Home / CEO / Belenggu Cinta Sang Billionaire / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Belenggu Cinta Sang Billionaire: Chapter 21 - Chapter 30

296 Chapters

Bab 21. Apa Kamu Selalu Ceroboh Seperti Ini, Krystal?

“Kai, hari ini kamu pulang malam sekali. Apa di kantor sangat sibuk?” Krystal bertanya pelan kala melihat Kaivan baru saja selesai membersihkan diri dan kini berbaring di sampingnya. Ya, malam ini Kaivan pulang begitu larut. Bahkan Krystal yang tadinya sempat tertidur pulas langsung terbangun kala mendengar suara pintu terbuka. Krystal memang mudah terbangun jika mendengar suara-suara.“Aku meeting dengan temanku yang baru pulang dari Melbourne,” jawab Kaivan datar.Krystal menganggukan kepalanya pelan. Kemudian, dia mendongakan kepalanya menatap manik mata cokelat gelap Kaivan. “Oh, ya, Kai. Boleh aku bertanya padamu?”“Katakan.” Kaivan mengalihkan pandangannya, menatap wajah polos Krystal yang tanpa memakai polesan make up sedikit pun. Hanya ada sedikit mengkilap di bibir merah muda Krystal. Setiap malam Krystal memang selalu memakai lip balm. Dan bibir Krystal salah satu objek yang tak luput dari pandangan Kaivan. Tatapan yang tersirat memuja. Namun, sayangnya orang lain tidak akan
Read more

Bab 22. Kaivan yang Peduli

“Pagi, Kaivan,” sapa Krystal dengan senyuman hangat di wajahnya kala melihat Kaivan sudah rapi dengan pakaian kantornya. Sama halnya dengan Krystal yang sudah rapi dengan dress berwarna merah muda motif bunga kecil. Warna merah muda itu sukses membuat Krystal terlihat segar dan cantik. Seperti saat ini Kaivan terdiam sejenak melihat penampilan Krystal. Tatapan yang tersirat memuji di wajahnya yang tetap dingin.“Pagi.” Kaivan berdeham dan menjawab sapaan Krystal dengan nada datar. “Kamu hari ini ingin latihan balet?” tanyanya seraya menatap Krystal. Krystal mengangguk pelan. “Iya, Kai. Aku ingin latihan balet. Tubuhku sudah sehat. Aku baik-baik saja. Tidak apa-apa, kan?”Kaivan mengembuskan napas panjang. “Jangan lupa minum vitamimu agar tubuhmu tidak lemah. Kamu sakit sangat merepotkan. Aku tidak ingin disusahkan lagi!” ucapnya tegas dan menatap Krystal penuh peringatan.Raut wajah Krystal langsung berubah kala mendengar ucapan Kaivan. Tampak Krystal merasa tidak enak dan bersalah.
Read more

Bab 23. Kenapa Kamu Menutup Matamu?

Perkataan Kaivan sukses membuat wajah Krystal menjadi pucat pasi. Pria itu menggoda Krystal mengatakan akan mengajak Krystal menonton film dewasa. Well… Krystal bagaikan tengah melihat seekor harimau yang kelaparan. Yang sebentar lagi akan menerkam mangsanya. Di tambah kini dada Krystal terlihat jelas. Ukurannya menantang, membuat Kaivan tak berkedip sedikit pun. Degupan jantung Krystal selalu berpacu dengan keras tiap kali berada didekat Kaivan. Seolah jantungnya ingin melompat dari tempatnya. Ini adalah hal yang membuat Krystal benar-benar tidak nyaman.“K-Kaivan… Sepertinya film itu sudah aku hapus. Sekarang aku mau mengganti p-pakaianku dulu. T-Tubuhku lengket terkena tumpahan kopi, Kai.”Krystal bangkit berdiri, menjauh dari Kaivan. Jika harimau adalah hewan yang menerkam mangsanya dengan langsung. Beda halnya dengan buaya yang menerkam secara diam-diam. Entah Kiavan menerkam secara langsung atau menerkam secara diam-diam. Kini Krystal langsung berlari masuk ke dalam walk-in clos
Read more

Bab 24. Kamu Terlalu Lancang, Krystal!

Krystal menyisir rambut panjangnya seraya mematut cermin. Tatapannya melihat dari pantulan cermin keberadaan Kaivan. Namun, dia tetap tidak menemukan keberadaan Kaivan. Saat Krystal sudah terbangun—dia memang tidak melihat Kaivan di sampingnya. Entah ke mana Kaivan pergi. Tapi rasanya Kaivan tidak mungkin sudah berangkat ke kantor. Pasalnya, Krystal terbangun tepat jam enam pagi. Masih pagi buta untuk Kaivan tiba di kantor. Dan jika Kaivan berolahraga pun, harusnya pria itu sudah kembali ke kamar.Ya, kini Krystal tengah bersiap-siap untuk latihan balet. Sudah cukup kemarin dirinya seharian berdua dengan Kaivan di rumah. Well… Lebih tepatnya Kaivan bekerja di rumah. Sedangkan Krystal hanya berdiam diri di kamar sembari membaca baca buku dan menonton televisi. Luka akibat tersiram air panas di area dada Krystal mulai membaik. Paling tidak kulit Krystal tidak melepuh. Hanya memerah saja bukanlah masalah besar.“Kaivan ada di mana, ya?” gumam Krystal pelan seraya meletakan sisir di tanga
Read more

Bab 25. Merasa Diabaikan

“Krystal, ini untukmu.” Maya memberikan jus mangga untuk Krystal. Lalu dia duduk di samping Krystal yang duduk di lantai seraya meluruskan kaki.“Terima kasih, May,” jawab Krystal yang kini mulai meminum perlahan jus mangga yang diberikan oleh Maya. Wajah Krystal terlihat murung. Sepasang iris mata cokelat terangnya terlihat jelas menunjukan kepedihan dan luka. Ya, Krystal tidak pandai menutupi suasana hatinya. Wajah cantik wanita itu terlihat tak ada lagi pancaran kebahagiaan. Yang ditunjukan Krystal adalah sebuah masalah yang seolah terbelenggu di dalam dirinya.“Kamu kenapa, Krys? Tidak biasanya wajahmu seperti orang yang sedang patah hati. Apa kamu ada masalah?” tanya Maya yang sejak tadi begitu penasaran.“Tidak. Aku tidak apa-apa, May. Hanya lelah saja,” ucap Krystal dengan suara pelan.“Kamu tidak bisa membohongiku, Krys. Aku yakin pasti ada suatu masalah yang mengganggumu. Lihat saja wajahmu muram seperti ini,” jawab Maya yang yakin kalau ada yang membebani pikiran Krystal. Pa
Read more

Bab 26. Kenapa Kamu Membawaku ke Sini, Kai?

Krystal menatap sebuah bunga adenium yang sangat indah di hadapannya. Taman belakang rumah Kaivan banyak ditanami bunga adenium di pot-pot besar. Bunga adenium biasa disebut orang dengan istilah kamboja Jepang. Keindahan warnanya membuat Krystal tampak enggan beranjak dari tempat di mana dia berada saat ini. Ya, hari ini Krystal tidak memiliki latihan balet. Dia pun memilih untuk mendatangi taman belakang rumah Kaivan. Sudah sejak lama Krystal mengagumi keindahan bunga adenium yang ada di taman belakang rumah Kaivan. Pikiran dan hati yang kacau akan sedikit terobati melihat bunga yang indah itu.“Kamu di sini rupanya.”Suara bariton menyentak, menbuyarkan lamunan Krystal yang tengah menatap bunga adenium itu. Krystal langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang menegur dirinya.Sesaat Krystal terdiam kala Kaivan mendekat padanya. Tadi pagi, Krystal memilih banyak menghindar dari Kaivan. Bahkan Krystal hanya membantu Kaivan menyiapkan pakaian, kemudian dia memilih untuk seg
Read more

Bab 27. Peringatan dari Elisa

“Kaivan.” Suara seorang wanita dengan sedikit kencang dan tersirat tegas memanggil Kaivan. Reflek Kaivan dan juga Krystal mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Seketika raut wajah Kaivan langsung berubah kala melihat sosok yang begitu dia kenali mendekat ke arahnya dan Krystal.Krystal langsung terdiam melihat sosok wanita paruh baya yang masih sangat cantik dan anggun melangkah menghampirinya dan Kaivan. Didetik selanjutnya, Krystal menyadari bahwa Kaivan sedikit mengambil jarak dengannya. Krystal sedikit melirik Kaivan—pria itu terlihat begitu dingin dan sorot matanya tampak tegas kala wanita paruh baya itu mendekat padanya.“Kenapa kamu di sini, Kaivan? Lalu siapa ini?” Suara wanita paruh baya itu dengan nada yang terdengar tak ramah dan menatap dingin Krystal.Krystal pun ikut menjaga jarak dari Kaivan. Tampak Krystal tak berani menatap wanita paruh baya di hadapannya yang menatap dirinya begitu dingin dan tajam seolah dirinya musuh.“Kenapa Mama di sini?” Kaivan ber
Read more

Bab 28. Ketika Takdir Mempertemukan

“Krystal, aku tidak bisa sarapan denganmu. Hari ini aku harus bertemu dengan rekan bisnisku dari Los Angeles yang datang ke Jakarta.”Kaivan berucap seraya menyesap kopi yang baru saja diantar oleh sang pelayan padanya. Ya, pagi ini Kaivan meminta sang pelayan untuk mengantarkan sarapan ke dalam kamar. Namun, sayangnya belum juga Kaivan sarapan—dia sudah mendapatkan telepon dari asistennya tentang meeting pagi ini.“Apa tidak bisa sarapan sebentar saja, Kai?” tanya Krystal seraya menatap Kaivan.“Tidak. Jalanan sering mecet. Aku tidak bisa terlambat datang ke kantor.” Kaivan menjawab dengan nada datar dan langsung menyambar kunci mobil yang ada di atas meja. Namun, kala Kaivan hendak pergi, tiba-tiba sesuatu hal muncul dalam benaknya. Kaivan langsung mengalihkan pandangannya, menatap Krystal. “Krystal,” panggilnya.“Iya, Kai?” Krystal mendongakan kepalanya, melihat Kaivan yang berdiri di hadapannya.“Siapa Giska? Maksudku kenapa tiba-tiba kamu menggunakan nama Giska di saat kemarin ib
Read more

Bab 29. Amarah Kaivan

“A-Aryan?”Tubuh Krystal membeku. Tenggorokannya seolah tercekat. Lidahnya begitu kelu. Sepasang iris mata cokelat terangnya menunjukan keterkejutan. Napas Krystal memburu. Dia semakin melangkah mundur menjauh dari Kaivan dan sosok pria yang begitu dia kenali.Ya, bukan hanya Krystal yang membisu. Tapi Aryan pun diam seribu bahasa. Manik mata hitam Aryan menatap lekat manik mata cokelat terang Krystal. Tatapan tersirat penuh arti. Bahkan Aryan seakan hanyut ke dalam sebuah tatapan yang telah dia lakukan. Bagaikan keindahan samudera luas, Aryan telah hanyut di dalamnya.Kaivan menghunuskan tatapan dingin dan begitu tajam mengamati seksama Krystal dan Aryan yang sejak tadi saling menatap satu sama lainnya. Kaivan masih diam walau dirinya seakan ingin meledakan amarahnya. Terutama kala Aryan tak berkedip sedikit pun melihat Krystal.“Kalian saling mengenal?” seru Kaivan hingga membuat Aryan tersadar bahwa sejak tadi dirinya telah hanyut dalam tatapannya. Sampai Aryan lupa bahwa ada Kaiva
Read more

Bab 30. Melampiaskan Kemarahan

“Masa lalu?” Kaivan menangkup kasar kedua pipi Krystal. “Katakan padaku apa saja yang sudah kalian lakukan selama dua tahun? Jangan membohongiku, Sialan! Jika mantan pacarmu adalah orang yang tidak aku kenal, aku sama sekali tidak peduli! Tapi mantan pacarmu adalah teman baikku sendiri! Jawab aku! Apa yang sudah kalian lakukan selama dua tahun itu!” serunya dengan nada tinggi.“A-Aku—”Degupan jantung Krystal berpacu keras. Bagaimana Krystal bisa menjawab jika Kaivan menatapnya begitu tajam. Bahkan Krystal tak mampu bergerak sedikit pun. Kaivan menatapnya seolah dirinya adalah seorang tersangka yang melakukan kesalahan besar. Sungguh, Krystal tidak berani menjawab pertanyaan Kaivan. Dia takut dirinya salah bicara.“Kenapa kamu diam, Krys! Jawab aku!” sentak Kaivan tegas.“A-Aku tidak melakukan apa pun, Kai,” jawab Krystal gugup.“Shit! Kamu pikir aku percaya begitu saja! Aku mengenal Aryan dengan baik, Sialan! Tidak mungkin kalian tidak melakukan apa pun!” Kaivan mencengkram kuat kedu
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status