Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 221 - Chapter 230

279 Chapters

Bab 221 : Jujur Ke Andra

"Kamu masih tetap saja cengeng."Oriaga menghapus air mata Shanaya yang membasahi pipi. Dia menipiskan bibir memandangi Shanaya yang datang ke penthousenya untuk menceritakan apa yang terjadi."Tidak perlu mengirim uang ke wanita itu lagi, toh uangnya juga dia pakai untuk kesenangan sendiri. Aku yakin ayah tidak ikut menikmatinya," kata Shanaya. Dia mengusap mata kemudian memajukan bibir karena kesal."Lalu apa benar kamu menyewa apartemen di bawah untuk ayahmu?"Oriaga menyematkan helaian rambut Shanaya ke belakang telinga, mengusap pipi gadis itu yang langsung menyandarkan kepala ke dadanya."Benar, aku tidak akan mengizinkan ayah kembali ke rumah wanita itu." Shanaya memejamkan mata sejenak. Kemudian mendongak penuh harap agar idenya disetujui Oriaga."Lakukan apapun yang kamu anggap baik, aku tidak akan melarangmu melakukan hal-hal yang kamu inginkan." Oriaga mencium puncak kepala Shanaya. Mengusap punggung kemudian menghidu aroma wangi shampo yang menguar dari rambut gadis itu."
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 222 : Pria Yang Kecewa

Shanaya menunggu Oriaga datang ke kafe tempatnya bertemu dengan Andra tadi. Pria itu berjalan cepat masuk lalu mencari-cari di mana Shanaya duduk. Oriaga merasa khawatir. Dia bahkan langsung berlari mendekat melihat Shanaya berdiri."Apa kamu baik-baik saja?" Oriaga terlihat cemas, dia mendekat dan meraih tangan Shanaya lalu menatap cincin yang tergelatak di atas meja.Menyadari tatapan Oriaga tertuju pada benda yang biasanya dipakai untuk mengikat janji suci itu, Shanaya pun buru-buru meraih cincin itu dan menggenggamnya."Andra marah, aku benar-benar bingung harus bersikap bagaimana lagi padanya," lirih Shanaya.Oriaga hanya diam, sejenak tertegun setelah melihat cincin yang diberikan oleh Andra ke Shanaya. Oriaga sendiri saat ini sedang merasa menjadi manusia egois, menjadi sosok dewasa yang malah menghancurkan dan menyakiti hati keponakan yang seharusnya dia lindungi."Aku tidak mungkin meninggalkan cincin semahal ini di sini," imbuh Shanaya saat berpikir Oriaga mungkin merasa tak
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 223 : Menjemput Andra

“Ada apa?” tanya Isaak yang buru-buru keluar dari kamar setelah mendengar Shanaya memanggil. Pipi Isaak bahkan bersemu merah karena malu putrinya memergoki kelakuannya.Shanaya sendiri terlihat cemas, lantas mencoba menjelaskan.“Aku butuh bantuan."“Bantuan apa?” tanya Isaak panik melihat Shanaya yang terlihat gusar.“Tolong Papa jemput Andra, dia saat ini sedang mabuk di klub,” ucap Shanaya sambil memperlihatkan alamat klub tempat Andra berada pada Isaak.“Dari mana kamu tahu kalau Andra mabuk di sana?” tanya Isaak menyelidik.Shanaya mengembuskan napas kasar, lantas menjawab, “Tadi ada seorang wanita meneleponku. Dia mengabari kalau Andra saat ini sedang berada di klub dalam kondisi mabuk."Isaak mengerutkan alis mendengar ucapan Shanaya. Dia keheranan karena tak menyangka Andra bisa dekat dengan wanita selain sang putri.“Wanita? Bagaimana mungkin ada wanita yang dekat dengan Andra, bukankah dia bucin sekali padamu?” tanya Isaak dengan dahi berkerut halus.“Papa jangan membahas ma
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 224 : Tidak Pernah Bahagia

Mauri pulang setelah memastikan Andra pergi dengan aman bersama Isaak. Namun, baru saja sampai rumah, Mauri terkejut ketika melihat ayahnya yang sedang menunggu di ruang tamu.“Kamu dari mana malam-malam begini?” tanya ayah Mauri dengan nada suara tinggi.“Aku ada urusan dengan temanku,” jawab Mauri berusaha tenang ketika melihat ayahnya yang terlihat emosi.Ayah Mauri memang overprotektif, sampai Mauri merasa terkekang hingga tak bisa bernapas ketika mendengar amukan sang ayah karena hal-hal sepele.“Ini sudah malam, apa temanmu itu tidak tahu waktu, hah!” amuk ayah Mauri lagi.Mauri terlihat kesal karena ayahnya terus marah-marah seperti ini. “Aku sudah besar, kenapa Papa terus saja mengatur-ngaturku, seolah aku ini masih anak-anak!” balas Mauri dengan nada yang tak kalah tinggi.“Papa melakukan ini demi kamu juga!” ujar Danur — ayah Mauri. Matanya melotot dengan wajah garang penuh rasa kesal.“Papa cuma tidak ingin kamu sampai seperti kakakmu!” pungkas Danur membahas anak pertamany
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bab 225 : Gadis Pemberani

Siang harinya, Andra pun pergi menjemput Mauri di tempat kerja wanita itu. Mauri bekerja di sebuah perusahaan asing dan Andra tidak bertanya di posisi apa Wanita itu ditempatkan.“Apa kamu sudah lama menunggu?” tanya Mauri sesaat setelah masuk mobil Andra.“Tidak juga,” jawab Andra sambil memperhatikan Mauri yang sedang memasang sabuk pengaman. Setelah Mauri menoleh sambil memulas senyuman, Andra pun mengemudikan mobil meninggalkan gedung perusahaan.Andra mengajak Mauri ke sebuah restoran cepat saji. Mereka memesan tempat dan kini sudah duduk menunggu makanan diantar oleh pelayan.“Apa kamu benar-benar sudah baik-baik saja?” tanya Mauri memastikan.“Aku sedang patah hati,” balas Andra tanpa rasa sungkan.Mauri melihat kekecewaan yang sangat dalam di tatapan mata Andra, hingga sebuah rasa penasaran pun menggelayuti dadanya.“Apa wanita itu benar-benar sangat berharga untukmu sampai kamu seperti itu hanya karena patah hati?” Andra tersenyum getir mendengar pertanyaan Mauri. Dia memand
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 226 : Lebih Beruntung

Shanaya melihat Arumi hanya tergelak ironi mendengar ucapannya barusan. Dia pun mendekat ke Isaak dan Amora lalu mencubit gemas pipi Issa."Kalian hati-hati di jalan," ujar Shanaya ke Isaak juga Amora."Bukannya aku yang seharusnya berkata begitu," balas Isaak dengan cara berbisik. "Pastikan kamu masuk ke rumah dan mengunci pintunya, jangan keluar apapun yang terjadi."Shanaya tersenyum menyadari Isaak sangat mencemaskan kondisinya. Dia pun mengangguk kemudian masuk dan melakukan apa yang papanya perintahkan.Sejujurnya Shanaya merasa sangat kesal, ingin rasanya dia menjambak rambut Arumi yang bersikap bak sang dewi padahal berhati iblis.Isaak pun berjalan pergi setelah memastikan Shanaya benar-benar mengunci pintu. Dia tidak mungkin juga menunjukkan rasa bencinya ke Arumi lalu memilih sejenak berbasa-basi sebelum pergi."Apa kamu mencari Ori? Bukankah di jam ini dia masih ada di kantor?" Arumi tak menjawab, tanpa berkata apapun wanita itu memalingkan muka dan pergi dari sana.Amora
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 227 : Pembalasan Shanaya (1)

"Kamu memintaku untuk tidak percaya ramalan, tapi kamu meninggalkanku karena itu."Shanaya nyaman berada di pelukan Oriaga, mereka duduk di sofa setelah makan, sambil berpelukan dan meluruskan kaki. Kenyataan bahwa Oriaga mengkonsumsi obat penenang masih saja membuat Shanaya tak percaya."Maaf."Lagi-lagi hanya kata itu yang terlontar dari lisan Oriaga, membuat Shanaya tercekat dan tak lagi ingin membalasnya."Aku senang bisa memelukmu seperti ini, aku harap apapun yang terjadi nanti kamu tidak akan meningalkanku lagi." Shanaya semakin memeluk erat Oriaga. Gadis itu memejamkan mata sejenak karena sebuah rencana yang sudah dia susun untuk membalas Arumi harus segera terealisasikan. Dia hanya takut Oriaga menghalangi niatnya, meski pria itu sudah berkata tidak akan ikut campur."Apa Andra tidak menghubungimu?" Shanaya tiba-tiba merasa penasaran. Dia menjauhkan kepala untuk memandang Oriaga dan tiam-diam mencoba mencari tahu apakah masalah Andra ini memengaruhi pikiran pria itu."Tidak,
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 228 : Pembalasan Shanaya (2)

“Dari tadi aku lihat kamu terus tersenyum. Apa ada sesuatu yang membuatmu senang?” tanya Isaak saat melihat Shanaya tersenyum-senyum sendiri sambil memandang ponsel.Shanaya menatap ke arah Isaak masih dengan senyumnya. Dia menenggak jus yang ada di gelas, sebelum menjawab pertanyaan pria itu.“Entahlah! Aku hanya sedang senang saja,” jawab Shanaya sambil meletakkan gelas di meja.Isaak menaikkan satu sudut alis, tidak biasanya sang putri bersikap seperti itu.“Apa kamu mendapat pesan dari Oriaga? Apa dia memberimu sesuatu lagi? Apa kali ini? Saham? Atau jet pribadi?” tanya Isaak penasaran.“Papa kepo,”seloroh Shanaya yang tak mau menjawab pertanyaan Isaak.Meskipun kaget mendengar balasan dari Shanaya, tapi Isaak tetap tertawa karena bagaimanapun melihat putrinya bahagia, dia juga ikut bahagia.“Kamu akhir-akhir ini memang sedikit aneh,” ucap Isaak. "Meski sebenarnya jauh lebih baik, karena tampaknya kamu lebih bahagia," gumamnya di dalam hati.“Bukankah lebih baik aneh? Daripada hil
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Bab 229 : Pembalasan Shanaya (3)

Arumi jelas tak mau disalahkan begitu saja. Jika saat salah saja dia ngotot tak bersalah, apalagi saat ini yang memang benar-benar tidak bersalah. Arumi pun mendatangkan polisi untuk mengecek wanita dan pria yang dituduh menipunya. Bahkan dia mengeluarkan rekaman Cctv dengan muka memandam amarah.Polisi pun melihat rekaman Cctv yang terpasang di dinding belakang pria itu. Semua orang memperhatikan termasuk Arumi, tapi mereka tak melihat ada yang aneh di sana.“Kami tidak melakukan apa pun, bahkan kami menunggu kamu berbicara dengan wanita tadi. Bagaimana bisa kamu menuduh kami menukar dan mencurinya.” Wanita itu bicara sambil memperlihatkan rasa kesal yang dibuat-buat untuk meyakinkan aktingnya.Dalam rekaman itu, wanita dan pria yang datang tadi memang tidak melakukan gerakan yang mencurigakan. Sang pria menukar perhiasan hanya dengan menggerakkan tangan cepat. Apalagi dia duduk memunggungi kamera, sehingga kamera Cctv tak bisa menangkap gerakan tangannya.“Kalian pasti menyembunyik
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Bab 230 : Pembalasan Shanaya (4)

Arumi benar-benar emosi dan merasa ditipu. Dia sampai mengecek berkali-kali rekaman Cctv di jam perhiasan itu berubah dari asli menjadi palsu, tapi dia tak mendapatkan kejanggalan sama sekali.“Supplier tidak memobohongiku, semuanya asli. Bahkan sisa material yang dicek pun memang asli. Tapi bagaimana bisa perhiasan ini berubah?”Arumi memandang perhiasan yang ada di kotak. Dia tidak akan membiarkan siapa pun mengerjai dan membuatnya rugi. Dia kembali mengecek rekaman Cctv tapi tak ada yang mencurigakan. Hingga dia melihat rekaman setelah kejadian, di saat polisi datang.“Tunggu!” Arumi melihat yang janggal.Arumi melihat wanita yang datang terakhir di galerinya, terekam sedang mengambil sesuatu di kolong sofa.“Apa yang diambilnya?” Arumi menjeda video yang diputar tepat saat wanita yang baru saja mengambil sesuatu itu hendak memasukkan ke tas. Dia lantas memperbesar resolusi gambarnya, hingga bisa melihat apa yang dipegang wanita itu.“Plastik?” Arumi mengerutkan dahi melihat sebua
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
28
DMCA.com Protection Status