugas keamanan kemari!"Para staf kereta sudah mendapatkan instruksi sejak awal. Mereka tahu gerbong bisnis kereta ini hari ini, sudah dipesan oleh sekelompok tokoh besar yang melakukan inspeksi di luar kota dan hendak kembali ke ibu kota provinsi.Saat ini, begitu melihat Gijran, staf tersebut langsung mengenali dia adalah tamu kehormatan di gerbong bisnis. Saat itu juga, jantung staf itu berdebar dengan kencang.Staf tersebut segera membungkukkan badannya dan berkata, "Tuan, harap tunggu sebentar!"Selesai berbicara, dia langsung mengaktifkan walki-talki di dadanya, lalu memanggil kepala staf dan petugas keamanan kereta.Tanpa butuh waktu la
Read more

Bab 2055 Memangnya Kamu Bisa Memprovokasiku

Ardika mengerutkan keningnya. Naik kereta api cepat saja bisa menghadapi masalah membosankan seperti ini, benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata saja.Namun, dia sudah janjian dengan Sutandi, Sutandi juga sudah mengirim orang ke stasiun kereta untuk menjemputnya. Dia benar-benar tidak ingin membuang-buang waktu.Ardika melirik Gijran sekilas, dia tahu sumber permasalahan ada pada orang tersebut.Ardika mengeluarkan ponselnya, mengirimkan sebuah pesan pada Levin, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Alasanmu menyuruhku untuk meminta maaf tanpa membedakan siapa yang benar dan siapa salah, bahkan ingin menangkapku, pasti karena dia adalah sosok tokoh besar di matamu, bukan?""Kamu menjilatnya, mencoba untuk menyenangkan hatinya, berharap mungkin saja kamu bisa dilirik oleh tokoh besar, maka kamu bisa mendapatkan banyak keuntungan. Contohnya saja, hanya dengan satu kalimat sepele, kamu sudah bisa naik jabatan beberapa level di perusahaan kereta api, mengurangi waktu bekerja keras se
Read more

Bab 2056 Tokoh Besar

"Bocah, memangnya kamu kira kamu siapa? Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu pada Tuan Muda Gijran?!""Apa kamu tahu siapa Tuan Muda Gijran ...."Abbil dan pacarnya menunjukkan ekspresi mengejek.Hafa juga tertawa dingin, lalu berkata dengan nada bicara menghasut, "Tuan Muda Gijran, bocah ini sama sekali nggak menganggap serius kamu. Kalau nggak memberinya pelajaran yang berat, membuatnya memahami siapa yang bisa dia provokasi dan siapa yang nggak bisa dia provokasi, setelah dia tiba di ibu kota provinsi, dia pasti akan menimbulkan banyak keributan.""Lagi pula, ini juga termasuk membantu pamanmu dalam menyingkirkan pembuat onar."Mendengar ucapan ini, Ardika mengangkat alisnya, melirik Gijran dengan sorot mata seolah-olah memikirkan sesuatu.Gijran mengangguk, lalu menatap Ardika sambil memasang ekspresi muram. "Bocah, kamu sangat arogan, ya! Tapi, sekarang dengar baik-baik, nggak peduli siapa yang kamu mintai bantuan, hari ini aku akan melindungi kepala staf ini!""Aku nggak m
Read more

Bab 2057 Wali Kota Ibu Kota Provinsi

"Silakan."Gijran menatap Ardika sambil tersenyum tipis dan membuat gerakan tangan mempersilakan.Tanpa melirik pria itu sama sekali, Ardika langsung berjalan memasuki gerbong bisnis.Gerbong tersebut tidak ramai penumpang, hanya ada beberapa orang pria paruh baya dan wanita paruh baya. Pakaian yang mereka kenakan tidak terkesan mewah, melainkan sederhana tapi berkelas. Aura mereka juga terlalu menonjol, tampak sangat tenang.Hanya dengan melirik sejenak, Ardika sudah bisa menebak identitas sekelompok orang ini.Mereka adalah orang-orang yang menempati kelas menengah hingga kelas atas instansi pemerintahan.Pada akhirnya, pandangan Ardika tertuju pada salah seorang pria paruh baya di antaranya. Pria paruh baya tersebut juga menatap Ardika sambil tersenyum, terlihat sangat tenang.Sangat jelas pria paruh baya ini merupakan pemimpin dari sekelompok orang tersebut.Orang yang buka suara tadi tidak lain adalah dia.Melihat pandangan Ardika tertuju pada dirinya, pria paruh baya itu berdiri,
Read more

Bab 2058 Jangan Mengharapkan Pak Hafa Lagi

"Pak Hafa adalah orang yang bijak, Pak Hafa bisa berbicara demikian, tentu saja sangat baik."Melihat Hafa menyetujui ucapannya, Jace juga tersenyum.Namun, Hafa malah menggelengkan kepalanya dan berkata, "Pak Jace jangan terburu-buru berbicara demikian. Aku masih belum selesai berbicara.""Oh?"Jace mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Pak Hafa, silakan katakan saja, aku akan mendengarkan dengan saksama."Hafa melirik Ardika sekilas, lalu berkata dengan dingin, "Sebelumnya, aku menerima undangan dari Keluarga Gunardi ibu kota provinsi untuk pergi mengobati seorang nona keluarga kaya di Kota Banyuli.""Bocah ini malah menuduhku sebagai penipu, bahkan meminta kantor polisi pusat Kota Banyuli untuk menangkapku dan mengurungku dalam penjara. Selama dikurung dalam penjara beberapa hari itu, aku sudah mengalami banyak penderitaan.""Kalau bukan karena Tuan Muda Gijran mengundangku kembali ke ibu kota provinsi untuk mengobati putri Pak Jace, meminta pihak kantor polisi untuk melepaskanku, m
Read more

Bab 2059 Kamu Sudah Hampir Mati

"Sobat Muda, apa maksudmu?!"Ekspresi Jace langsung berubah menjadi dingin.Dia sudah mengundang banyak dokter terkenal, tetapi tetap tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakit putrinya.Sekarang Gijran mengundang Hafa, tentu saja Hafa sudah menjadi salah satu dari segelintir orang tersisa yang bisa diharapkannya.Ardika mengamati Jace dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, lalu berkata dengan datar, "Karena Pak Hafa yang disebut-sebut sebagai dokter genius ini adalah seorang penipu. Kalau hal sepele seperti ini saja nggak bisa kamu sadari, kamu sudah hampir mati."Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, suasana di gerbong bisnis langsung berubah menjadi sangat hening.Bahkan ekspresi Jace juga tiba-tiba berubah.Pupil matanya mengecil. Dia langsung mendongak, menatap Ardika dengan sorot mata menyelidik sekaligus waspada.Sementara itu, di sisi pintu lain gerbong bisnis, juga tiba-tiba muncul beberapa orang pria dan wanita berpakaian jas. Dalam sekejap mata saja, mereka sudah melind
Read more

Bab 2060 Sengaja Menakut-Nakuti

"Percaya atau nggak, kalau kamu berani mengucapkan kata-kata kotor lagi, aku akan menghajarmu hingga gigimu rontok semua."Mengabaikan sorot mata penuh kebencian Gijran, Ardika tetap berdiri di tempat dan melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh."Dasar lancang!"Melihat Ardika melakukan aksi pemukulan tepat di hadapan mereka, beberapa orang pengawal itu tampak marah, mereka segera mengeluarkan senjata api yang terselip di pinggang mereka."Sudah cukup."Tiba-tiba saja, Jace buka suara untuk menghentikan semua orang. "Sobat muda ini nggak bermaksud untuk menyakitiku, kalian semua mundur saja."Beberapa orang pengawal itu ragu sejenak. Pada akhirnya, mereka menyimpan kembali senjata api dalam genggaman mereka, lalu mundur ke belakang Jace."Paman, bocah ... orang ini mengutuk Paman, apa Paman akan melepaskannya begitu saja?"Gijran yang tergeletak di lantai berkata dengan ekspresi tidak terima, "Biarpun dia bukan pembunuh, bagaimana kalau dia adalah orang yang dikirim untuk mencar
Read more
PREV
1
...
204205206207208
...
227
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status