Sudah maju, sudah kepalang basah, tidak ada waktu untuk mundur apa lagi kembali ke barisan belakang. Itu yang sedang Kinar Dewi rasakan. Setelah berbincang banyak bersama Anan Pradipta mengenai rencana keduanya untuk menikah secara resmi, kini kedua tubuh dua manusia berbeda jenis kelamin itu tengah berdiri di hadapan sebuah apartemen mewah yang ada di kota Bandung.Seumur-umur hidup Kinar, hanya pernah melihat bangunan mewah ini dari luar saja—maksudnya hanya saja kedua kakinya menyusuri jalanan di hadapan gedung ini. Namun sekarang, siapa yang sangka jika salah satu unit di dalamnya adalah miliknya bahkan atas namanya. Kinar hebat sekali bukan?“Kamu merasa ada yang kurang?”Pertanyaan yang Anan ajukan membuat kepala Kinar yang sedari tadi menatapi gedung mewah itu lekat-lekat terpaksa harus menoleh dengan mata menyipit. Ada tanya di dalam benak Kinar kala Anan melempar pertanyaan tanpa maksud tersebut.“Wanita dan pikirannya yang selalu negatif,” cibir Anan disertai dengkusan. “Mak
Baca selengkapnya