"Percaya atau nggak, kalau kamu berani mengucapkan kata-kata kotor lagi, aku akan menghajarmu hingga gigimu rontok semua."Mengabaikan sorot mata penuh kebencian Gijran, Ardika tetap berdiri di tempat dan melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh."Dasar lancang!"Melihat Ardika melakukan aksi pemukulan tepat di hadapan mereka, beberapa orang pengawal itu tampak marah, mereka segera mengeluarkan senjata api yang terselip di pinggang mereka."Sudah cukup."Tiba-tiba saja, Jace buka suara untuk menghentikan semua orang. "Sobat muda ini nggak bermaksud untuk menyakitiku, kalian semua mundur saja."Beberapa orang pengawal itu ragu sejenak. Pada akhirnya, mereka menyimpan kembali senjata api dalam genggaman mereka, lalu mundur ke belakang Jace."Paman, bocah ... orang ini mengutuk Paman, apa Paman akan melepaskannya begitu saja?"Gijran yang tergeletak di lantai berkata dengan ekspresi tidak terima, "Biarpun dia bukan pembunuh, bagaimana kalau dia adalah orang yang dikirim untuk mencar
Tentu saja Ardika bisa melihat reaksi Jace dengan jelas. Dia hanya tersenyum, tidak membela diri.Karena itu tidak ada artinya.Ada hal-hal tertentu, kalau tidak dialami sendiri, berbicara sampai mulutmu berbusa pun, orang lain nggak akan memercayaimu.Selain itu, Hafa si penipu ini memang pandai membangun citra. Dalam aspek ini, penipu itu memang lebih dipercaya dibandingkan dirinya.Melihat Jace juga mulai meragukan Ardika, kilatan bangga melintasi mata Hafa.Permainan Ardika ini sudah sering dimainkan olehnya dulu.Bisa-bisanya Ardika ingin melawannya dalam hal yang paling dikuasainya, benar-benar tidak tahu diri.Saat ini, Gijran berjalan menghampiri Hafa dan berkata dengan penuh hormat, "Pak Hafa, kamu bilang tubuh pamanku bermasalah, benarkah itu? Kalau begitu, cepat sembuhkan dia!"Hafa mengusap-usap janggutnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jace dan berkata dengan tenang, "Pak Jace, seharusnya beberapa waktu yang lalu kamu diserang dan mengalami cedera yang cukup serius
Saat ini, Jace sudah sangat meyakini Hafa ini benar-benar adalah seorang dokter genius.Orang biasa tidak mungkin punya kemampuan untuk mengumpulkan begitu banyak herba mahal."Hehe, hanya sedikit simpanan di rumah. Kali ini aku masuk penjara, itulah sebabnya aku meminta muridku untuk membawakan herba-herba ini dari Suraba kemari. Yah, awalnya aku ingin memberi sedikit keuntungan kepada orang-orang di kantor polisi. Siapa sangka, Tuan Muda Gijran sudah terlebih dulu menawarkan bantuan dan mengeluarkanku dari penjara.""Kebetulan, sekarang aku bisa menggunakan herba-herba ini untuk mengobati Pak Jace."Hafa tersenyum. Herba-herba yang bernilai fantastis di mata orang biasa itu, baginya seakan-akan bukanlah apa-apa.Dia langsung mengeluarkan sepotong potongan batang akar fo-ti, lalu menyodorkannya kepada Gijran dan berkata, "Ambil dua potongan, lalu rendam dengan air hangat selama beberapa saat. Setelah itu, Pak Jace meminumnya. Dengan begitu, Pak Jace sudah bisa tidur dengan lelap.""Ad
Mendengar ucapan ini, Hafa mengusap-usap janggutnya dan berkata sambil tersenyum, "Sudah kubilang kamu akan baik-baik saja, maka kamu pasti akan baik-baik saja."Gijran menatap Ardika sambil tersenyum dingin. "Eh, Ardika, kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Pamanku bukan hanya nggak mati, sekarang dia masih hidup dalam kondisi baik-baik saja, bahkan merasa lebih rileks.""Berani-beraninya kamu menuduh Pak Hafa sebagai penipu, kulihat kamulah penipu!""Huh! Aku akan lapor polisi untuk menangkapmu sekarang juga! Berani-beraninya kamu menipu Wali Kota Ibu Kota Provinsi ....""Gijran ...."Jace malah melambaikan tangannya untuk menyela keponakannya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ardika.Sambil mengerutkan keningnya, dia berkata dengan nada bicara memperingatkan, "Ardika, saat masih muda memiliki sedikit temperamen, memang nggak masalah. Tapi, jangan sampai kehilangan arah. Begitu salah memilih jalan, maka seumur hidupmu akan hancur.""Sekarang, selama kamu meminta maaf pada Pak Hafa da
Gijran langsung menendang Hafa, lalu menatap Ardika dengan sorot mata memerah. "Kamu! Pasti kamu yang mencelakai pamanku, 'kan?!"Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin, dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Hafa yang kamu bawa kemari itulah yang telah mencelakai pamanmu. Kalau dia terbukti adalah seorang penipu, menurutmu bagaimana keluargamu akan memandangmu?""Kalau aku adalah kamu, di saat seperti ini aku nggak akan sebodoh itu dengan terburu-buru menyalahkan orang lain, melainkan berlutut untuk memohon pada orang yang bisa menyelamatkan pamanku."Gijran menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Kamu bisa menyelamatkan pamanku?""Kalau kamu berlutut di hadapanku, aku bisa menyelamatkannya."Ardika melontarkan satu kalimat itu dengan datar, lalu melirik Jace sekilas dan berkata, "Perhatikan baik-baik, waktunya nggak tersisa banyak lagi, palingan hanya tersisa satu menit saja. Setelah lewat satu menit ini, dia benar-benar nggak akan bisa terselamatkan lagi.""Brak
Begitu api bersentuhan dengan darah hitam itu, dalam sekejap, bagaikan disiram oleh minyak, api menyala makin ganas, bahkan mengeluarkan suara ledakan kecil.Si jago merah melahap dengan cepat, gumpalan asap hitam mulai membubung tinggi. Selama proses itu berlangsung, terbentuklah profil hantu jahat yang ganas di udara. Tak lama kemudian, darah hitam itu sudah terbakar habis dan menghilang di udara.Semua orang, termasuk Hafa, merasakan sekujur tubuh mereka gemetaran sejenak.Kalau di dunia ini benar-benar ada dewa dan semacamnya, ini adalah kali pertama mereka melihatnya seumur hidup mereka."Apa ini?!"Jace bertanya dengan ekspresi terkejut sekaligus ketakutan. Saking ketakutannya, ekspresinya berubah menjadi pucat pasi.Mengingat ada benda seaneh itu di dalam tubuhnya, hawa dingin langsung menjalar dari telapak kakinya hingga ke kepalanya."Mantra kutukan Negara Jepara."Ardika berkata dengan tenang, "Ada orang yang sudah menjebakmu, serangga wajah hantu yang membawa kutukan sudah d
Mendapatkan tanggapan dingin dari Ardika, Hafa tertawa canggung untuk menyembunyikan malunya, kilatan tajam yang sulit disadari oleh orang lain melintas di matanya.Saat ini, Jace juga membungkukkan badannya memberi hormat dan berkata dengan tulus, "Ardika, aku juga minta maaf atas sikapku terhadapmu sebelumnya.""Selanjutnya kamu akan pergi ke ibu kota provinsi, 'kan? Bagaimana kalau untuk sementara waktu kamu tinggal di rumahku? Beri aku kesempatan untuk menjadi seorang tuan rumah yang baik dan melayanimu dengan baik sebagai bentuk terima kasihku!""Ardika, apa yang akan kamu lakukan di ibu kota provinsi? Aku pasti akan memberimu dukungan penuh. Aku berutang nyawa padamu, aku pasti harus membalas budimu ini!"Saat ini, Jace juga sudah meyakini Ardika bukanlah orang biasa, melainkan orang yang luar biasa.Dia harus menarik orang yang begitu berbakat ini ke pihaknya.Ardika memiliki kesan cukup baik terhadap Jace. Dia berkata, "Aku bukanlah orang hebat. Aku hanya pernah melihat situasi
Saat ini, Hafa masih belum tahu Gijran sudah memutuskan untuk menyingkirkannya.Dia masih ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki citranya di hadapan Jace, mencoba untuk menyenangkan hati Jace.Namun, penglihatan penipu seperti ini lebih tajam dibandingkan orang biasa. Hanya dengan melihat sedikit petunjuk saja, dia sudah bisa menebak kali ini Ardika pergi ke ibu kota provinsi untuk mengunjungi siapa.Jace mengangguk dan berkata, "Pak Hafa benar juga. Ardika, karena Pak Hafa sudah berbicara demikian, pilihlah dua macam herba, nanti aku akan membayar Pak Hafa.""Yah, herba-herba ini memang digunakan untuk mengobati dan menyembuhkan orang, nggak pantas membicarakan tentang uang. Lagi pula, herba-herba ini juga nggak seberapa. Ardika, pilih dan ambil saja sendiri!" kata Hafa sambil tersenyum.Walaupun dia hanyalah seorang penipu, tetapi selama bertahun-tahun ini, dia sudah menjelajahi banyak tempat, melakukan aksi penipuan. Kekayaan yang dikumpulnya juga tidak sedikit.Ardika
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika
Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he
"Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b