Semua Bab Pernikahan Paksa Pewaris Arogan: Bab 311 - Bab 320

365 Bab

311. Informasi dari Nancy.

Petugas keamaan melirik makanan yang masih banyak jumlahnya di atas meja pasien."Jangan lama-lama. Nyonya Besar berpesan, atau biarkan saya yang menyuap Tuan saja?"Nancy melirik petugas keamanan itu dengan wajah kesal lalu menjawab, "baiklah, suruh Nyonya sendiri yang datang untuk menyuap pasien. Apakah dia tidak mengerti bahwa ini adalah makanan pertama semenjak pasien baru sadar?""Harus pelan-pelan menyuapnya atau semua isi perutnya akan terkejut!""Pergilah, saya hanya makan, bukan melakukan sesuatu yang tidak etis dengan perawat ini," ucap Afgan dengan tegas lalu menerima suapan dari Nancy."Atau kamu ingin menyaksikan saya mengunyah sampai habis?"Afgan melirik petugas keamanan itu dengan tatapan menyindir."Maaf, Tuan. Maksud saya bukan itu." Petugas keamanan itu merasa serba salah atas apa yang terjadi, sehingga dia memutuskan pamit diri."Saya akan menunggu di luar saja."Pintu ditutup dan Nancy bernapas denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-24
Baca selengkapnya

312. Achmed mendukung kalian!

Bab 312Nancy berusaha menghubungi Bob. Di sisi lain, Bob menerima panggilan melalui telepon genggamnya dari Nancy dengan hati berdebar. Dia segera mengatur pertemuan dengan Nancy di kafe terdekat. Saat dia tiba di kafe, dia melihat Nancy sudah menunggu di sudut ruangan dengan wajah gelisah."Bob, aku sangat khawatir," ujar Nancy begitu Bob duduk di hadapannya.Bob mencoba menenangkan Nancy. "Tenanglah, Nancy. Apa yang Afgan katakan padamu?"Nancy menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Dia ingin bertemu dengan Achmed, ayahnya. Dia merasa sudah waktunya untuk mengungkapkan kebenaran tentang kecelakaan yang menewaskan suami Adelia.""Wanita itu memang sudah gila, memasukkan ide yang membingungkan Afgan. Aku belum tahu apa yang dia inginkan saat ini dengan membuat semuanya menjadi kacau," ujar Bob dengan kesal sambil menyeruput kopinya.Bob mengangguk, mengerti urgensi dari situasi ini. "Kita harus melakukannya dengan hati-hati. Achmed mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-25
Baca selengkapnya

313. Kebenaran yang pahit

Mereka bertiga tiba di Rumah Sakit beberapa saat kemudian dan langsung bergegas menuju ke kamar pasien di mana Afgan berada.Tanpa mengalami hambatan, mereka masuk ke kamar Afgan karena semua petugas keamanan mengenal Achmed Al-Futtaim dengan baik."Dad," sapa Afgan pada saat melihat sang ayah yang hadir di hadapannya saat ini. Dia merasa lemah dan sangat membutuhkan dukungan dari ayahnya."Putraku, maafkan Ayah karena baru bisa menemuimu saat ini. Ayah sangat menyesali atas apa yang sudah kamu alami," ujar Achmed dengan mata berkaca-kaca. Pria tua itu melangkah pelan mendekati Afgan sambil berkata-kata, kemudian duduk di sebelah kanan sisi ranjang. Lidahnya merasa kelu menyaksikan semua monitor dan alat medis yang terpasang di tubuh Afgan."Wanita itu sudah membuatmu sangat menderita," lanjutnya dengan suara parau."Melinda?" Afgan menatap sang ayah dengan wajah polos.Achmed mengangguk pelan sambil berusaha mengatur napasnya yang tua.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-25
Baca selengkapnya

314. Aku harus mencari cara lain!

"Yang penting, saat ini, kami sudah menemukan bukti bahwa Melinda telah memberimu obat penenang secara berlebihan, menyebabkan keadaanmu seperti ini. Dia telah memanfaatkan situasi ini untuk menyakitimu dan memisahkanmu dari Adelia.""Banyak sekali, sampai dia juga berusaha membunuhku, Ayahmu!" seru Achmed kemudian, pria itu sudah tidak bisa menahan amarah dalam dirinya.Afgan merasa dunianya berputar. Segalanya terasa begitu tidak masuk akal, tetapi seiring dengan kata-kata Bob, kilatan memori mulai memenuhi pikirannya. Dia mulai mengingat potongan-potongan dari saat-saat sebelum kehilangan kesadarannya, dan semuanya mulai terungkap dengan jelas."Dia... Dia melakukan ini juga pada Ayah?" tanya Afgan dengan suara yang gemetar.Bob mengangguk tegas, mewakili Achmed yang mengenggam kepala tongkatnya dengan geram karena sedang mengontrol amarahnya sendiri. "Ya, Afgan. Dan sekarang, kami bersama-sama akan menghadapinya. Kita akan membuktikan kebenaran di pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-25
Baca selengkapnya

315. Malam penuh cinta

Dalam suasana yang tenang di dalam kamar rumah sakit, cahaya kecil dari lampu tidur menyulap ruangan menjadi ruang yang hangat dan intim. Afgan dan Adelia duduk berdampingan di tepi tempat tidur, saling berpandangan dengan tatapan yang penuh makna.Adelia memutuskan untuk tidak pergi dari Rumah Sakit karena dia sama sekali tidak ingin meninggalkan suaminya."Apa yang kau ingat dari masa lalu kita, Afgan?" tanya Adelia, suaranya lembut seperti sentuhan sayap kupu-kupu. Kedua mata beningnya menatap Afgan dengan sendu, ada rasa cinta yang teramat besar dalam hatinya.Afgan menarik napas dalam-dalam, mencoba merangkum kenangan yang telah lama terlupakan. "Maafkan aku, Sayang. Tapi aku tidak bisa mengingat apa pun. Dalam bayangangku, aku merasakan sebuah keinginan untuk memiliki beberapa ingatan saat-saat indah bersamamu, Adelia.""Tapi aku tidak bisa ingat apa pun, pernahkah kita berjalan di tepi pantai? Menikmati senja bersama? Atau pernahkah ada saat kita t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-26
Baca selengkapnya

316. Melinda menggila

Keesokkan paginya, Melinda datang untuk mengunjungi Afgan dengan membawa sekeranjang buah-buahan. Tanpa wajah bersalah, dia mengetuk pintu kamar lalu masuk ke dalamnya.Melihat Adelia sedang tertidur dalam pelukan Afgan, wanita itu mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat sehingga kuku-kukunya yang tajam patah dan patahannya jatuh ke lantai.Namun, Melinda tidak merasa sakit. Dia malah merasa hatinya lebih sakit. Kedua matanya memerah, tetapi dia merasa harus menahan amarah yang sudah membalut hampir sekujur tubuhnya."Adelia, Afgan, bangunlah. Aku membawakan sarapan untuk kalian," panggil Melinda sambil melangkah mendekati ranjang."Huh?" Adelia mengucek matanya dan mulai mengeliat kecil dalam pelukan Afgan."Sudah pagi?" tanya Adelia sambil menguap. Sudah lama dia tidak merasakan tidur se-nyenyak dan se-nyaman ini berada dalam pelukan pria yang sangat dirindukannya."Matahari sudah hampir membakar kalian," seloroh Melinda sambil menunjuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya

317. Permainan dimulai

"Kamu gila!" seru Afgan dengan kedua mata tajam melihat ke arah Melinda.Dengan segera dia menekan tombol bantuan. Beberapa saat kemudian, para perawat berdatangan lalu segera melakukan pertolongan bagi Adelia.Sementara Melinda ditahan oleh beberapa perawat pria."Lepaskan! atau aku akan memecatmu! Grrr!" Kedua mata Melinda penuh dengan sklera merah sementara perawat pria yang menahannya tidak gentar sama sekali walau mereka merasa diintimidasi dengan kalimat pedas dari Melinda."Lepaskan!" teriak Melinda sambil meronta-ronta."Tidak bisa, ini sudah masalah kemanusiaan. Kami sudah memanggil polisi. Anda bukan majikan kami lagi! Kami tidak mau bekerja kepada orang yang kehilangan akal seperti kamu!" seru salah seorang perawat pria yang memang sedari awalnya kurang suka dengan tindak-tanduk Melinda."Ini, masalah pembunuhan!" Afgan berkata dengan menahan rasa sakit. Pria itu tidak bisa mengikuti Adelia yang sudah dibawa pergi oleh perawat unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

318. Putar balik keadaan

Achmed berdiri lalu berkata, "baiklah, kami akan pergi untuk mengecek keadaan Adelia. Kamu berisitirahat saja di sini. Sembuhkan kepalamu dulu. Adelia tidak akan mengalami masalah besar."Bob menganggukkan kepalanya lalu menambahkan dengan sedikit guyonan. "Dia saja bisa selamat dari kobaran api, kalau hanya pisau buah kecil, tidak akan ada masalah besar."Perkataannya mendapat lirikan tajam dari Afgan."Hum, saya akan mengikuti Tuan Besar." Bob buru-buru menyusul langkah Achmed yang sudah sampai di pintu kamar.Bob melambaikan tangannya lalu menutup pintu.Afgan bermonolog dengan dirinya sendiri dalam keheningan ruangan. "Betul, tidak akan ada masalah besar yang terjadi. Dia akan baik-baik saja. Api saja tidak mampu merengut nyawanya."Afgan berusaha menarik napas dalam-dalam agar hatinya tenang. Sementara di luar ruangan, dekat pintu besar utama rumah sakit tersebut, ada beberapa keributan.Melihat itu, Achmed dan Bob tertarik untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

319. Bagian dari rencana Melinda

Seorang petugas keamaan maju selangkah lalu memberikan hormat dengan menautkan sebelah tangannya ke kepala dan menjawab dengan sopan."Kami lupa membawa alat bukti, tadi kami kembali untuk mengambilnya dan ternyata para wartawan sudah berkumpul dan ini yang terjadi."Achmed mengangguk tanda mengerti. "Baiklah!""Pak Polisi, sudah boleh membawanya pergi ke kantor untuk proses pemeriksaan. Saya akan mengutus pengacara kami untuk memproses tuntutan bagi tersangka," lanjutnya.Kedua petugas kepolisian yang menahan Melinda menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Mereka lalu menarik Melinda untuk kembali menuju ke mobil polisi.Tiba-tiba Melinda berteriak dalam kepanikannya. "Siapa pun yang bisa menyewakan pengacara terbaik untuk memenangkan kasusku, saya akan memberikan hal eksklusif bagi mereka untuk mewawancaraiku!"Mendengar perkataan Melinda, semua wartawan sangat bersemangat. "Kami mau, kami akan mengurus pengacara terbaik untukmu. Kamu past
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

320. Merampok Achmed!

Melinda dengan ganas mengambil semua dokumen dan surat berharga yang ada di dalam ruangan. Dia tampak begitu yakin dengan rencananya yang terencana rapi, seolah-olah tak ada seorang pun yang bisa menghalangi langkahnya. Sementara Maya yang mulai merasa curiga, hanya bisa menatap dengan penuh ketakutan di balik pintu yang masih terbuka. Wanita itu tidak jadi menemani Silvia tidur, melainkan membalikkan tubuhnya untuk melihat apa yang sudah dilakukan oleh Melinda. Maya mengepalkan tangannya pada saat Melinda mengambil segala yang berharga bagi keluarganya. Dia berusaha menghubungi Achmed beberapa kali, tetapi seperti yang dinformasikan oleh Melinda sebelumnya, Achmed mungkin sedang mengalami masalah yang serius dan tidak menganggkat panggilan. Hatinya terasa hancur dan dirinya merasa hampa, merasa tidak berdaya untuk melawan serangan Melinda yang begitu licik dan kejam. Maya mulai merasa menyesal karena memberitahukan lokasi surat berharga miliknya. "M-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
37
DMCA.com Protection Status