Home / Romansa / Pernikahan Paksa Pewaris Arogan / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Pernikahan Paksa Pewaris Arogan: Chapter 241 - Chapter 250

365 Chapters

241.Tanpa Kekayaan

"Tidak!"Achmed menghentakkan tongkatnya yang melihat ke arah Afgan lalu ke arah Melinda bergantian."Tanpa seizinku, tidak ada yang boleh masuk ke dalam keluarga Al-Futtaim, demikian juga tidak ada yang boleh keluar dari keluarga Al-Futtaim!" seru Afgan dengan mata menyala.Maya merasa lemas dengan kenyatan yang baru saja didengar olehnya. Dia memiliki dua cucu kembar yang tidak pernah diketahuinya sama sekali dan Adelia, anak gadis dari pengasuh Afgan itu ternyata masih hidup.Padahal Maya pernah merasa bersalah karena pengasuh itu ikut menyusul ibundanya ke alam baka karena kobaran api yang sama. Maya merapati kematian Adelia selama hampir setahun, sampai Silvia lahir dan membawa sebuah tawa baru penuh keharuan.Maya melihat ke arah Silvia kecil yang saat ini sedang membalas tatapan sang nenek dengan wajah sendu. Gadis kecil itu pasti mengharapkan dukungan dari neneknya agar mereka terlepas dari masalah ini."Silvia, kemarilah," ucap Maya
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

242. Ke Indonesia? Pesawat pribadi?

Bob berjalan tanpa curiga menuju ke pelantaraan parkir mobil. Tiba-tiba sesuatu menghantam pundaknya.Bugh!Aowh!Bob tersungkur ke lantai dan pingsan seketika."Kita bawa ke mana?" tanya seorang pria berpakaian perawat sambil menahan tubuh Bob yang sudah tidak berdaya."Masukkan ke dalam tong sampah itu!" sahut pria bermasker medis dan berpakaian perawat lainnya."Baik!"Kedua pria bermasker medis itu membopong tubuh Bob lalu memasukkannya ke dalam tong sampah besar milik Rumah Sakit dan menarik tong besar tersebut tanpa menimbulkan kecurigaan orang-orang di sekitarnya.Setelah sampai di sebuah mobil box hitam, tubuh Bob segera dipindahkan ke dalam mobil box tersebut.Bob merasa tubuhnya berguncang hebat dan hidungnya mencium aroma busuk, tetapi dirinya tidak berdaya karena sarafnya terganggu akibat hantaman keras pada pundaknya.Dia tahu bahwa dia sedang diculik oleh seseorang dan mungkin akan mengalami nasib ya
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

243. Surat cinta yang aneh

Perawat tersebut melihat ke arah Adelia dengan tatapan penuh arti.Sesaat kemudian, perawat itu menjawab, "Tuan Afgan sudah keluar dari Rumah Sakit dan langsung diterbangkan menuju ke Indonesia."Adelia terkejut dengan kabar yang didapatkan olehnya. Wanita itu terduduk di salah satu kursi dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.Salah seorang perawat menghampiri Adelia dengan sebuah amplop putih di tangannya."Nyonya Adelia?""Ya, saya?"Adelia menatap perawat itu dengan tatapan kosong."Ini adalah surat yang dititipkan oleh Tuan Afgan kepada Anda. Silakan dibaca."Adelia mengerjapkan matanya berulang kali sambil menatap amplop putih tersebut.Dalam pikirannya, wanita itu bertanya, 'Zaman apakah ini dan Afgan masih menggunakan surat untuk menyampaikan pesannya sementara dia bisa menghubungi dirinya lewat aplikasi hijau kapan pun dia mau?'"Nyonya, surat?""Eh, iya, mari." Adelia menerima surat itu dengan set
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

244. Adelia sudah meninggal!

Edward duduk di samping Adelia dan wanita cantik itu segera merebahkan kepalanya ke bahu Edward."Jangan menangis untuk orang yang tidak perlu kamu tangisi, Aiyana.""Hmm."  Adelia menghapus air mata yang mengalir dengan punggung tangan."Kembalilah menjadi Aiyana dan lupakan semua tentang Afgan juga Adelia. Kamu lebih bahagia saat menjadi Aiyana.""Hmm.""Aiyana, kita pulang sekarang atau sebentar lagi?""Sebentar lagi. Biarkan aku merasakan kenyamaan, pinjam bahumu sebentar."Edward mengubah posisi sehingga Adelia berada dalam pelukannya. "Menangislah untuk membuat dirimu lega."Tidak jauh dari sana, Edward memarkir mobil dan Emily duduk menunggu di dalamnya. Tatapannya sendu melihat sang suami sedang memeluk wanita lain.Dengan tangannya, Emily memukul kakinya yang lumpuh dan tidak berdaya. Dia mengerti cacat permanen yang ada dalam dirinya dan betapa dia sangat tidak mampu membahagiakan Edward yang memang pada d
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

245. Perjuangan yang sia-sia

Napas Bob menderu-deru saat berteriak. Rafael duduk di kursi kerjanya sambil tersenyum memandang layar monitor yang sedang menampilkan kegilaan yang akan dilakukan oleh Bob sesaat lagi."Cobalah, maka pihak kepolisian akan menangkapmu. Kita lihat sehebat apa kekuasaanmu tanpa ada Afgan di sini!" Rafael tersenyum sambil melipat kedua tangannya di bawah dada.Sementara di luar, Bob mengetatkan rahangnya. Merasa ancamannya tidak membuahkan hasil apa pun."Keluar, Rafael! Hadapi aku! Kamu tidak boleh membuat kehidupan mereka kacau dengan menyembunyikan Adelia! Mereka saling mencintai!" seru Bob sambil menatap ke arah kamera dengan mata nyalang."Keluar! Pengecut!"Setelah beberapa detik berlalu, Bob mulai merasakan kesia-siaan. Pria nekad itu lalu mengedarkan pandangan ke sekitarnya dan mencari letak CCTV yang lain.Setelah mendapatkan posisi yang tidak terekam cctv, pria itu tersenyum puas lalu melangkah ke sana.Prang!Suara kurs
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

246. Patah hati

Usai kepergian Bob yang dituntun oleh dua orang anak buah Rafael. Rafael melakukan panggilan melalui ponselnya kepada Edward."Bagaimana kondisi Aiyana?""Dia masih terpuruk dan sedang beristirahat. Emily menemaninya.""Hmm, biarkan dia menganggap Afgan meninggalkannya. Ini kesempatanmu untuk merebut kembali hatinya. Sementara, anak-anak akan kuurus," ucap Rafael dengan suara datar."Baiklah. Aku memang menyayanginya sejak dulu," sahut Edward."Maka aku akan menggandeng tangannya untukmu. Kamu akan bermasalah denganku bila membuatnya kecewa sekali lagi.""Tidak akan, aku bisa menjamin hal itu dengan kepalaku," kata Edward.Pria itu sudah memantapkan hatinya karena sejak dulu, cintanya hanya untuk Adelia seorang. Terkendala karena bentuk tanggung jawabnya dengan Emily yang cacat akibat kelalaiannya dalam membawa mobil."Baiklah, aku memberikan waktu satu bulan untukmu, siapkan pernikahan kalian. Aku ragu, Achmed, si tua bangka itu bisa mencegah putranya melakukan hal nekad.""Satu bula
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

247. Ketidakberdayaan Afgan

"Minggir, aku hanya ingin mendinginkan kakiku!" teriak Emily dengan kedua mata membulat sempurna."Baik, saya ... akan menggendong anda, tetapi tolong jangan melakukan tindakan nekad apa pun. Saya bisa dipecat! Tolonglah," bujuk pria yang serba salah itu."Baik, gendong saya!"Supir yang merasa gelisah itu pun terpaksa menggendong Emily sampai ke jembatan yang terbuat dari kayu. Dengan lembut dan perlahan, pria itu menuntun hingga pantat Emily menyentuh jembatan. Emily mencelupkan kedua telapak kakinya menyentuh air danau yang dingin."Segar sekali, ini menyenangkan hatiku," ucap Emily.Pria yang menjadi supir keluarga itu berusaha tersenyum walau ketakutan setengah mati dalam hatinya.Emily berusaha menggerakkan kakinya yang lumpuh, tetapi bahkan jempolnya saja tidak bisa bergerak."Lihat, dia sama sekali tidak bergerak. Aku sungguh bodoh ya?" tanya Emily sambil menoleh ke arah supir yang terlihat gelisah dan mulai berkeringat dingin
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

248. Perlawanan Afgan yang sia-sia

"LEPASKAN! LEPASKAN AKU!!" teriak Afgan dengan suara melengking tinggi dan dia berusaha membuat keributan.Waktu masih menunjukkan pukul tiga dini hari dan obat penenang yang diberikan tadi sudah habis reaksinya.Pria tangguh itu kembali meronta dengan mata merah menatap nyalang ke semua perawat yang mengelilinginya seperti singa yang lapar."MELINDA! Panggil jalang itu kemari!""Tuan, Anda sedang sakit dan butuh pengobatan!""SAYA TIDAK SAKIT!" pekik Afgan dengan tatapan tajam.Para perawat saling memberi kode untuk maju bersamaan dan menangkap Afgan."Tidak! Lepaskan!" Afgan masih berusaha meronta dan meraung pada saat ditahan oleh perawat pria yang dikhususkan untuk menjaga dirinya.Tangan dan kaki yang terikat pun hampir terlepas, namun para perawat segera singgap menahan lehernya sehingga pria itu sedikit tercekik."Cepat berikan obat penenang!" seru salah seorang perawat dengan menahan sebelah tangan Afgan.
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

249. Cinta atau ketulusan

"Bayu, lepaskan aku, aku mengantuk sekali!" seru Melinda yang berbaring di ranjang yang sama dengan Bayu.Usai mengantar Achmed, Maya dan Silvia pulang ke mansion milik Afgan, Melinda meminta izin untuk bertemu dengan kerabatnya dengan alasan sedang membahas pekerjaan.Selama Afgan terbaring tidak berdaya, Melinda sudah mengambil alih tugasnya dan berhasil mempelajari segala hal dengan baik, bahkan wanita licik itu berhasil menyelesaikan beberapa masalah sehingga Achmed memandang dirinya cukup baik untuk menggantikan pekerjaan Afgan hampir semuanya."Aku merindukanmu, Sayang," rayu Bayu."Dan aku mengantuk, apakah kamu tidak bisa mengangguku di lain hari saja?""Mengapa kamu dingin sekali sekarang? Apakah kamu merasa sombong setelah berhasil menguasai kedudukan CEO milik seorang Afgan?" Bayu mulai cemberut dan membalikkan tubuhnya membelakangi Melinda."Duh, kamu merajuk lagi. Capek sekali menghadapimu!" Melinda terduduk dan berusaha menyisi
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

250. Kesedihan Emily

Tiba-tiba, suara gemerisik langkah kaki terdengar di lorong rumah. Pintu terbuka perlahan, dan seorang perawat muncul, membawa secarik kain yang dipegangnya dengan lembut. "Maafkan saya, Nyonya Emily," ucapnya dengan lembut saat dia mendekati Emily. "Anda lupa membawa selimut untuk menutupi tubuh Anda. Cuaca bisa cukup dingin."Emily menatap perawat itu dengan tatapan kosong. "Terima kasih, Jane," katanya lemah, lalu dia menatap kembali ke luar jendela, mata masih terpaku pada hujan yang turun.Jane meletakkan selimut di atas Emily dengan lembut, lalu dia berdiri di sampingnya dengan pandangan penuh simpati. "Apakah Nyonya membutuhkan sesuatu lagi? Apakah saya bisa membantu Anda dengan apapun?"Emily menggeleng pelan. "Tidak, terima kasih, Jane. Aku hanya butuh sedikit waktu sendiri."Jane mengangguk mengerti, lalu meninggalkan Emily sendirian lagi dengan pikirannya yang merana. Emily duduk diam, merenungkan masa lalu yang tak terhindarkan. Air mata terus
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
37
DMCA.com Protection Status