All Chapters of Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku: Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

Bab 91

"Salahku apa, Galuh!" teriak Gala karena sudah tidak tahan terus dipukuli saudara kembarnya. "Kamu masih tanya salahmu apa, hah?" Galuh benar-benar penuh amarah.Gala sudah tidak tahan lagi dipukuli, jadi dia pun mulai membalas pukulan tersebut. Hingga terjadilah pertengkaran antara keduanya. Keributan jelas terdengar oleh Latifah yang memang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya. Dengan cepat, dia pun memanggil tetangga sekitar. Tetangga yang merupakan teman-teman bergosip karena mereka satu frekuensi. "Pasti saudara kembar itu sedang memperebutkan wanita tidak tahu diri itu!" Latifah mulai mengompori teman-teman tetangga."Iya, benar. Tapi memang si Aleena itu tidak tahu diri deh, Jeng. Soalnya aku lihat sendiri, mertua sama Gala sering ke luar masuk ke rumah Galuh diam-diam. Gak tahu deh, apa yang mereka lakukan." Sumiati ikut mengompori. Tapi memang benar, sudah lama wanita itu selalu melihat Fathan serta Gala ke luar masuk rumah Aleena."Wah, kamu serius, Jeng? Kenapa gak
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Bab 92

Akhir-akhir ini Galuh memang sulit ditebak, apa sebenarnya maunya. Ingin bertahan, tapi mencampakkan wanita cantik berkulit putih itu. Bahkan dia tidak peduli dengan kehadiran bayi dan membencinya. Apakah yang dilakukan itu memang sebuah hukuman yang akan membuat Aleena menderita?"Aku akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku!" Gala tidak mau mengalah. Dia tidak ingin anak kandungnya harus menerima perlakuan tidak baik hanya gara-gara kesalahan yang pernah dilakukan bersama adik iparnya. "Silakan saja kalau kamu bisa, sebab Aleena tidak bisa menggugat cerai aku. Pun aku tidak akan pernah melepaskannya. Lebih baik kamu pergi dari rumahku sekarang juga! Atau aku akan menyeretmu dengan paksa!" usir Galuh dengan mata melotot.Gala sebenarnya tidak mau pergi begitu saja, sebab merasa bahwa hidup Aleena dan putranya pasti akan terancam jika bersama saudara kembarnya. Namun, dia juga tidak ingin diseret paksa oleh Galuh. Mengingat di halaman rumah banyak pasang mata yang pasti sedan
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 93

Aleena terkejut karena suara bantingan keras cangkir berisi kopi panas, bahkan mengenai kakinya. Dia tidak tahu apa yang sudah membuat suaminya kali ini naik pitam."Ada apa, Mas?" tanya wanita cantik berkulit putih itu menahan sakit di kakinya."Kamu masih tanya kenapa? Apa kamu ingin membuat lidah dan mulutku melepuh? Kenapa kopinya sepanas itu? Hah?" pekik Galuh mencari alasan untuk menyalahkan istrinya."Biasanya 'kan memang begitu, Mas. Kenapa baru sekarang protes?" cetus Aleena menjelaskan."Oh ... jadi ceritanya kamu sekarang sudah berani melawan? Hah! Kamu sudah berani padaku? Apa kamu mau aib yang kamu miliki itu aku sebar dan bayimu yang tidak bersalah itu menjadi korban penghinaan?" Galuh mulai mengancam, wajahnya terlihat jelas sedang mengeluarkan amarah yang telah lama disimpan.Aleena memilih diam karena ucapan suaminya sudah menyangkut bayi yang baru dilahirkannya. "Kenapa kamu diam saja?" pekik Galuh semakin kesal karena Aleena mulai ketakutan."Lantas Mas Galuh mauny
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 94

"Kalau sampai kamu menyebarkan isu yang tidak baik, akan aku tuntut kamu! Sekarang kamu pergi dari rumahku!" usir Aleena dengan tegas. Surti pun pergi dengan wajah ketakutan, lalu wanita cantik itu menyusul untuk pergi ke mamang sayur. Aleena sebenarnya masih merasakan sakit, tapi berusaha untuk menahan demi anaknya juga. Dia pun berbelanja dengan wajah tenang dan tetap ramah seperti biasa, meskipun pandangan para tetangga mulai berbeda. Memang mereka tutup mulut ketika ada wanita cantik berkulit putih, tapi mereka akan kembali membuka suara ketika Aleena pergi. "Anaknya laki-laki, Aleena?" tanya Dela basa-basi. Dirinya tidak tahan jika harus diam tanpa menyapa."Iya, laki-laki." Tidak banyak yang Aleena katakan, hanya menjawab seperlunya saja. "Hem ...." Dela manggut-manggut tanpa berbicara apa pun lagi. Wanita cantik pun mulai memilih sayur dan ayam potong yang ada di rombong. Setelah itu, dia menggunakan kertas berwarna merah untuk membayarnya. "Sudah ini saja, Mbak?" tanya H
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 95

Jelas saja wanita cantik itu terkejut saat pipinya kesakitan karena bekas dari tangan mertuanya. "Ada apa, Ma?" tanyanya meringis kesakitan."Gak usah pura-pura deh, aku sudah tahu semuanya. Kamu memang wanita tidak tahu diri!" hardik Dira dengan netra melotot hingga mau ke luar dari tempatnya."Pura-pura apa, Ma?" tanyanya lirih."Bayi yang lahir itu bukan cucu Mama 'kan? Aku sudah dengar semua dari tetangga waktu mau ke sini." Dira ternyata mendengarkan gosip saat dirinya hendak masuk ke rumah Aleena. Wanita cantik itu jelas diam, sebab memang dirinya salah. Lagi pula, tidak ada yang harus dijelaskan lagi setelah semua rahasia yang dimiliki terbongkar. Untuk membela diri juga percuma, hanya akan memperkeruh suasana."Kenapa kamu diam saja, hah! Berarti gosip itu benar 'kan?" tanyanya lagi dengan wajah memerah.Aleena jelas tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin juga 'kan dia mengakui dosa besar yang dilakukan di depan ibu mertuanya."Sudah, Ma. Jangan termakan gosip di luar,
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 96

Makan siang sudah disiapkan oleh Dira dengan cepat, lalu wanita setengah paruh baya itu pun memanggil menantu dan anaknya untuk makan bersama-sama. Tidak ada obrolan lagi dari Aleena setelah mendengar penjelasan dari Galuh. Pun pria itu tetap tidak sudi melihat wajah istrinya."Kamu makan yang banyak ya, biar asimu lancar. Juga badanmu sehat." Dira memasukkan nasi ke atas piring mertuanya. Aleena jelas tidak bisa menolak apa pun yang dilakukan oleh mertuanya. Meskipun sebenarnya, porsi nasi yang disajikan terlalu banyak di atas piringnya."Kamu habiskan ya," imbuh Dira ketika melihat Aleena menelan salivanya. Tidak terkecuali Galuh yang diminta untuk makan yang banyak karena sang Mama memberikan nasihat pada putranya untuk membantu wanita cantik itu merawat cucunya."Pokoknya Mama gak ingin mendengarkan alasan apa pun darimu, kamu harus membantu istrimu menjaga anakmu. Kamu mengerti 'kan?" cetus Dira melihat tajam ke arah Galuh. Seperti biasa, pria tampan itu hanya mengiyakan. Namun,
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 97

"Harus berapa kali Mama bilang padamu, Gala. Jangan pernah masuk ke rumah ini lagi tanpa permisi!" hardik Dira saat melihat putranya tiba-tiba ada di ruang tamu.Pria tampan itu tersenyum, lalu berkata, "Dari pada Mama marah-marah tidak jelas padaku, mending Mama duduk dulu. Kemudian dengarkan penjelasanku deh, biar gak marah-marah dan tidak cepat tua." Gala memberikan senyuman termanis yang dimiliki. Meskipun enggan, Dira tetap menuruti apa yang dikatakan oleh putranya. Pria tampan itu menarik napas panjang, lalu mengembuskan secara perlahan. "Gala ke sini cuma ingin memberikan hampers ini untuk bayi Galuh, tidak ada yang lain, Ma." Gala memberikan hampers bayi yang semula diletakkan di samping kursi tempat dia duduk.Langsung saja Dira mengambil dengan kasar, lalu berkata, "Sudah itu saja 'kan? Sekarang kamu bisa pergi dari rumah ini. Jangan sampai Mama marah karena kamu masih tetap di sini." Dira mengusir dengan kejam."Ya gak bisa gitu dong, Ma. Harusnya 'kan aku menggendong pon
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 98

Setelah memberikan instruksi pada Santi tentang apa saja yang harus dilakukan, Dira pun pamit pergi karena harus menemui suaminya. "Kamu tolong jaga Aleena ya, San. Apa pun yang diperintahkan kamu harus melakukannya selama itu kebaikan." Dira memberikan perintah sebelum dirinya pergi. "Baik, Nyonya." Hanya itu yang dikatakan Santi, sebab memang sebenarnya dia bekerja untuk Dira. "Kamu harus jaga cucuku dengan baik ya, Aleena. Jangan sampai kekurangan nutrisi. Mama pasti akan ke sini tiap hari meskipun sebentar untuk memastikan tumbuh kembang cucuku dengan baik," kata Dira saat Aleena juga ikut serta mengantarkan Mama mertuanya ke depan pintu. "Baik, Ma. Akan aku jaga Bagas dengan baik. Mama tenang saja," janji Aleena karena tidak ingin mengecewakan mertuanya."Oya, Galuh masih tidur?" tanya Dira mengingat putranya tidak ada di hadapannya."Iya, Ma. Mas Galuh mungkin kecapean, jadi tidurnya nyenyak sekali." Aleena menjawab sesuai fakta yang ada. "Ya sudah kalau gitu, biarkan saja.
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 99

Netranya mulai berkaca-kaca, tapi tidak sampai meneteskan buliran bening yang sebenarnya tidak dapat dibendung lagi. "Oh, kamu sudah mulai berani?" cetus Galuh dengan tatapan melotot.Aleena tidak menjawab, tatapannya mulai fokus ke wajah Bagas yang belum berhenti menangis. Mendengar tangisan bayi itu, Galuh merasa iba. Bahkan hati yang keras tiba-tiba luluh, ingin rasanya pria itu menggendong dan menenangkannya. Namun, keinginannya justru dikalahkan oleh gengsi yang ada pada dirinya. "Tenangkan bayimu sekarang juga! Aku tidak suka mendengar suara tangisan bayi terlalu lama!" bentak Galuh, lalu pergi meninggalkan istri dan bayi kecil yang masih menangis meronta-ronta. Aleena menahan tangisannya, meskipun berulang kali dilukai oleh sang suami. Akan tetapi, tetap saja dia tidak bisa meminimalisir keadaan hatinya. "Kamu yang tenang ya, Nak. Jangan menangis lagi," ucap wanita cantik itu dengan wajah memerah serta air mata yang tidak bisa dibendung lagi. Perlahan Aleena mengusap air m
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 100

Aleena meringis kesakitan, tapi beruntung dirinya bisa melawan apa yang telah dilakukan Surti. Dia dengan cepat membalas apa yang dilakukan oleh tetangga julid itu."Jangan coba-coba kamu mengusik kehidupanku lagi ya, jika tidak ingin aku berbuat lebih jahat dari ini," ancam Aleena sembari memelintir lengan kanan Surti. Tetangga yang lain melihat adegan itu hanya bisa meminta belas kasihan pada wanita cantik agar segera melepaskan pelintiran tangan pada Surti. "Kalian semua harus ingat, apa yang aku lakukan kepada kalian ini merupakan sebuah peringatan agar kalian tidak berbuat seenaknya lagi." Aleena langsung melepaskan genggaman tangan, lalu beranjak pergi tanpa mendengarkan obrolan para tetangga selanjutnya.Aleena tidak ingin membuang-buang waktu lagi, jadi dia segera membeli apa yang diinginkan oleh sang suami. Tanpa mengetahui kalau Galuh sengaja menyuruhnya karena suatu alasan. Bukan karena pria tampan itu suka makan rujak dan bahkan tidak pernah membelinya. "Mumpung Aleena
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status