Pramoedya menghentikan laju mobil, di halaman luas kediaman mewahnya. Dia tak langsung turun, atau sekadar melepas sabuk pengaman yang melintang di dada. Pria tampan bermata hazel tadi terdiam beberapa saat, dengan tatapan tertuju lurus ke depan. Sementara, kedua tangan berada di atas kemudi. Begitu juga dengan Laila. Wanita cantik tersebut ikut diam, terlarut dalam pikiran yang terasa menarik serta menenggelamkannya begitu dalam. “Bagaimana?” tanya Pramoedya. Ternyata, pria itu menunggu jawaban dari Laila. “Apanya?” Laila balik bertanya. “Itu, yang tadi kukatakan,” sahut Pramoedya. Kali ini, dia melepas sabuk pengaman, kemudian setengah menghadap kepada Laila. “Aku bisa membantumu menghadapi Adnan dan istrinya. Seperti yang kamu ketahui, mereka merencanakan sesuatu yang jahat. Padahal, Adnan adalah adik kandung Pak Reswara. Menurutku, itu sangat keterlaluan.” “Kalian semua keterlaluan,” balas Laila tanpa menoleh kepada pria tampan, yang terus melayangkan tatapan penuh cinta terh
Read more