Home / CEO / Perjodohan Gila dengan CEO Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Perjodohan Gila dengan CEO Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

BAB 20

Marcus memutuskan untuk menetap sejenak. Irene merupakan wanita dengan personality yang tidak bisa Marcus bayangkan; terlihat dingin tapi juga hangat. Benar-benar tipe yang berbeda dari beberapa perempuan yang telah ia kencani selama ini. Entah mengapa, Marcus merasa ia dan Irene adalah teman lama yang berpisah dan kembali dipertemukan. Obrolan mereka juga selalu seru, sering sekali bertukar pikiran, dan juga bercanda. Tidak seperti kakaknya yang kaku. "Oh, lalu apa pekerjaan mu sekarang?" Perempuan dengan rambut dicepol itu menatap ke arah adik iparnya. "Membantu Mino di perusahaan?""Aku?" Marcus menunjuk dirinya sendiri seraya melirik sinis Mino, yang dibalas dengan tatapan jegah dari sang kakak. "Bekerja di bawah nya dan menjadi bawahan dia? Lebih baik jadi duta shampoo, oops."Irene terbahak, tertawa puas hingga terpingkal-pingkal. Ketawanya terlihat kencang namun tidak berisik. Mino menatap lama pada sosok perempuan yang berstatus sebagai istrinya tersebut. Ah, selama mereka
Read more

BAB 21

Mobil Mercy hitam E Class yang dikendarainoleh supir pribadi melaju dengab kecepatan konstan dari Washington menuju New York. Memang bukan perjalanan yang singkat, akan tetapi dengan adanya kendaraan pribadi bisa menghemat pengeluaran transportasi Ireneㅡlupakan kartu gold yang diberikan oleh Mino, selama Irene masih bisa menggunakan uangnya sendiri, dan selama kebutuhan itu tidak mendesak, Irene masih mampu menghidupi dirinya sendiri. Terutama ketika ia adalah seorang dokter. Lee merupakan ketua dari Beta, pria itu mengikuti Irene dan duduk di kursi samping supir, sementara Irene duduk di kursi penumpang. Di belakang mereka terdapat mobil Alphard yang mengikuti dari belakang; itu adalah mobil bodyguard bawahan Lee, hanya saja jumlahnya tidak fantastis, mungkin sekitar 5 sampai 6 bodyguard dikerahkan untuk menjaga Irene. "Lee, berikan makanan yang diplastik hitam untuk yang lainnya ya, aku masak kebanyaka tadi," ujar Irene. Perempuan itu menunjuk pada platik hitam yang posisinya muda
Read more

BAB 22

Mino sedang memeriksa ulang data di dalam PC kantor. Pria itu tidak sendiri tentunya, ada Albert yang menemaniㅡdia sedang duduk di salah satu sofa dengan beberapa dokumen kertas yang berserakan di atas meja. Terdapat kopi yang telah tertandas hingga setengah cangkir, dan dingin. Dalam keheningan yang memuakan, suara pintu terbuka menjadi trigger tersendiri. Mino dengan kesal membanting salah satu dokumen ke atas meja, "Blaire, sudah aku bilang berapa kali, aku sibuk, tidak mau diganggu!" Suara Mino keras, penuh emosi. Albert yang juga melihat ke arah pintu, tertegun. Pria dengan rambut hitam itu menelan saliva. "Mino," tegur Albert. Mino mengalihkan padangannya dari PC ke arah sang sahabat, sorot matanya dipenuhi dengan amarah, "What?" "Jadi, kau tidak mau diganggu oleh ku?" Tak lama kemudian alunan merdu menembus gendang telinga Mino. Pria dengan jas cokelat tua itu terdiam membeku. Matanya menatap ke arah Albert dengan penuh tanda tanya seolah ia sedang berhalusinasi, sebelum k
Read more

BAB 23

Di sisi lain, Irene yang masih terlelap terganggu oleh bunyi dering ponselnya sendiri. Perempuan itu mengeratkan selimutnya, tangannya meraih-raih ke nakas meja, sebelum mendapatkan ponselnya sendiri. Ia kemudian mengangkat telepon dengan suara serak, "Hello?" "Kenapa suara mu terdengar serak, Rene? Kau sakit?" Mendengar suara sahabatnya Irene terbelalak. Perempuan itu segera terbangung, tetapi kemudian rasa sakit menghantamnya dibagian bawah tubuh. Menarik napas banyak-banyak, ia bersumpah akan menendang Mino dan plmembatasi kegiatan bercinta mereka ke depannya! "Nope, aku baru bangun tidur." Berdekhem pelan, "Bagaimana Jennie, ada sesuatu?" "Ah ya, just want to inform you that My wedding day are two days to go." "Ah?" Sejenak, Irene melupakan segalanya. Lalu berteriak kencang, "Ya ampun, Jennie. Selamat! Finally you got what you wanted." Jennie tertawa kecil mendengar reaksi sahabatnya, "Yea, sure, thank you. Jangan lupa datang, okay?" "Tentu." Keduanya saling bertukar kabar
Read more

BAB 24

Mobil Roll Royace yang dikendarai langsung oleh Son telah sampai di sebuah manor bergaya eropa abad pertengahan. Rumah ini jelas berbeda daripada rumah orang Amerika kebanyakan. Jarak dari kantor menuju rumah ini cukup jauh, sehingga Mino tidak akan menyalahkan Irene apabila wanita itu terlelap dalam buaian mimpi. Jika diperhatikan, saat tertidur Irene masih terlihat cantik. Pria itu kemudian dengan perlahan membawa Irene ke dalam pangkuannya. Memeluk, sebelum membawanya dalam dekapan hangat Mino. "Tuan," panggil Son. "Kau bawa tas ku ke ruang kerja. Setelah itu, tolong panggil Eden ke sini. Sekalian panggilkan Lee juga." Son membungkuk kan badan. Matanya tidak berani memandang ke mana punggung Mino pergi. Pria itu dengan cekatan melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya. Mino membawa Irene ke lantai dua, di mana kamarnya berada. Pria itu dengan lembut meletakan Irene di atas ranjang, menarik selimut hingga menutupi leher. Setelah memastikan bahwa AC ruangannya menyala, bar
Read more

BAB 25

Keesokan harinya, Irene yang saat ini tidak memiliki pekerjaan sejak memutuskan untuk pindah, memutuskan untuk mengabari dokter Hans perihal kepindahannya dan berpamitan. Setelah itu, perempuan itu juga dengan telaten mengurus Mino dipagi hari yang tampak sibuk ke sana dan ke mari. Perempuan itu segera memasangkan dasi. "Sore nanti, aku akan pergi ke Los Angeles, sepupu ku menikah, dan aku harus menghadirinya." "Boleh aku ikut?" Irene jelas tahu ke mana Mino akan pergi. Bagaimanapun juga, ia dan Jennie adalah sahabat. Mereka tidak menyembunyikan apapun, kecuali fakta bahwa Irene menikah dengan Mino. Termasuk, Joshua, sepupu jauh MinoㅡIrene mengetahui tentang itu. "Tapi, kalau begitu kau akan kesepian di hotel?" Tertawa pelan, "Tidak kah sama saja, di hotel dan di rumah?" Mino mengangguk setuju, "Aku menyetujui. Baiklah, kau bersiap-siap dulu, Son yang akan menjemput mu dan aku akan menunggu di bandara, okay?" Irene mengangguk, memahami maksud dari instruksi suaminya. Perempuan it
Read more

BAB 26

Malam ini, sambil diiringi hiruk piruk kota Loss Angeles, dengan gaun krem selutut, Irene memasuki ke dalam gedung yang telah disewa oleh keluarga Lexander. Wanita ini begitu cantik dengan rambut tergerai, dibagian belakang rambutnya terdapat pita putih yang terbuat dari kain satin. Sementara sebelah kiri memegang clucth nya, tangan kanan wanita cantik tersebut memegang sebuket bunga kecil dengan warna pastel yang indah. Seperti malaikat yang hilang di kota Loss Angeles. Setelah mengisi daftar hadir dan pihak wedding organizer mengantarnya ke meja keluarga Lexander. Hanya sedikit orang yang duduk di meja keluarga Lexander. Dalam pesta pernikahan, meja kedua keluarga berada di belakangㅡini adalah konsep yang Jennie inginkan. Ia hanya ingin keluarga Joshua dan keluarganya nyaman dari gangguan kolega yang ingin membangun 'koneksi' dengan orang tertentu. "Lissabeth, selamat datang, nak!" seru mama Jennie seraya memberikan sebuah senyuman manis. Wanita setengah baya itu menghampiri pere
Read more

BAB 27

Pagi ini cahaya mentari menyinari bumi, memberitahu kepada manusia di bawah bahwa ialah yang berkuasa di muka bumi. Sinarnya yang terang, memasuki celah-celah sempit tirai di salah satu hotel bintang lima di Loss Angeles. Irene Lissabeth Levebvè, terbangun karena sinar mentari terasa begitu menyangat kelopak mata. Perempuan itu hendak bergerak ketika pelukan dipinggang sempitnya mengerat. Sementara kepala pria di atasnya mengirupi harum wangi rambut sang wanita yang berada dalam dekapannya. "Sudah jam 8, Mino. We're late for breakfast." "Just a moment." Irene tidak menolak. Tubuhnya begitu sakit seperti tertindas mobil. Untuk pertama kalinya, Irene akan memikirkan ulang perihal angry sex bersama Mino. Pria ini sungguh keterlaluan. Marah hanya karena dia tidak memberitahu bahwa Jennie adalah sahabatnyaㅡoke, yang ini Irene mengakui jika salah. Akan tetapi, cemburu karena adiknya, Marcus, berdansa dengan dirinya? Tolong, tidakan pria yang menjadi suaminya ini waras? Entahlah, terkad
Read more

BAB 28

Mansion keluarga Levebvè memang tidak begitu besar atau semegah mansion keluarga konglomerat lainnya. Hanya saja, pemilik rumah lebih menyukai taman yang luas untuk dipandangi kala rasa lelah menyergap. Namun, tampaknya tidak untuk beberapa hari terakhir ini.Mansion keluarga Levebvè dipenuhi dengan kabut hitam, mencekam, dan seolah hendak menikam. Benar-benar perang dingin luar biasa di antara keluarga besar. Clara, yang sedang duduk menyandar di sofa ruang tamu, menatap sosok pria berabut hitam, yang beberapa rambutnya telah menunjukan tanda penuaan dengan tatapan tajam. Dadanya naik turun seolah ia tidak bisa menahan gejolak emosi yang membara. Pria tua itu terdiam. Membalikan koran, seraya melirik singkat ke arah perempuan di hadapannya, anak dari istri ia nikahi. "Di mana poker face mu, Clara? Tidak baik menunjukan emosi mu di hadapan musuh secara terang-terangan." "Papa!" tegur perempuan itu. "Kali ini apa lagi?" "Apa lagi, papa bilang?" Tersenyum skeptis, "Ke mana saja saa
Read more

BAB 29

Memutuskan untuk mengikuti Mino bukanlah keputusan yang mudah. Perempuan berpupil hazel sudah pernah memikirkan hal seperti ini akan terjadi. Bagaimanapun juga, sesukses apapun seorang wanita, mengikuti suami adalah sebuah kewajiban yang tidak terbantahkan. Terutama ketika tempat pekerjaan mereka berbeda. Wahsington DC dan New York memakan banyak waktu dan uang. Sebenarnya uang bukan menjadi masalah, effort yang dikeluarkan oleh pasangan dan saling mengerti serta komunikasi adalah kuncinya. Masalahnya adalah lelah yang menghantam tubuh. Jika menggunakan kendaraan pribadi bisa mencapai 4 Jam, maka dengan pesawat hanya membutuhkan 1 jam perjalanan. Rasa lelah ketika selesai kerja, jelas tubuh memerlukan tempat istirahat alih-alih terus memaksakan hingga sampai di rumah. Irene mengerti hal itu, dan ia coba mengambisll resiko. Sehingga di sinilah ia sekarang, di salah satu lokal coffee shop yang ada di mall terdekat. Memiliki banyak waktu luang sehingga terkadang ia merasa bosan di man
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status