Dalam penerangan cahaya mentari yang menyinari, ruangan kantor tersebut terlihat lebih manusiawi. Alan Stuart, sedang kedatangan salah satu tamu 'kesayangannya,' Pria itu melirik rendah. Kedua orang itu yang saling tidak berbicara satu sama lain. Meraih gelas kecil berisikan martininya, sang pria menyesap sekilas. "Kali ini ada maksud apa dengan kunjungan mu?" "Kita sudah menahan terlalu lama, kapan kau akan melancarkan serangannya?" "Sabar," dihembuskannya rokok dari mulut, membuat si perempuan terbatuk dan sedikrit tidak nyaman. Meliri melalui ujung mata, "Tenang, semua harus berjalan dengan sempurna. Jika salah sedikit, pengawal keluarga Dendanious akan mengetahui dengan segera pergerakan kita di belakangㅡit's more dengerous." Mata perempuan itu entah mengapa dipenuhi dengan bara api yang berkobar luar biasa. Membuat sang pria tersenyum. Lalu, mendengar suara lembut perempuan berambut cokelat itu berkata, "Jika rencana menghancurkan perusahaan Mino sulit, bawa istrinyaㅡpernikaha
Read more