Semua Bab Pernikahan Paksa Pewaris Arogan: Bab 191 - Bab 200

365 Bab

191. Kehangatan karena saling peduli.

"Baiklah, pergilah bermain dengan Paman. Biarkan Mom membereskan dapur terlebih dahulu," ucap Aiyana sambil mengibaskan tangannya agar mereka segera bubar.Kemudian dia segera mengambil sabuk cuci piring dan menuangkan sabun."Kamu yakin, kami tidak usah membantu?" tanya Afgan sebelum meninggalkan Aiyana."Tidak apa-apa, aku sudah melakukan ini setiap hari." Tangan Aiyana mulai sibuk bergerak mencuci piring kotor dengan buih sabun yang cukup banyak."Baiklah. Jangan terlalu capek, ya ... "Aiyana terkejut karena Afgan tiba-tiba merangkulnya sehingga secara reflek, dia berbalik. Afgan langsung memberikan sebuah kecupan kecil di keningnya. Bibir yang hangat menempel di dahi wanita itu."Eh ... "Afgan tersenyum lalu bergegas meninggalkan Aiyana yang masih mematung dengan buih sabun yang banyak di tangannya."Bibirnya hangat sekali, ini ... dia masih demam," gumam Aiyana sambil memegang keningnya. Ciuman kecil dari Afgan masih ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

192. Dia pria yang membakarmu di hari pernikahannya!

Namun, tiba-tiba, Afgan melihat wajah Aiyana yang mulai merona merah. Dia mulai menyadari situasi tersebut dan dengan cepat menjauh. "Maafkan aku, Aiyana. Aku tidak bermaksud seperti itu," ucapnya sambil tersenyum malu.Aiyana juga tersadar akan ketegangan tersebut dan tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Afgan. Ini hanya momen yang membuat kita merasa dekat."Keduanya kemudian berbagi tawa kecil, meredakan ketegangan yang muncul sejenak. Meskipun momen itu hampir saja membawa mereka pada tingkat keintiman yang lebih dalam, mereka berdua memilih untuk tetap menjaga batas pertemanan mereka."Aku senang kamu di sini untukku, Afgan. Terima kasih atas perhatianmu," ucap Aiyana dengan tulus.Afgan menjawab, "Tentu saja, Aiyana. Kita selalu bisa saling mengandalkan."Kecanggungan mereka terhadap momen yang hampir saja intim membuat suasana menjadi agak kikuk di antara Afgan dan Aiyana. Namun, tiba-tiba, suara lapar dari perut Aiyana men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

193. Karena Mom akan hamil!

"Kamu kenapa, Aiyana?" ulang Afgan sekali lagi dan mulai merasa khawatir.Aiyana menggelengkan kepala. Raut wajahnya kembali terlihat ketus dan dingin."Kulihat kamu sudah membaik, apakah kamu masih butuh aku untuk menjagamu?" tanya Aiyana sambil menaikkan sebelah tangannya yang terluka lalu melanjutkan kalimatnya. "Sepertinya, aku tidak akan mampu mengurusmu. Bagaimana bila kamu ke Rumah Sakit saja? Aku akan menghubungi Bob.""Aiyana!" Afgan berdiri setengah berteriak.Aiyana tersentak kaget karena suara Afgan yang tinggi. Afgan mendengkus lalu duduk kembali dan berusaha mengontrol amarah dalam dirinya."Aiyana," panggilnya dengan lembut kali ini. Sementara Aiyana menatap pria itu dengan bingung."Aku memang masih sakit, tetapi saat ini, kamu juga sedang sakit. Maka ... "Afgan berhenti berkata-kata dan meraih tangan Aiyana. "Lihat, kamu pasti tidak bisa memasak dan anak-anak akan kelaparan.""Uhm, aku bisa memesan makanan onl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

194. Pria itu Simon!

Afgan terbangun karena suara yang terdengar dari kamar anak-anak. Dia segera berdiri. Aiyana masih tertidur dengan nyenyak. Waktu sudah menjelang tengah hari.Afgan merasa memiliki tugas untuk memasak sesuatu untuk anak-anak sebagai makan siang. Karenanya, dia segera bergerak menuju ke dapur untuk memasak sesuatu.Tidak lama kemudian, bau wangi makanan tercium dan sangat harum,  berhasil memancing Lucas dan Joanne yang memang sudah mulai merasa lapar keluar dari kamarnya."Paman memasak? Apakah Mom tidak memasak?" tanya Joanne. Mereka tidak tahu mengenai tangan ibunya yang tidak dapat memegang panci karena tidak melihat langsung seberapa besar luka goresan tersebut.Afgan memilih tidak menjawab pertanyaan itu, dia malah mengalihkan pertanyaan, "Kamu sudah lapar? Ambilkan piring dan duduklah. Makanan sudah siap."Joanne menurut dengan patuh, demikian juga dengan Lucas.Afgan memilih untuk tidak menjelaskan tentang alasan mengapa ia yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

195. Celana dalam yang tertinggal

"Kamu di sini saja dan biarkan pria melindungimu!" Afgan berkata dengan nada ketus lalu bergerak menuju ke pintu."Afgan," panggil Aiyana dengan lembut. Wanita itu merasa bersyukur karena ada pria yang melindunginya saat ini. Apalagi pria itu memang adalah suaminya. Betapa dia menginginkan hal itu sama seperti yang diinginkan oleh semua wanita di muka bumi ini.Aiyana menciptakan masalah yang sudah semakin berkembang dan dia terseret dalam arus kehidupan bersama Simon yang tamak terhadap uang. Uang adalah masalah utama dalam hidup.Semua kehidupan yang gagal dimiliki Aiyana dengan Afgan, juga karena pria itu adalah pewaris arogan yang dipaksa menikah dengannya dan dia sendiri menikah karena kebutuhan untuk menutupi sejumlah besar uang yang menjadi utang sang ayah.Afgan tidak menoleh sama sekali terhadap panggilan Aiyana, melainkan terus melangkah menuju ke pintu utama dan membuka pintu tersebut.Simon berdiri dengan gagah di awalnya, karena dia sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

196. Daddy kami?

Wajah mereka semakin dekat, dan Afgan ingin sekali mencium Aiyana, tetapi pada saat sebelah tangannya memegang wajah Aiyana, wajah Afgan berubah drastis."Aiyana, kamu demam!" serunya tiba-tiba."Iya, aku merasa pusing." Aiyana memegang keningnya yang memang terasa sedikit hangat."Mari, kamu tiduran di ranjang dan aku akan mencari obat pereda demam," ucap Afgan dengan panik.Usai membantu membaringkan Aiyana, Afgan lalu bergegas membuka laci nakas di mana dia menyimpan obat pereda demam yang kemarin diberikan Dokter Amira."Ini, makan dulu obatnya," ucap Afgan sambil menyodorkan obat dan segelas air hangat.Aiyana menurut dengan patuh lalu berbaring sesudahnya. Selama beberapa hari, Afgan merawat Aiyana dengan penuh perhatian, meskipun sering kali ditolak dengan dingin. Dia menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka, berusaha membuat kenangan baru yang berharga bagi keluarga mereka. Afgan memasak untuk mereka bahkan membantu membersihkan r
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

197. Selama kamu belum menjadi milik orang lain.

Afgan memegang pipinya yang terasa nyeri. Kedua matanya memerah dan menatap Aiyana dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan."Apa maumu? Aku hanya seorang wanita yang belum bercerai. Kami ... kami hanya terlibat dalam beberapa masalah." Aiyana mendorong tubuh Afgan lalu melangkah menuju ke ranjang dan duduk di atasnya."Apakah kamu mempunyai maksud tertentu?""Aku mencintaimu, Adelia!" seru Afgan tanpa ragu lagi.Perkataannya malah membuat Aiyana tertawa terbahak-bahak. "Adelia? Kamu hanya demam sekali dan sudah kehilangan pikiranmu? Sehingga salah mengingat? Aku Aiyana! Lihat baik-baik! Buka matamu, Afgan!" Aiyana meninggikan suaranya dan melipat tangan di bawah dada."Kamu masih ingin membohongiku? Kamu Adelia milikku!" seru Afgan lalu hendak mendekati Aiyana, tetapi wanita itu segera berdiri dan bermaksud menghindar.Namun, tubuh Afgan lebih tinggi dan kekuatannya lebih besar. Dengan dorongan tubuhnya, Aiyana terlempar ke ranjang dan A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

198. Tidak punya etika!

Dengan langkah lesu, Afgan terpaksa berjalan kaki sampai ke perhentian bus karena tidak ada taksi yang lewat sama sekali.Afgan duduk merenung di kursi besi dingin, tempat di mana dia harus duduk untuk bus berikutnya setengah jam lagi. Cuaca dingin di sekitarnya membuat Afgan mengetatkan jas yang dipakainya. Beberapa pemuda-pemudi bercanda tawa di samping dan mereka melihat media sosial sambil melirik ke arah Afgan."Sepertinya dia bukan orang sini," ucap salah seorang gadis yang berpakaian casual dengan model kaos yang memperlihatkan pinggangnya. Gadis itu tersenyum dengan gaya mengoda, tetapi Afgan segera memalingkan wajah.Sekilas, Afgan melirik dengan malas terhadap gaya berpakaian gadis tersebut sambil merenungkan bagaimana bila Joanne akan beranjak remaja sebentar lagi lalu berdalam dalm kumpulan pemuda-pemudi dengan pakaian casual yang minim kain.Afgan menggelengkan kepalanya. "Aku harus segera bertindak!"Dengan cepat, Afgan mengambil bend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

199. Kita sudah sangat basah saat ini!

"Aiyana." Afgan balas memangil Aiyana dengan suara penuh kelembutan."Afgan, lepaskan. Kita sudah sangat basah saat ini!"Mendengar hal itu, Afgan mulai tersadar lalu melepaskan kedua tangannya yang merangkul pinggang Aiyana.Aiyana menundukkan tubuhnya untuk meraih payung yang terjatuh di lantai. Afgan menatap Aiyana dengan penuh penyesalan atas insiden tadi. Wajahnya yang tampan kini terlihat serius, memperlihatkan raut keprihatinan yang dalam. "Maafkan aku, Aiyana. Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu terkejut dengan sikapku selama ini," ucapnya dengan suara lembut.Aiyana tersenyum lembut, mencoba untuk meredakan ketegangan di udara. "Tidak apa-apa, Afgan. Yang penting kita baik-baik saja," jawabnya sambil menggenggam erat payung yang berhasil diambilnya dari lantai.Mereka berdua kemudian berjalan bersama keluar dari hujan, menuju tempat duduk di dalam pemberhentian bus yang lebih aman. Jaraknya hanya sejauh dua meter dari tempat mereka b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

200. Map putih yang mencurigakan

Afgan mengabaikan rasa malunya menaiki bus, seorang pewaris dari keluarga tajir dan tidak pernah kekurangan apa pun dalam hidupnya kecuali cinta dari seorang Adelia.Saat sampai di pemberhentian bus dekat hotel, Afgan turun lalu harus berjalan kaki sejauh 500 meter untuk sampai ke pintu utama hotel tempat dia menginap.Karena tubuh yang lelah, Afgan langsung menuju mendekati lift dan menekan tombol ke atas.Ting!Pintu lift terbuka dan alangkah terkejutnya pria itu karena yang berada di dalam lift adalah Melinda dengan putri mereka."Me-melinda," sapa Afgan dengan canggung.Melinda dan putrinya tidak keluar dari lift. "Masuklah, kami mencarimu tadi," ujar Melinda dengan wajah datar tanpa ekpresi.Afgan menelan salivanya yang terasa pahit. Tidak ada sebuah panggilan 'Dad' dari putrinya tersebut. Afgan hanya mendapatkan dua wajah yang datar.Keheningan terjadi sampai lift berhenti di lantai ke 12 di mana terdapat presidential suite. Afgan menginap di sana selama ini.Ting!Suara lift me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
37
DMCA.com Protection Status