Semua Bab BUKIT TENGKORAK : Bab 31 - Bab 40

92 Bab

Keselarasan

Alif tak tahu bagaimana caranya harus berbicara dengan Kenanga, istrinya. Dengan jelas tadi Meurah mengisyaratkan pada mereka agar tak meninggalkan atas bukit demi mencari kakaknya. Panglima pasukan kelewang itu ingin melatih Alif agar menjadi lebih hebat lagi sama seperti yang lain, sedangkan Kenanga diharapkan dapat mengajarkan ilmu pengobatannya pada wanita-wanita di atas bukit. “Aku juga melakukan ini untuk meredam emosi pasukanku. Kau pikir mereka suka melihatmu menikahi gadis itu begitu saja. Jika kau dan dia pergi meninggalkan tempat ini bukan tak mungkin tanpa sepengetahuanku kau akan dibunuh lalu istrimu akan diambil oleh yang lain. Maka dari itu tinggallah di sini, akan kulatih kau jadi lebih kuat dan cepat. Lagi pula di luar sana jika kalian tetap nekat mencari orang yang tak jelas di mana rimbanya, kalian bisa mati konyol sebelum sampai di tujuan.” Ucapan Meurah terulang di benak Alif. Besok pagi Alif ditunggu oleh panglima pasukan kelewang untuk berlatih bersama. Semen
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-18
Baca selengkapnya

Perpisahan

“Menikah?” tanya Cempaka. “Iya, aku tak mau kehilangan kesempatan lagi untuk hidup bersamamu,” jawab Razi. Gadis bermata tajam itu berpikir sejenak, sebagai seorang pejuang ia juga hanya wanita biasa yang mendambakan kehidupan layaknya ayah dan ibunya dulu. Namun, pencarian Kenanga belumlah menjumpai titik akhir, meski selama tinggal di pemukiman itu Cempaka seperti merasakan adiknya yang dulu begitu usil mengganggunya. Bahkan di dalam mimpi ia serasa dikelilingi dengan aroma bunga kenanga yang sangat menenangkan. “Dengan dua persyaratan,” lanjut Jeumpa. “Katakan. Akan kupenuhi semampuku.” Netra Razi berbinar sebab gadis itu tak langsung menolaknya. “Kita tetap teruskan pencarian adikku apa pun yang terjadi. Lalu, aku ingin mahar terbaik darimu, sebagai bukti kalau kau tidak main-main seperti dulu.” “Baik aku setuju.” Razi kemudian menunjukkan sebuah gelas emas pada Cempaka sebagai tanda cinta darinya. Gadis itu menarik napas panjang, jika tahu lelaki itu memilikinya, tentu dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-18
Baca selengkapnya

Firasat

Selama dilatih oleh Meurah, kemampuan Alif telah meningkat sangat jauh. Ia bisa melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan tanpa menimbulkan suara, bahkan telah beberapa kali ia bisa mengecoh Kenanga yang telapak kakinya sangat peka dengan kehadiran orang lain. Tak hanya itu, lemparan kelewangnya juga sangat tepang memotong-motong batang bambu yang dijadikan tempat latihan dengan sangat tepat sasaran. Kini pemuda pesisir itu tak dipandang sebelah mata lagi oleh pasukan kelewang yang lain. Pagi itu, ia meninggalkan istrinya dengan hati waswas, sebab beberapa hari belakangan ia mendapati Kenanga terus saja menekan rongga dadanya dan tiba-tiba saja memuntahkan semua makanan. Bahkan wanita itu mulai tak suka mencium bau tubuh Alif yang selama bersama tak pernah ia permasalahkan. “Apa jangan-jangan?” pikir Alif dalam hati menerka-nerka, “Tapi tak mungkinkan kalau dia tak menyadari perubahannya, istriku, ‘kan, tabib.” Meurah datang membuyarkan lamunan Alif yang penuh harap, panglima
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-19
Baca selengkapnya

Dua Bunga

Razi, Cempaka, dan rombongan perampok merah telah bertemu dengan Meurah Rangkem. Sang ketua menyerahkan kotak kayunya yang berisikan barang-barang penting pada sang panglima, serta memberikan beberapa bedil yang bisa digunakan sebagai tambahan senjata. Razi sendiri berjanji akan memeperbaiki dan menajamkan senjata pasukan kelewang agar memenangkan peperangan yang setiap saat bisa dicetuskan oleh pihak penjajah. Mendengar hal itu, hati istrinya menjadi gusar, ia pun menarik tangan suaminya sedikit menjauh dari Meurah. “Kau berjanji akan mencari adikku, kenapa kau malah membuat senjata di tempat ini?” Cempaka menuntut janji Razi. “Percayalah, tak akan lama membuat senjata, setelah itu kita pasti mencari adikmu. Tenanglah, aku sangat yakin Kenanga baik-baik saja.” “Kau penipu! Aku bisa pergi sendiri kalau kau tak mau.” “Dia mirip sekali dengan wanita bisu itu,” ujar Meurah seorang diri. Ia kemudian menengahi keributan, sebab Razi mulai menarik tangan Cempaka yang ingin beranjak dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-19
Baca selengkapnya

Berkumpul

Bagian 33 Berkumpul Berbagai macam hidangan telah dimasak langsung oleh Kenanga dan Cempaka. Dua bunga bersaudara itu mengolah hasil tangkapan di keranjang kayu sembari bercerita tentang perjalanan mereka selama beberapa bulan. Rasa bersalah karena telah menikah terlebih dahulu telah ditepis Kenanga jauh-jauh. Ia juga merasa bahagia melihat kakaknya telah menemukan pendamping, bukan pula orang yang tak Kenanga kenal. Cempaka juga turut berbahagia dengan kehamilan adiknya. Berpisah selama beberapa bulan, dua orang itu bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda. Makanan telah dihidangan di luar, bersama-sama rombongan perampok merah dan pasukan kelewang menyantap kudapan tanpa rasa sungkan. Air asam tetap menjadi teman Kenanga ketika mual datang lagi.Ketika malam tiba, Kenanga memilih tidur sekamar dengan Cempaka, seperti dulu demi melepas rindu. Dua bunga itu terlelap bersama dengan tenang, sebab beban berat yang mereka pikul di bahu akhirnya hilang walau sedikit. Razi dan Alif
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-20
Baca selengkapnya

Mengintai

Razi bangun dengan napas cepat dan keringat mengalir deras di tubuhnya. Lelaki itu bermimpi buruk, ia seperti dikurung dalam bara api yang menghanguskan tempat para wanita yang ia titipkan beberapa waktu silam. Cempaka tak ada di sisinya, perlahan ia mendengar suara tumbukan alat memasak sedang beradu di dapur. Lelaki itu memakai bajunya dan melihat ke belakang, dua kakak beradik itu sedang menyiapkan makanan di pagi yang masih sangat gelap. Kenanga berlalu usai hidangan siap, ia membangunkan Alif yang masih bergelung dalam selimut, ia memaksa agar lelaki itu makan sahur walau sedikit, sebab berpuasa di tengah peperangan memerlukan banyak tenaga. “Aku harus pergi sebentar ke pemukiman yang kita tinggalkan, firasatku tak enak, mimpiku tadi terlalu menyeramkan,” ucap Razi ketika sahur telah selesai. “Suruh Madi saja yang pergi atau Tandi. Busur panahku entah mengapa ujungnya tak terlalu tajam,” jawab Jeumpa. *** Pagi harinya Razi meminta pada teman satu rombongan untuk melihat pem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-20
Baca selengkapnya

Menggali

Teuku Iskandar Sayuti telah melabuhkan kapalnya sedikit menjauh dari pelabuhan milik Kerajaan Pesisir. Sepanjang Selat Malaka, tak sedikit lelaki ulebalang itu jumpai bangkai-bangkai kapal hanyut dan juga tubuh manusia dengan pakaian punggawa kerajaannya. Ia menepi, lalu perlahan-lahan berjalan disertai pelayannya dan juga lima orang pasukan khusus yang dikirim Konstantinopel untuknya. Salah satu pasukan khusus itu membawa sebuah teropong modern buatan orang pintar di negerinya. Lelaki bertubuh tinggi itu memanjat pepohonan dan meneropong dengan seksama. Kerajaan Pesisir telah hancur dan luluh lantak, bendera tiga warna berkibar di sana. Ia turun dan melaporkannya pada Teuku Iskandar Sayuti. Lelaki yang jarak usianya hanya terpaut sepuluh tahun dengan Alif itu menarik napas panjang. Ia tak boleh gegabah, ulebalang itu memutuskan mundur ke hutan-hutan, mencari di mana saja jejak rakyatnya masih ditemukan, bahkan jika mungkin jejak anggota keluarga kerajaan. Tak hanya itu, ia juga bep
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bukit Berdarah

Cempaka telah bersiap di atas pohon yang sangat tinggi, ia berada di atas sana dengan ratusan anak panah yang ditempa oleh suaminya. Sementara itu, Razi berada di bawah bukit dengan bedil bersama rombongan perampok merah. Alif masih berada di atas bukit, ia menuntun istrinya untuk turun perlahan-lahan di mana para pejuang yang terluka akan diobati di sana. Di tempat itu pula telah berkumpul para wanita yang telah Kenanga ajarkan ilmu pengobatan walau mereka hanya paham sebatas mengobati sayatan luka. Penuh keraguan Alif melepaskan istrinya di tempat itu walau ia tahu Kenanga juga seorang pejuang. Bukan tanpa alasan, sebab dari tadi malam anak di dalam kandungannya tak henti-hentinya bergerak dan berputar-putar hingga menyebabkan sang ibu tak bisa memejamkan mata. Terlihat jelas wajah wanita itu sangat kelelahan. Belum lagi nanti pasti banyak korban yang harus ia tolong. Sebelum Alif turun ke rawa-rawa, Kenanga terlebih dahulu memberikan beberapa bekal yang cukup untuk di makan sela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Kelahiran

Cempaka menutup kepalanya dengan dua tangannya, ia berhasil menghindar dari ledakan bom tangan karena jatuh ke dalam parit. Ia menunggu beberapa saat, hingga benar-benar ia pastikan serdadu tadi telah pergi meninggalkan tempat itu. Cempaka berjalan secepat dan setenang mungkin, mencari suaminya yang sesaat terpisah. Ia membalikkan tubuh demi tubuh, sebab warna baju itu telah sama-sama menghitam. Telinganya menangkap suara rintihan kesakitan. Ia bergegas menuju ke sana, dan Cempaka temukan Razi tengah kesakitan sambil memegang tangan kananya yang terkena serpihan bom. “Ya Allah, Bang Razi.” Wanita itu merobek kerundung panjangnya dan mengikat luka Razi agar darah tak terus mengucur. “Ja-jangan menangis lagi, air matamu membuat lukaku perih,” ujar Razi diantara rasa sakit yang mendera. “Kita ke atas ke tempat Kenanga.” Sekuat tenaga wanita bertubuh tinggi itu memapah Razi menuju ke tempat yang lebih tinggi walau harus tertatih dan beberapa kali menghindari dari serangan marsose. Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-23
Baca selengkapnya

Teman Lama

Cempaka memberikan Kenanga segelas kopi agar wanita itu tak tertidur, sebab terlihat olehnya, mata adiknya sangat ingin terpejam. Tak lupa pula ia mengajak sang adik terus bercerita agar ia tak terlena dengan rasa lelah yang luar biasa mendera. Di luar rumah, Alif mengadzankan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan, tubuh mungil yang ditutupi kain panjang itu sangat gemuk dan sehat tanpa kekurangan suatu apa pun walau harus lahir lebih cepat diantara desingan peluru. Bayi yang ia beri nama Teuku Ahmad Keumangan. Peperangan telah mereda sejenak, mayat-mayat syuhada telah dikuburkan dengan layak. Bukit itu menjelma menjadi ajang membela agama bagi kaum muslimin. Di atas pemumikan, beberapa tubuh marsose yang hendak menerobos tertancap di ujung tombak-tombak yang runcing. Luka-luka yang diderita oleh semua pejuang sebanding dengan kemerdekaan sejati yang mereka dapatkan, meski kabar berita yang berembus Belanda tak kunjung angkat kaki dari pulau emas. Tiga bulan sudah bayi itu tumbu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status