Home / Fantasi / ISTRI KECIL SANG KAISAR / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of ISTRI KECIL SANG KAISAR : Chapter 61 - Chapter 70

81 Chapters

Bab. 61

Kaisar Yuan dan Shen Jin melangkah keluar dari aula istana utama, diikuti oleh Yueyin dan Pangeran Liu Jun. Angin malam yang sejuk menyapu wajah mereka, membawa aroma bunga melati yang mekar di taman istana. Langkah mereka terdengar lembut di atas lantai marmer yang dingin, menciptakan irama yang tenang di tengah keheningan malam.Sesampainya di kediaman Shen Jin, Kaisar Yuan segera berpamitan. "Shen Jin, aku akan pergi keluar sebentar. Istirahatlah dulu," ucapnya dengan lembut, suaranya seperti bisikan angin yang menenangkan. Shen Jin, yang duduk di atas tempat tidur dengan bantal sutra berwarna merah muda, mengangguk tegas sambil tersenyum lebar. Senyumnya memancarkan kehangatan yang membuat ruangan terasa lebih hidup.Kaisar Yuan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Yueyin yang berdiri tidak jauh dari mereka. "Yueyin, jaga Permaisuri dengan baik," ucapnya dengan nada tegas namun penuh perhatian. Yueyin mengangguk paham, matanya menunjukkan kesungguhan dan kesetiaan.Dengan la
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

bab. 62

Kaisar Yuan beranjak dari kamarnya, diikuti oleh Pangeran Liu Jun. Langkah mereka terdengar mantap di sepanjang koridor istana yang megah, dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan lampu-lampu berkilauan. Sementara itu, Kaisar dan Permaisuri Agung tengah menunggu di aula utama dengan perasaan yang gelisah, wajah mereka menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.Beberapa menit kemudian, Kaisar Yuan dan Pangeran Liu Jun tiba di aula. Suasana tegang terasa di udara, seolah-olah setiap orang menahan napas menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Kau sudah datang?" ucap Permaisuri Agung seraya menghampiri Kaisar Yuan. Suaranya lembut namun penuh dengan kekhawatiran. "Kita duduk dulu," sambungnya, mengisyaratkan mereka untuk duduk di kursi-kursi yang telah disiapkan.Setelah mereka duduk berkumpul, Permaisuri Agung pun mulai menginterogasi Kaisar Yuan tentang kejadian aneh yang tengah melanda Kerajaan Bai Li Yuan. "Yua'er, Apa benar Shen Jin telah memakan buah pemberian
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab. 63

Pagi itu, sinar matahari perlahan menyelinap melalui celah-celah tirai, membangunkan dunia dengan lembut. Suara burung berkicau di luar jendela, seolah-olah menyambut hari baru dengan penuh semangat. Di dalam kamar, Shen Jin terbangun dari tidurnya, matanya perlahan membuka, menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang hangat.Dia menarik nafas dalam-dalam, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka. Aroma embun pagi dan bunga-bunga yang mekar memenuhi ruangan, memberikan rasa tenang dan damai. Ketika ia hendak bangun, ia merasakan sedikit berat di bagian perut. Matanya langsung turun melihat ke bagian perut, dan ternyata sebuah tangan melingkar disana. Shen jin , dengan gerakan lambat, dia menyingkirkan tangan kaisar Yuan yang melingkar di perutnya, lalu bangkit dari tempat tidur. Langkah pertamanya menuju jendela, dia membuka jendela sepenuhnya, membiarkan cahaya matahari membanjiri kamar. Pemandangan taman yang hijau dan bunga-bunga yang berwarna-warni
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab. 64

Masing-masing pemimpin sekte terkejut ketika mendengar pemimpin sekte langit mengungkapkan bahwa anggur keabadian telah hilang. Ruangan yang biasanya penuh dengan suara desiran angin kini dipenuhi keheningan tegang, seolah waktu berhenti."Bagaimana bisa anggur itu hilang?" Pemimpin sekte Phoenix mengerutkan keningnya, matanya menyipit tajam, berusaha memahami situasi yang rumit ini. "Sepertinya orang ini memiliki tingkat kultivasi yang sangat tinggi," tambahnya, suaranya rendah tetapi penuh keyakinan.Kabar mengejutkan ini akhirnya sampai di telinga Bai Xiu Xue. Bayangan pikirannya dipenuhi dengan berbagai skenario buruk, dan setelah kejadian penculikan terhadap Shen Jin, Bai Xiu Xue sekarang bersembunyi di tempat yang hampir tidak mungkin dideteksi oleh Bai Li Yuan. Setiap suara angin yang menerpa dedaunan di tempat persembunyiannya, terasa seperti bisikan ancaman yang mengingatkan akan bahaya yang selalu mengintai.Sementara di kerajaan Bai Li Yuan, Shen Jin tengah menikmati buah a
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab. 65

Di tengah-tengah hutan yang gelap dan berkabut, dalam dunia manusia, terdapat sebuah bangunan kecil yang terbuat dari kayu, hampir tersembunyi oleh bayang-bayang pepohonan yang tinggi. Bai Xiu Xue berdiri di sana, pandangannya tertuju ke arah depan. Senyum iblisnya terpancar, menambah kegelapan suasana, saat dia menerima kabar dari siluman burung tentang hilangnya buah anggur keabadian."Yang Mulia, para sekte tengah berencana untuk mencari keberadaan buah anggur keabadian," kata siluman burung, suaranya rendah dan penuh rasa hormat, sembari membungkukkan badannya.Bai Xiu Xue mendengarkan dengan seksama, matanya yang tajam menyorotkan kilauan kegembiraan. "Bagus," gumamnya pelan namun penuh arti, "biarkan mereka mencari. Namun, pastikan mereka tidak menemukannya sebelum kita." Siluman burung mengangguk dengan tegas. "Kami sudah mengerahkan mata-mata ke berbagai wilayah, Yang Mulia. Mereka akan melaporkan setiap pergerakan sekte."Bai Xiu Xue menatap ke dalam kegelapan hutan, pikiran
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab. 66

Malam pelan-pelan menyerah pada kehadiran fajar. Langit biru tua perlahan berubah menjadi ungu muda, kemudian merona merah keemasan. Bintang-bintang berpaling, menyerahkan tempatnya pada cahaya pagi.Udara dingin malam berubah hangat, membawa aroma embun dan bunga-bunga yang mulai mekar. Suara burung-burung bernyanyi, mengiringi detak jantung pagi.Bayangan malam menghilang, digantikan oleh sinar matahari yang lembut. Dunia terbangun dari tidurnya, menyambut hari baru dengan penuh harapan dan semangat.Cahaya pagi memancarkan kehangatan di setiap sudut, mengusir sisa kegelapan. Awan-awan tipis berwarna merah jambu dan emas, seperti lukisan alam yang indah.Suara alam semakin hidup: burung-burung berkicau, air terjun mengalir, dan daun-daun bergoyang. Semua menyambut pagi dengan kesegaran dan kebahagiaan.Langit biru cerah, matahari muncul, membawa harapan dan energi baru. Dunia terasa segar, dan hari ini menjanjikan keindahan dan keajaiban.Di pagi yang masih sangat buta, entah sejak
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab. 67

Mendengar situasi yang semakin mengkhawatirkan. Setelah menenangkan Shen Jin hingga membuatnya tertidur, kaisar Yuan beranjak dari kamarnya menuju ruang pribadi. Mendengar situasi yang semakin mengkhawatirkan, Kaisar Yuan merasakan kecemasan yang merayap di sudut-sudut pikirannya. Malam itu, setelah menenangkan Shen Jin hingga membuatnya tertidur lelap, ia beranjak dari sisi tempat tidur. Langkah-langkahnya yang mantap menggema di koridor istana yang sunyi, menuju ruang pribadinya yang terletak di sayap timur.Saat tiba di depan pintu yang besar dan berornamen rumit, Kaisar Yuan berhenti sejenak. Di hadapannya berdiri Liu Jun, seorang pengawal setia dengan tatapan mata yang tajam namun setia. "Liu Jun," kata Kaisar Yuan, suaranya tenang tapi penuh kewibawaan, "Aku akan melakukan meditasi. Aku percayakan padamu untuk menjaga kakak ipar mu."Liu Jun membungkuk dalam tanda hormat. "Baik, Yang Mulia," jawabnya tegas, tanpa sedikit pun keraguan.Setelah itu, Kaisar Yuan kembali melangkah
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab. 68

Shen Jin terus saja mengoceh seraya menggerakkan kedua tangan ke atas ke bawah, seolah-olah mencoba menjelaskan sesuatu yang sangat penting. Pergerakannya semakin terbatas karena perutnya yang semakin membesar, menciptakan bayangan bulat yang bergerak mengikuti gerakan tubuhnya."Aku sungguh tidak mengerti, di saat aku sedang hamil besar seperti ini, Yua'er malah tidak ada di sampingku. Padahal kan aku butuh perhatiannya," celoteh Shen Jin dengan nada yang terdengar kesal. Suaranya menggaung pelan di ruangan yang sepi, menciptakan suasana hening yang aneh. Tiba-tiba, Shen Jin menghentikan gerakkannya, detik kemudian ia mengernyitkan dahi karena merasa hening dengan suasana sekelilingnya. "Yueyin, kenapa kau diam saja?" ucap Shen Jin, mencoba memecah kesunyian yang tiba-tiba itu. Saat hendak membalikkan badan, tiba-tiba seseorang sudah memakaikan mantel hangat ke tubuhnya. Shen Jin sedikit terkejut dan menolehkan kepalanya dengan cepat. Matanya membelalak, tidak percaya dengan apa ya
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab. 69

Di paviliun barat yang sunyi, diterangi hanya cahaya remang lampu minyak, Xiu Xianren berdiri tegak. Angin malam berbisik lembut di antara dedaunan bambu, membawanya aroma tanah basah dan bunga melati. Matanya, sehitam batu obsidian, tertuju pada langit malam. Ribuan bintang berkelap-kelip, seperti berlian yang tersebar di atas kain beludru hitam pekat. Bulan purnama, bulat sempurna, memancarkan cahaya keperakan yang menyelimuti halaman dengan aura mistis. Keheningan malam hanya diiringi oleh suara jangkrik yang bercicit nyaring.Tak lama kemudian, langkah kaki terdengar mendekat. Zhang Wei, teman seperguruannya yang tampan dengan senyum ramah, muncul dari balik bayangan. Ia berjalan dengan tenang, jubah sutra biru tua berkibar lembut mengikuti langkahnya. Ia berdiri di samping Xiu Xianren, pandangannya turut tertuju pada langit yang dihiasi bintang-bintang. Keduanya terdiam sejenak, menikmati keindahan alam malam itu.Kemudian, Zhang Wei berseru, suaranya bercampur kekaguman
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab. 70

Pagi-pagi sekali, Zhang Wei dan Xiu Xianren sudah tiba di istana untuk menemui Kaisar Yuan. Mereka berjalan melalui lorong-lorong yang dihiasi lukisan-lukisan indah dan patung-patung megah, menuju ke ruang kerja Kaisar Yuan yang penuh wibawa dan keanggunan.Setelah menunggu sejenak, akhirnya mereka dipersilakan masuk. Di dalam ruangan yang dipenuhi aroma teh harum, Kaisar Yuan duduk di balik meja besar dari kayu jati, sembari menyesap teh hangat dari cangkir porselen berwarna biru. Pandangannya yang tajam menatap Zhang Wei dan Xiu Xianren dengan penuh minat."Guru, Tuan Zhang, apa yang membuat kalian pagi-pagi sekali ingin bertemu denganku?" tanya Kaisar Yuan dengan suara lembut namun penuh wibawa, seraya menyesap teh hangatnya."Yang Mulia, aku dan kakak seperguruan ingin pergi ke suatu tempat," ujar Xiu Xianren dengan penuh hormat. Kaisar Yuan mengernyitkan dahi, kerutannya semakin dalam. Lalu, ia meletakkan cangkir teh dengan gerakan lembut, nyaris tanpa suara."Pergi ke suatu temp
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status